Anda di halaman 1dari 22

Latihan Fisik untuk Mengurangi Nyeri pada Kelompok

Lansia

Oleh:

1. Ailsa Budi K NIM. 141.0004


2. Andini Syah P. T. NIM. 141.0012
3. Maratus Sholikhah NIM. 141.0060
4. Miftachul Rizal NIM.141.0064
5. Novita Patmasari NIM. 141.0072

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

2017
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai copy dari makalah ini yang bisa dicetak ulang jika lembar tugas
kelompok yang di kumpulkan ini hilang atau rusak.

Lembar tugas individu/kelompok ini adalah hasil karya sendiri bukan merupakan karya
orang lain kecuali yang telah di tuliskan dalam referensi yang sudah di lakukan parafrase.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik ,kami bersedia


mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surabaya,10 September 2017

Nama Kelompok NIM Tanda Tangan Mahasiswa

1. Ailsa Budi K 141.0004


2. Andini Syah P. T. 141.0012
3. Maratus Sholikhah 141.0060
4. Miftachul Rizal 141.0064
5. Novita Patmasari 141.0072
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartritis
(sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan
dan kerap kali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002
hal 1087)

Prevalensi OA pada sendi meningkat secara progresif dengan meningkatnya usia


yang merupakan faktor resiko yang kuat untuk terjadinya OA. Wanita 2 kali lebih banyak
menderita OA dibandingkan pria, dimana wanita kulit hitam dengan OA lebih banyak 2
kali dibandingkan wanita kulit putih.
Pada usia lebih dari 65 tahun, baik secara klinis maupun radiologi didapatkan
peningkatan jumlah kasus OA lutut. Menurut The Framingham Osteoarthritis Study tahun
1993-1994 gambaran radiologik OA lutut yang berat (grade III dan IV menurut kriteria
Kellgreen-Lawrence) makin meningkat dengan bertambahnya umur, yaitu 11,5% pada
usia kurang dari 70 tahun, 17,8% pada umur 70-79 tahun dan 19,4% pada usia lebih dari
80 tahun. Wanita yang mempunyai gambaran radiologik osteoarthritis berat adalah 10,6%
pada umur kurang dari 70 tahun, 17,6% pada umur 70-79 tahun dan 21,1% pada umur
lebih dari 80 tahun; sedangkan pada laki-laki 12,8% pada umur kurang dari 70 tahun,
18,2% pada umur 70-79 tahun dan 17,9% pada umur lebih dari 80 tahun. Prevalensi
radiologik OA akan meningkat sesuai dengan umur. Pada umur di bawah 45 tahun jarang
didapatkan gambaran radiologik yang berat. Pada usia tua gambaran radiologik OA lutut
yang berat mencapai 20%. (Incidence and Prevalence Data, suppl. 715 Osteoarthrosis and
allied disorders , Capitola , (Second Quarter 2010).
Dari aspek rehabilitasi medik, penyakit sendi degeneratif, dapat menimbulkan
kecacatan fisik dalam beberapa tingkat, yaitu, tingkat impairment (kerusakan sendi,
terutama yang menyebabkan keluhan nyeri), tingkat disabilitas (adanya kecacatan fisik,
sehingga terganggunya activity of daily living),akibat hambatan psikologis, sosial, dan
vokasional oleh karena kecacatan fisik yang dideritanya).
Sebagian besar manajemen OA bertujuan untuk mengurangi nyeri secara
farmakologis. Pemberian latihan juga sudah umum diberikan pada pasien OA, tetapi
masih banyak difokuskan hanya pada impairmen lokal di sekitar sendi yang terkena
seperti kelemahan otot, keterbatasan luas gerak sendi, dan nyeri. Padahal manajemen
yang efektif seharusnya juga memperhatikan keterbatasan fungsional dan disabilitas
sekunder yang timbul karena impairment lokal pada OA.Oleh karena itu pada tinjauan
kepustakaan ini akan menelaah jurnal mengenaik pemberian intervensi pada latihan
secara holistik meliputi latihan peregangan tubuh dan rentang gerak sendi untuk pasien
OA .

