Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

LOW BACK PAIN (LBP)

NI KETUT BRANA ASIH


NIM. P031914401 R045

NAMA : VERAWATI PASARIBU, AMK

NIP : 19820417 200903 2 004

BLUD PUSKESMAS KERUMUTAN


KABUPATEN PELALAWAN
RIAU
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan bertambahnya jumlah orang yang banyak menghabiskan waktu diruang kerja
dengan duduk, maupun diatas kendaraan maka makin menambah insiden keluhan nyeri pada
punggung bagian bawah (Low Back Pain).

Asuransi kesehatan nasional Swedia dari data analisis statistik melaporkan 53% pada
populasi dengan aktivitas biasa sehari-hari mengalami nyeri punggung bawah dan 64% pada
populasi yang melakukan aktivitas sebagai pekerja berat. Diperkirakan 60% sampai 80%
populasi dewasa pernah mengalami LBP, kira-kira 2% sampai 5% terkena setiap tahunnya.
Orang yang waktu bekerja melakukan gerakan membungkuk yang berulang-ulang atau
berjongkok dan  duduk lama mempunyai frekuensi LBP lebih tinggi, masalah psikososial
juga penting sebagai faktor pencetus terjadinya nyeri punggung bawah.

Dalam hal perawatan secara umum pada penyakit LBP dengan penyakit syaraf lainnya
mempunyai kesamaan dalam pemberian asuhan keperawatan menitik beratkan pada
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.  Adapun kekhususan dari perawataan klien dengan
LBP adalah karena masalah yang muncul biasanya bersifat komplek dan mempengaruhi
sistem tubuh sehingga asuhan keperawatan yang diberikan mencegah terjadinya defisit
neurologis, memberikan dan mengembalikan fungsi dengan cara meningkatkan aktivitas
secara bertahap dengan melakukan range of mation (ROM) aktif maupun pasif.

Ada beberapa kendala yang ditemukan sehingga standar keperawatan yang telah ditetapkan
rumah sakit tidak dapat dicapai secara maksimal, dari pihak klien misalnya alasan faktor
ekonomi dimana klien dengan LBP membutuhkan waktu yang lama untuk menyembuhkan
sehingga membutuhkan dana yang cukup besar jika harus dirawat di rumah sakit, sedangkan
dari pihak rumah sakit misalnya masih minimnya tenaga kesehatan dibandingkan jumlah
dengan jumlah klien yang memerlukan perawatan sehingga tidak setiap klien dapat dilayani
secara maksimal menurut standar keperawatan yang ada di rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan tentang low back pain
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui Definisi Low Back Pain.
b. Untuk mengetahui Etiologi Low Back Pain
c. Untuk mengetahui Patofisiologi Low Back Pain
d. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Low Back Pain
e. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang Low Back Pain
f. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Low Back Pain
g. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan Low Back Pain.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang actual maupun potensial. Definisi keperawatan tentang nyeri adalah,
apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu/seseorang yang mengalaminya,
yang ada kapanpun orang tersebut mengatakannya(2) . Peraturan utama dalam merawat pasien
dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak
diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien.

Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan
pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1

B. Etiologi

Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah
muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan
kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus
intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab lainnya meliputi obesitas,
gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah
psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat
oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas.

C. Patofisiologi

Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri.
Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif.
Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan
berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama
mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir
tidak terasa bagi orang lain.

Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya pada
stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa
kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut
saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke
pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini
mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabut
kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan
rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar.

Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi
histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut yang
dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam
tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin
yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat.

Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori, dimana agar
nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan. Aktivasi
terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal.
Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri.

Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna vertebralis dapat
dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas banyak unit vertebrae dan
unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai
ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan
fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang maksimal
terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan
vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang
belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban.
Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah
postur, masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat
berakibat nyeri punggung.

Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada
orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada
lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra
merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6,
menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau
kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis
spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.
D. Manifestasi Klinis

Pasien biasanya mengeluh nyeri punngung akut maupun nyeri punggung kronis dan
kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri, sifatnya dan penjalarannya sepanjang
serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan pasien, mobilitas tulang belakang, refleks,
panjang tungkai, kekuatan motoris dan persepsi sensoris bersama dengan derajat
ketidaknyamanan yang dialaminya. Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang
mengakibatkan nyeri menunjukkan iritasi serabut saraf.

