Anda di halaman 1dari 11

Penambahan Transverse Friction Massage Dan Hold Relax Exercise

Pada Intervensi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation,


Ultrasound Lebih Menurunkan Nyeri Pada Kasus Frozen
Shoulder Akibat Tendinitis Supraspinatus

1)
I Made Astika Yasa, 2)I Nyoman Adiputra, 3)Made Muliarta

1) Mahasiswa Program Studi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar


2) Pembimbing serta pengajar Program studi Fisioterapi Universitas Udayana Denpasar
3) Pembimbing serta pengajar Program studi Fisioterapi Universitas Udayana Denpasar

Ymadeyasa87@gmail.com

ABSTRAK
Dalam praktek fisioterapi sering dijumpai pasien yang mengalami gerak yang sangat
beragam, dimana sangat besar pengaruhnya terhadap gerak dan fungsi dasar tubuh
terutama dalam melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Rasa nyeri pada bahu yang
diakibatkan oleh tendinits supraspinatus. Tujuan penelitian ini adalah memberi
gambaran secara umum mengenai penambahan Transverse Friction Massage dan Hold
Relax Exercise pada kombinasi intervensi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation,
Ultrasound lebih menurunkan nyeri pada kasus Frozen Shoulder akibat Tendinitis
Supraspinatus. Penelitian ini adalah experimental pre test and post test group design.
Waktu penelitian pada bulan Mei sampai dengan Juni 2013. Teknik pengambilan
sampel menggunakan metode consecutive sampling sebanyak 26 orang. Pengukuran
rasa nyeri menggunakan visual analogue scale. Sebelum melakukan uji hipotesis
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji homogenitas.
Sedangkan uji hipotesis dilakukan dengan uji Wilcoxon test dan Mann Whitney-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian intervensi TENS, US dapat
menurunkan nyeri pada pasien Frozen Shoulder akibat Tendinitis Supraspinatus dengan
nilai p = 0,00. Pemberian intervensi transverse friction, Hold Relax, TENS, US dapat
menurunkan nyeri pada pasien Frozen Shoulder akibat Tendinitis Supraspinatus dengan
nilai p = 0,00. Besarnya pengurangan nyeri yang dialami pasien dengan intervensi
transverse friction, Hold Relax, TENS, US dengan nilai prosentase 70,32% sedangkan
intervensi TENS, US sebesar 36,47%. Sehingga penambahan transverse friction, Hold
Relax, dengan kombinasi TENS, US lebih menurunkan nyeri daripada TENS, US pada
kasus Frozen Shoulder akibat Tendinitis Supraspinatus.

Kata kunci: Transverse Friction Massage, Hold Relax Exercise, Transcutaneous


Electrical Nerve Stimulation, Ultrasound, Frozen Shoulder Tendinitis
Supraspinatus.

1
Addition Of Transverse Friction Massage And Hold Relax Exercise At
Intervention Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Ultrasound
More Decrease Pain At Frozen Shoulder Case As Resulted By
Tendinitis Supraspinatus

ABSTRACT

In physiotherapy practice often find the patient who experience many kind of
movement, that it have very big its effect to the movement and basic function of body
especially in conduct daily functional activity. Pain on the shoulder that resulted by tend
tendinits supraspinatus. The aim of this study was to find out general overview of
addition of Transverse Friction Massage and Hold Relax Exercise at combination of
intervention of Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Ultrasound more decrease
of pain at Frozen Shoulder case as resulted by Tendinitis Supraspinatus. This study was
experimental pre test and post test group design. Time of study was on May until June
2013. Sampling by using consecutive sampling method. By number of sample were 26
respondents. Measurement of pain by using visual analogue scale. Before hipotesis test
previously conduct prequisite test that were normality test and homogenity test. While
hipotesis test have done by Wilcoxon test and Mann Whitney-test. The result of study
shows that giving of intervention of TENS, US can decrease pain at the Frozen
Shoulder patient as resulted by Tendinitis Supraspinatus with p value = 0,00.
Intervention giving of transverse friction, Hold Relax, TENS, US can decrease paint at
the Frozen Shoulder patient as resulted by Tendinitis Supraspinatus with p value = 0,00.
The level of pain decrease who was experienced by the patient with intervention of
transverse friction, Hold Relax, TENS, US with procentage of 70,32% while
intervention of TENS, US of 36,47%. So that addition of transverse friction, Hold
Relax, with combination of TENS, US more decrease of pain than TENS, US at Frozen
Shoulder case as resulted by Tendinitis Supraspinatus.

