Anda di halaman 1dari 39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini telah dilakukan di MAN 1 (Model) Kota Lubuklinggau

pada tanggal 04 juni – 11 Juli 2022, penelitian dilakukan sebanyak 3 kali

seminggu selama 3 minggu dengan durasi 25 menit. Responden yang berjumlah

responden dari populasi Remaja putri kelas X dengan disminore ringan atau

sedang di MAN 1 (Model) Kota Lubuklinggau sesuai dengan kriteria inklusi.

Alat ukur yang digunakan yaitu Angket Numeric Rating Scale (NRS). Penelitian

yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian pra-eksperimen dengan metode

pendekatan bersifat pre dan post test.

1. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan nilai rata-rata variabel

yang diteliti berdasarkan objek penelitian. Jumlah responden pada penelitian

ini sebanyak 30 orang siswi yang mengalami disminore.

Tabel 4.1
Nilai Rata-Rata Tingkat Nyeri Disminore PrimerSebelum Diberikan
Terapi Pilates Excersise Pada Siswi Kelas X di MAN 1 (Model) Kota
Lubuklinggau
Skala nyeri dismenore
Variabel N Mean SD Minimum-Maksimum

Sebelum diberikan terapi 30 4,60 1,19 3-6


Pilates Exercise 2

52
53

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat nyeri

dismenore sebelum diberikan terapi Pilates Exercise adalah 4,60, dengan

standar deviasi 1,192, skala nyeri pada siswa yag mengalami dismenore

sebelum dlakukan Pilates Exercise didapatkan tertinggi adalah 6 (nyeri

sedang) dan terendah adalah 3 (nyeri ringan).

Kemudian Responden diberikan intervensi berupa Pilates exercise

selama 25 menit dan dilakukan sebanyak 9 kali intervensi selama 3 minggu

berturut-turut pada hari pertama atau kedua haid. Semua responden

diberikan informasi untuk melakukan Pilates Exercise dan juga diajarkan

cara mengisi NRS (Numeric Rating Scale) yang bertujuan agar responden

dapat melakukan Pilates Exercise secara mandiri di rumah, setelah

melakukan Pilates Exercise lalu dilakukan evaluasi pada saat responden

mengalami masa haid dibulan selanjutnya. Hasilnya penelitian dapat dapat

dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4. 2
Nilai Rata-Rata Tingkat Nyeri Disminore Primer Setelah Diberikan
Terapi Pilates Excersise Pada Siswi Kelas X di MAN 1 (Model) Kota
Lubuklinggau
Skala nyeri dismenore
Variabel N Mean SD Minimum-Maksimum
Sesudah diberikan 30 1,80 1,349 0-3
terapi Pilates Exercise

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menujukkan bahwa rata-rata tingkat nyeri

dismenore setelah diberikan terapi Pilates Exercise adalah 1,80, dengan


54

standar deviasi 1,349, skala nyeri pada siswa yag mengalami dismenore

setelah dlakukan Pilates Exercise didapatkan tertinggi adalah 3 (nyeri

ringan) dan terendah adalah 0 (tidak nyeri).

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

sebelum dan setelah di berikan terapi Pilates Exercise pada siswi kelas X di

MAN 1 (Model) Kota Lubuklinggau. Hasil penelitian dapat dilihat pada

tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3
Uji Normalitas

Variabel Shapiro-Wilk
Statistic DF p-value
Sebelum diberikan terapi 0,836 30 0,000
Pilates Exercise
Sesudah diberikan terapi 0,721 30 0,000
Pilates Exercise

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa uji normalitas diatas

diketahui skala nyeri dismenore primer sebelum diberikan terapi Pilates

Exercise adalah 0,836 sedangkan skala nyeri dismenore primer sesudah

diberikan terapi Pilates Exercise adalah 0,721, hasil uji normalitasnya

mengunakan uji Shapiro-wilk didapat p-value ( 0,000) < 0,05 yang berarti

berdistribusi tidak normal. Dikarenakan hasil dari uji normalitas berdistribusi

tidak normal maka data dikelolah kembali mengunakan Uji Wilcoxon

Signed Rank Tes pada tabel dibawak ini;


55

Tabel 4.4
Pengaruh Pilates Exercise Terhadap Penurunan Nyeri Disminore Primer
Pada Siswi Kelas X di MAN 1 (Model) Kota Lubuklinggau

Test Statisticsa Post Test - Pre Test


Z -4,864b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

Berdasarkan hasil perhitungan Uji Wilcoxon Signed Rank Test diatas,

maka nilai Z yang didapat sebesar -4,864 dengan p-value (Asymp.Sig.2-

tailed) sebesar 0,000 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh pemberian terapi Pilates Exercise terhadap penurunan intensitas

nyeri disminore primer pada siswi kelas X di MAN 1 (Model) Kota

Lubuklinggau.

B. Pembahasan

1. Nyeri disminore sebelum diberikan pilates exercise

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat nyeri

dismenore sebelum diberikan terapi Pilates Exercise adalah 4,60, dengan

standar deviasi 1,192, skala nyeri pada siswa yag mengalami dismenore

sebelum dlakukan Pilates Exercise didapatkan tertinggi adalah 6 (nyeri

sedang) dan terendah adalah 3 (nyeri ringan). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa nilai skala nyeri sebelum dilakukan Pilates Exercise adalah skala

nyeri sedang.