Pemeriksaan fisik dapat menemukan adanya spasme otot paravertebralis (peningkatan tonus
otot tulang postural belakang yang berlebihan) disertai hilangnya lengkungan lordotik lumbal
yang normal dan mungkin ada deformitas tulang belakang. Bila pasien diperiksa dalam
keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksasi dan deformitas yang diakibatkan oleh
spasme akan menghilang.

Kadang-kadang dasar organic nyeri punggung tak dapat ditemukan. Kecemasan dan stress
dapat membangkitkan spasme otot dan nyeri. Nyeri punggung bawah bisa merupakan
anifestasi depresi atau konflik mental atau reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan.
Bila kita memeriksa pasien dengan nyeri punngung bawah, perawat perlu meninjau kembali
hubungan keluarga, variable lingkungan dan situasi kerja.

E. Evaluasi Diagnostik

Prosedur diagnostik perlu dilakukan pada pasien yang mendertita nyeri punggung bawah :

1) Sinar X- vertebra mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi, infeksi, osteoartritis


atau scoliosis.

2) Computed Tomografi (CT) berguna untuk mengetahui penyakit yang mendasari, seperti
adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan masalah diskus
intervertebralis.

3) USG dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.

4) MRI memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi patologi tulang belakang.


F. Penatalaksanaan

Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6 minggu dengan
tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap ditempat tidur dengan
matras yang padat dan tidak membal selama 2 sampai 3 hari. Posisi pasien dibuat sedemikian
rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang dapat mengurangi tekanan pada serabut saraf
lumbal. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit menekuk
lututnya atau berbaring miring dengan lutu dan panggul ditekuk dan tungkai dan sebuah
bantal diletakkan dibawah kepala. Posisi tengkurap dihindari karena akan memperberat
lordosis. Kadang-kadang pasien perlu dirawat untuk penanganan “konservatif aktif” dan
fisioterapi. Traksi pelvic intermiten dengan 7 sampai 13 kg beban traksi. Traksi
memungkinkan penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut.

Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi bisa meliputi
pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra merah, kompres lembab dan panas,
kolam bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi , gangguan perabaan dan trauma merupakan
kontra indikasi kompres panas. Terapi kolam bergolak dikontraindikasikan bagi pasien
dengan masalah kardiovaskuler karena ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi perifer
massif yang timbul. Gelombang ultra akan menimbulkan panas yang dapat meningkatkan
ketidaknyamanan akibat pembengkakan pada stadium akut.

Obat-obatan mungkin diperlukan untuk menangani nyeri akut. Analgetik narkotik digunakan
untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot dan penenang digunakan untuk membuat relaks
pasien dan otot yang mengalami spasme, sehingga dapat mengurangi nyeri. Obat
antiinflamasi, seperti aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), berguna untuk
mengurangi nyeri. Kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi respons inflamasi dan
mencegah timbulnya neurofibrosis yang terjadi akibat gangguan iskemia
Pahtway Low back Pain
II. KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pasien nyeri pungung dibimbing untuk menjelaskan ketidaknyamanannya (missal lokasi,


berat, durasi, sifat, penjalaran dan kelemahan tungkai yang berhubungan). Penjelasan
mengenai bagaimana nyeri timbul dengan tindakan tertentu atau dengan aktifitas dimana otot
yang lemah digunakan secara berlebihan dan bagaimana pasien mengatasinya. Informasi
mengenai pekerjaan dan aktifitas rekreasi dapat membantu mengidentifikasi area untuk
pendidikan kesehatan.