1.2 Tujuan
1. Untuk memberikan intervensi yang sesuai untuk pasien lansia dengan nyeri sendi.
2. Untuk memperbaiki keluhan dan mengurangi dampak osteoartritis pada kehidupan
pasien.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering
ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C
Suzanne, 2002 hal 1087)
Latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur
dan terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. (Kementerian
Kesehatan RI. 2011)

2.2 Manfaat
Menurut Brian C. Focht (2006) manfaat yang di dapat dari latihan fisik baik
untuk pasien nyeri osteoarthritis secara umum yaitu :

1. Intervensi dengan olahraga yang melibatkan latihan aerobik dan kekuatan otot
menghasilkan pengurangan gejala nyeri yang signifikan yaitu dengan nilai mulai
dari 17% sampai 46%.
2. Membantu penurunan berat badan memperbaiki rasa sakit pada orang dewasa
yang kelebihan berat badan atau obesitas .
3. Mengatasi nyeri pada gejala Osteoartritis pada Lansia.
4. Pelatihan menghasilkan perubahan yang lebih baik dalam sejumlah proses
disablement.
5. Pelatihan ini dapat di lakukan oleh pria dan wanita
6. Latihan yang dilakukan di rumah dan memperbaiki gejala nyeri, tidak banyak
biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk latihan ini .
7. Pendekatan terapi olahraga mungkin merupakan strategi yang menjanjikan untuk
mengintegrasikan pendidikan dan dukungan kesehatan pada masyarakat.
8. Latihan ini telah terbukti sebagai intervensi yang aman dan efektif yang dihasilkan
dalam menghilangkan rasa sakit dan perubahan yang menguntungkan dalam
berbagai kecacatan lain yang relevan

Menurut Nor Azizah Ishak, Zarina Zahari, and Maria Justine (2016) manfaat yang
di dapat dari latihan fisik yaitu :
1. Meningkatan kemampuan fungsional di dalam tubuh
2. Penurunan intensitas nyeri pada lansia dengan nyeri punggung.
3. Peningkatan fungsi tubuh lansia dengan nyeri punggung kronis
4. Meningkatkan kecepatan berjalan dan daya tahan tubuh

Menurut Adel Rashad Ahmed (2016) manfaat yang di dapat dari latihan fisik
yaitu:
1. Efektif dalam mengurangi rasa sakit
2. Meningkatkan fungsi fisik pada orang dengan OA
3. Meskipun latihan berbasis rumah memiliki kelebihan dibandingkan latihan
berbasis klinik karena harganya murah dan mudah dilakukan.
4. Mengurangi kekakuan dan pada skala nyeri

Menurut Juliano Bergamaschine Mata Disc (2017) manfaat yang di dapat dari
latihan fisik adalah memiliki efek yang dapat di rasakan secara cepat mulai dari
latihan pertama. Menurut David G. Behm (2015) manfaat yang di dapat dari
latihan fisik adalah untuk mengurangi cedera otot dan meningkatkan ROM sendi.
2.3 Indikasi
Menurut Brian C. Focht (2006) intervensi latihan fisik ini diberikan atau di
anjurkan untuk :
a) Lansia Penderita Osteoartritis
b) Pasien dengan nyeri sendi
c) Pasien dengan obesitas
d) Pasien obesitas dengan osteoartritis
e) Bagi siapa saja di bolehkan yang ingin memelihara kesehatan dan asalkan
tidak memiliki kontra indikasi

2.4 Kontra Indikasi


Menurut Brian C. Focht (2006) intervensi latihan fisik ini tidak diberikan atau
tidak di anjurkan untuk :
a. Pasien post Operasi yang belum satu tahun.
b. Pasien fraktur.
c. Dan pasien dengan cedera tulang serius lainnya.