Keywords: Transverse Friction Massage, Hold Relax Exercise, Transcutaneous


Electrical Nerve Stimulation, Ultrasound, Frozen Shoulder Tendinitis
Supraspinatus.

2
PENDAHULUAN acromion. Gejala yang nyata adalah
adanya nyeri 600 - 750 pada saat abduksi
Dalam beraktivitas, manusia aktif.
membutuhkan gerak dan fungsi. Jika Nyeri bahu sangat mengganggu
keadaan komponen pada persendian aktivitas seseorang yang melibatkan
berfungsi baik, maka akan gerakan bahu sehingga mengalami
menghasilkan gerak dan fungsi yang hambatan dalam melakukan pekerjaan
sempurna. Ditinjau dari sisi sehari-hari, nyeri bahu yang diderita
muskuloskeletal, selain otot, tendon dan sangatlah mengganggu kinerja,
tulang, fungsi sendi, khususnya sendi sehingga menjadi masalah yang besar
sinovial memiliki peranan penting di dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
dalam membantu terbentuknya suatu Frozen Shoulder adalah perubahan
gerakan. Struktur sendi seperti patologi pada sendi bahu berupa nyeri
kartilago, cairan sendi, kapsul, dan yang menimbulkan spasme dan reflek
ligament adalah struktur penting pada spasme otot penting dalam perubahan
sendi sinovial yang dapat fibrotik primer. Nyeri dan spasme
memungkinkan terjadinya suatu menyebabkan immobilisasi pada bahu.
gerakan. Sehingga menyebabkan perlekatan
Banyak kejadian yang dapat intra/eksra selular pada kapsul dan
menimbulkan seseorang dikatakan tidak ligament, terutama pada bagian anterior
sehat yaitu di saat mulai adanya dan inferior kapsul. Perlengketan
gangguan yang dirasakan terhadap tersebut kemudian menyebabkan
gerak dan fungsi tubuh. Dalam praktek kelenturan jaringan menjadi menurun
fisioterapi sering dijumpai pasien yang dan menimbulkan kekakuan sendi yang
mengalami keterbatasan gerak yang disusul dengan adanya pemendekan pada
sangat beragam, di mana sangat besar kapsul ligament sendi glenohumeral
pengaruhnya terhadap gerak dan fungsi yang menyebabkan terjadinya
dasar tubuh terutama dalam melakukan keterbatasan gerak skapulohumeral yang
aktivitas fungsional sehari-hari. mengikuti pola kapsuler, dimana rotasi
Terbatasnya gerakan-gerakan tersebut eksternal lebih terbatas dari abduksi dan
bukan hanya pada gerakan aktif, tetapi abduksi lebih terbatas dari rotasi internal
bila dilakukan pemeriksaan pasif dan ditemukan firm end feel.
ditemukan hal yang sama. Keterbatasan gerak skapulohumeral
Gerakan yang berulang dan terus tersebut dikompensasi oleh gerak
menerus ketika beraktivitas atau bekerja skapulothorakal atau biasa disebut
dengan posisi tidak ergonomis dalam reverse scapulohumeral rhytm. Frozen
kegiatan seperti mengolah bahan baku Shoulder dapat di bagi menjadi tiga
pembuat genteng, sampai pembuatan tahapan yaitu (a) Pain (freezing) yang
dan pengiriman, serta pekerjaan yang ditandai dengan nyeri hebat bahkan saat
melakukan gerakan secara berulang istirahat, gerak sendi bahu terbatas
tanpa istirahat akan menyebabkan nyeri selama 2-3 minggu dan masa akut ini
pada bahu terutama pada otot berakhir sampai 6 minggu - 8 bulan. (b)
supraspinatus. Nyeri pada bahu yang Stiffness yang ditandai dengan rasa nyeri
diakibatkan oleh Tendinitis saat bergerak, kekakuan atau
Supraspinatus yaitu akibat gesekan atau perlengketan yang nyata dan
penekanan yang berulang oleh tendon keterbatasan gerak dari glenohumeral
biceps saat fleksi bahu di mana tendon yang di ikuti oleh keterbatasan gerak
ini berada diantara caput humeri dan scapula. Fase ini berakhir 8 bulan -12