Selama wawancara ini, perawat dapat melakukan observasi terhadap postur pasien, kelainan
posisi dan cara jalan. Pada pemeriksaan fisik, dikaji lengkungan tulang belakang, Krista
iliakan dan kesimetrisan bahu. Otot paraspinal dipalpasi dan dicatat adanya spasme dan nyeri
tekan. Pasien dikaji adanya obesitas karena dapay menimbulkan nyeri punggung bawah

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d masalah musculoskeletal

2. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan

3. Kurang pengetahuan b.d teknik mekanika tubuh melindungi punggung


Intervensi Keperawatan

No DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL

1. Nyeri akut berhubungan dengan Tujuan:  Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi,  Untuk membantu dalam pengkajian
agen injuri (trauma jaringan, Setelah dilakukan tindakan itensitas nyeri, dan skala pasien dan untuk menentukan
inflamasi, kompresi syaraf). keperawatan selama 2 x 24 jam intervensi yang dapat dilakukan
nyeri dapat berkurang atau  Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri  Intervensi dini pada kontrol nyeri
hilang. segera saat mulai memudahkan pemulihan otot dengan
menurunkan tegangan otot
Kriteria Hasil:  Pantau tanda-tanda vital  Respon autonomik meliputi,
· Klien dapat mengungkapakan perubahan pada TD, nadi, RR, yang
nyeri yang dirasakan berhubungan dengan penghilangan
berkurang atau hilang nyeri
· Klien tidak menyeringai  Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada  Dengan sebab dan akibat nyeri
kesakitan klien serta keluarganya diharapkan klien berpartisipasi dalam
· Klien dapat melaporkan perawatan untuk mengurangi nyeri
kebutuhan istirahat tidur  Anjurkan istirahat selama fase akut  Mengurangi nyeri yang diperberat
tercukupi oleh gerakan
· TTV dalam batasan normal  Anjurkan teknik distruksi dan relaksasi  Menurunkan tegangan otot,
· Intensitas nyeri berkurang meningkatkan relaksasi, dan
(skala nyeri berkurang 1-10) meningkatkan rasa kontrol dan
· Menunjukkan rileks, istirahat kemampuan koping
tidur, peningkatan aktivitas  Kolaborasi dengan tim medis dalam  Menghilangkan atau mengurangi
dengan cepat pemberian medikasi sesuai indikasi keluhan nyeri klien
2. Kerusakan mobilitas fisik Tujuan:  Kaji tingkat kemampuan klien yang masih  Dasar untuk memberikan alternatif
berhubungan dengan nyeri,  Setelah dilakukan tindakan ada dan latihan gerak yang sesuai dengan
kerusakan muskuloskeletal, keperawatan selama 4 x 24 kemampuannya
kekakuan sendi, kontraktur. jam klien dapat mobilisasi  Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi  Tingkat aktifitas tergantung dari
dengan adekuat. atau rasa sakit perkembangan atau resolusi dari
proses inflamasi
Kriteria Hasil:  Bantu dengan rentang gerak aktif atau  mempertahankan fungsi sendi,
· Klien dapat pasif kekuatan otot
mendemonstrasikan tekhnik  Observasi atau kaji terus kemampuan  untuk mengetahui tingkat
atau perilaku yang gerak motorik dan keseimbangan pasien perkembangan pasien dan dapat
memungkinkan melakukan menentukan intervensi yang tepat bagi
aktifitas.
· Klien dapat melakukan  Rubah posisi dengan sering dengan pasien
mobilitas secara bertahap. personal cukup  Menghilangkan tekanan pada jaringan
· Penampilan seimbang. dan meningkatkan sirkulasi.
· Klien mampu berpindah  Berikan lingkungan yang nyaman misal  Untuk menghindari cedera
tempat tanpa bantuan. alat bantu
 Anjurkan keluarga klien untuk melatih  Dengan adanya motivasi dari
dan memberi motivasi keluarga, pasien akan merasa lebih
dekat dan nyaman dengan keluarga
terdekatnya
 Buat posisi seluruh persendian dalam  Posisi yang nyaman dapat mengurangi
letak anatomis dan nyaman dengan rasa nyeri pada pasien.
memberikan penyangga pada lekukan
lekukan sendi serta pastikan posisi
punggung lurus
3 Tujuan:  Kaji tingkat pengetahuan pasien dan  Mengetahui sejauh mana pengetahuan
Kurang pengetahuan b.d teknik
Setelah dilakukan tindakan keluarga mengenai mekanika tubuh pasien dan keluarga mengenai