Berdasarkan hasil diatas sesuai observasi pada saat penelitian, skala

nyeri dismnore sebelum diberikan terapi pilates exercise rata-rata


56

adalah  skala nyeri sedang. Hal ini menunjukkan bahwa nyeri sedang lebih

banyak dialami oleh siswi kelas X di MAN 1 (Model) Kota Lubuklinggau.

Keluhan nyeri yang dirasakan responden adalah seperti mendesis, raut

wajah menyeringai tetapi masih dapat mendeskripsikan lokasi dan rasa

nyerinya dan mampu berkomunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa nyeri

sedang lebih banyak dialami oleh siswi kelas X di MAN 1 (Model) Kota

Lubuklinggau. Keluhan nyeri yang dirasakan responden adalah seperti

mendesis, raut wajah menyeringai tetapi masih dapat mendeskripsikan

lokasi dan rasa nyerinya dan mampu berkomunikasi. Hal tersebut juga

dipengharuhi karna responden penelitian tidak mengerti cara-cara

menangulangan pengurangan nyeri dan kurang adanya penjelasan atau

bimbingan mengenai menstuasi dan penanganan dismenore.

Diperkuat oleh Marmi (2016) bahwa nyeri bisa semakin bertambah

karena   kurang berolahraga. Pada dasarnya nyeri haid merupakan hal yang

wajar yang dialami pada hari pertama dan hari kedua menstruasi khususnya

bagi para remaja dan rasa nyeri yang dialami setiap wanitapun berbeda–

beda. Akan tetapi apabila nyeri haid dirasakan terjadi secara terus menerus

dan dirasakan sangat menyiksa atau sangat mengganggu maka hal ini

tidaklah wajar, karena nyeri haid yang berkelanjutan dapat mengganggu

fungsi mental dan juga dapat mengganggu sistem reproduksi seorang wanita

(Restiyana, 2017).

Hal ini sejalan dalam Skripsi Restiyana (2017) menyebutkan bahwa

faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri dismenore salah satunya yaitu


57

faktor hormonal. Dismenore dikaitkan dengan produksi hormon progesteron

yang meningkat. Prostaglandin adalah zat kimia yang sangat mirip dengan

hormon yang berperan dalam mengatur berbagai proses dalam tubuh,

termasuk aktivitas usus, perubahan diameter pembuluh darah dan kontraksi

uterus. Zat tersebut dikeluarkan dalam jumlah sangat kecil oleh berbagai

organ dalam tubuh dan memiliki kisaran efek yang cukup berarti terhadap

organ-organ lokal. Tingginya pelepasan prostaglandin menyebabkan

tingginya kontraksi uterus. Akibat peningkatan aktivitas uterus yang

abnormal ini, aliran darah menjadi berkurang sehingga terjadi iskemia atau

hipoksia uterus yang menyebabkan nyeri pada masa mentruasi (Nagy, 2021).

2. Nyeri disminore sesudah diberikan pilates exercise

Setelah dilakukan pilates exercise pada 30 responden yang dilakukan

sebanyak 9 kali dalam 3 minggu, didapatkan skala nyeri pada siswa yag

mengalami dismenore setelah dlakukan Pilates Exercise didapatkan tertinggi

adalah 3 (nyeri ringan) dan terendah adalah 0 (tidak nyeri), rata-rata tingkat

nyeri dismenore setelah diberikan terapi Pilates Exercise adalah 1,80,

dengan standar deviasi 1,349. Dengan rata-rata keluhan nyeri yang dirasakan

responden terasa ringan seperti dicubit namun masih bisa ditoleransi dan

masih bisa berkomunikasi dengan baik. Dilihat dari perolehan nilai tersebut

dikategorikan mengalami penurunan intensitas nyeri disminore pada siswi

kelas X di MAN 1 (Model) Kota Lubuklinggau.

Hal ini dikarenakan peneliti memberikan teknik Pilates Exercise kepada

responden sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedur), ditambah


58

kepatuhan responden melakukan terapi yang telah dipraktekkan oleh

peneliti. Beberapa responden mengatan bahwa setelah melakukan terapi

secara berulang saat mentruasi selanjutnya, responden mengatakan tidak

mengalami kram dan kekakuan otot pada bagian abdomen saat menstruasi

sehingga mengurangi tingkat stres yang mereka rasakan dan membuat

responden merasa nyaman menjalani masa haidnya.

Sesuai dengan peneltian yang dilakukan oleh Bella (2020), Pilates

Exercise dapat meningkatkan aliran darah, otot dan ketidakseimbangan

postural serta memulihkan tubuh dan pikiran, sehingga memberikan

pengaruh dalam penururan nyeri disminore karena gerakan tersebut

memberikan fleksibilitas pada panggul untuk mengurangi rasa sakit.

Penurunan ini juga terjadi dikarenakan meningkatnya metabolisme,

keseimbangan tenaga dan kondisi hemodinami, serta meningkatkan aliran

darah panggul. Dengan menggunakan rangkaian gerakan dan pernapasan

yang terkontrol, pilates exercise dirancang untuk memperkuat otot-otot

postural bagian dalam. Semacam membangun otot korset disekeliling tubuh

yang bisa melindungi punggung dari kemungkinan terluka, rasa pegal, dan

nyeri (Lasyk,2016).

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Araujo, et. Al (2016), yang

mengatakan bahwa mekanisme Pilates exercise dalam menurunkan nyeri

mentruasi primer, ketika responden melakukan Pilates exercise maka

terjadila penerimaan implus saraf secara cepat, peningkatan kerja jantung,

peningkatan metabolisme yang menimbulkan saraf simpatis terpacu. Setelah


59

exercise selesai dilakukan, implus saraf perlahan-lahan melambat, kerja

jantung menurun, penurunan metabolism peningkatan elastisitas otot

abdomen bawah dan memacu saraf parasimpatis sehingga merangsang

reseptor di hipotalamus dan sistem dan sistem limbik yang ada diotak untuk

memproduksi dan mengeluarkan hormone endorphin. Hormon endorphin

keluar dan memberikan efek rileksasi sehinggan nyeri berkurang.