3
bulan. (c) Recovery (Thawing) pada fase sehingga (venous return dan limph
ini tidak ditemukannya rasa nyeri dan drainage meningkat yang kemudian
tidak ada synovitis tetapi terdapat akan meningkatkan vaskularisasi
keterbatasan gerak karena perlengketan jaringan sehingga elastisitas jaringan
yang nyata, fase ini berakhir 12 bulan -2 meningkat berpengaruh terhadap
tahun (Kiery, 2004). penurunan nyeri (Wahyono, 2002).
Penderita yang mengalami kasus TENS adalah suatu cara
Frozen Shoulder di klinik akan diberi penggunaan energi listrik untuk
terapi berupa TENS dan Ultrasound merangsang sistem saraf melalui
atau gabungan dari kedua modalitas permukaan kulit dalam hubungannya
tersebut. Tidak signifikannya dengan modulasi nyeri. TENS
perubahan penurunan nyeri yang terjadi merupakan suatu cara penggunaan energi
pada kasus Frozen Shoulder selain listrik guna merangsang sistem saraf
karena kurang tepatnya intervensi juga melalui permukaan kulit dan terbukti
karena pada awal pasien masuk kurang efektif untuk merangsang berbagai tipe
dilakukan pemeriksaan atau assessment nyeri. TENS mampu mengaktivasi baik
yang tepat. saraf berdiameter besar maupun kecil
Dari uraian di atas, melatarbelakangi yang akan menyampaikan berbagai
penulis untuk mencoba memberikan informasi sensoris ke saraf pusat (Breivik,
intervensi pada 2 kelompok. Kelompok 2008).
Pertama diberikan intervensi TENS, Ultrasound adalah bunyi atau
sedangkan pada Kelompok Kedua gelombang suara dimana terjadi
diberikan intervensi TENS, Ultrasound, peristiwa getaran mekanik dengan
Transverse Friction Massage dan Hold bentuk gelombang longitudinal yang
Relax. Transverse Friction Massage berjalan melalui medium tertentu selain
adalah Bentuk terapi manipulasi berupa itu Jenis gelombang ultra sonik
tekanan yang keras dengan merupakan gelombang longitudinal
menggunakan ujung jari atau ibu jari yang memerlukan medium yang elastis
pada otot (tendon) atau ligament didekat sebagai media perambatan. Setiap
sendi. Dapat dilakukan secara medium elastis kecuali yang hampa
transversal, yang bertujuan untuk udara. Gelombang mekanik longitudinal
menghancurkan perlengketan jaringan menyebabkan kompresi dan ekspansi
serta membuat inflamasi baru sehingga medium pada jarak separoh gelombang
terjadi proses penyembuhan yang lebih yang menyebabkan variasi tekanan pada
baik (Wiyoto, 2011). medium (Baker et al., 2001)
Hold Relax adalah suatu teknik
yang menggunakan kontraksi optimal
secara isometrik (tanpa terjadi gerakan
pada sendi) pada kelompok otot METODE PENELITIAN
antagonis, yang dilanjutkan dengan
rileksasi kelompok otot tersebut (prinsip Rancangan Penelitian
reciprocal inhibition). Pemberian Hold Rancangan penelitian ini bersifat
Relax agonist contraction akan eksperimental dengan rancangan pre
mengakibatkan penurunan spasme and post test group design yang
akibat aktivasi golgi tendon organ, di bertujuan untuk membandingkan antara
mana terjadi pelepasan perlengketan intervensi TENS, US dengan intervensi
fasia intermiofibril dan pumping action Transverse Friction Massage, Hold
pada sisa cairan limfe dan venosus, Relax, Tens dan US.

