PENDAHULUAN
salah yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Masalah nyeri
pinggang yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi
LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada
kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu.
Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk dalam faktor
resiko LBP adalah umur, jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh yang meliputi
Low back pain myogenic dapat terjadi dengan tanda dan gejala sebagai
berikut : 1) adanya nyeri dimulai dari nyeri pada daerah punggung dan menetap.
Nyeri yang dirasakan akan bertambah ketika melakukan aktivitas dan merasakan
nyaman ketika beristirahat. 2) spasme otot biasanya mengenai m.erector spine dan
quadratus lumborum dan rasa kaku pada daerah punggung. 3) keterbatasan gerak
pada low back pain pergerakanya pada tulang vertebra menjadi terbatas ketika
melakukan gerakan fleksi, ekstensi, lateral fleksi dan rotasi. Hal ini terjadi karena
menjadi menurun tergantung pada daerah yang nyeri. Dan dikarenakan adanya
nyeri membatasi terjadinya gerakan yang akan dilakukan pasien, sehingga terjadi
kecenderungan kelemahan otot. 5) gangguan fungsional terganggunya seseorang
Nyeri punggung bawah adalah salah satu alasan paling umum yang
membuat orang tidak dapat bekerja atau melakukan kegiatannya dengan baik.
dikutip oleh Yulianto A (2008), sebanyak 80% populasi orang dewasa dalam
akibatkan oleh nyeri punggung bawah pada seseorang sangat berat. Kehilangan
ekonomi yang cukup besar. Nyeri punggung bawah merupakan penyebab kedua
kunjungan ke dokter setelah penyakit saluran nafas atas. Sekitar 12% orang yang
diperoleh pravelensi LBP adalah 19,9%. LBP lebih banyak terjadi pada
perempuan (67,5%) dari pada laki-laki (33,5%). Penderita LBP dari kelompok 31-
50 tahun 1,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan kelompok umur 16-30 tahun.
Poliklinik Neurologi adalah pasien LBP dan merupakan urutan kedua tertinggi
Seluruh Indonesia (PERDOSSI) ditemukan 18,13% pasien LBP dengan rata- rata
nilai VAS (Visual Analog2 Scale) sebesar 5,46 ± 2,56 yang berarti nyeri sedang
inap interne ditemukan yang mengeluh nyeri pada bagian punggung bawah.
1.2 Tujuan
klien.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1Pengertian
LPB (Low Back Pain) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada
ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah
10 penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. LBP yang lebih dari 6
baik. LBP adalah salah satu keluhan yang dirasakan oleh sebagian
sistem syaraf.
1. Anatomi Muskuloskeletal.
anggota gerak.
Gambar :
Pada tulang belakang terdapat bantalan yaitu intervertebral disc yang
dari bantalan ini terdiri dari annulus fibrosus yang terbuat dari tulang
melompat. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini maka tulang dapat
belakang ini harus dipertahankan dalam kondisi yang baik agar tidak
gerakan.
otot.
Terdapat dua jenis kerja otot, yaitu kerja otot statis dan
2.1.3 Etiologi
otot.
masalah psikosomatik.
akan semakin jelas pada gerakan. Juga dievaluasi cara jalan pasien,
menghilang.
Kadang – kadang, dasar organik nyeri punggung tak dapat
itu menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah
terjadi, resiko LBP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya saja.
sebagainya.
korpus vertebra dapat dilihat pada foto rontgen polos dan dikenal sebagai
nodusschmorl.
kelainan yang mendasari low back pain subkronis atau kronis yang
kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai
bersama-sama arteria radipularis yang berada dalam lapisan dura. Hal itu
terjadi jika penjebolan berada di sisi lateral tidak aka nada radiks yang
Pada tingkat L2 dan terus ke bawah tidak terdapat medulla spinalis lagi,
bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagi atas
HNP sentral dan HNP lateral. HNP sentral akan menunjukan paraparesis
bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada
dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex
iliaka) ditekan.
sendi faset dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar
Serabut annulus
robek Ruptur pada annulus
Nukleus
keluar
HNP
Servikal Lumbal
lengkap :
1. Pemeriksaan Laboratorium.
(protein myeloma).
2. Pemeriksaan Radiologis.
a. Foto Rontgen.
b. MRI.
neoplasma.
c. CT.
aktivitas.
2. Medis.
a. Formakoterapi.
c. Bedah.
progresif.
Sindroma kauda.
