Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP – PRINSIP DASAR ILMU KLINIS NEUROMUSKULER

UNTUK PROFESI FISIOTERAPI

Kelompok 2 :
Dimas Dwi Novianto (021911007)
Putri Amanah (021911015)
Manda Mely Garitny (021911025)
Nida Chaerunisa (021911033)
Atika Suri Romasona (021911042)
Rumthe Domitila Chyntia (021911050)

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS FISIOTERAPI
UNIVERSITAS BINAWAN
2019/2020
 Pengertia Fisioterapi
Fisioterapi merupakan pelayanan kesehatan yang ditunjukan kepada masyarakat untuk
mengembangkan, memelihara serta memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang
kehidupan dengan menggunakan komunikasi, penanganan manual, peralatan, maupun
pelatihan (Depkes RI 2015). Fisioterapi memiliki dasar teori ilmiah dan selalu berkembang
yang diterapkan secara luas pada penyembuha, pemulihan, pemeliharaan dan promosi fungsi
gerak tubuh yang optimal, yang termasuk di dalamnya adalah manajemen gangguan gerak
dan kapasitas fungsional, meningkatkan kapasitas fisik dan fungsional tubuh,
mengembalikan, memelihara dan mempromosikan fungsi fisik yang optimal, kebugaran
kesehatan jasmani, status kesehatan yang berhubungan dengan gerakan dan bebas penyakit,
mencegah terjadinya gangguan dan gejala, gangguan perkembangan, keterbatasan
kemampuan fungsi, serta kecacatan yang bisa disebabkan oleh penyakit, gangguan, keadaan
ataupun trauma.

 Pengertian Neuromuskuler
Neuromuskuler adalah dua system yang tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan sehari-
hari, terutama dalam keadaan olahraga. Muskuler (perototan) dalam funsinya adalah
mengerut / memendek/ kontraksi. Dalam pemendekan, otot di rangsang (dikontrol) oleh
system saraf sehingga otot terkontrol kekuatan, akurasi, dan powernya. Hal ini di sebabkan
semakin besar berkehendak, semakin kuat dan cepat kontraksinya sehingga tidak mungkin
otot menampilkan kerjanya dengan baik tampa sumbangan dari saraf (Herimasmur, 2012).
Ketika manusia bertambah umur, jumlah massa otot tubuh mengalami penurunan.
Perubahan gaya hidup dan penurunan neuromuskular adalah penyebab utama untuk
kehilangan kekuatan otot. Penurunan kekuatan otot bisa juga terjadi karena adanya aktifitas
fisik yang terus menerus dilakukan. Ketika hal ini terjadi maka otot akan mengalami
keleahan karena adanya kerusakan pada otot.
 Fisioterapi Neuromuskuler
Fisioterapi neuro - muskuler antaralain jantung, paru, dan intensive, care melalui pendekatan
antara lain manual lymphatic drain vein, visceral manipulation, muscle energy therapy,
basic cardiac life support, dan berbagai terapi latihan baik individu maupun kelompok
(misal : thai, chi, senam asthma, senam stroke). Pada kasus gangguan neuro –
musculoskeletal, ahli fisioterapi kemeduian harus mengukur kekuatan, fleksibilitas,
kapasitas gerak sendi, ketahanan fisik dan postur. Pada tahap selanjutnya, ahli fisioterapi
memilih teknik yang sesuai dengan tujuan terapi, indikasi dan hasil pemeriksaan fisik yang
ditentukan pada penderita. Teknik fisioterapi yang dipergunakan biasanya meliputi
gabungan beberapa teknik yang dianggap dapat menimbulkan manfaat besar bagi penderita.
Secara umum, exercise therapy merupakan teknik yang paling sering dipergunakan diikuti
dengan manual therapy, sedangkan thermotherapy, cryotherapy, hydrotherapy, ultrasound
therapy dan electhrotherapy dipergunakan sebagai terapi tambahan.