4
Adapun tujuan penelitian ini penelitian untuk mengurangi bias hasil
adalah untuk mengetahui penambahan penelitian. Hasil dari penelitian diolah
Transverse Friction Massage dan Hold menggunakan komputer program SPSS.
Relax dengan kombinasi intervensi
TENS, US, lebih menurunkan nyeri Instrumen Penelitian
daripada TENS, US, pada Frozen VAS (Visual Analogue Scale)
Shoulder akibat Tendinitis adalah alat ukur yang digunakan untuk
Supraspinatus. pengukuran intensitas dan tipe nyeri
Pengurangan nyeri diukur dengan dengan menggunakan garis lurus yang
menggunakan metode Visual Analogue diberi ukuran 10 cm yang
Scale (VAS). Hasil pengukuran menggambarkan intensitas nyeri yang
pengurangan nyeri akan dianalisis dan berbeda dengan ujung kiri diberi tanda
dibandingkan antara Kelompok yang berarti “tidak nyeri” sedangkan
Perlakuan I dan Kelompok Perlakuan II. ujung kanan diberi tanda yang berarti
“nyeri tak tertahankan” (Frentice, 2005).
Populasi dan Sampel Peneliti menggunakan beberapa
Populasi target penelitian ini uji statistik dalam menganalisis data,
adalah semua pekerja pabrik genteng antara lain :
yang memenuhi kriteria inklusi, kriteria 1. Uji Statistik Deskriptif untuk
eksklusi dan kriteria pengguguran serta menganalisis umur dan lama
terindikasi terkena nyeri Frozen bekerja dari tiap sampel.
Shoulder. Populasi terjangkau dalam 2. Uji normalitas data dengan
penelitian ini adalah pasien yang Saphiro Wilk Test, bertujuan
terindikasi Tendinitis Supraspinatus. untuk mengetahui distribusi data
Penelitian dilakukan pada pabrik masing-masing kelompok
genteng di daerah Pejaten Kecamatan perlakuan. Digunakan α sebagai
Kediri Kabupaten Tabanan mulai Juni Batas Kemaknaan, dengan nilai
sampai Juli 2013. 0,05 (α = 0,05). Hasilnya
Hasil penghitungan sampel p > 0,05 menunjukkan bahwa
ditetapkan berjumlah 26 orang. Sampel data berdistribusi normal dan
akan dibagi menjadi dua kelompok p < 0,05 menunjukkan bahwa
perlakuan dengan masing-masing data tidak berdistribusi normal.
kelompok berjumlah 13 orang dengan 3. Analisis Komparasi data sampel
perlakuan sebagai berikut : kelompok 1 berdistribusi tidak normal,
akan menerima intervensi TENS, US digunakan:
dan kelompok 2 akan menerima a. Uji Non Parametrik
intervensi Transverse Friction Massage, Wilcoxon Match Pair Test
Hold Relax, Tens dan US. b. Uji Non Parametrik Mann-
Pada penelitian ini pengambilan whitney U test
sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik consecutive sampling.
Consecutive sampling yaitu pemilihan
sampel dengan menetapkan subjek yang
memenuhi kriteria penelitian
dimasukkan dalam penelitian sampai
kurun waktu tertentu, sehingga jumlah
responden dapat terpenuhi. Penentu
kriteria sampel sangat membantu

5
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil uji normalitas
Deskripsi Karakteristik Subjek (Shapiro Wilk-Test) data rerata keluhan
nyeri pada kasus Frozen Shoulder
Karakteristik sampel dari hasil akibat Tendinitis Supraspinatus
pengumpulan data dengan sebelum perlakuan, menunjukkan
menggunakan instrumen penelitian bahwa dari dua uji tersebut pada kedua
yang diterapkan dalam penelitian ini, kelompok perlakuan memiliki nilai p
maka didapatkan nilai sebagai berikut: lebih kecil dari 0,05 (P>0,05), yang
berarti data rerata keluhan nyeri pada
Tabel 1 Karakteristik Subjek kasus Frozen Shoulder akibat Tendinitis
Rata-rata±SD
Supraspinatus sebelum perlakuan
Karakteristik Kelompok t
P
berdistribusi tidak normal. Data rerata
Kelompok I
Subjek II hitung keluhan nyeri pada kasus Frozen
(n=13)
(n=13)
Jenis Kelamin 1,46±0,51 1,53±0,51 0,378 0,709 Shoulder akibat Tendinitis
Laki/perempuan Supraspinatus sebelum perlakuan
Umur 36,69±1,70 37,53±1,89 -1,197 0,243
Jenis Kerja -1,136 0,194
menunjukkan bahwa dari uji normalitas
3,46±0,66 3,84±0,800
memiliki nilai p lebih kecil dari 0,05
Dilihat dari karakteristik jenis (p> 0,05). Sedangkan data rerata
kelamin, umur, lama kerja, tinggi badan keluhan nyeri pada kasus Frozen
dan berat badan pada kedua kelompok Shoulder akibat Tendinitis
adalah tidak berbeda secara signifikan Supraspinatus sesudah perlakuan
hal ini ditunjukkan dengan nilai p >0,05, menunjukkan bahwa dari uji normalitas
hal ini berarti tidak ada perbedaan jenis memiliki nilai p lebih kecil dari 0,05
kelamin, umur, lama kerja, tinggi badan, (p> 0,05).
berat badan responden pada penelitian
ini atau bersifat homogen.
Uji Komparabilitas Data Keluhan
Nyeri Pada Kasus Frozen Shoulder
Uji Normalitas Rerata Keluhan Nyeri
akibat Tendinitis Supraspinatus
Pada Kasus Frozen Shoulder akibat
untuk membandingkan rerata
Tendinitis Supraspinatus
keluhan nyeri atau intensitas nyeri pada
Untuk menentukan uji statistik
penderita kasus Frozen Shoulder akibat
yang akan digunakan maka terlebih
Tendinitis Supraspinatus subjek
dahulu dilakukan uji normalitas data
penelitian yang menggunakan VAS
hasil test sebelum dan sesudah
(visual analogue scale) pada kedua
pelatihan. Uji normalitas dengan
kelompok sebelum perlakuan digunakan
menggunakan uji Saphiro Wilk Test.
Uji Komparabilitas. Hasil analisis
kemaknaan dengan Uji Mann-Whitney.
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Data
Rerata Keluhan Nyeri Pada Kasus
Frozen Shoulder akibat Tendinitis
Supraspinatus