Mesikipun telah dilakukan intervensi yang sama namun penurunan

intensitas nyeri dismenore responden berbeda-beda tiap individunya.

beberapa responden mengatakan masih merasakan nyeri dengan tingkat

nyeri ringan  tetapi masih bisa melakukan aktifitas. Hal tersebut

dikarenakan setiap responden memiliki karakteristik yang berbeda

sehingga respon yang telah diberikan pun tidak bisa disamakan. Hal 

tersebut berhubungan dengan bagaimana responden mampu menerima

stimulus dalam melakukan Pilates Exercise dan bagaimana toleransi nyeri

yang dirasakan responden.

Sejalan dengan menuturan Uliyah & Hidayat (2015), pengalaman nyeri

pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah

toleransi nyeri, Toleransi nyeri erat hubungannya dengan adanya intensitas

nyeri yang dapat mempengaruhi seseorang menahan nyeri. Selanjutnya

pengalaman nyeri pada seseorang juga dapat dipengaruhi oleh arti nyeri itu

sendiri, bagaimana responden mampu memahami nyeri selama mentruasi itu

seperti apa. Beberapa responden mengatakan ketidak nyamanan saat

mentruasi waalupun tidak terdapat kram pada abdomen dan ekspersi wajah
60

seperti meringis, responden mengartikan ketidak nyamanan tersebut adalah

suatu nyeri walaupun masih bisa ditoleransi.

3. Pengaruh Pilates Exercise Terhadap Nyeri Haid

Penelitian ini membuktikan bahwa ada ada pengaruh setelah dilakukan

terapi Pilates Exercise terhadap penurunan intensitas nyeri disminore pada

siswi kelas X di MAN 1 (Model) Kota Lubuklinggau. Setelah dilakukan Uji

Wilcoxon Signed Rank Test di dapatkan p-value sebesar 0,000 (p<0,05)

sehingga keputusan hopotesis adalah Ha diterima yang berarti ada

perbedaaan bermakna antara kelompok pretest dan posttest.

Secara non farmakologis Pilates exercise sangat bermanfaat dalam

penurunan nyeri dismenore dimana terjadinya relaksasi otot serta

mengurangi iskemia uterus sehungga nyeri dapat berkurang atau hilang

(Araujo dkk, 2016). Hal ini dapat terlihat pada hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa sebelum dilakukan perlakuan terapi Pilates exercise

banyak siswi yang berada pada skala nyeri sedang dan sesudah dilakukan

terapi Pilates exercise terjadi penurunan, yang banyak responden berada

pada skala nyeri ringan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Amellia (2015) dengan

judul Pengaruh Pemberian Pilates Exercise Terhadap Penurunan Nyeri

Menstruasi Primer Pada Remaja Usia 18-21 Tahun. Hasil uji Wilcoxon

didapatkan nilai p (0.001) <a (0,05) yang berarti ada perbedaan yang

signifikan antara nyeri menstruasi sebelum dan sesudah melakukan pilates

exercise.
61

Hal ini dikarenakan Pilates exercise dilakukan dengan penguluran dan

penguatan otot daerah core yaitu daerah antara pelvik, perut dan pinggang.

Tujuan pilates exercise merileksasikan otot yang berkontraksi dan saat tubuh

melakukan olahraga, juga akan merangsang hipotalamus untuk

menghasilkan hormon endrophin sebagai obat penenang alami dengan efek

menimbulkan rasa nyaman (Trisnowiyanto, 2016).

Pilates exercise merupakan sebuah metode olahraga yang fokus pada

kelenturan serta fleksibilitas seluruh bagian tubuh. Pilates exercise dapat

memperbaiki postur tubuh yang kurang sempurna serta dapat memperbaiki

masalah-masalah yang berhubungan dengan kelainan tulang belakang

(Murdiyanti, 2019). Gerakan Pilates Exercise yang diberikan ke responden

yaitu 9 gerakan dasar. Pilates Exercise yang dapat mengurangi nyeri haid

antara lain Lumbar stretch, Spine Twist, Child Pose, The wind mill, Half

curl, Tiny step, The humdred I, Rolling down, single leg stretch (Khasanah,

2017).

Pilates exercise dapat memberikan efek analgesik, tubuh akan

mensekresikan serotonin dan dopamine lebih banyak untuk dapat

menginhibisi dan mengontrol nyeri. Sehingga setelah Pilates Exercise

diberikan, rasa nyeri yang dirasakan akan berkurang dikarenakan Pilates

Exercise membantu dalam relaksasi dan menurunkan kesadaran nyeri

dengan meningkatkan aliran darah ke area yang sakit, merangsang reseptor

sensori di kulit dan otak dibawahnya, memberikan rasa nyaman,

meningkatkan sirkulasi lokal, stimulasi pelepasan endorphin, penurunan


62

katekolamin endogen rangsangan terhadap serat eferen yang mengakibatkan

terjadinya blok terhadap rangsang nyeri (Murtingsih dkk, 2018)

Pilates exercise juga dapat meningkatkan tingkat sirkulasi endorphin.