• Prinsip Dasar
a) Optimum Resistance
➢ Agar gerakan yang terjadi dapat berlangsung dengan baik dan terkoordinasi
➢ Agar didapet efek “overflow reaction”
➢ Diberikan secara bertahap : relatif kecil pada inner range, optimal pada middle range,
mengecil pada outer range
➢ saat memberikan, FT’s berdiri pada lintasa gerak, menggunakan berat badan FT’s
b) Manual Contact
➢ Untuk stimulasi pada kulit & propioseptor
➢ Dilaksanakan dengan pegangan “lumbrical”
c) Verbal Stimulation
➢ Rangsangan auditory mampu mempengaruhi gerakan aktif
➢ aba – aba harus singkat & jelas
➢ “Timing” harus tepat
➢ Nada tinggi untuk fasilitasi, nada rendah untuk relaksasi

d) Visual Feedback
➢ Kontak visual sebagai wujud komunikasi FT’s & PT’s
➢ PT’s mampu mengikuti, mengontrol & mengoreksi gerak

e) Body Position & Body Mechanics


➢ Body Position :
1. FT’s lintas gerak, sedekat mungkin dengan PT’s & memungkinkan terjadi kontak visual.
2. Posisi FT’s aman bagi dirinya
3. Posisi FT’s “comfortable” & di tepi bed
➢ Body Mechanics :
1) Tahan FT’s menggunakan BB buka kekuatan lengan
2) Lingkup gerak yang luas, diikuti dengan gerakan FT’s berupa melangkah ke
depan/kebelakang

f) Traction & Aprroximation


➢ Traction :
(a) Menjauhkan jarak antar pemukaan sendi
(b) Didapatkan posisi “elongated state”
(c) Meregangnya kapsuloligamenter merangsang propioseptor
➢ Aprroximation :
(a) Mendekatkan antar permk sendu (kompresi)]
(b) Menstimulasi sabilitas & respon otot melalui kontraksi isometrik
(c) Quick aprroximation : kompresi secara cepat untuk membangkitkan reflek tegak
(memperbaiki sikap)
(d) Maintained aprroximation : kompresi yang dipertahankan untuk beberapa waktu pada
berbagai posisi (memperbaiki stabilitas)

g) irradition
➢ Luapan implus ke sekitarmya sehingga respon semakin kuat
➢ Semakin banyak motor unit teraktifkan
➢ Otot yang kuat dapat mempengaruhi kekuatan otot yang lemah

h) Reinforcement
➢ Merupakan penguatan bagi ekstermitas (body segment) yang lemah menggunakan bagian
lain yang lebih kuat
➢ Reinforcement dapat melalui :
(1) Irradiation : dala satu pola, dalam polas masal & pola bilateral
(2) pusat refleks
➢ Syarat Reinforcement :
(1) Body segment yang digunakan harus lebih kuat dibanding dengan yang hendak dipengaruhi
(2) Body segment tersebut mempunyai hubungan dengan yang hendak dipengaruhi
✔ Teknik – Teknik PNF
Dalam terapi latihan, pola gerakan yang terkoordinasi dapat difasilitasi dengan input
sensorik yang tepat, yang dapat ditingkatkan dengan teknik2 khusus. Teknik PNF adalah
serangkaian metode fasilitasi, dimana target perbaikan pada fungsi tubuh, struktur tubuh
dan/atau aktivitas dalam konteks goal terapi. Aplikasi klinis dari pola PNF adalah :
• Persiapan aktivitas kehidupan sehari-hari ; efisiensi aktivitas fungsional
• Penggunaan irradiasi ; aksi bagian/segmen tubuh lainnya untuk memudahkan terjadinya
fasilitasi
• Pengobatan pada level fungsi tubuh dan struktur tubuh ; stretching, mobilisasi

Dalam teknik PNF, terdapat 3 kelompok teknik yaitu :


✔ Teknik Agonistic ; melibatkan rantai aksi satu otot/group otot, dengan fokus pada satu arah :
• Rhythmic Initiation adalah metode PNF dengan gerakan satu arah melalui ROM
yang diinginkan. Metode rhythmic initiation mencangkup 4 fase yaitu: passive
assisted resisted independent. juga Teknik yang dipakai agonis (reseptor) yang
menggunakan gerakan pasif, aktif dan dengan tahanan.