2.1.8 Komplikasi
2.2.1 Pengkajian
I. Pengkajian.
a) Identistas Klien.
b) Keluhan Utama.
belakang kaki.
sebelumnya.
e) Riwayat Pekerjaan.
a) Keadaan umum.
TD : Tekanan darah.
N : Nadi.
P : Pernapasan.
S : Suhu.
c) Antropometri.
BB : Berat badan.
TB : Tinggi badan.
d) Sistem pengidraan.
e) Sistem pernapasan.
bunyi jantung.
g) Sistem gastrointestinal.
h) Sistem integumen.
permukaan kuku.
i) Sistem muskuloskletal.
j) Sistem endokrin.
k) Sistem reproduksi.
reproduksi.
l) Sistem neurologis.
1) Fungsi cerebral.
4) Kemampuan bicara.
5) Fungsi kranial.
Nervus I (Olfaktorius) :
Suruh klien menutup mata dan menutuo
Nervus II (Optikus) :
Nervus IV (Troklearis) :
Nervus V (Trigeminus) :
Uji pendengaran.
Nervus IX (Glosofaringeus) :
Nervus X (Vagus) :
epiglotitis.
Nervus XI (Asesorius) :
mengucapkan ‘R’.
6) Fungsi motorik :
7) Fungsi sensorik :
8) Fungsi cerebrum :
1. Neurologik.
disfugsi radiks.
2. Radiologik.
tulang.
(atas indikasi).
informasi.
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan 3 x 24 jam ketidak seimbangan nutrisi 2. Kaji intake dan output klien
faktor biologis. ter atasi. 3. Tingkatkan intake makan melalui :
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitoring vital sign sebelum dan
dengan nyeri. 3 x 24 jam gangguan mobilitas fisik sesudah latihan dan lihat respon
teratasi. pasien saat latihan.
2. Koreksi tingkat kemampuan
mobilisasi.
Kriteria hasil :
3. Konsultasikan dengan terapi fisik
tentang rencana ambulansi sesuai.
Klien meningkat dalam aktifitas 4. Bantu klien dalam perubahan gerak.
fisik. 5. Observasi / kaji terus kemampuan
Mengerti tujuan dari peningkatan gerak motorik, dan keseimbangan.
mobilitas. 6. Ajarkan pasien tenaga kesehatan
Memverbalisasikan perasaan lain tentang teknik ambulansi.
dalam meningkatakan kekuatan 7. Anjurkan keluarga klien untuk
dan kemampuan berpindah. melatih dan memberi motivasi.
Memperagakan penggunaan alat 8. Kaji kemampuan pasien dalam
bantu. mobilisasi.
9. Kolaborasi dengan tim kesehatan
lain (fisioterapi untuk pemasangan
konset).
10. Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLS secara mandiri.
11. Berikan alat bantu jika diperlukan.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Posisikan pasien untuk
dengan nyeri. 3 x 24 jam pasien menunjukan memaksimalkan ventilasi.
keefektifan jalan nafas. 2. Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
3. Keluarkan sekret atau batuk
Kriteria Hasil : menggunakan suction.
4. Auskultasi suara nafas, dan catat
suara tambahan.
Mendemonstrasikan batuk
5. Atur intake untuk cairan
efektif dan suara nafas yang
mengoptimalkan keseimbangan.
bersih, tidak ada sianosis dan
6. Monotor respirasi dan status O2.
dyspneu.
7. Bersihkan mulut, hidung dan trakea.
Menunjukan jalan nafas yang 8. Pertahankan jalan nafas yang paten.
paten. 9. Observasi adanya tanda – tanda
Tanda – tanda vital dalam hipoventilasi.
rentang normal. 10. Monitor vital sign.
11. Ajarkan bagaimana batuk efektif.
12. Monitor pola nafas.
5. Kurang pengetahuan berhungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
tidak mengetahui sumber informasi. 3 x 24 jam pasien menunjukan keluarga.
pengetahuan tentang proses penyakit. 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi fisisologi, dengan
cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang
Kriteria Hasil : biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat.
Pasien dan keluarga 4. Gambarkan poses penyakit dengan
menyatakanpemahaman tentang cara yang tepat.
penyakit, kondisi, prognosis dan 5. Identifikasi kemungkinan penyebab,
program pengobatan. dengan cara yang tepat.
Pasien dan keluaraga mampu 6. Sediakan informasi pada pasien
menjelaskan kembali apa yang di tentang kondisi, dengan cara yang
jelaskan perawat / tim kesehatan. tepat.
7. Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat.
8. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan.
9. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan.
10. Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang
tepat.