Rerata Keluhan P. Uji Normalitas


Nyeri (Sphiro Wilk Test)
Kelompok I Kelompok II
Sebelum
0,002 0,012
perlakuan
Sesudah
0,009 0,014
Perlakuan

6
Tabel 3 Rerata Keluhan Nyeri pada Supraspinatus pada kedua kelompok
Penderita kasus Frozen Shoulder akibat mengalami penurunan dari rerata keluhan
Tendinitis Supraspinatus Sebelum nyeri perderita Frozen Shoulder akibat
Perlakuan pada Kedua Kelompok Tendinitis Supraspinatus setelah
mendapat perlakuan. Analisis kemaknaan
Rerata±SD dengan uji Wilcoxon menunjukkan
Kelompok Mann
n Keluhan Nyeri p
Subjek Whitney bahwa pada masing-masing kelompok
Awal
Kelompok 1 13 6,53±0,66 menghasilkan penurunan keluhan nyeri
54,500 0,125
Kelompok 2 13 7,00± 0,70 kasus Frozen Shoulder akibat Tendinitis
Supraspinatus sebelum dan sesudah
Hasil penghitungan rerata keluhan perlakuan berbeda secara bermakna
nyeri penderita kasus Frozen Shoulder (p<0,05).
akibat Tendinitis Supraspinatus
kelompok satu adalah 6,53±0,66 dan Uji Beda Terapi Kedua Kelompok
kelompok dua adalah 7,00±0,70. Analisis Sesudah Perlakuan
kemaknaan dengan uji t-independen Uji beda terapi pada kedua
menunjukkan bahwa nilai Mann Whitney kelompok sesudah perlakuan bertujuan
= 54,500 dan nilai p = 0,125. hal ini untuk membandingkan rerata keluhan
berarti rerarta keluhan nyeri pada kasus nyeri pada kasus Frozen Shoulder akibat
Frozen Shoulder akibat Tendinitis Tendinitis Supraspinatus pada kedua
Supraspinatus sebelum perlakuan pada kelompok sesudah perlakuan berupa
kedua kelompok tidak berbeda secara terapi dengan transverse friction, Hold
bermakna (p>0,05). Relax, TENS, US. Hasil analisis
kemaknaan dengan uji t-independen.
Pengaruh Terapi Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Frozen Tabel 5 Beda Rerata Keluhan Nyeri
Shoulder Akibat Tendinitis Pada Penderita Kasus Frozen Shoulder
Supraspinatus akibat Tendinitis Supraspinatus Pada
Untuk mengetahui rerata penurunan Kedua Kelompok
nyeri pada kasus kasus Frozen Shoulder
Rerata Keluhan
akibat Tendinitis Supraspinatus sesudah Kelompok Nyeri ±SD
Mann
n Whitney p
diberikan perlakuan berupa intervensi Subjek Sesudah
Test
TENS, US dan Transverse friction, Hold Perlakuan
Kelompok 1 13 4,15±0,68
Relax, TENS, US digunakan Uji Efek 3,00 0,000
Kelompok 2 13 2,07±0,75
Perlakuan.
Tabel 4 Rerata Keluhan Nyeri Pada Rerata keluhan nyeri kasus
Penderita Kasus Frozen Shoulder Frozen Shoulder akibat Tendinitis
akibat Tendinitis Supraspinatus Supraspinatus pada kelompok 1
Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada sesudah perlakuan adalah 4,15±0,68,
Kedua Kelompok sedangkan pada kelompok 2 adalah
Rerata±SD
2,07±0,75, analisis kemaknaan dengan
Subjek uji Mann Whitney menunjukkan sebesar
Sebelum Sesudah Wilcoxon P
Penelitian
Perlakuan Perlakuan 3,00 dengan nilai p = 0,000. Hal ini
Kelompok 1 6,53±0,66 4,15±0,68 -3,250 0,001
Kelompok 2 7,00±0,70 2,07±0,75 -3,213 0,001
berarti bahwa kedua kelompok
menghasilkan rerata keluhan nyeri
kasus Frozen Shoulder akibat Tendinitis
Rerata keluhan nyeri pada penderita Supraspinatus sesudah perlakuan
Frozen Shoulder akibat Tendinitis berbeda secara bermakna (p<0,05).

