STASE MUSCULOSKELETAL
RS PELAMONIA
BUDI DARMAN
PO.715241202004
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
1
TAHUN 2021
2
HALAMAN PENGESAHAN
Budi Darman
PO.715241202004
Dengan Judul :
3
A. PENDAHULUAN
Dalam praktek fisioterapi sering dijumpai adanya nyeri punggung (back pain) di mana
nyeri punggung ini hanya merupakan symptom dan bukan suatu diagnosis dan spine
mempunyai struktur anatomis yang berpotensi untuk mengakibatkan nyeri. Menurut Rene
Cailliet 80 % populasi pernah merasakan nyeri punggung sepanjang kehidupan mereka tanpa
mengenal jenis kelamin,usia, tingkat sosial, dan pekerjaan atau jabatan. Di dalam bukunya Mc
Kenzie mengatakan bahwa back pain terbagi menjadi 2 yaitu upper back pain dan lower back
pain. Ditinjau dari aspek biomekanik, penyebab back pain dibagi atas kesalahan postural dalam
jangka waktu yang lama dan kinetik back pain yaitu nyeri yang timbul karena adanya kelainan
atau defek. Prosedur terapeutik yang digunakan pada back pain telah dikenal sejak dua atau tiga
ribu tahun yang lalu, sejak hipokrates memperkenalkan terapi konservatif dengan mekanikal
terapi pada kasus spinal pain. Pada awal terapi diberikan terapi dengan kombinasi exercise,
traksi, massage, mobilisasi, dan spinal manipulasi. Dan penyebab back pain paling banyak
adalah karena adanya kesalahan postural atau gerakan tubuh yang tidak proporsional dalam
jangka waktu yang lama pada saat beraktifitas sehingga lama kelamaan akan menyebabkan
nukleusnya bergeser ke arah posterior atau posterolateral dan mengenai facet (apopyseal) joint
blockade. Kesalahan postural ini dapat dialami oleh siapa pun, misalnya seorang pelajar yang
bekerja di depan computer dengan cara membungkuk yang di sebabkan karena tinggi meja
computer yang tidak sesuai dengan kursi, seorang ibu rumah tangga yang lebih banyak
membungkuk ketika mengerjakan pekerjaan rumah, kelainan struktur spine misalnya kiphosis,
anteroposition leher, dan lain-lain. Joint blockade dapat mengenai satu atau beberapa facet joint
didaerah thorakal, thorakal-lumbale, dan lumbo-sacrale dan pada umumnya banyak mengenai
daerah thorakal karena thorakal memiliki kurva kiphosis dan gerakkannya di batasi oleh thorac
cage yaitu oleh scapula dan costae. Secara klinis Joint blockade yang mengenai daerah thorakal
dapat menimbulkan keluhan nyeri pada upperthorakal walaupun secara morfologis tidak
4
ditemukan adanya kelainan patologi, selain itu juga dapat menimbulkan keluhan berupa
keterbatasan gerak tertentu terutama pada saat ekstensi karena adanya pemendekan ligament
dengan pola non capsular pattern dan firm end feel sehingga menimbulkan keluhan nyeri, pada
saat gerak tertentu timbul nyeri karena adanya iritasi pada saraf sensorik dan penekanan pada
saraf afferen somatik, serta adanya reaksi pertahanan berupa guarding spasme dan terjadi
iskemik sehingga menimbulkan spasme pada otot-otot back ekstensor. Dalam hal ini fisioterapi
memegang peranan penting untuk menangani masalah gangguan gerak fungsional tersebut,
karena berdasarkan deklarasi WCPT 1999 di Yokohama, fisioterapi adalah bagian integral dari
profesi kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara, memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan teknik dan modalitas fisioterapi (MWD, SWD, TENS, IIR, US), Massage, terapi
LBP atau NPB didefinisikan sebagai nyeri yang terlokalisasi pada vertebra thorakalis 12
sampai gluteus inferior dengan atau tanpa nyeri pada bagian kaki dan bukan merupakan suatu
penyakit. Sinaki dan Mokri meyebutkan nyeri punggung bawah mekanik merupakan nyeri
punggung nondiskogenik yang disebabkan oleh aktivitas fisik dan berkurang dengan istirahat.