2.5 Teori Yang Mendukung

Olah raga dapat memberikan kesehatan pada manusia hal ini sesuai dengan
konsep sehat menurut World Health Organization (WHO 2012) bahwa sehat adalah
sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun
kelemahan
Ada banyak cara untuk mengobati atau menanggulangi nyeri, upaya untuk
mengatasi nyeri adalah dengan melakukan terapi latihan stretching (peregangan),
selain dapat menurunkan nyeri juga dapat mengembalikan kelenturan otot - otot yang
mengalami kekakuan (Mujianto, 2013).
Stretching atau latihan gerak kaki itu sendiri adalah membuat otot tetap lentur,
penderita nyeri sendi siap bergerak, dan penderita nyeri sendi beralih dari aktivitas
kurang gerak ke aktivitas banyak gerak tanpa menimbulkan ketegangan (Anderson,
2008). Hasil penelitian Pamungkas (2010), menunjukan ada pengaruh latihan gerak
kaki (stretching) terhadap penu runan nyeri sendi pada lansia di posyandu lansia
Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri. Selain itu hasil penelitian Saadah (2012),
menunjukan terdapat Pengaruh latihan fleksi William(Stretching) terhadap tingkat
nyeri punggung bawah pada lansia di posyandu lansia RW 2 Desa Kedungkandang
Mala.
Stretching atau peregangan akan melatih otot untuk mencapai derajat panjang dan
fleksibilitas yang normal yang mempengaruhi pelebaran pembuluh kapiler otot,
sehingga sirkulasi darah yang lebih baik akan mengurangi penumpukan sampah
metabolisme dan iritan, meningkatkan supply oksigen pada sel otot akan mengurangi
nyeri (Gerwin, 2004).
a) Fisiologi stretching menurunkan nyeri
Stretching adalah teknik penguluran pada jaringan lunak dengan teknik tertentu,
untuk menurunkan ketegangan otot secara fisiologis sehingga otot menjadi rileks dan
meningkatkan luas gerak sendi. Prinsip fisiologi stretching terdiri atas respon mekanik
dan respon neurofisiologi. Respon mekanik : Respon mekanikal otot terhadap
peregangan bergantung pada myofibril dan sarkomer otot. Setiap serabut otot tersusun
dari beberapa serabut otot. Satu serabut otot terdiri atas beberara myofibril. Myofibril
tersusun dari beberapa sarkomer yang terletak sejajar dgn serabut otot. Dan respon
neurofisiologi : Tergantung pada muscle spindel dan golgi tendon. Muscle spindel
merupakan organ sensorik utama dan tersusun dari organ intrafusal yg terletak paralel
dgn serabut extrafusal. Muscle spindel berfungsi untuk memonitor kecepatan dan
durasi regangan serta rasa terhadap perubahan panjang otot (Mujianto, 2013).
Stretching dapat dijadikan sebagai bentuk terapi latihan yang ditujukan untuk
meregangkan otot yang mengalami kekakuan akibat pembebanan yang terus menerus
sehingga otot menjadi tidak kaku dan memendek. Hal ini memicu timbulnya nyeri
pada otot yang terkena. Otot yang mengalami pembebanan terus menerus yang tidak
semestinya dapat mengakibatkan otot menjadi kaku dan nyeri (Mujianto, 2013)
BAB 3
APLIKASI DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1. Aplikasi Stretcing dalam keperwatan komunitas