• Combinasi Isotonik atau Agonistic Reversal yaitu kombinasi kontraksi dari gerak
isotonic antara konsentris dan eksentris dari agonis patron (tanpa kombinasi
berhenti) dengan pelan-pelan.

• Repeated Contraction yaitu suatu Teknik dimana gerakan isotonic untuk otot-otot
agonis, yang setelah sebagian gerakan dilakukan restretch kontraksi diperkuat.

• Replication Teknik satu arah dengan ciri khas posisi akhir gerak yang diinginkan
dipertahankan (target position), diikuti gerakan kembali secara partial passive kearah
berlawanan dengan tahanan atau gerakan kembali dengan bebas sampai target
position.

✔ Teknik Relaksasi dan/atau Stretching :

✗ Contract – Relax
adalah Teknik kontraksi isotonic resisted yang berlawanan dengan sedikit tahanan untuk
mencegah gerakan, diikuti dengan relaksasi dan gerakan berikutnya kedalam ROM yang
baru. Dan juga salah satu metode untuk memperoleh reaksi dalam pemanjangan pada
kelompok antagonis yang mengalami hipertonus (spasme/tightness).
Contract – Relax terdiri atas 2 metode, yaitu:
1. Direct methode : kontraksi pada kelompok otot yang terbatas (thightness) atau yang
biasanya dikenal dengan “post-isometric relaxation”
2. Indirect methode : kontraksi otot yang berlawanan dengan kelompok otot yang
terbatas/thightness yang bisanya diseebut dengan “antagonistic inhibition”.

✗ Hold – Relax
Hold – Relax, adalah Teknik kontraksi isometric resisted yang difasilitasi oleh gaya
yang sesuai, diikuti oleh relaksasi dan selanjutnya gerakan kedalam ROM yang baru.
Hold – Relax terdiri atas 2 metode, yaitu:
1. Direct methode : kontraksi kelompok otot yang terbatas (spasme/thightness) atau
yang disebut dengan “post-isometric relaxation”
2. Indirect methode : kontraksi otot yang berlawanan dari kelompok otot yang terbatas
(spasme/thightness) yang biasanya disebut dengan “antagonistic inhibition”
• Perbedaan Contract Relax dan Hold Relax
CONTARCT RELAX HOLD RELAX
Target terapi pada peningkatan ROM aktif atau pasif, Target terapi pada peningkatan ROM pasif,
stretching dan relaksasi, pencegahan injury (sport) penurunan nyeri, penurunan spastisitas
Kondisi tidak ada nyeri, good control oleh fisioterapi Kondisi nyeri hebat atau pasien sangat kuat bagi
fisioterapi
Tipe kontraksi: isotonic, kemampuan bergerak, cepat. Tipe kontraksi: isometric, tidak ada kemauan untuk
Lebih baik Teknik direct dari pada indirect. bergerak,lambat
Perintah verbal: kuat, dorong, tarik Perintah verbal: lembut, pelan, pertahanan atau tahan
posisi
Relaksasi cepat, tidak dibatasi oleh nyeri Relaksasi yang lebih lambat dan sejalan relaksi
antara fisioterapi dan pasien
Gerak aktif kedalam ROM yang baru Gerak aktif ROM baru yang bebas nyeri, fisioterapi
membantu kedalam ROM baru jika timbul nyeri hebat
Penguatan pada ROM baru Penguatan pada ROM baru jika nyeri dapat ditolerir
DAFATAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/48817/3/BAB%201.pdf
https://www.slideshare.net/YantoPhysio/teknik-teknik-pnf

Anda mungkin juga menyukai