MEKANIK KRONIK
Oleh:
Alson Sambonu
16014101136
Masa KKM 9 Juli – 15 Juli 2018
Pembimbing:
dr. Gloria Rondonuwu
Penguji :
dr. Lidwina S. Sengkey, Sp.KFR-K
1
LEMBAR PENGESAHAN
“Rehabilitasi medik pada pasien low back pain et causa mekanik kronik”
Telah dikoreksi, disetujui dan dibacakan pada tanggal 13 Juli 2018
Mengetahui,
Pembimbing
Penguji
2
BAB I
PENDAHULUAN
Low back pain merupakan gejala yang paling sering timbul di masyarakat kita.
Sekitar 60-80% dari seluruh penduduk dunia pernah mengalami paling tidak satu
periode nyeri punggung bawah selama hidupnya tanpa mengenal perbedaan umur
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah
kosta sampai lumbosakral. Nyeri bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung
bagian atas dan pangkal paha. Low back pain (LBP) merupakan salah satu
gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.
Gejala yang dirasakan pada penderita low back pain bermacam-macam seperti
nyeri rasa terbakar, nyeri tertusuk, hingga kelemahan pada tungkai.1 Low back pain
fungsional dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja
yang sangat umum dikeluhkan 4 dari 5 orang yang merupakan salah satu penyebab
2002 jumlah penderita nyeri sebanyak 4.456 orang (25% dari total kunjungan),
dimana 1.589 orang (35,86%) diantaranya adalah penderita low back pain.3,4,5 Data
3
di RSUP Prof. R. D. Kandou Manado pada periode 1 Januari 2017 sampai dengan
31 Desember 2017 memperlihatkan jumlah penderita low back pain sebanyak 2.409
Prof.Dr.R.D.Kandou pada tahun 2017. Low back pain menjadi insiden kedua
Penelitian mengemukakan bahwa low back pain adalah konsekuensi logis dari
etiologi low back pain dapat bervariasi dari yang paling ringan, misalnya
kelemahan otot sampai yang paling berat misalnya tumor ganas tetapi sebagian
besar low back pain dalam masyarakat adalah akibat adanya faktor mekanik yang
Berikut ini akan dibahas suatu tinjauan pustaka dan laporan kasus tentang
rehabilitasi medis pada pasien dengan low back pain et causa mekanik kronik.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Low back pain mekanik merupakan istilah untuk nyeri bagian posterior
trunkus antara batas bawah rongga dada (batas costae terbawah) dan lipatan
a. Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari
1. Segmen Anterior
bentuknya yang unik. Sejak dari oksiput, ligamen ini menutup seluruh
5
daerah tak terlindung oleh ligamen longitudinal posterior. Akan nyata
2. Segmen Posterior
artikulasi dan diperkuat oleh ligamen serta otot. Ditinjau dari sudut
kinetika tubuh (diluar kepala dan leher), maka akan tampak bahwa
dimungkinkan oleh bentuk dan letak bidang sendi yang sagital. Lain
halnya dengan bidang sendi daerah torakal yang terletak frontal, bidang
b. Diskus Intervertebra
dan bawah gentong melekat pada “end plate” vertebra sedemikian rupa
6
hingga terbentuk rongga antar vertebra. Rongga ini berisi nukleus pulposus
jaringan ikat. Proses ini akan berlangsung secara kontinu hingga dalam
C. Etiologi
1. LBP oleh mekanik akut. Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba,
minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. LBP oleh mekanik
atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut
selain merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon.
Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal
dan spinal masih dapat sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanaan
analgesik.21
lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-ulang atau kambuh
kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh
pada waktu yang lama. LBP oleh mekanik kronik dapat terjadi karena
7
osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus
Radang
akibat metastasis.8
2. LBP diskogenik. Dalam hal ini proses primer terletak pada diskus
8
Hernia Nukleus Pulposus. Yaitu keluarnya nukleus pulposus dari
pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada dekade ke-4 dan ke-
c. Nyeri Rujukan
9
d. Nyeri Psikogenik
Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan
punggung miofasial.
dan depresi. Nyeri ini tidak menghasilkan definisi yang jelas, juga tidak
menimbulkan gangguan anatomi dari akar saraf atau saraf tepi. Nyeri ini
superficial tetapi dapat juga dirasakan pada bagian dalam secara nyata
atau tidak nyata, radikuler maupun non radikuler, berat atau ringan.