Penerapan Strecting ini bisa di lakukan untuk masyarakat umum, utamanya untuk
lansia dengan gangguan nyeri sendi ini sesuai karena selain mengurangi nyeri juga
bermanfaat untuk dapat merelaksasikan pikiran dan menyegarkan tubuh, peregangan
semestinya menjadi bagian dari keseharian Anda.
A. Latihan peregangan yang teratur bermanfaat sebagai berikut (Anderson,
2008):
1) Mengurangi ketegangan otot dan membuat tubuh terasa lebih rileks.
2) Membantu koordinasi dengan melakukan gerakan yang lebih bebas dan lebih
mudah.
3) Memperluas rentang gerak.
4) Membantu mencegah cedera seperti kram otot. (Otot yang kuat dan lentur dapat
menahan beban lebih baik daripada otot kuat tapi kaku.)
5) Membuat aktivitas yang berat, seperti berlari, bermain ski,bermain tenis,
berenang, dan bersepeda, menjadi lebih mudah dilakukan, karena peregangan
akan menyiapkan tubuh untuk beraktivitas, ini merupakan cara memberi tahu otot
bahwa sebentar lagi ia akan digunakan.
6) Membantu mempertahankan tingkat kelenturan Anda, sehingga dengan
berjalannya waktu, Anda tidak akan menjadi semakin kaku.
7) Membangun kesadaran akan tubuh Anda, ketika meregangkan berbagai bagian
tubuh, Anda akan terfokus pada bagian-bagian tersebut dan berkomunikasi
dengannya, Anda mulai mengenali diri sendiri.
8) Membantu mengendurkan kendali pikiran atas tubuh, sehingga tubuh bergerak
demi dirinya sendiri dan bukan untuk kompetisi atau ego.
9) Merasa nyaman
B. Waktu Melakukan Stretching
Peregangan dapat dilakukan kapan pun anda mau : saat bekerja, di dalam mobil,
menunggu bus, berjalan-jalan, di bawah pohon rindang setelah hiking, atau di pantai.
Lakukan peregangan sebelum dan setelah aktivitas fisik. Tetapi lakukan juga waktu
lain saat anda sempat.
Misalnya:
1) Di pagi hari sebelum memulai aktivitas
2) Di kantor untuk melepaskan ketegangnan
3) Setelah duduk atau berdiri lama
4) Ketika tubuh anda terasa kaku
5) Di waktu waktu tertentu sepanjang hari, seperti saat menonton TV,
mendengarkan musik, membaca, atau duduk dan mengobrol (Anderson,
2008).
C. Tahapan Stretching pada lansia
(1) Peregangan ringan
Lakukan peregangan ringan selama 10-15 detik. Lakukan
denganmemakain tenaga. Bukan sekedar menggerakan tubuh. Lakukanlah hingga
anda merasakan tegangan ringan dan relakslah saat menahan renggangan. Otot
yang terasa memgang seharusnya mereda saat anda menahan posisi tersebut. Jika
tidak, kendurkan sedikit dan lakukan sampai anda merasakan tegangan yang
nyaman.
(2) Peregangan lanjutan
Setalah peregangan ringan, majulah perlahan ke peregangan lanjutan.
Sekali lagi, lakukan dengan memakai tenaga. Bergeraklah beberapa sentimeter
lebih jauh hingga anda merasakan lagi tegangan ringan dan tahan selama 10-15
detik. Tetap jaga kendali gerakan anda. Sekali lagi, ketegangan harus; mereda jika
tidak, kendurkan sedikit. Ingat, jika ketegangan meningkat saat anda menahan
regangan dan atau berubah menyakitkan berarti anda melakukan peregangan
secara berlebihan. Peregangan lanjutan menyiapkan otot dan meningkatkan
kelenturan
D. Teknik stretching pada lansia sebagai berikut:
Teknik stretching menurut Anderson (2008) berupa:
(a) Peregangan untuk punggung bawah, pinggul, pangkal paha dan paha belakang
dengan Teknik PNF (proprioceptive neuromuscular fasilitation):
Kontraksikan-relaksasikan-regangkan. Kemudian, berdiri dengan posisi lutut
tertekuk dan tumit datar, jari kaki mengarah lurus ke depan, dan kedua telapak
kai terpisah selebar bahu. Tahan selama 30 detik. Pada posisi lutut tertekuk
ini. Anda mengkontraksikan paha depan (quadriceps) dan merelaksasi paha
belakang (hamstring). Fungsi utama paha belakang adalah untuk menekuk
lutut. Karena ke dua otot ini menjalankan fungsi yang berlawanan,
mengkontraksikan paha depan akan merelaksasikan paha belakang.
(b) Saat anda menahan posisi lutut tertekuk ini, rasakan perbedaan antara bagian
depan dan belakang paha. Paha depan akan terasa keras dan kencang,