Nyeri ini berhubungan dengan stress/strain otot-otot punggung, tendon dan ligamen yang
biasanya ada bila melakukan aktivitas sehari-hari berlebihan, duduk atau berdiri yang terlalu
lama juga mengangkat benda berat. Nyeri tidak disertai hipestesi, parestesi, kelemahan atau
defisit neurologi. Selama hidupnya, 50-80% orang dewasa pernah mengalami LBP dan 90%
1. Definisi
Low Back Pain (LBP)adalah nyeri pada punggung bagian bawah,yang merupakan
penyakit atau diagnosis untuk suatu penyakit namun nyeri yang dirasakan di area yang
5
Non-specific low back pain merupakan gejala nyeri pinggang bawah yang terjadi
tanpa penyebab yang jelas, diagnosisnya berdasarkan eklusi dari patologi spesifik. Kata
“non specific” mengidentifikasi bahwa tidak terdapat struktur yang jelas yang
menyebabkan nyeri. Non-specific low back pain termasuk diagnosa seperti mysofascial
2. Data Epidemiologi
Jumlah penderita Low Back Pain hampir sama pada setiap populasi masyarakat di
dunia. Berdasarkan data dari National Health Interview Survey (NHIS) tahun 2009
persentase penderita Low Back Pain di Amerika Serikat mencapai 28,5%. Angka ini
berada pada urutan pertama tertinggi untuk kategori nyeri yang sering dialami kemudian
diikuti oleh sefalgia dan migren pada urutan kedua sebanyak 16% . Data untuk jumlah
penderita Low Back Pain di Indonesia tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan
(HerryKoesyanto, 2013).
diperkirakan 70-80% dari seluruh populasi pernah mengalami LBP non-spesifik pada
Pada penelitian di Amerika ditemukan insiden dari LBP non-spesifik sedang (selama 8-
30 hari pada 12 bulan terakhir) sebanyak 13,2% dan kasus berat (>30 hari pada 12 bulan
terakhir) sebanyak 7,8 % di mana jumlah sampel yang di teliti adalah 1224. (Shiri,
2010).
Berdasarkan data yang diperoleh dari poliklinik rehabilitasi medik Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar pada tahun 2009 jumlah pasien Low back pain (LBP)
6
yang menjalani rawat jalan sebanyak 152 pasien, tahun 2010 sebanyak 249 pasien
(Kurniasih, 2011).
3. Etiologi
Umumnya nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah
aktifitas.
a. Regangan lombosakralakut
c. Osteoartrtritis tulangbelakang
d.Masalah diskusintervertebralis
(mengangkat beban berat tiap kali, terpapar getaran untuk waktu yang lama),
kecelakaan atau patah, degenerasi tulang belakang karena penuaan, infeksi, tumor,
kegemukan, otot tegang atau kram, keseleo atau terkilir, otot atau ligament
Selain itu, beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk da- lam waktu
yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP. Kehamilan dan obesitas
7
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh gaya
berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada tulang belakang akibat
penumpukan lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan otot (Bimariotejo dalam Deli
Sulvici,2015).
Menurut Sri Adhyati, 2011 beberapa faktor yang menyebabakan terjadinya LBP,
antara lain:
kelainan kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa tulang vertebra hanya
setengah bagian karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal ini dapat
skoliosisringan.
Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat
menjadi satu, namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat lubang
dankeadaan ini dikenal dengan Spina Bifida. Penyakit spina bifida dapat
kelayuan pada kaki, dan sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil,
8
Trauma dan gangguan mekanis merupakanpenyebab utama LBP
(Bimariotejo dalam Sri Adhyati, 2011). Pada orang-orang yang tidak bia asa
longan medis agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut (Idyan
pada daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga di- sepanjang
punggung dan anggota bagian tubuh lain (Soeharso dalam Sri Adhyati,
2011).
otot atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang
9
saat usia muda. Hal ini dapat me- nyebabkan nyeri pada tulang belakang
2) Penyakit Fibrositis
ditandai dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa
nyeri memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan
3) PenyakitInfeksi
Menurut Idyan dalam Sri Adhyati, 2011 infeksi pada sendi terbagi atas
dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri dan infeksi kronis,
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan ber-
jalan dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat men-
imbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum,
genu varum, coxa valgum dan sebagainya. Beberapa pekerjaan yang men-
gaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat
nyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan
Adhyati,2011).
10
4. Proses Patologi
Pada umumnya, faktor resiko dari LBP berawal dari aktivitas pekerjaan
intervetebralis berawal dari adanya beban stress atau kompresi yang besar
(Langevin, 2007)
11
5. Gambaran Klinis
a. Nyeri punggung akut atau kronis (berlangsung lebih dari 3 bulan tanpa
terganggu.
sehingga terjadi refleks spasm pada otot- otot erectos spine sebagai proteksi
terhadap gerakan. Dengan demikian, adanya spasme atau tightness dari otot-
otot erector spine akan menghambat terjadinya gerakan dengan kata lain LGS
bergerak sebagai respons terhadap adanya nyeri akut yang cenderung akan
12
berkembang menjadi LBP kronis. Dalam patofisiologis, perkembangan
menjadi LBP kronis terlebih dahulu melibatkan perubahan dalam jumlah dan
jaringan lokal meningkat. Sensitisasi sistem saraf perifer dan pusat kemudian
aktivitas fisik dan lingkaran setan yang diilustrasikan pada gambar 2.6
(Langevin, 2007).
Di kedua jaringan ikat dan sistem saraf, respons plastisitas ditandai oleh
memudarnya gejala dan kecacatan pada nyeri punggung bawah yang berulang
dan potensi gejala eksaserbasi akut yaitu meningkatnya kondisi akut). Rasa
sakit pada nyeri akut dapat dipicu oleh situasi yang menyebabkan peningkatan
jaringan ikat fibrosa dan otot, darah dan aliran limfatik dapat membahayakan
secara kronis oleh struktur jaringan yang tidak teratur dan rentan terhadap
aktivitas otot yang tidak biasa (misalnya memulai aktivitas kerja atau baru
lebih lanjut seperti duduk lama. Setelah aktivasi nociceptors lokal dimulai,
13
sakit yang dirasakan, yang menyebabkan tertekan, rasa takut untuk
Umur : 55 Tahun
Pekerjaan : Pengacara
b) History Taking
ke 2 sisi thoraxs sampai ke depan dada, sejak 4 minggu yang lalu.nyeri muncul
saat berkebun
14
4. Faktor yg memperberat : Duduk lama (lbh dari
keadaan istirahat
c) Inspeksi
a. Statis
b. Dinamis
- Pada saat bergerak ke Posisi Fleksi thoracal + rotasi kiri dan kanan
terdapat nyeri
Regio Cervical :
1) Fleksi
Timbul nyeri regangan maka indikasi gangguan pada otot spasme / tightness
Timbul nyeri referred ke lengan maka indikasi problem diskus hernia diskus
2) Ekstensi
Timbul nyeri lokal maka indikasi disfungsi facet Timbul nyeri referred ke lengan
diskus.