10
D. Patofisiologi
Low back pain (LBP) sering terjadi pada daerah L4-L5 atau L5-S1, dimana
refleks sensoriknya maka refleks tendon dalam berkurang dan kelemahan otot
penggunaan otot yang berlebihan. Hal ini dapat terjadi pada saat tubuh
dipertahankan dalam posisi statis atau postur tubuh yang salah untuk jangka
waktu yang cukup lama dimana otot-otot di daerah punggung akan berkontraksi
untuk mempertahankan postur tubuh yang normal atau pada saat aktivitas yang
Setiap gerakan otot akan menimbulkan nyeri dan menambah spasme otot
fleksibilitas yang buruk dan otot penyusun vertebra yang lemah, dan exercise
Postur tubuh yang buruk seperti sikap berdiri membungkuk ke depan, tidak
tegak, kepala menunduk, dada datar, dinding perut menonjol dan punggung
bawah sangat lordotik dapat memperparah kejadian LBP mekanik. Keadaan ini
membuat titik berat badan akan jatuh ke depan, sehingga punggung harus di
11
mudah sekali mengalami penarikan dan peregangan pada pergerakan yang
Otot penyusun vertebra lumbal yang merupakan otot perut, otot punggung,
gluteus maksimus dan otot iliopsoas adalah otot yang sangat penting dalam
derajat. Apabila otot pada daerah ini lemah, dapat menimbulkan pembesaran
sudut lumbosakral.
Exercise technique dan lifting technique yang kurang tepat seperti latihan
yang salah atau teknik mengangkat yang salah dapat meningkatkan tekanan
E. Gambaran Klinik
dan umumnya mereka mengalami nyeri. Nyeri miofasial khas ditandai dengan
nyeri dan nyeri tekan pada daerah yang bersangkutan (trigger points),
kehilangan ruang gerak kelompok otot yang tersangkut (loss of range of motion)
dan nyeri radikuler yang terbatas pada saraf tepi. Keluhan nyeri sendiri sering
12
2. Sifat nyeri tajam dipengaruhi oleh sikap atau gerakan yang bisa
3. Membaik setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan memburuk setelah
digunakan beraktivitas.
ataupun pembengkakan.
7. Nyeri bertambah hebat bila bergerak ekstensi, fleksi, rotasi, berdiri, berjalan
maupun duduk.
F. Diagnosis
pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesis
13
b. Pemeriksaan fisik :
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Pemeriksaan Neurologik
4. Pemeriksaan Motorik
c. Tes-tes Provokasi:
1. Tes Laseque
Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut tetap lurus.
pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan
14
Gambar 2. Tes Laseque11
2. Tes Patrick
Pada tes ini pasien berbaring, tumit dari salah satu kaki diletakkan pada
sendi lutut tungkai yang lain. Setelah itu dilakukan penekanan pada
sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri, maka hal
ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik misalnya coxitis. Tes ini
Tes kontra Patrick dilakukan saat pasien tidur terlentang, sama halnya
lateral dari lutut. Setelah itu lakukan penekanan pada sendi lutut ke
sacroiliaka.13
15
Gambar 4. Tes Kontra Patrick.13
4. Tes Bragard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes Laseque. Caranya sama seperti
tes Laseque dengan ditambah dorso fleksi kaki. Bila nyeri punggung
dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada
sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.14
5. Tes Sicard
Sama seperti tes Laseque namun ditambah dorsofleksi dari ibu jari kaki.
Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan
dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai
ujung kaki.14
16
6. Femoral Nerve Stretch Test (FNST)
Tes ini bertujuan untuk menilai iritasi pada saraf femoralis (dibentuk
oleh radiks L2, L3, dan L4) dengan cara pasien berbaring miring pada sisi
yang tidak sakit dengan sendi paha dan sendi lutut yang sakit sedikit
positif bila terasa nyeri yang menjalar sepanjang permukaan paha bagian
anterior.15
7. Tes Valsava
17
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos
posisi yang tegang, melurus dan suatu skoliosis akibat spasme otot
paravertebral.
MRI digunakan untuk melihat defek intra dan ekstra dural serta melihat
3. CT-Mielografi
18
menentukan adanya sekuester diskus yang lepas dan mengeksklusi suatu
tumor. 10,18,21
G. Diagnosis Banding
H. Penatalaksanaan
a. Farmakologis
tanpa menghiraukan penyebab dasar low back pain. Obat yang diberikan
19
antipiretik yang bekerja menghambat sintesa dan pelepasan endogenous
relaksasi otot.8
hiperlordosis tersebut.8
20
Teknik latihan:
maksimus.20
sekaligus.20
21
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Ny. K. P
Alamat : Rembokem
Suku : Minahasa
Pekerjaan : Guru
Pendidikan : S1
No. Telepon :-
B. Anamnesis
a. Keluhan utama
Nyeri punggung bawah dialami pasien sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu.
Nyeri muncul secara tiba - tiba dan terasa seperti tertindih beban berat yang
dan kemudian menjalar ke daerah bokong dan paha pasien. Sejak 2 bulan
22
aktivitas sebagai ibu rumah tangga, seperti menyapu halaman, mencuci,
sehari – hari terbatas akibat nyeri. Riwayat demam, batuk-batuk lama, dan
penurunan berat badan disangkal. BAB dan BAK tidak ada kelainan.
d. Riwayat Pengobatan
f. Riwayat Kebiasaan
Pasien adalah seorang guru yang mengajar di sekolah dasar, di mana pasien
lebih sering berdiri saat melakukan proses belajar mengajar. pasien kerja
dari pagi hingga sore hari. Pasien juga melakukan aktivitas sebagai ibu
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga dan janda 2 orang anak. Pasien
kayu 1 lantai dengan 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi dinding kayu, lantai
23
kayu, dan atap seng, sumber air minum PDAM, sumber penerangan PLN,
g. Riwayat Psikologis
C. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
normal tapi dengan usaha selain itu keluhan tampak lebih jelas)
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36.5 0C
SpO2 : 99%
Berat Badan : 56 kg
24
Kepala : Normosefali, deformitas (-), rambut hitam kecoklatan, persebaran
Mata : Mata terlihat cekung, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
pupil bulat isokor 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+, reflex cahaya
Mulut :Bibir sianosis (-), lipatan nasolabial (+), deviasi lidah (-)
wheezing (-/-)
25
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
Perkusi : timpani
c. Status Neurologis
26
d. Status Miotom
L2 5 5
L3 5 5
L4 5 5
L5 5 5
S1 5 5
e. Status Dermatom
27
Membutuhkan pendampingan dan bantuan orang lain, masih
60
dapat mengurus kebutuhan dasar pribadi
Perlu bantuan, kadang dengan obat-obatan hanya beberapa
50
keperluan pribadi dapat dilakukan sendiri
Perlu bantuan dan perawatan khusus 40
Perlu pertimbangan untuk perawatan RS 30
Sakit berat, butuh perawatan RS 20
Mendekati ajal 10
Meninggal 0
g. Indeks Barthel
Inkontinensia alvi 0
Dibantu 5
28
Kebersihan
Dibantu 0
Diri
Tidak mampu 0
29
Tidak mampu 0
tangga Dibantu 0
h. Tes Provokasi
30
D. Resume
kana bawah sejak kurang lebih 6 bulan lalu. Nyeri muncul secara tiba - tiba dan
terasa seperti tertindih beban berat yang sifatnya hilang timbul. Nyeri dirasakan
di bagian punggung kanan bawah dan kemudian menjalar ke daerah bokong dan
paha pasien. Sejak 2 bulan terakhir, nyeri dirasakan lama – kelamaan semakin
80 (aktivitas normal tapi dengan usaha, selain itu keluhan tampak lebih jelas),
Index Massa Tubuh obesitas (24,23 Kg/m2), Numeric Pain Rating Scale 5
tekan pada regio otot paralumbal (+) dan spasme otot paralumbal (+). Status
E. Diagnosis
d. Diagnosis Fungsional :
31
1. Body Function : Nyeri punggung bawah,
paralumbal muscle spasm
2. Body Structure : Otot-otot paralumbal
3. Activity : Aktivitas kehidupan sehari-hari
mencuci pakaian.