Pilates exercise merangsang otak untuk mensekresi hormon endorphin

kedalam darah hingga empat sampai lima kali dan menaikkan pain

threshold. Endorphin diproduksi oleh kelenjar pituitari yang berfungsi

sebagai penurun rasa sakit alami dari tubuh. Meningkatnya kadar endorphin

pada pemberian pilates exercise akan menurunkan prostaglandin di dalam

darah. Ketika melakukan pilates exercise, endorphine akan disekresikan dan

ditangkap oleh reseptor di dalam hipotalamus dan sistem limbik. Ketika

neuron perifer mengirim sinyal ke sinaps, terjadi ikatan reseptor opioid μ di

pre dan post sinaps tempat seharusnya substansi peptide akan

menghantarkan impuls. Substansi peptide merupakan neurotransmitter yang

berfungsi mentransmisi impuls nyeri dari perifer ke otak. Endorphin dan

neurotransmitter penghambat impuls nyeri akan mengalir di dalam darah dan

menghambat mediator-mediator biokimia seperti prostaglandin dan substansi

peptide. Sehingga penghantaran impuls nyeri di medulla spinalis menjadi

terhambat dan korteks serebri tidak menerima sinyal nyeri, dengan demikian

intensitas nyeri dismenore primer akan berkurang. (Murtingsih dkk, 2018)

 Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya yang telah

disampaikan pada pembahasan  diatas  Pilates Exercise sangat efektif

dilakukan untuk mengurangi nyeri dismenore karena tidak memerlukan


63

biaya yang banyak, waktu yang lama, dan olahraga fisik yang berat. Pada

penelitian ini, Pilates Exercise mempunyai pengaruh yang kuat terhadap

nyeri haid, sehingga terdapat penurunan nyeri haid yang dirasakan

responden setelah melakukan Pilates Exercise.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Rata-rata tingkat nyeri disminore pada siswi kelas X di MAN 1 (Model)

Kota Lubuklinggau sebelum dilakukan terapi Pilates Exercise adalah 4,60

dengan kategori skala nyeri sedang.

2. Rata-rata tingkat nyeri disminore pada siswi kelas X di MAN 1 (Model)

Kota Lubuklinggau setelah dilakukan terapi Pilates Exercise adalah 1,80

dengan kategori skala nyeri ringan.

3. Adanya pengaruh terapi Pilates Exercise terhadap penurunan intensitas nyeri

disminore pada siswi kelas X di MAN 1 (Model) Kota Lubuklinggau dengan

nilai p- value = 0,000.

B. SARAN

1. Secara Teoritis

Bagi akademik atau institusi pendidikan diharapkan peneliti ini dapat

menjadi acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untu

kmendapatkan hasil yang maksimal. Selanjutnya perlunya penelitian lebih

lanjut mengenai teknik Pilates Exercise terhadap penurunan intensitas nyeri

dismenore dengan jumlah sample yang lebih bayak, lamanya perlakuan dan

menkaji faktor-faktor pencetus nyeri dismenore lainya. Diharapkan bagi

63
64

peneliti selanjutnya juga dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai

referensi dalam penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

Penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi MAN 1 (Model) Kota

Lubuklinggau agar mampu mengadakan penyuluhan kepada para siswi

untuk menerapkan teknik Pilates Exercise sebagai alternative untuk

mengurangi intensitas nyeri pada siswi yang mengalami dismenore tanpa

harus menggunakan obat-obatan. Dan hasil penelitian ini juga bisa menjadi

panduan bagi dinas kesehatan kota untuk menetapkan kebijakan program

KESPRO remaja dengan cara pengembangan terapi komplementer salah

satunya adalah Pilates Exercise, serta mengadakan pelatihan Pilates kepada

petugas kesehatan lainya khususnya perawat agar dapat memberikan dan

menerapkan edukasi langsung kepada seluruh siswi yang mengalami

dismenore
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. ( 2016). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-


Ruzz.

Anurogo dan Wulandari. (2016). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta:
ANDI.

Araujo, L.M., Silva, J.M.N., Bastos, W.T & Ventura, P.L.(2016) Pain improvement
in women with primary dysmenorrhea treated with Pilates. Original Article.
Rev Dor. São Paulo, 2012 apr-jun;13(2):119-23.

Destyaningrum, A., Ma’rifah, atun raudotul, & Susanti, maria paulina. (2017).
Pengaruh pilates exercise terhadap penurunan skala nyeri disminorhea pada
remaja putri di purwokerto. 10, 39–51. https://140-Article%20Text-353-2-10-
20170811.pdf. Diakses pada 1/3/2020. 10.00WIB

Elmanan, 2015 dalam  Skripsi  Bella, 2020. Pengaruh Pilates Exercise Terhadap


Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja Di Man 2 Kota Palembang. Palembang :
Poltekkes Kemenkes Indonesia. https://repository.poltekkespalembang.ac.id/
items/show/1960. Diakses pada 3/2/2022. 08.00 WIB.

Fajaryati,N. (2012) Skripsi Hubungan Kebiasaan Olah Raga Dengan Disminore


Primer Remaja Putri Di Smpn.2 Mirit Kebumen. http://Ejournal.Akbidpurwore
jo.Ac.Id/Index.Php/Jkk4/Article/View/62. Diakses pada 22/3/2022. 10.05 WIB.

Febriana. (2010). Gejala-gejala Dismenore http://www.findarticies.com/p/artikel/m
Diakses 06/ 2 / 2022. 09.45 WIB.

Gui-zhou, H. (2010). Prevalence of Dysmenorrhoea in Female Student in a Chinese


University: A Prospective  Study. http://www.jurnal.unpad.ac.id.  Diakses
10/2/ 2021. 09.00 WIB.