sementara paha belakang akan lebih mudah diregangkan bila diralaksasikan
terlebih dahulu. Lakukan 10-30 detik untuk lansia.
(c) Setelah menahan posisi lutut tertekuk, berdirilah dan kemudian membungkuk
lagi dengan lutut sedikit menekuk (2,5 cm).Jangan tergesa. Anda kini
mungkin sudah mengalami kemajuan. Tahan selama 10 15 detik.
(d) Ingatlah untuk selalu menekuk lutut ketika bangkit. Ini mengurangi
ketegangan di punggung bawah. Anda harus berada dalam posisi nyaman dan
stabil saat melakukan peregangan.
(e) Anda akan merasakan bahwa lebih mudah menahan regangan ini jika bobot
tubuh dapat didistribusikan ke lengan dan kaki. Jika Anda tidak mampu
menyentuh ibu jari kaki (atau pergelangan) dengan lutut sedikit menekuk
(banyak orang tidak bisa), gunakan tangga atau bangku pendek, atau tumpuan
buku untuk menaruh tangan Anda. Temukan keseimbangan antara tangan dan
kaki sehingga Anda dapat relaks. Lakukan 10 15 detik untuk lansia.
(f) Untuk meregangkan betis, berdirilah agak jauh dari penyangga dan
menyandarlah padanya dengan lengan depan, sementara kepala bersandar di
tangan. Tekuk satu kaki dan letakkan telapaknya di lantai di depan Anda,
sementara kaki yang lain lurus. Perlahan-lahan gerakkan pinggul ke depan
sambil menjaga punggung bawah tetap rata. Pastikan tumit kaki yang lurus
tetap berada di lantai, dengan jari kaki mengarah ke depan atau agak miring
ke dalam. Tahan regangan ringan selama 10 15 detik. Jangan tergesa.
Sekarang regangkan kaki lainnya. Lakukan 10 20 detik untuk lansia.
(g) Untuk meregangkan paha belakang dan lutut, pegang ujung telapak kaki
kanan dengan tangan kiri dan perlahan-lahan tarik tumit kearah bokong. Lutut
menekuk ke dalam sudut alami saat Anda memegang kaki dengan tangan yang
berlawanan. Gerakan ini baik dipakai untuk mengatasi masalah lutut. Tahan
selama 10 20 detik untuk masing-masing kaki.
(h) Variasi: Peregangan ini juga dapat dilakukan dengan tengkurap. Pastikan
peregangan ini tidak menyakitkan. Jangkau tangan ke belakang dan peganglah
ujung telapak kaki lawannya di antara sendi pergelangan kaki dan jari kaki.
Dengan lembut tarik tumit ke arah tengah bokong. Tahan selama 10 15 detik.
Lakukan 10 detik untuk lansia.
(i) Berdirilah di ambang pintu dan letakkan ke dua tangan setinggi bahu di kedua
sisi ambang pintu. Gerakkan badan atas ke depan hingga terasa regangan yang
nyaman di ke dua lengan dan dada. Jaga dada dan kepala tetap tegap dan lutut
sedikit menekuk ketika melakukan peregangan ini. Tahan selama 15 detik.
Lakukan 15 20 detik untuk lansia.
(j) Teknik PNF: Kontraksikan relaksasikan Regangkan. Berdirilah dengan
lutut sedikit menekuk dan kaki di buka selebar bahu. Pegang siku kanan
dengan tangan kiri. Gerakkan Siku kanan ke arah bawah sambil melawan
gerakan ini dengan tangan kiri (kontraksi isometrik) selama 3 4 detik. Setelah
relaks beberapa saat, perlahan tarik siku ke samping, di belakang kepala,
hingga terasa regangan ringan di lengan belakang atas seperti pada
peregangan sebelumnya. Tahan selama 10 - 15 detik, ulangi pada sisi yang
lain.
(k) Mulailah dengan posisi berdiri dan lutut sedikit menekuk. Tekuk siku kanan
dan letakkan lengan di belakang kepala. Pegang siku kanan dengan tangan
kiri. Untuk meregangkan daerah ketiak dan bahu, gerakkan kepala ke
belakang ke arah lengan kanan, hingga terasa sedikit regangan. Tahan selama
10 15 detik. Lakukan untuk ke dua sisi. Lakukan 8 10 detik untuk lansia.
(l) Sekarang jalin jari-jari tangan di atas kepala. Dengan telapa menghadap ke
atas, dorong ke dua lengan sedikit ke belakang dan ke atas. Rasakan regangan
pada lengan, bahu, dan punggung atas. Tahan selama 15 detik. Jangan
menahan nafas. Peregangan ini baik dilakukan di mana saja, kapan saja, dan
sangat baik untuk bahu yang merosot. Bernafaslah dalam-dalam, lakukan 10
15 detik untuk lansia.
(m) Cara lain untuk meregangkan pangkal paha yang kaku adalah dengan duduk