6. Defisit perawatan diri berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor kemampuan klien untuk
dengan nyeri. 3 x 24 jam defisit perawatan diri perawatan diri yang mandiri.
teratasi. 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat
– alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakain, berhias, toileting dan
makan.
3. Sediakan bantuan sampai klien
Kriteria Hasil : mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
Klien terbebas dari bau badan. 4. Dorong klien untuk melakukan
Menyatakan keamanan terhadap aktivitas sehari – hari yang normal
kemampuan untuk melakukan sesuai kemampuan yang dimiliki.
ADLS. 5. Dorong untuk melakukan secara
Dapat melakukan ADLS dengan mandiri, tapi beri bantuan ketika
bantuan. klien tidak mampu untuk
melakukannya.
6. Berikan aktivitas rutin sehari – hari
sesuai kemampuan.
7. Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari – hari.
8. Ajarkan klien / keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
2.2.4 Implementasi.
2012).
2.2.5 Evaluasi.
DATA KLINIS
Nama Klien : TN. A No. Rek. Medis : 100.01.89.00
Jenis Kelamin : Laki-laki Ruangan : Penyakit dalam
Usia : 70 th TB : 160 cm BB : 56 kg (aktual/potensial)
Suhu : 37 0 C Nadi : 90 x/i RR : 22 x/i
Tekanan Darah : 130/ 90 mmHg
Tanggal Kedatangan : 09 juli 2021 Waktu/ Jam : 10.00 WIB
Tanggal Pengkajian
Orang yang bisa dihubungi : Ny. W Telepon : 085371452563
Catatan Kedatangan : Kursi roda Ambulans Brankar
Lain-lain mobil pribadi
15
.
Masalah Keperawatan: Nyeri akut__________________________________________.
.
PENGGUNAAN
Tembakau : V Tidak Ya Sudah Berhenti
Berhenti (Tanggal) : _______________
Jumlah penggunaan : <1 bks/hari 1-2 bks/hari >2 bks/hari
Alkohol : Tidak
Ya, Jumlah penggunaan: / hari
Obat lain : Tidak
Ya, Jenis: ____ Penggunaan : ____.
Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna) : .
Reaksi Alergi : ____________.
Masalah Keperawatan:___________________________________________________.
.
16
POLA NUTRISI / METABOLISME
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
1. Selera makan
biasa, tidak ada
5. Cara pemenuhan
nasi biasa nasi lunak
17
Makan malam : nasi biasa
POLA ELIMINASI
KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
b. Eliminasi urine
6 x sehari 4 x sehari
2. Konsistensi feses
padat padat
Lain-lain : ___________________________________________________
___________________________________________________
Masalah Keperawatan: defisi volume cairan___________________________________.
.
18
1 = Dengan Alat Bantu 3 = Bantuan peralatan dan orang lain
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/Minum 0
Mandi 0
Berpakaian/berdandan 0
Toileting 0
Mobilisasi di tempat tidur 0
Berpindah 0
Berjalan 0
19
Bahasa sehari-hari : I ndonesia Daerah, ________ Lain-lain, ________.
Kemampuan memahami : Tidak Ya
Keterampilan interaksi: Tepat Tidak tepat, ________________________.
Tingkat ansietas : Ringan Sedang
Berat Panik
Vertigo : Tidak Ya
Nyeri : Tidak Nyeri akut Nyeri kronis
Penalaksanaan nyeri : _______________.
Masalah Keperawatan:_ koping individu______________________________.
.
POLA PERAN HUBUNGAN
Status pekerjaan : Bekerja Tidak bekerja
Jenis pekerjaan : Petani
Sistem pendukung : Tidak ada Pasangan Tetangga
Teman Keluarga Lain-lain ________.
Masalah keluarga berkenaan dengan masalah di Rumah Sakit :
.
.
.
Lain-lain : ___________________________________________________
___________________________________________________
Masalah Keperawatan:___________________________________________________.
.
POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI
Masalah menstruasi : ______________.
Masalah seksualitas b.d penyakit : ___.
Lain-lain : ___________________________________________________
___________________________________________________
Masalah Keperawatan:___ ____tidak dilakukan pengkajian______________.
.
20
POLA KOPING – TOLERANSI STRES
Perhatian utama tentang perawatan di rumah sakit atau penyakit ( finansial, perawatan diri ) :
pasien selalu mandi saat di rawat di rumah sakit
Kehilangan / perubahan di masa lalu : Tidak ada Ada
Hal yang dilakukan jika ada masalah : tidak ada masalah .
.
Keadaan emosi dalam sehari-hari : v Santai Tegang
Lain-lain, __________________________.