Gunawati, A., & Nisman, W. A. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Tingkat Dismenorea di SMP Negeri di Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 8(1). https://doi.org/10.22146/jkr.56294. Diakses pada 28/2/2022.
09.00 WIB.

Hartaningsih, S dan Turlina, H. (2012). Perbedaan Tingkatan Nyeri Dismenore


dengan Perlakuan Kompres Hangat Pada Siswi di SMPN 1 Pare Kediri.
http://www.Jurnal unpad.ac.id. Diakses pada 10/2/ 2022.15.45 WIB.
Hayati, S., Agustin, S., & Maidartati. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Dismenore Pada Remaja Di SMA Pemuda Banjaran Bandung. Jurnal
Keperawatan BSI, VIII(1), 132 142. http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/
keperawatan. Diakses pada 04/3/2022. 11.30 WIB.

Irianto, Koes.  ( 2015). Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia Human


Reproductive Biology. Jakarta: Alfabetta.

Kamariyah, 2016 dalam  Skripsi  Bella, 2020. Pengaruh Pilates Exercise Terhadap


Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja Di Man 2 Kota Palembang. Palembang :
Poltekkes Kemenkes Indonesia. https://repository.poltekkespalembang.ac.id/
items/show/1960. Diakses pada 3/2/2022. 08.00 WIB.

Kelly, T.(2005) 50 rahasia alami meringankan sindrom pramenstruasi. Jakarta:


Erlangga.  http://ejurnal.esaunggul.ac.id/ index.php/ Fisio/article/ view /640. 
Diakses pada 28/02/2022. 08.00 WIB

Lubis, N.L. (2015). PSIKOLOG KESPRO:  Wanita dan  Perkembangan    Reproduks


i”. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Manurung. (2016). Latihan Metode Neurac Lebih Efektif Daripada Senam Pilates


Terhadap Peningkatan Stabilitas Lumbopelvic.PP:79 81. http://ejurnal.esaungg
ul.ac.id/index.php/Fisio/article/view/640. Diakses pada 28/02/2022. 08.00 WIB

Mansjoer, 2009  dalam  Skripsi  Bella, (2020). Pengaruh Pilates Exercise Terhadap


Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja Di Man 2 Kota Palembang. Palembang :
Poltekkes Kemenkes Indonesia. https://repository.poltekkespalembang.ac.id/
items/show/1960. Diakses pada 3/2/2022. 08.00 WIB.

Marmi, 2016 dalam  Skripsi  Bella. (2020). Pengaruh Pilates Exercise Terhadap


Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja Di Man 2 Kota Palembang. Palembang :
Poltekkes Kemenkes Indonesia. https://repository.poltekkespalembang.ac.id/
items/show/1960. Diakses pada 3/2/2022. 08.00 WIB.

Mitayani. 2011 dalam  Skripsi  Bella. (2020). Pengaruh Pilates Exercise Terhadap


Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja Di Man 2 Kota Palembang. Palembang :
Poltekkes Kemenkes Indonesia. https://repository.poltekkespalembang.ac.id/
items/show/1960. Diakses pada 3/2/2022. 08.00 WIB.

Mumpuni & Andang, 2016 dalam Skripsi Bella. (2020). https://
repository.poltekkespalembang.ac.id/items/show/1960. Diakses pada tanggal
3/2/2022. 08.00 WIB.
Murdiyanti, Dewi.  ( 2019).  Terapi  Komplementer Konsep  dan  Aplikasi  Dalam
Keperawatan. Yogyakarta: PT.Pustaka Baru.

Nagy H, Khan MAB. (2021)  Dysmenorrhea. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/
NBK560834/. Diakses pada tanggal 3/2/2022. 08.00 WIB

Nani, Desiyani. ( 2017). Fisiologi Manusia Siklus Reproduksi Wanita. Jakarta


Timur: Swadaya Group.

Notoatmodjo, S. ( 2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rieka


Cipta.
Pediatri, 2015 dalam  Skripsi  Bella. (2020). Pengaruh Pilates Exercise Terhadap
Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja Di Man 2 Kota Palembang. Palembang :
Poltekkes Kemenkes Indonesia. https://repository.poltekkespalembang.ac.id/
items/show/1960. Diakses pada 3/2/2022. 08.00 WIB.

Proverawati & Misaroh, 2009 dalam Skripsi Restiyana. (2015). Pengaruh Pemberian
Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi (Dismenore) Pada
Remaja   Putri   Siswi  Kelas  Vii                  Smpn   3  Maospati  Kabupaten    
Magetan.  http://repository.stikes bhm.ac.id/231/1/64.pdf. Diakses pada 3/2/20
22. 08.00 WIB.
Ratnasari, I. A. C., Wahyuni, N., & Artini, I. G. A. (2016). Pilates Exercise Lebih
Efektif Daripada Core Exercise Dalam Menurunkan Nyeri Punggung Bawah
Non Spesifik Pada Penjahit Di Kota Denpasar. Majalah Ilmiah Fisioterapi
Indonesia, 5(1), 9–12. Diakses pada 2/3/2022. 08.00 WIB.

Ratnawati, A. (2018). Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem reproduksi.