mekanika tubuh melindungi
keperawatan selama 2 x 24 jam  Berikan penjelasan kepada klien dan mekanika tubuh
punggung
klien mengrti dan mengetahui keluarga tentang mekanika tubuh  Menurunkan resiko terjadinya trauma
tentang mekanika tubuh  Anjurkan untuk memakai papan/ matras berulang pada pasien
yang kuat  Dapat menurunkan regangan otot.
Kriteria hasil :
 Mengungkapkan pemahaman
tentang mekanika tubuh
 Melakukan kembali
perubahan gaya hidup
 Berpartisipasi dalam aturan
tindakan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Diri Klien
Nama : Tn. “E”
Umur : 40 Tahun
TTL : Makassar 6-01-1969
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMA
Alamat : Desa Bukit Lembah Subur
Keluarga Yg dapat Dihubungi
Nama : Ny “S”
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Desa Bukit lambah Subur
Pendidikan : SMK
Diagnosa Medik : Low Back Pain
Tanggal Pengkajian : 30 Maret 2020 (23.30 wib)
2. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama: Nyeri
b. Riwayat Keluhan utama:
P: Berat apabila klien beraktivitas dan ringan jika klien beristirahat
Q: Hilang timbul
R: Pada pinggang sebelah kanan,turun ke tungkai kaki
S: Keluhan berat = 8
T: Dialami sejak mengangkat beban(TV) sehari yang lalu, sampai saat di kaji
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit Yang Pernah Dialami.
1) Kanak-kanak : Panas, Influensa
2) Kecelakaan : Tidak Pernah
3) Pernah dirawat : Tidak ,Thn:- Diagnosa : -
4) Operasi : Tidak Pernah
b. Alergi
Tipe Reaksi Tindakan
Debu Bersin – bersin Minum Obat Flu biasa
c. Imunisasi
Tipe Reaksi Tindakan
Klien tidak ingat riwayat kelengkapan Imunisasinya.
d. Kebiasaan : Klien tidak biasa merokok dan mengkonsumsi minum minuman keras.
e. Obat-obatan :
Lamanya : tidak pernah mengkonsumsi Obat-obatan.
Orang lain (resep) : tidak pernah
f. Pola Nutrisi :
Sebelum Sakit :
1. Berat badan : 68 Kg Tinggi badan : 165 Cm
2. Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk, pauk dan buah
3. Makananan yang disukai : semua makanan disukai
4. Makanan yang tidak disukai : tidak ada
5. Makanan pantangan : makanan yang banyak mengandung garam dan makanan
yang terlalu manis.
6. Nafsu makan : ( √ ) Baik
( ) Sedang – alasan ; mual / muntah / sariawan
( ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan
7. Perubahan berat badan 6 bulan terakhir :
8. ( ) Bertambah …….. Kg ( √ ) Tetap 60 Kg ( ) Berkurang …Kg
Perubahan Setelah Sakit :
Jenis diet : Nasi, Sayur, Lauk dan Buah Nafsu makan : Baik
Rasa mual ( - ) Muntah ( - )
Porsi makan : di Habiskan
g. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit :
1) Buang Air Besar
Frekuensi : 1 kali Perhari Penggunaan pencahar : -
Waktu : Pagi / siang / sore / malam
Konsistensi : Padat Pasta
2) Buang Air Kecil
Frekuensi : 3-4 kali perhari Warna : kuning jernih Bau : tidak
ditahu
Perubahan Setelah Sakit :
1) Buang Air Besar
Frekuensi : 1 kali Perhari Penggunaan pencahar : -
Waktu : Pagi / siang / sore / malam
Konsistensi : lunak
2) Buang Air Kecil
Memakai Pempes, warna urine kuning jernih.
h. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum Sakit :
1) Waktu Tidur (jam) : 20:00 – 05:00
2) Lama tidur / hari : ± 8-9 jam
3) Kebiaasaan pengantar tidur : minum kopi dan merokok
4) Kebiasaan saat tidur : mengorok
5) Kesulitan dalam tidur : tidak ada
Perubahan Setelah Sakit :
Waktu tidur jam 21.00 – 05.00, lama tidur ± 7 jam ( kadang terbangun)
i. Pola Aktifitas Dan Latihan
Sebelum Sakit :
1) Kegiatan dalam pekerjaan : -
2) Olah raga : klien jarang Olahraga
3) Kegiatan diwaktu luang : Nonton TV bersama keluarga
Perubahan Setelah Sakit :
Klien tidak melakukan kegiatan pekerjaanya, lebih banyak beristirahat ditempat
tidur.
j. Pola Pekerjaan
Sebelum Sakit :
1) Jenis pekerjaan : Memperbaiki barang elektronik
2) Jumlah jam kerja : Tidak menentu
3) Jadwal kerja : Pagi sampai siang
Perubahan Setelah Sakit :
Klien tidak melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti saat sehat hanya berbaring di
tempat tidur
4. Riwayat Keluarga
Genogram :
Genogram 3 generasi