Masalah Keperawatan:_koping individu______________________________________.
.
POLA KEYAKINAN-NILAI
Agama : v Islam Katolik Protestan
Hindu Budha
Pantangan keagamaan : Tidak ada Ada
Pengaruh agama dalam kehidupan : iya
.
Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini: Tidak Ya
Masalah Keperawatan:___________________________________________________.
.
PEMERIKSAAN FISIK
21
1. Pemeriksaan head to toe (IPPA)
Uraikan temuan abnormal pasien :
Inspeksi
mulut dan gigi Mukosa mulut kering, terdapat karies pada gigi, lidah kotor.
Palpasi
punggung : Nyeri pada saat ditekan, didaerah lumbal 3 – 5.
Perkusi
tidak ada masalah semua dalam batas normal
auskultasi
22
Format Pengkajian Sistem Neurologi
1. Data Subjektif
2. Mental Status
Orang Tempat Waktu
Orientasi:
Jangka panjang Jangka pendek
Memori :
3. Kemampuan Bahasa
Afasia v Afasia
broca wernicke
Afasia global
4. Fungsi Intelektual
Tidak
mampu
menghitung
mundur
Tidak
mampu
menentukan
pilihan
5. Daya Pikir
Kesulitan
berpikir Khayalan
23
Pikiran Halusinasi
paranoid
6. Status Emosional
Lekas
Afek datar marah Cemas
apatis Euforia
7. Tingkat Kesadaran
Compos v
mentis Apatis Somnolent
Stupor Coma
24
8. Penilaian Pupil
26
Corneal refleks 2+ 2+
Abdominal refleks 2+ 2+
Marche a
petits pas Apraxic gait
Scissoring Hemiplegic
Ataksia Foot
sensorik droop
Ataksia
cerebral Painful gait
15. Diagnostik
1. Lumbal pungsi/ tes cairan serebro spinal
Analisis cairan serebrospinal :
Warna : Jernih, tidak berwarna
Glukosa : 120 mg/dl- normal < 200mg/dl
Protein : (-) negatif
Gama globulin : -
Sel darah : leukosit 7580 sel/ mm3 - normal 5000-10000 sel/mm3
27
2. Diagnostik testing :
A. Non invasive tests of strukture
Electroencephalogram
Kesimpulan : tidak dilakukan pemeriksaan
Doppler Ultrasonography
Doppler Scanning
Lumbar Puncture
Kesimpulan : tidak dilakukan pemeriksaan
Myelography
Kesimpulan : tidak dilakukan pemeriksaan
Cerebral Angiography
Kesimpulan : tidak dilakukan pemeriksaan
28
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
RENCANA PEMULANGAN
Rencana Tindak Lanjut rawat inap di zaal penyakit dalam
Kelompok II
29
XII. DATA FOKUS.
1. Data subjektif.
Klien mengatakan + 3 minggu sebelum masuk rumah sakit tidak
ada makan.
berkurang.
2. Data objektif.
Klien tampak nafsu makan berkurang. Klien tampak susah menelan.
BB : 50 kg / TB : 160 cm.
Lidah kotor. 65
ANALISA DATA
67
3.2 Diagnosa Keperawatan
Data Objektif :
Klien tampak nafsu
makan berkurang.
Klien tampak
susah untuk
menelan.
Lidah kotor.
TD :
110/70 mmHg.
N : 70 x/i
Suhu : 37oC
P : 22 x/i
BB : 50 kg.
3 Diagnosa : Tujuan : 1. Koreksi tingkat kemampuan mobilisasi.
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan2. Bantu klien dalam perubahan gerak.
fisikberhubungan selam 3 x 24 jam klien mampu 3. Observasi / kaji terus kemampuan
dengan nyeri. mobilisasi fisik. gerak motorik, dan keseimbangan.
Kriteria Hasil : 4. Anjurkan keluarga klien untuk melatih
Data Subjektif : Klien dapat melakukan dan memberi motivasi.
Klien mengatakan di mobilitas secara bertahap 5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
bantu keluarga dengan tanpa merasakan nyeri. (fisioterapi untuk pemasangan konset).
untuk melakukan Menggerakan otot dan sendi.
aktivitas. Mampu pindah tempat
Klien mengatakan tanpa bantuan.
nyeri bertambah Berjalan tanpa bantuan.
berat saat Klien meningkat dalam
beraktivitas. aktifitas fisik.