PT Pustaka Baru

Ranny, 2020. Faktor – faktor yang  mempengaruhi ketidakteraturan    Siklus


menstruasi pada remaja. http://scholar.unand.ac.id/67973/6/manuscript
%20rani.pdf. Diakses pada 3/6/2022. 08.00 WIB

Saputra, Bella Shinta. (2020). Pengaruh Pilates Exercise Terhadap Penurunan Nyeri
Haid Pada Remaja Di Man 2 Kota Palembang. Palembang : Poltekkes
Kemenkes Indonesia. https://repository.poltekkespalembang.ac.id/items/show/
1960. Diakses pada 3/2/2022. 08.00 WIB.

Sari Priyanti, A. D. M. (2014). Hubungan Tingkat Stres Terhadap Dismenore pada


Remaja Putri di Madrasah Aliyah Mamba’ul Ulum Awang-awang Mojosari
Mojokerto. Jurnal Politeknik Kesehatan Majapahit, 6(2),1 10. http://
ejournal.stikesmajapahit.ac.id/i ndex.php/HM/article/view/95/91. Diakses pada 3
/3/2022. 11.30 WIB.

Sari, dewi purnama. 2015 dalam Tsamara, G., Raharjo, W., & Putri, E. A. (2020).
Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura. Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK), 2(3), 130–140.

Sukarni, I., & Margareth. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Suster, D., Michal, M., Huang, H., Ronen, S., Springborn, S., Debiec-Rychter, M.,
Billings, S. D., Goldblum, J. R., Rubin, B. P., Michal, M., Suster, S., &
Mackinnon, A. C. (2020). Myxoinflammatory fibroblastic sarcoma: an
immunohistochemical and molecular genetic study of 73 cases. In Modern
Pathology (Vol. 33, Issue 12, pp. 2520–2533). https://doi.org/10.1038/s41379-
020-0580-6. Diakses pada 28/2/2022. 09.00 WIB.

Trisnowiyanto, Bambang. (2016). Pengaruh Mat Pilates Exercise Terhadap


Fleksibilitas Tubuh. JURNAL KESEHATAN, ISSN 1979-7621, Vol. 1, No. 2,
Desember 2016. https://journals.ums.ac.id/index.php/jk/article/download/
4583/2971. Diakses pada 28/2/2022. 09.00 WIB

Tyas. (2014) Kuesioner Nyeri Haid1. https://www.scribd.com/document/
223372688/Kuesioner-Nyeri-Haid-1. Diakses pada 3/3/2022. 11.00 WIB.
Perry & Potter. 2009. Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.

Prowerawati,  A  dan Misaroh,  2009  dalam Skripsi  Restiayana  (2015).  Pengaruh
Pemberian Kompres Hangat Terhadap  Penurunan Nyeri Mentruasi Pada Rem
aja Putri Siswi Kelas VII Smpn 3 Kabupaten Magetang.https://respitory.stikes-
bhm.ac.id/231/1/64.pdf. Diakses pada 3/3/2022. 12.00 WIB.

Wati, Restiyana Saras. (2017). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap


Penurunan Nyeri Menstruasi (Dismeore) Pada Remaja Putri Siswi Kelas Vii
Smpn 3 Kabupaten Magelang. http://repository.stikes-bhm.ac.id/231/1/64.pdf.
Diakses pada 3/2/2022. 08.00 WIB.

Wulanda, C., Luthfi, A., & Hidayat, R. (2020). Efektifitas Senam Disminore Pada
Pagi Dan Sore Hari Terhadap Penanganan Nyeri Haid Pada Remaja Putri Saat
Haid Di SMPN 2 Bangkinang Kota Thun 2019. Jurnal Kesehatan Tambusai,
1(1), 1–11.
Yuniar, Pangkahila, & Purnawati.(2012). Pemberian Pilates Exercise Sama Dengan
Mckenzie Exercise Dalam Penurunan Skor Disability Index Pada
Penderita Hernia Nukleus Pulposus Di Klinik Bali Chiropractic Denpasar http:/
/ojs.unud.ac.id/index.php/mifi/article/view/847. Diakses pada 28/02/2022. 09.00
WIB.
LAMPIRAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI HUSADA
JL.Kinibalu 8 RT.012 RW.002 Kel. Kebun Tebeng Kec. Ratu Agung Bengkulu
Telp/Fax (0733) 23422 e-mail : stikesbh03@gmail.com

INFORMED CONSENT
Setelah mendapatkan penjelasan secara rinci dan memahami penelitian ini, saya
bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mutia
Annisa Mahasiswi Program Studi Keperawatan STIKes Bhakti Husada Bengkulu
mengenai Pengaruh Pilates Excersise Terhadap Penurunan Nyeri Disminore Primer
Pada Siswi Kelas X di MAN 1 (Model) Kota Lubuklinggau Tahun 2022, selanjutnya
saya tidak akan menuntut jika terjadi sesuatu hal dikemudian hari.
Berikut adalah indentitas saya :

Tanggal Pengukuran :

Nama :

Telepon/HP :

Alamat :

Riwayat Penyakit :
Gangguan Reproduksi

Haid Hari ke :

Meminum Obat Anti Nyeri :

Dengan demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaan dari siapapun.

Lubuklinggau, 2022

Responden

(...................................)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI HUSADA
JL.Kinibalu 8 RT.012 RW.002 Kel. Kebun Tebeng Kec. Ratu Agung Bengkulu
Telp/Fax (0733) 23422 e-mail : stikesbh03@gmail.com

INSTRUMEN PENGUKURAN NYERI


(PRE-TEST)

Nama Siswi :

Umur :

Diagnosis :

Petunjuk Pengukuran Nyeri


Berilah lingkaran pada salah satu angka di bawah ini yang menggambarkan
tingkat nyeri yang anda rasakan pada saat mengalami nyeri haid (dismenore). Semakin
besar angka maka semakin berat keluhan.