Keterangan :
: Laki-laki masih hidup
: Perempuan masih hidup
: Perempuan meninggal
: Laki-laki meninggal
: Klien
: Tinggal serumah

-Kakek klien dari bapak meninggal karena usia lanjut.


-Saudara perempuan ayah klien meninggal tanpa diketahui penyebabnya
5. Riwayat Lingkungan
Kebersihan / Bahaya / Polusi : Rumah terletak didalam lorong, jauh dari polusi
bahaya dan menurut klien rumah bersih.
6. Aspek Psikososial
a. Pola Pikir & Persepsi
1) Alat Bantu yang digunakan : -
2) Kesulitan yang dialami :
( - ) menurunnya sensitifitas terhadap sakit,
( - ) menurunnya sensitifitas terhadap panas atau dingin
( - ) membaca & menulis
b. Persepsi sendiri
Hal yang amat dipikirkan saat ini : Klien hanya memikirkan tentang penyakitnya
agar cepat sembuh
Harapan setelah perawatan : ingin cepat sembuh seperti biasa
Perubahan setelah sakit : Hanya bisa pasrah dan perbanyak doa
c. Suasana hati : gelisah, klien bertanya tentang penyakitnya
d. Hubungan / komunikasi
1) Tempat Tinggal.
( ) Sendiri
( √ ) Bersama , yaitu :anak dan keluarga
2) Bicara
( √ ) Jelas Bahasa Utama : Bahasa Indonesia
( √ ) Relevan
( √ ) Mampu mengekspresikan Bahasa Daerah : Makassar
( √ ) Mampu mengerti orang lain
3) Kehidupan Keluarga.
a) Adat istiadat yang dianut : tidak ada yang bertentangan dengan Agama
b) Pembuat Keputusan Keluarga : sendiri
c) Pola komunikasi : Baik
d) 4. Pola keuangan : ( √ ) Memadai ( ) Kurang
4) Hubungan dalam keluarga
( - ) Hubungan dengan orang tua
( - ) Hubungan dengan sanak saudara
( - ) Hubungan perkawinan
e. Kebiasaan seksual : tidak di kaji
f. Pertahanan koping
1) Pengambilan keputusan.
( ) Sendiri
( √ ) Dibantu orang lain : anak-anaknya
2) Yang disukai tentang diri sendiri : beruntung karena masih di sayang anak-
anaknya
3) Yang ingin dirubah dari kehidupan : semoga sehat selalu
4) Yang dilakukan jika stres :
( √ ) Pemecahan : menceritakan masalahnya kepada keluarga agar
permasalahannya bisa ada jalan keluarnya.
( ) Makan ( ) Cari pertolongan
( ) Tidur ( ) Makan obat
5) Apa yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman : membantu
memenuhi kebutuhan klien
g. Sistem nilai dan kepercayaan.
1) Siapa atau apa sumber kekuatan : Allah SWT
2) Apakah Tuhan, Agama, Kepercayan penting bagi anda (√ ) Ya ( )
Tidak
3) Kegiatan agama yang dilakukan (macam dan frekuensi) : Shalat 5 Waktu
4) Kegiatan agama/kepercayaan yang ingin dilaksanakan di RS : belum ada
h. Tingkat perkembangan.
Usia : 52 Tahun Karakteristik : orang tua
7. Pengkajian Fisik
a. Kesadaran : Komposmemtis GCS :15 Keadaan Umum : Sakit Sedang
Tanda-tanda Vital : TD : 140/80mmHg N : 82 x/menit
P : 26 x/menit S : 37,2 oC
b. Kepala :
1) Inspeksi :
a) Bentuk Kepala : Bulat, peradangan/luka (-)
b) Kesimetrisan Muka : Wajah simetris, lasersi/kemerahan (-), benjolan (-)
c) Warna/distribusi rambut/kulit kepala : warna rambut hitam, rambut tipis, ada
uban, mudah patah/rontok, kulit kepala tampak bersih, kutu (-)
2) Palpasi :
Massa : tidak ada massa/benjolan pada kepala, nyeri tekan (-)
3) Keluhan yang berhubungan :
Pusing / sakit kepala / : Klien mengeluh sakit kepala/pusing.
c. Mata :
1) Inspeksi :
a) Kelopak mata : tidak ada pembengkakan/edema pada palpebra
b) Konjungtiva : Anemis
c) Sklera : tidak ikterik