7
Selanjutnya persentase penurunan 2013. Hasil penelitian didapatkan 26
keluhan nyeri pada penderita kasus responden yang memenuhi syarat sesuai
Frozen Shoulder akibat Tendinitis kriteria inklusi dan eksklusi.
Supraspinatus pada kedua kelompok Rerata umur pasien yang menjadi
dapat disajikan pada Tabel 6 responden dalam penelitian ini adalah
36,69 tahun pada kelompok 1 dan 37,53
tahun pada Kelompok 2. Rerata lama
Tabel 6 Persentase Penurunan Keluhan kerja pasien yang menjadi responden
Nyeri Pada Penderita Kasus Frozen dalam penelitian ini adalah 3,46 tahun
Shoulder akibat Tendinitis pada kelompok 1 dan 3,84 tahun pada
Supraspinatus Setelah Perlakuan kelompok 2. Rerata tinggi badan pasien
yang menjadi responden dalam
Hasil Analisis penelitian ini adalah 154,0 cm pada
Keluhan Keluhan Beda Persentase
Kelompok
Nyeri Nyeri Keluhan Keluhan
kelompok 1 dan 155,61 cm pada
Awal Akhir Nyeri Nyeri (%) kelompok 2. Rerata berat badan pasien
Kelompok 1 6,53 4,15 2,38 36,47 yang menjadi responden dalam
Kelompok 2 7,00 2,07 4,93 70,32
penelitian ini adalah 52,1 Kg pada
kelompok 1 dan 53,53 tahun pada
Berdasarkan persentase rerata
kelompok 2.
penurunan keluhan nyeri kasus Frozen
Hasil penelitian yang diperoleh
Shoulder akibat Tendinitis
sesuai dengan kesimpulan dari (HelleN
Supraspinatus pada Tabel 6
O B, 1998) yang menyimpulkan bahwa
menunjukkan bahwa persentase rerata
Frozen Shoulder terjadi pada usia di
penurunan keluhan nyeri kasus Frozen
atas 40 sampai 45 tahun baik pria
Shoulder akibat Tendinitis
maupun wanita, besar kemungkinan
Supraspinatus pada kelompok dua lebih
terjadi oleh karena faktor pekerjaan
besar daripada kelompok satu. Dengan
dengan masa kerja ≤ 10 tahun.
demikian dapat dikatan bahwa
penambahan Transverse Friction
Efek Intervensi TENS, US
Massage dan Hold Relax dengan
Berdasarkan hasil penelitian
kombinasi intervensi TENS, US lebih
diperoleh menunjukkan bahwa rerata
menurunkan nyeri daripada TENS US
keluhan nyeri penderita kasus Frozen
pada Frozen Shoulder akibat tenditis
Shoulder akibat Tendinitis Supraspinatus
supraspinatus.
awal Kelompok 1 sebelum perlakuan
adalah 6,53 dan setelah perlakuan sebesar
PEMBAHASAN
4,15. ditinjau dari nilai rerata diperoleh
penurunan skor. Hal ini berarti adanya
Kondisi Subjek
penurunan nyeri yang dirasakan oleh
Penelitian ini bersifat
penderita. Hasil rerata dipertegas oleh
eksperimental dengan rancangan pre
analisis kemaknaan dengan uji Wilcoxon
test and post test group design untuk
menunjukkan bahwa pada kelompok 1
membandingkan kombinasi pemberian
(TENS, US) menghasilkan penurunan
intervensi TENS, US dengan
keluhan nyeri kasus Frozen Shoulder
Transverse Friction Massage, Hold
akibat Tendinitis Supraspinatus sebelum
Relax, TENS, US. Populasi penelitian
dan sesudah perlakuan berbeda secara
ini adalah para pekerja pabrik genteng
bermakna (p< 0,05).
Kediri yang didiagnosis keluhan Frozen
Pemberian TENS pada Frozen
Shoulder akibat Tendinitis
Shoulder akibat Tendinitis
Supraspinatus pada bulan juni – Juli