4. Environment :-
a. Fisioterapi
1. Evaluasi
2. Program
c. Okupasi Terapi
32
Latihan AKS dengan aktifitas
d. Ortotik Prostetik
e. Psikologi
1. Evaluasi
2. Program
f. Sosial Medik
1. Evaluasi
2. Program
keluarga
H. Edukasi
a. Waktu Beraktivitas
33
1. Dianjurkan penderita jangan mengangkat barang terlalu berat, menyapu
b. Waktu berdiri
sebentar.
c. Waktu berjalan
menggunakan kendaraan.
d. Waktu duduk
dengan paha.
punggung kursi.
e. Waktu tidur
34
3. Saat akan bangun tidur, posisi tubuh menyamping dan angkat tubuh and
ngangkat barang, terlebih dahulu tekuk lutut dan berjongkok, jaga pung
gung agar tetap lurus dan kepala juga lurus selama mengangkat.
I. Prognosis
35
Gambar 8. Posisi tidur dan cara bangun tidur.19
36
Gambar 10. Posisi memakai kaos kaki dan menggosok gigi.19
37
Gambar 12. Posisi naik dan turun mobil.19
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Sarwili I. Hubungan beban kerja perawat terhadap angka kejadian LBP (Low
3. Perdani P, The effect of body posture and body position in development of low
5. Basuki K. Faktor Risiko Kejadian Low Back Pain Pada Operator Tambang
6. Sari NP, Mogi TI, Angliadi E. Hubungan lama duduk dengan kejadian Low
Back Pain pada operator komputer perusahaan travel di manado. eCl. 2015;3:
687-94.
adults: prevalence and risk factors for back pain onset. Rheumatology
2011;50:164-1653.
39
8. Angliadi L.S, Sengkey L, Gessal J, Mogi Th. I. Low Back Pain. Ilmu
Banjarmasin. 2012:19-24.
11. Miguel AJ. Dor lombar – como previnir. Diakses tanggal 30 April 2018.
12. Anonim. Physical therapy management of hip OA. Diakses tangggal 30 April
gement-of-hip-oa
14. Anonim. Test bragard. Diakses tanggal tanggal 30 April 2018. Diunduh dari :
http://dottoraus.com/2009/07/test-di-bragard.html
15. The Thoracolumbar Spine. Diakses tanggal 1 Mei 2018. Diunduh dari: https://
musculoskeletalkey.com/the-thoracolumbar-spine/
racic-evaluation
17. Pengukuran ROM Ekstremitas Superior. Diakses pada tanggal 1 Mei 2018. D
iunduh dari:http://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wcontent/uploads/2016/12/PEN
GUKURAN-ROM.pdf
40
antara Karakteristik, Antropometrik, Kebiasaan, Status Psikososial, dan
ac.id/downloadfullpapersHubungan%20antara%20Karakteristik.pdf.
19. Red Flags-Low Back Pain. Diakses tanggal 1 Mei 2018. Diunduh dari : https:/
/www.aci.health.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0003/212889/Red_Flags.p
df
20. Anonim. The valsava manuver. Diakses tanggal 1 Mei 2018. Dinduh dari:
http://fervorate.tumblr.com/post/408007205.
41