Penjelasan keterangan :

0 : Tidak nyeri.
1-3 : Nyeri ringan
(Secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang
(Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik).

7-9 : Nyeri berat


(Secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi).

10 : Nyeri sangat berat


(Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul).
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI HUSADA
JL.Kinibalu 8 RT.012 RW.002 Kel. Kebun Tebeng Kec. Ratu Agung Bengkulu
Telp/Fax (0733) 23422 e-mail : stikesbh03@gmail.com

INSTRUMEN PENGUKURAN NYERI


(POST-TEST)

Nama Siswi :

Umur :

Diagnosis :

Petunjuk Pengukuran Nyeri


Berilah lingkaran pada salah satu angka di bawah ini yang menggambarkan
tingkat nyeri yang anda rasakan pada saat mengalami nyeri haid (dismenore). Semakin
besar angka maka semakin berat keluhan.

Penjelasan keterangan :

0 : Tidak nyeri.
1-3 : Nyeri ringan
(Secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang
(Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik).

7-9 : Nyeri berat


(Secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi).
10 : Nyeri sangat berat
(Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
LATIHAN PILATES EXERCISE
1. PENGERTIAN Pilates exercise merupakan sebuah metode olahraga yang
fokus pada kelenturan serta fleksibilitas seluruh bagian
tubuh.
2. TUJUAN Tujuan pilates exercise yaitu merileksasikan otot yang
berkontraksi dan saat tubuh melakukan olahraga, juga akan
merangsang hipotalamus untuk menghasilkan hormon
endorphin sebagai obat penenang alami dengan efek
menimbulkan rasa nyaman sehingga nyeri berkurang
(Rahayu et al.,
2014)
3. INDIKASI Dilakukan pada remaja putri di MAN 1 (model)
Lubuklinggau kondisi disminore Ringan dan sedang (skala
nerd 1- 3 dan 4-6) selama 25 menit.

4. KONTRAINDIKASI 1. Mahasiswi yang mengkonsumsi obat-obatan penghilang


rasa nyeri.
2. Mahasiswi yang mengalami disminore berat (skala
nyeri 7-9) dan disminore tak tertahankan (skala nyeri
10).
3. Mahasiswi yang menderita penyakit kelainan

ginekologis.
5. PERSIAPAN KLIEN 1. Klien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Mengatur posisi nyaman klien
6. PERSIAPAN ALAT 1. Ruangan yang nyaman.
2. Menyiapkan matras.
7. PROSEDUR A. Fase Orientasi
1. Salam
2. Perkenalan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur
5. Meminta persetujuan
6. Menjelaskan kontrak waktu
B. Fase Kerja
1. Latihan Pemanasan Bertujuan meningkatkan
frekuensi jantung penguluran otot untuk
mencegah cidera

2. Lumbar Stretch

Posisi tidur terlentang, kedua tungkai dan kaki


rapat,lutut ditekuk. Lalu lutut digerakkan ke samping
kanan dan kiri sampai sendi panggul dan lutut
menyentuh lantai.

3. Spine Twist

Posisi duduk, kedua kaki lurus,kedua tangan lurus


kesamping kemudian tarik napas,dan hembuskan
napas lalu kembali keposisi awal dan ulangi
gerakan.
4. The Wind Mill

Posisi berdiri tegap,hembuskan nafas, leher


ditekukkan kearah dada, tulang punggungsatu
persatu dibungkukkan, pegang lutut lalu tahan
posisi, lalu tangan turun meraih jari kaki dan tahan
posisi, lalu tarik napas. Dan hembuskan secara
perlahan kembali ke posisi berdiri

5. Half Curl

Posisi terlentang, lutut ditekuk dan lengan lurus


disamping tubuh.Kedua kaki dirapatkan lalu
membungkukkan punggung atas dan bahu dari
lantai dengan otot perut atas, kedua lengan sejajar
dengan lantai dan punggung bawah tetap
menyentuh lantai.

6. Tiny Step
Posisi awal terlentang, lutut ditekuk dan kaki jinjit,
kedua tangan berada di sendi, kedua tangan
merasakan gerakan tungkai. Lalu hembuskan naps,
lalu lutut kanan diangkat kearah dada sambil
mengencangkan perut. Lalu tarik napas dan
menahan posisi, lalu hembuskan napas sambil
mengencangkan perut, kaki diturunkan secara
perlahan dan ulangi gerakan pada sisi lainnya.

7. The hundred I

Posisi awal terlentang, lutut ditekuk dan kaki

dirapatkan lalu tangan meraih pergelangan kaki

lalu kepala diangkat dan tarik napas secara perlahan

lalu hembuskan.

8. Rolling like a ball

Posisi
awal duduk dengan kaki ditekuk lalu lengan meraih

lipatan lutut lalu gerakkan badan kebelakang

perlahan sampai bahu menempel di atas lantai lalu

tarik dan hembuskan napas perlahan.

9. Rolling down

Posisi awal duduk tegak, lalu tekuk lutut lalu

rentangkan tangan kedepan lalu turunkan punggung

ke lantai lalu tegak kembali sambil menarik dan

menghembuskan napas.