menyandar pada dinding atau kursi, apa pun yang dapat menyangga. Dengan
punggung lurus dan ke dua telapak kaki menangkup, gunakan tangan untuk
mendorong lembut bagian paha dalam (bukan di lutut, tetapi di atasnya).
Dorong perlahan sampai terasa regangan yang enak dan merata. Relaks dan
tahan selama 20 30 detik. Lakukan 10 15 detik untuk lansia.
(n) Tangkupkan telapak kaki dan berpeganglah pada jari-jari kaki Anda. Pelan-
pelan dorong tubuh ke depan, condongkan dari pinggul hingga anda
merasakan regangan yang enak di pangkal paha. Anda juga mungkin
merasakan regangan di punggung. Tahan selama 20 detik, jangan memulai
gerak dari kepala dan bahu saat melakukan regangan ini. Mulailah gerakan
dari pinggul, jagalah siku agar tetap di sisi luar kaki agar anda stabil dan
seimbang. Kontraksikan otot perut anda secara perlahan saat miring ke depan,
ini akan meningkatkan kelenturan anda untuk mencondongkan tubuh ke
depan.
(o) Jika Anda sulit mencondongkan tubuh anda ke depan, tumit anda mungkin
terlalu dekat dengan pangkal paha. Jika demikian, kaki menjauh ke hadapan
anda. Ini memungkinkan anda menggerakkan tubuh ke depan dari pinggul.
(p) Variasi jika anda kaku di daerah pangkal paha. Peganglah telapak kaki dengan
satu tangan, taruh siku di sisi dalam betis untuk menahan dan menstabilkan
kaki. Sekarang, dengan menggunakan tangan lain yang disisi dalam betis
(bukan di lutut), perlahan lahan tekan kaki ke bawah untuk meregangkan sisi
pangkal paha ini. Jika bagian pangkal paha anda yang kaku, ini adalah
peregangan yang baik yang akan melenturkan daerah ini dan membuat lutut
jauh lebih alami ke bawah. Lakukan untuk ke dua kaki, tahan selama 10 15
detik. Lakukan 10 20 detik untuk lansia.
(q) Duduklah dengan kaki kanan lurus. Tekuk lutut kiri menyilang keluar lutut
kanan. Tarik lutut melintasi tubuh ke arah bahu yang berlawanan hingga anda
merasakan rengangan ringan di pinggul samping. Tahan 20 30 detik,
lakukan di ke dua sisi. Duduklah dengan kaki kanan lurus, tekuk lutut kiri
menyilang keluar lutut kanan. Tarik lutut melintasi tubuh ke arah bahu yang
berlawanan hingga anda merasakan rengangan ringan di pinggul samping.
Tahan 20 30 detik. Lakukan di ke dua sisi, lakukan 10 20 detik untuk
lansia.
(r) Duduklah dengan ke dua kaki lurus dan telapak kaki mengarah ke atas, tumit
terpisah tidak lebih dari 15 cm. Membungkuklah dari pinggul untuk
merasakan regangan ringan. Tahan selama 10 15 detik, anda mungkin akan
merasakan regangan tepat dibelakang lutut dan paha bawah anda juga
mungkin merasakan regangan di punggung bawah jika punggung Anda kaku.
(s) Jangan menundukan kepala ke depan saat memulai peregangan ini. Jagalah
pinggul agar tidak melengkung ke belakang. Condongkan tubuh dari pinggul
tanpa membuat punggung atas melengkung.
(t) Anda mungkin harus duduk menyandar ke dinding untuk menjaga agar
punggung tetap rata. Posisi ini sendiri mungkin sudah merupakan peregangan
yang memadai jika badan anda sangatka ku. Jika anda sulit relaks saat
melakukan peregangan ini, gunakan handuk sebagai alat bantu. Tarik tubuh
ke depan (perlahan) dari pinggul hingga titik dimana anda dapat merasakan
relaks dan tetap merasakan peregangan. Gunakan tangan untuk menarik tubuh
ke depan. Temukan regangan yang pas. Berhati-hatilah, jangan meregang
berlebihan.
(u) Jika sulit melakukan peregangan ini dengan posisi duduk, lakukan peregangan
yang sama dengan cara berbaringlah dan angkat kaki ke atas dengan sudut 900
dari sendi paha. Jaga punggung tetap rata dilantai. Tahan selama 15 20 detik,
ulangi pada kaki yang lain. Jika perlu berpeganglah pada paha belakang untuk
menghasilkan regangan atau taruh handuk melingkari telapak kaki dan tarik
dengan lembut. Regangkan sampai terasa nyaman. Anda juga dapat
meletakkan bantal di bawah kepala agar lebih nyaman. Lakukan 10 15 detik
untuk lansia punggung dan paha belakang, lakukan 20 30 detik untuk lansia.