15
3) Gerakan 3 dimensi ekstensi Timbul nyeri lokal pada sisi ipsilateral problem
facet joint / uncinate joint Timbul nyeri lokal pada sisi kontralateral problem
Regio Sholder
Regio Thoracal
16
end feel minimal
Rotasi Kiri Nyeri, Full Nyeri,Full ROM, Nyeri,Full ROM,
ROM Elastic end feel Tahanan Max
f) Pemeriksaan Spesifik
1. Palpasi Hasil:
PACVP
Jika nyeri tekan yang hebat dan firm end feel maka indikasi facet joint
Hasil : (+ )Nyeri
PAUVP
Jika nyeri tekan yang hebat dan firm end feel maka indikasi facet joint
4. Costotransversal test
Jika nyeri tekan yang hebat dan firm end feel maka indikasi costotransversal
joint dysfunction
17
g) Pengukuran Fisioterapi
2. ROM Thoracal
3. MMT
fisioterapi dan jenis latihan yang akan diberikan, serta dapat menentukan
Hasil :
Gerakan Hasil
Fleksi-Ekstensi Thoracal 5
Lateral Fleksi Thoracal 3
Rotasi Thoracal 3
History Taking :
18
Inspeksi :
Bahu simetris,posisi scapula,posisi
clavicula,posisi badan agak
membungkuk,saat berjalan posisi
membungkuk
Pemeriksaan fisik
PFGD Screening Test fleksi JPM tes thorakal a. Nyeri gerak: 5/10
Nyeri pada gerakan lateral Regioncervical: Fleksi,ekstensi (PACPP dan PAUVP) b. Nyeri Tekan : 6/10
fleksi dan rotasi ROM dan 3 dimensi (+),JPM tes
Regio sholder abduksi- c. Nyeri Diam : 3/10
Terbatas, kekuatan otot costotrasversal(+),Costotr
elevasi,region thoracal lateral Lateral fleksi : F. 15o -0 o
tahanan min asversal tes(+) Rotasi :
fleksi-rotasi -15 o, R. 25o -0 o -25 o
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa ICF :
Middle back pain with mobility devisite et causa costo
transversal dysfungction
i) Diagnosis Fisioterapi
Middle back pain with mobility devisite et causa costo transversal dysfungction
j) Problematik Fisioterapi
19
Pemeriksaan/Pengukuran
No. Komponen ICF
Yang Membuktikan
1. Body Struktur
Kifosis Inspeksi Statis
Sprain costotrasversal Inspeksi
Deviasi postural Inspeksi Statis
2. Body Function
Nyeri Gerakan Lateral Fleksi dan Rotasi
Thoracal
PFGD
Keterbatasan Gerak PFGD
Muscle Imbalance Inspeksi
Inspeksi Statis dan History
Posisi Duduk Membungkuk
Talking
3. Activifiti Limitation
Gangguan Saat Duduk Lama (lebih dari
20 mnt) Saat Bekerja dan Aktifitas Pada History Talking
Posisi Thorakal Memutar
4. Participation Restriction
Gangguan bekerja sebagai pengacara History Talking
Gangguan saat berkebun History Talking
Mengurangi nyeri dan mengembalikan ROM thoracal agar dapat bekerja sebagai
pengacara dan berkebun tanpa rasa nyeri dan keterbatasan gerak pada lateral
a. Mengurangi Nyeri
d. Mengurangi Sprain
e. Koreksi Postur
20
k) Strategi Intervensi Fisioterapi
21
Fisioterapi Terapi
1. Khifosis MWD,Mobilisasi 12 minggu Prognosis :
Costo Trasversal follow up fung si normal,
a. Edukasi
Sarankan pasien mengurangi aktifitas menunduk dan perbaaiki posisi saat duduk
b. Home program
fisioterapis.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Salim, J.S 2015, Penambahan Teknik Manual Therapy Pada Latihan
Pendular Codman Lebih Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi Pada
Sendi Glenohumeral Penderita Capsulitis Adhesive
Sun Wook Park, Han Suk Lee, Jun Ho Kim., 2014 The Effectiveness of
Intensive Mobilization Techniques Combined with Capsular
Distension for Adhesive Capsulitis of the Shoulder.
Surabhi Agarwal, Shahid Raza, Jamal Ali Moiz, Shahnawaz Anwer, Ahmad
H. Alghadir, 2016 Effects of two different mobilization techniques on
pain, range of motion and functional disability in patients with
adhesive capsulitis: a comparative study
24