8
Supraspinatus dapat menurunkan nyeri, peningkatan kelenturan jaringan lemak
baik dengan cara peningkatan sehingga menurunnya nyeri regang dan
vaskularisasi pada jaringan yang rusak proses percepatan regenerasi jaringan.
tersebut, maupun melalui normalisasi Ultrasound adalah bunyi atau
saraf pada level spinal maupun gelombang suara dimana terjadi
supraspinal, Efek TENS tehadap peristiwa getaran mekanik dengan
pengurangan nyeri juga dapat bentuk gelombang longitudinal yang
mengurangi spasme dan meningkatkan berjalan melalui medium tertentu selain
sirkulasi, sehingga memutuskan itu Jenis gelombang ultra sonik
lingkaran vicious circle of reflex. Selain merupakan gelombang longitudinal
itu pengurangan nyeri yang ditimbulkan yang memerlukan medium yang elastis
oleh TENS dapat meningkatkan sebagai media perambatan. Setiap
kekuatan otot karena menormalkan medium elastis kecuali yang hampa
aktivitas dari α motor neuron sehingga udara. Gelombang mekanik longitudinal
otot dapat berkontraksi secara menyebabkan kompresi dan ekspansi
maksimal. TENS adalah suatu cara medium pada jarak separoh gelombang
penggunaan energi listrik untuk yang menyebabkan variasi tekanan pada
merangsang sistem saraf melalui medium (Baker et al., 2001)
permukaan kulit dalam hubungannya
dengan modulasi nyeri. TENS yang Efek Intervensi Transverse Friction
menggunakan energi listrik guna Massage, Hold Relax, TENS, US
merangsang sistem saraf melalui Berdasarkan hasil penelitian
permukaan kulit dan terbukti efektif diperoleh menunjukkan bahwa rerata
untuk merangsang berbagai tipe nyeri. keluhan nyeri penderita kasus Frozen
TENS mampu mengaktivasi baik saraf Shoulder akibat Tendinitis
berdiameter besar maupun kecil yang Supraspinatus awal kelompok dua
akan menyampaikan berbagai informasi sebelum perlakuan adalah 7,00 setelah
sensoris ke saraf pusat (Breivik, 2008) perlakuan menjadi 2,07. Hal ini berarti
Ultrasound adalah terapi dengan adanya penurunan nyeri yang dirasakan
getaran mekanik di atas pendengaran oleh penderita. Hasil rerata dipertegas
manusia yaitu lebih dari 20.000 Hz oleh analisis kemaknaan dengan uji
yang akan memberi efek antara lain Wilcoxon menunjukkan bahwa pada
dengan micro massage. Adanya variasi kelompok dua (Transverse Friction
tekanan akan menghasilkan perubahan Massage, Hold Relax, TENS,
permiabilitas jaringan serta Ultrasound) menghasilkan penurunan
meningkatkan proses metabolisme. keluhan nyeri kasus Frozen Shoulder
Pada efek biologis akan meningkatkan akibat Tendinitis Supraspinatus
sirkulasi, rileksasi otot, meningkatkan sebelum dan sesudah perlakuan berbeda
permiabilitas membran. Modalitas secara bermakna (p < 0,05).
terapi ini mengurangi nyeri lewat Hasil penelitian ini sesuai dengan
perbaikkan sirkulasi, rilekasasi otot di teori yang dikemukakan oleh O’Connor
sekitar sendi, adanya pengaruh sedatif (2003) yang menyatakan bahwa
dan analgesik pada ujung-ujung saraf Ultrasound, TENS dan terapi latihan lebih
sensoris. Dengan penggunaan efisien penggunaannya dalam hal
ultrasound dapat berdampak pada nyeri penurunan nyeri pada kasus Frozen
yang terjadi secara tidak langsung yaitu Shoulder akibat Tendinitis Supraspinatus.
dengan adanya pengaruh gosokan yang Sedangkan untuk bentuk terapi latihan
membantu venous dan lymphatic, yang menggunakan Hold Relax, hasil