(v) Angkat kedua lutut, telapak kaki di lantai. Jalin jari-jari tangan di belakang
kepala dengan lengan di lantai. Sekarang angkat kaki kiri ke atas kaki kanan.
Kemudian, gunakan kaki kiri untuk menarik kaki kanan ke arah lantai hingga
terasa regangan di sepanjang pinggul samping atau punggung bawah. Relaks,
jaga agar punggung atas, kepala belakang, bahu, dan siku menempel di lantai.
Tahan selama 10 20 detik. Tujuannya bukanlah untuk menyentuh lantai
dengan lutut kanan, tetapi melakukan peregangan semampu anda. Ulangi
peregangan ke sisi yang lain, silangkan kaki kanan ke atas kaki kiri dan tarik
ke kanan. Keluarkan nafas ketika Anda akan melakukan peregangan,
kemudian bernafaslah secara teratur saat sedang melakukan peregangan,
Lakukan 10 15 detik untuk lansia.
(w) Peregangan memanjang, Rentangkan ke dua lengan di atas kepala dan
luruskan kaki. Kemudian panjangkan sejauh mungkin ke dua tangan dan kaki
Anda ke arah berlawanan namun tetap nyaman. Tahan regangan ini selama 5
detik, kemudian relaks.
E. William Flexion Exercise adalah sebagai berikut:
Pertama kali dikembangkan oleh Dr.Paul Williams. Tujuan dari latihan fleksi ini
adalah untuk mengurangi tekanan oleh beban tubuh pada sendi faset (articular weight-
bearing stress) dan meregangkan otot dan fasia (meningkatkan ekstenbilitas jaringan
lunak) di daerah dorsolumbal, serta bermanfaat untuk mengoreksi postur tubuh yang
salah. Latihan fleksi ini juga dapat meningkatkan stabilitas di daerah lumbal karena
secara aktif melatih otot-otot abdominal, gluteus maximus, dan hamstring. Di samping
itunlatihan fleksi akan meningkatkan tekanan intra abdominal yang mendorong
kolumna vertebralis lumbal ke arah belakang, dengan demikian akan membantu
mengurangi. Secara teoritis, latihan fleksi ini dapat membantu mengurangi nyeri
dengan cara mengurangi gaya kompresi pada sendi faset, dan meregangkan
(stretching) fleksor hip dan ekstensor lumbal.
(a) Teknik stretching fleksi william
1.Latihan I (pelvic tilting)
2.Posisi pasien tidur terlentang dengan kedua kaki fleksi &kaki datar diatas
bed/lantai. Datarkan punggung bawah melawan bed tanpa kedua tungkai
mendorong ke bawah. Kemudian pertahankan 5 10 detik.
3. Latihan II (single knee to chest)
Posisi pasien tidur terlentang dengan kedua knee fleksi & kaki datar di atas
bed/lantai. Secara perlahan tarik kaki kanan kearah punggung & pertahankan 5
10 detik. Kemudian diulangi untuk knee kiri dan pertahankan 5 -10 detik.
4. Latihan III (double knee to chest)
Mulai dengan latihan sebelumnya (latihan II) dengan posisi pasien yang sama.
Tarik kaki kanan ke dada kemudian knee kiri ke dada dan pertahankan kedua
knee selama 510 detik. Dapat diikuti dengan fleksi kepala/leher (relatif)
kemudian turunkan secara perlahan-lahan salah satu tungkai kemudian diikuti
dengan tungkai lainnya.
5.Latihan IV (partial sit-up)
Lakukan pelvic tilting seperti pada latihan I. Sementara mempertahankan posisi
ini angkat secara perlahan kepala dan shoulder dari bed/lantai, serta pertahankan
selama 5 Detik. Kemudian kembali secara perlahan ke posisi awal.
6.Latihan V (hamstring stretch)
Mulai dengan posisi long sitting dan kedua knee ekstensi penuh. Secara perlahan
fleksikan trunk ke depan dengan menjaga kedua knee tetap ekstensi. Kemudian
kedua lengan menjangkau sejauh mungkin diatas kedua tungkai sampai
mencapai jari-jari kaki.
7. Latihan VI (hip fleksor stretch)
Letakkan satu kaki didepan dengan fleksi knee dan satu kaki dibelakang dengan
kaki dipertahankan lurus. Fleksikan trunk ke depan sampai kaki kontak dengan
lipatan axilla (ketiak), ulangi dengan kaki yang lain.
8 Latihan VII (squat)
Berdiri dengan posisi kedua kaki paralel dan kedua shoulder disamping badan.
Usahakan pertahankan trunk tetap tegak dengan kedua mata fokus ke depan &
kedua kaki datar diatas lantai. Kemudian secara perlahan turunkan badan sampai
terjadi fleksi kedua knee.