Data Objektif :
Klien tampak Mengerti tujuan dari
dibantu keluarga peningkatan mobilitas.
untuk
beraktivitas. Memverbalisasikan
TD:110/70 mmHg. N : perasaan dalam meningkatakan
70x/i, kekuatan dan kemampuan
Suhu : 370C. berpindah.
P : Skala
22x/i nyeri 6. Memperagakan penggunaan
alat bantu.
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI.
inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib Quzwain pada tanggal 09
sd 11 juli 2021, ada beberapa hal yang perlu dibahas dan diperhatikan dalam
Asuahn Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain (Nyeri Punggung Bawah)
sesuai dengan teori – teori yang ada. Untuk melihat lebih jelas asuhan keperawatan
yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai, akan diuraikan sesuai
4.1 Pengkajian
tentang individu, keluarga, dan kelompok (Carpenito & Moyet, 2007). Dalam
melakukan pengkajian pada klien Tn. Adata didapatkan dari klien, beserta
kesulitan untuk mendapatkan data dari klien karena klien mengalami gangguan
komunikasi secara verbal sehingga kata – kata yang dikeluarkan oleh klien tidak
jelas. Namun keluarga klien dapat memberikan banyak informasi tentang klien
jika di tanya. Keluhan utama klien mengatakan masuk melalui IGD dengan
keluhan tidak ada makan + 3 minggu yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit,
dan klien mengatakan nyeri di daerah pinggang nyeri yang dirasakan menjalar
ke punggung.
pada klien dengan Low Back Pain ditemukan adanya bahwa klien tidak ada
makan, sudah diberikan nasi 1 porsi tidak habis, habis hanya 4 sendok. Klien
punggung. Klien juga untuk melakukan aktivitas dibantu oleh keluarga, nyeri
keluarga klien mengatakan bahwa klien 3 bulan yang lalu pernah dirawat
dengan penyakit yang sama pinggang terasa sakit, Keluarga klien mengatakan
saaa itu klien juga tidak ada makan. Klien juga pinggang terasa sakit dan
kesehatan keluarga keluarga klien tidak ada mengalami penyakit yang sama
manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual / potensial) dari
yang sering muncul pada klien dengan Low Back Pain, yaitu :
informasi.
informasi.
efesien.
kepatuhan.
4.3 Implementasi
pada klien low back pain, hal ini tidaklah mudah. Terlebih dahulu penulis
dihadapkan klien.
a. Untuk diagnosa pertama.
4.4 Evaluasi
pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Dari 3
diagnosa keperawata yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang penulis
lebih sudah mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dari itu
memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan klien, perawat, dokter, dan
tim kesehatan lainnya. Penulis mengevaluasi selama 3 hari berturut – turut dari
karena klien mengatakan masih tidak ada nafsu makan, susah untuk
menelan.
dibantu keluarga.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaa asuhan keperawatan pada klien dengan low back pain dapat
disimpulkan :
1. Konsep dasar teori dan asuhan keperawatan secara teoritis tentang Low
Tn. A di ruangan rawat inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H.
penulis.
ruangan rawat inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib
Quzwain tahun 2021 dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengalami
ruangan rawat inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib
ruangan rawat inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib
kasus.
5. Pada implemetasi asuhan keperawatan dengan klien Low Back Pain di
ruangan rawat inap Zaal Penyakit dalam RSUD Prof. Dr. H. M. Chatib
6. Evaluasi pada klien dengan Low Back Pain di ruangan rawat inap Zaal
2021
5.2 Saran
tersebut.
5.2.2 Bagi rumah sakit
mempertahan kan hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dan
yang optimal. Dan adapun untuk klien yang telah mengalami kasus
low back pain maka harus segera dilakukan perawatan, agar tidak
Anonim. 2003. Rehabilitasi Medik Cegah Kecacatan Pasien. Pikiran Rakyat Cyber
Media. Bandung. http//:www.pikiranrakyatcybermed. co.id. Diakses
tanggal 2 Juli 2006.
Bowman JM. The meaning of chronic low back pain. AAOHN-J 1991 Aug;
39(8):381-384.
Chase JA. Outpatient mana8ement of low back pain. Orthop Nur 1992
Jan/Feb;11(1):11-21.
Brunner & Suddarth. 2002. Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. 2002. Alih Bahasa Monika Ester, SKP ; Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3. Jakarta : EGC.
Yunus, M (2008). Jurnal Hubungan antara posisi duduk dan masa duduk dengan
keluhan nyeri punggung bawah pada pemecah batu granat. Universitas
Diponegoro. http://www.fkm.undip.ac.id (diakses pada 27 Mei 2018)