9
penelitiannya sesuai dengan teori dari lebih menurunkan nyeri
Wahyono, 2002) yang menyebutkan daripada TENS, US pada kasus
adalah salah satu bentuk terapi latihan Frozen Shoulder akibat
yang bertujuan untuk relaksasi otot-otot Tendinitis Supraspinatus.
bahu sehingga venous return dan limph
drainage meningkat yang kemudian akan Saran
meningkatkan vaskularisasi jaringan Berdasar simpulan penelitian,
sehingga elastisitas jaringan meningkat disarankan beberapa hal yang berkaitan
berpengaruh terhadap penurunan nyeri. dengan penelitian dimasa yang akan
Selain itu latihan Transverse Friction datang sebagai berikut:
Massage ini juga didukung oleh (Wiyoto, 1. Diharapkan rekan fisioterapis
2011) yang mengemukakan bahwa dapat mengaplikasikan metode
Transverse Friction Massage dapat Transverse Friction Massage
melepaskan perlengketan pada jaringan, dan Hold Relax kombinasi
sehingga menyebabkan terjadinya TENS, US dalam mengurangi
vasodilatasi pembuluh darah, dan dapat nyeri pada kasus Frozen
memperlancar aliran darah pada bahu Shoulder akibat Tendinitis
tersebut. Supraspinatus.
2. Bagi peneliti berikutnya agar
Keterbatasan Penelitian menggunakan skala dengan
Berbagai kelemahan penelitian yang rentang yang lebih pendek .
dihadapi dalam penelitian ini: 3. Diharapkan kepada rekan-rekan
1. Peneliti tidak mengikuti fisioterapis maupun mahasiswa
aktivitas luar responden selama fisioterapi dapat mengadakan
masa terapi. penelitian lebih lanjut terhadap
2. Pada penelitian ini metode ini untuk mendapatkan
menggunakan VAS dengan hasil yang lebih optimal dan
rentang 0 – 10 sehingga dapat dijadikan masukan yang
ungkapan nyeri yang diberikan bermanfaat bagi kemajuan ilmu
pasien tidak sepenuhnya pengetahuan dan teknologi
mewakili keluhan yang fisioterapi.
dirasakan sebenarnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data maka dapat disimpulkan DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini sebagai berikut: 1. Baker, Kerry G;Robertson,
1. Besarnya pengurangan nyeri Valma J,. 2001. Review of
yang dialami pasien dengan therapeutic Ultrasound :
intervensi transverse friction, Effectiveness Studies, Journal of
Hold Relax, TENS, US dengan American Physical Therapy
nilai 70,32% sedangkan Association, Vol.81, No.7, hal.
intervensi TENS, US sebesar 1339-1350
36,47%. Sehingga penambahan 2. Breivik, H., et al. 2008. Tens for
transverse friction, Hold Relax, Pain, British Journal of
denga kombinasi TENS, US Anaesthesia, 101(1):17-24

10
3. Kiery, Jeff, G. 2004. Practical 5. Wahyono, Y. 2002, Optimalisasi
KInesiologi For The Physical Hold Relax pada penderita
Therapist Assistant. Slack Frozen Shoulder , Jakarta.
Incorporated. 6. Wiyoto, BT. 2011, Remidial
4. Kisner C & Colby, L.A. 2007. Massage, Yogyakarta
Therapeutic Exercise. 5th
edition. Foundations and
Techniques. Philadelphia : F.A.
Davis Company

11

Anda mungkin juga menyukai