10. Single leg stretch

Posisi awal terlentang lalu lutut didorong kea rah


dada secara bergantian diikuti dengan tangan
menyentuh kaki secara bergantian

11. Latihan Pendinginan Pada latihan ini dilakukan


gerakan penguluran ringan pada tiap sendi seperti
pada kepala, leher, lengan, punggung desertai
pernapasan dalm untuk mengembalikan kondisi
tubuh kembali rileks.
C. Fase Terminasi
1. Kaji respon klien
Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif.
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik.
8. EVALUASI Melakukan evaluasi secara umum:
1. Setelah dilakukan pilates exercise, catat setiap
keluhan masing-masing klien.
2. Menanyakan gerakan yang belum dimengerti
atau gerakan yang susah dilakukan.
9. DOKUMENTASI 1. Mencatat hasil terapi pilates exercise .
2. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan
prosedur.
3. Mencatat respon klien sebelum, selama, dan
sesudah pelaksanaan prosedur.
10. SIKAP 1. Sistematis.
2. Berkomunikasi.
3. Mandiri.
4. Teliti.
5. Menjaga privasi.
6. Sopan.
11. DAFTAR Murdiyanti, D. 2019. Terapi Komplementer Konsep dan
Aplikasi Dalam Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
PUSTAKA
Baru, Grup Puspa
Swara.
MASTER DATA PENELITIAN
Pre Test Dan Post Test Siswi Kelas X Di Man 1 (Model) Kota Lubuklinggau

Data Skala Nyeri Responden

One Group Eksperimen


No Nama Tgl Tgl
Pre test Post test
pengkajian pengkajian
1 Nn. R 06/06/22 3 05/06/22 0
2 Nn. K 06/06/22 3 09/07/22 0
3 Nn. M 04/06/22 3 10/07/22 0
4 Nn. A 06/06/22 3 05/07/22 0
5 Nn. C 04/06/22 3 04/07/22 0
6 Nn. N 04/06/22 3 11/07/22 0
7 Nn. A 06/06/22 3 08/07/22 2
8 Nn. M 06/06/22 3 03/07/22 2
9 Nn. R 06/06/22 4 05/07/22 0
10 Nn. A 06/06/22 4 07/07/22 0
11 Nn. A 04/06/22 4 08/07/22 0
12 Nn. T 04/06/22 4 06/07/22 0
13 Nn. A 04/06/22 4 11/07/22 3
14 Nn. A 06/06/22 5 09/07/22 3
15 Nn. S 06/06/22 5 04/07/22 2
16 Nn. N 07/06/22 5 03/07/22 3
17 Nn. M 06/06/22 5 06/07/22 3
18 Nn. Z 04/06/22 5 04/07/22 3
19 Nn. W 04/06/22 5 02/07/22 3
20 Nn. I 04/06/22 5 02/07/22 2
21 Nn. H 04/06/22 5 07/07/22 3
22 Nn. D 04/06/22 6 11/07/22 3
23 Nn. D 04/06/22 6 08/07/22 2
24 Nn. A 06/06/22 6 10/07/22 2
25 Nn. D 06/06/22 6 05/07/22 3
26 Nn. F 04/06/22 6 05/07/22 3
27 Nn. E 04/06/22 6 05/07/22 3
28 Nn. M 04/06/22 6 05/07/22 3
29 Nn. M 04/06/22 6 06/07/22 3
30 Nn. A 04/06/22 6 04/07/22 3
Keterangan:
Skala nyeri 0 = Tidak Nyeri Skala nyeri 1-3 = Nyeri Ringan Skala nyeri 4-6 = Nyeri
Sedang
HASIL OLAHAN DATA SPSS
Statistics
PreTest PostTest
N Valid 30 30
Missing 0 0

Frequency Table
PreTest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Nyeri Ringan 8 26,7 26,7 26,7
Nyeri Sedang 22 73,3 73,3 100,0
Total 30 100,0 100,0

PostTest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Nyeri 10 33,3 33,3 33,3
Nyeri Ringan 20 66,7 66,7 100,0
Total 30 100,0 100,0

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PreTest 30 100,0% 0 0,0% 30 100,0%


PostTest 30 100,0% 0 0,0% 30 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

PreTest Mean 4,60 ,218

95% Confidence Interval for Lower Bound 4,15


Mean
Upper Bound 5,05

5% Trimmed Mean 4,61


Median 5,00

Variance 1,421

Std. Deviation 1,192

Minimum 3

Maximum 6

Range 3

Interquartile Range 3

Skewness -,189 ,427

Kurtosis -1,491 ,833

PostTest Mean 1,80 ,246

95% Confidence Interval for Lower Bound 1,30


Mean
Upper Bound 2,30

5% Trimmed Mean 1,83

Median 2,00

Variance 1,821

Std. Deviation 1,349

Minimum 0

Maximum 3

Range 3

Interquartile Range 3

Skewness -,513 ,427

Kurtosis -1,622 ,833

Test Statisticsa

Post Test - Pre


Test

Z -4,864b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.
PreTest
PreTest Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

8,00 3 . 00000000
,00 3 .
5,00 4 . 00000
,00 4 .
8,00 5 . 00000000
,00 5 .
9,00 6 . 000000000

Stem width: 1
Each leaf: 1 case(s)

PostTest
PostTest Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

10,00 0 . 0000000000
,00 0 .
,00 1 .
,00 1 .
6,00 2 . 000000
,00 2 .
14,00 3 . 00000000000000

Stem width: 1
Each leaf: 1 case(s)
T-Test
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre Test 4,60 30 1,192 ,218

Post Test 1,80 30 1,349 ,246

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre Test & Post Test 30 ,763 ,000

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the

Std. Std. Error Difference Sig. (2-


Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 Pre Test -


2,800 ,887 ,162 2,469 3,131 17,296 29 ,000
Post Test

Anda mungkin juga menyukai