3.2 Aplikasi kompres hangat dalam keperwatan komunitas


Selain terapi peregangan akan lebih efektif jika di berikan juga terapi kompres
karena terapi es dan kompres panas dan dingin. Kompres panas atau kompres dingin,
selain menurunkan sensasi nyeri juga dapat meningkatkan proses penyembuhan
jaringan yang mengalami kerusakan (Tamsuri, 2007).
Kompres panas dapat meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang mengalami
cedera, meningkatkan pengiriman leukosit dan antibiotik ke daerah luka,
meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan,
meningkatkan aliran darah dan meningkatkan pergerakan zat sisa dan nutrisi (Potter
& Perry, 2006)

a) Pengertian kompres hangat


Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian
tubuh yang memerlukan. Kompres hangat dengan suhu 45-50,5C dapat dilakukan
dengan menempelkan kantung karet yang diisi air hangat ke daerah tubuh yang nyeri
(Tarwoto, 2006).
b) Tujuan kompres hangat
Tujuan dari kompres hangat adalah memprlancar sirkulasi darah, melunakan
jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan rasa nyeri, dan
mempelancar pasokan aliran darah dan memberikan ketenangan pada klien
(Asmasdi, 2008). Kompres hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan
pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan. Selain itu,
kompres hangat juga berfungsi menghilangkan sensasi rasa sakit. Untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres hangat dilakukan selama 20 menit
dengan 1 kali pemberian dan pengukuran intensitas nyeri dilakukan dari menit ke 15-
20 selama tindakan (Tarwoto, 2006).
c)Prosedur pelaksanaan kompres hangat
Terapi kompres hangat merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat
untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri,
mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat.
(1) Persiapan alat dan bahan
a. Buli buli dan sarungnya atau botol dan sarungnya
b. Perlak dan pengalas
c. Termos dan air panas dengan suhu 45-50,5C
(2) Prosedur kompres hangat menurut Hidayat & Musrifatul (2008) yaitu:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c. Isi kantung karet dengan air hangat dengan suhu 45-50,5C
d. Tutup kantung karet yang telah diisi air hangat kemudian dikeringkan
e. Masukkan kantung karet kedalam kain.
f. Tempatkan kantung karet pada daerah pinggang dengan posisi miring
kanan atau miring kiri.
g. Angkat kantung karet tersebut setelah 20 menit, kemudian isi lagi
kantung karet dengan air hangat lakukan kompres ulang jika ibu
menginginkan
h. Catat perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan pada menit ke
15-20
i. Cuci tangan
Kompres hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh
darah, menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan.Selain
itu, kompres hangat juga berfungsi menghilangkan sensasi rasa sakit.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres hangat dilakukan
selama 20 menit dengan 1 kali pemberian dan pengukuran intensitas
nyeri dilakukan dari menit ke 15-20 selama tindakan
d) Fisiologi kompres hangat
Fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot
tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar
aliran darah (Kompas,2009). Kompres hangat bermanfaat untuk meningkatkan suhu
kulit lokal, melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah,
mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri, menghilangkan sensasi rasa
nyeri, serta memberikan ketenangan dan kenyamanan (Simkin, 2005). Air merupakan
sarana yang baik bagi suhu panas, dan lebih baik daripada udara. Dengan air, kita tidak
terlalu banyak terpengaruh oleh panas maupun dinginnya suhu udara, seperti saat kita
mencelupkan (merendam) tubuh kita ke dalam air panas maupun dingin. Maksudnya,
suhu udara di luar bukanlah satu-satunya hal yang mempengaruhi (rasa tubuh), tetapi
media pemindah dan penyampai rasa dan juga berperan besar dalam menghasilkan
pengaruh rasa. Misalnya, suhu air panas yang dapat digunakan dalam kondisi biasa
berkisar sekitar 45oC (Mahmud, 2007).
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling
sering ditemukan dan kerap kali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
(Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara
terstruktur dan terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
(Kementerian Kesehatan RI. 2011)
Hasil penelitian Pamungkas (2010), menunjukan ada pengaruh latihan
gerak kaki (stretching) terhadap penu runan nyeri sendi pada lansia di posyandu
lansia Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri. Selain itu hasil penelitian Saadah (2012),
menunjukan terdapat Pengaruh latihan fleksi William(Stretching) terhadap
tingkat nyeri punggung bawah pada lansia di posyandu lansia RW 2 Desa
Kedungkandang Mala.
Penerapan Strecting ini bisa di lakukan untuk masyarakat umum,
utamanya untuk lansia dengan gangguan nyeri sendi ini sesuai karena selain
mengurangi nyeri juga bermanfaat untuk dapat merelaksasikan pikiran dan
menyegarkan tubuh, peregangan semestinya menjadi bagian dari keseharian
Anda.
DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah. Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung
Waluyo...(dkk), EGC, Jakarta

2. Anderson, B. (2008). Stretching.Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

3. Mujianto. (2013).Cara praktis mengatasi nyeri leher dan nyeri pinggang dengan
stretching.Jakarta: Trans Info Media

4. 715. Osteoarthritis; osteoarthrosis and allied disorders Info publikasi: Incidence


and Prevalence Data, suppl. 715 Osteoarthrosis and allied disorders ; Capitola
, (Second Quarter 2010).

5. Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan RI.


Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.Strategi nasional
penerapan pola konsumsi makanan dan aktifitas fisik untuk mencegah
penyakittidak menular,--Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2011

6. 6.Gerwin, R.D.(2004)An expasnsion of simonsintegrated hypothesis of trigger


point information, current paint and head ache report.

7. Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri.Jakarta: EGC

8. Tarwoto. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.Jakarta:


Salemba Medika

9. Simkin, P. (2005). Buku saku persalinan.Jakarta: EGC

10. Mahmud, M. H. (2007). Terapi air.Jakarta: Qultum Media.

11. Hidayah, M. U. (2008). Praktikum ketrampilan dasar praktik klinik: Aplikasi


dasar-dasar praktik kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

12. Brian C. Focht.2006. Effectiveness of Exercise Interventions in Reducing Pain


Symptoms Among Older Adults With Knee Osteoarthritis: A Review. Journal of
Aging and Physical Activity, 2006, 14, 212-235

13. NorAzizahIshak,ZarinaZahari,andMariaJustine. Effectiveness of Strengthening


Exercises for the Elderly with Low Back Pain to Improve Symptoms and
Functions: A Systematic Review. Hindawi Publishing Corporation Scientica
Volume 2016, Article ID 3230427
14. Adel Rashad Ahmed. Effects of Home Stretching Exercise on knee Pain and
Physical Function in Patients with Knee Osteoarthritis. Bull. Fac. Ph. Th. Cairo
Univ., Vol. 15, No. (2) Jul. 2010

15. Juliano Bergamaschine Mata .Exercise, especially combined stretching and


strengtening exercise, reduce myofacial pain: a systematic review .Journal of
Physiotherapy 63 (2017) 1722

16. David G. Behm. Acute effects of muscle stretching on physical performance,


range of motion, and injury incidence in healthy active individuals: a systematic
review. Appl. Physiol. Nutr. Metab. Vol. 41, 2016

Anda mungkin juga menyukai