d) Ukuran pupil : kedua pupil isokor, visus penglihatan baik
e) Reaksi terhadap cahaya : kedua pupil akan mengecil jika terkena refleks
cahaya, gerakan bola mata berputar.
2) Palpasi :
a) TIO : tidak ada peningkatan tekanan intraokular, massa/tumor : tidak
ditemukan adanya massa/tumor pada mata.
3) Lain – lain
Fungsi Penglihatan :
a) Baik / kabur / tidak jelas : penglihatan klien kabur / tidak terlalu jelas. Klien
tidak menggunakan kacamata/alat bantu penglihatan lainnya.
b) Rasa sakit : tidak ada Pemeriksaan mata terakhir : tidak ada
c) Operasi : klien tidak pernah melakukan operasi mata.
d) Lain-lain : tidak ada
c. Hidung:
1) Inspeksi :
Bentuk /kesimetrisan : hidung tampak simetris, bengkak (-)
2) Palpasi :
Sinus : tidak ada sinusitis Nyeri tekan/bengkak : (-)
3) Lain-lain :
Passase udara : baik klien tidak sesak
Reaksi alergi : tidak ada Cara mengatasinya tidak ada
d. Mulut dan Tenggorokan : Gigi geligi : tidak diketahui Caries : tidak
terdapat caries
Kulit / gangguan bicara : tidak ada gangguan dalam berbicara (afasia), klien
berbicara dengan sangat jelas.
Kesulitan menelan : tidak kesulitan dalam menelan (disfagia)
Pemeriksaan gigi terakhir : tidak pernah melakukan pemeriksaan gigi
e. Leher
1) Inspeksi :
a) Bentuk/kesimetrisan : bentuk leher tampak simetris
b) Mobilisasi leher : leher dapat digerakkan kesamping kanan dan kiri, ke atas
dan ke bawah
2) Palpasi:
a) Kelenjar tiroid: tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid.
b) kelenjar limfe : tidak ada pembesaran pada kelenjar linfe
c) Vena jugelaris : teraba, tidak ada distensi pada pena jularis.
f. Dada, Paru-paru, Jantung :
1) Inspeksi :
a) Bentuk dada : simetris, mengikuti gerak napas.
b) - Ekspansi dada : (-) Retraksi (-)
2) Palpasi :
a) Nyeri tekan : (-) Massa tumor: (-)
b) Taktil fremitus : (-) Denyut apeks (+)
3) Auskultasi :
a) Suara napas : normal, Suara napas tambahan :( -), Rongkhi : (-)
Wheezing (-) . Bunyi jantung I dan II : murni regular Gallop : (-)
4) Perkusi :
a) Paru-paru : resonance
b) Jantung : sonor (pekak)
g. Abdomen :
1) Inspeksi :
Kesimetrisan dan warna sekitar: abdomen tampak simetris,
pembengkakan/edema (-), laserasi/peradangan (-), tampak perut naik turun
mengikuti gerak napas.
Warna sekitar abdomen : tidak ada kemerahan
2) Perkusi :
Identifikasi batas organ :
3) Palpasi :
Hepar/Lian/Ginjal/Kandung kemih : normal, tidak teraba,
pembengkakan/edema(-), pada ginjal dan sistem urinaria klien banyak minum
air +3000 cc/hr
h. Columna Vertebralis : Pergerakan terbatas
1. Perkusi: NK (+)
i. Genitalia dan Status Reproduksi :
Penggunaan kateter : klien menggunakan kateter
j. Status Neurologis : GCS : 15  E : 4 M : 6 V : 5 Syncop ( - )
Refleks Patologis : Kernig sign (-) Laseq Sign (-) Brusinsky (-) Babinsky (-)
Chaddock (-) Refleks Fisiologis : Bisep ( + ) Trisep ( + ) Patella ( + )
k. Ekstremitas :
Keadaan ekstremitas rentang gerak terbatas Kesimetrisan : simetris
Atropi (+) ROM (+) Edema (-)
Cyanosis (-) Akral :teraba hangat, Kekuatan Otot :baik
Nadi perifer : teraba Capilarry refilling 2 detik . Nyeri (+) Palpitasi ( - )
Perubahan warna (kulit, kuku, bibir, dll) (-) Clubbing ( - ) Baal ( - )
8. Terapi Medis
IVFD RL 20 TPM
Obat – obatan :
Counterpain zalp
Dexamethason tab 3x1
Diklofenak 3x1
Inj Ranitidine / 12 jam

DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
 Klien Mengatakan nyeri pada daerah  Wajah klien meringis
pinggang sebelah kanan  Klien memegang punggung kanan
 Klien mengatakan susah belakang
menggerakkan badannya akibat nyeri  Klien tampak lemah
yang dialami.  Klien berbaring di tempat tidur
 Klien mengatakan badannya lemah  Klien bertanya tentang penyakitnya
 Klien menanyakan keadaan  Klien Nampak kebingungan
penyakitnya  TTV :
TD : 140/80mmHg
N : 82 x/menit
P : 26 x/menit
S : 37,2 oC
ANALISA DATA
No Data Penyebab Masalah
1 DS : Spasme Otot Nyeri
- Klien Mengatakan nyeri pada daerah
pinggang sebelah kanan
- Klien mengatakan susah menggerakkan
badannya akibat nyeri yang dialami
DO :
- Wajah klien meringis
- Skala nyeri; 8
- Klien memegang punggung kanan belakang.

2 DS : ketidakaktifan Intoleransi Aktivitas


- Klien mengatakan badannya lemah sekunder terhadap
DO : nyeri
- Klien tampak lemah
- Klien berbaring di tempat tidur
3 DS : kurangnya informasi Kurang pengetahuan
- Klien menanyakan tentang keadaan tentang penyakitnya
penyakitnya
DO :
- Klien bertanya tentang penyakitnya
- Klien Nampak kebingungan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan
.
1. Nyeri berhubungan dengan refleks spasme otot

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakaktifan sekunder terhadap nyeri

3. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang penyakitnya


C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan
No Tujuan & Intervensi Rasional
Kriteria hasil
1 Nyeri berhubungan Klien merasa 1. Kaji tingkat nyeri 1. Pasien bisa mengerti
dengan refleks spasme nyaman, pasien tentang keadaan
otot dengan penyakitnya.
DS : kriteria : 2. Ajarkan teknik 2. Pasien bissa mengatasi
- Klien - Nyeri relaksasi nyeri yang dialami.
Mengatakan nyeri punggung 3. Anjurkan keluarga 3. Membantu meningkatkan
pada daerah kanan untuk tetap motivasi klien untuk
pinggang sebelah belakang memberikan sembuh
kanan sembuh perhatian walaupun
- Klien - Klien nyeri tidak
mengatakan susah nampak diperlihatkan.
menggerakkan rileks 4. Berikan kesempatan 4. Agar proses
badannya akibat kepada individu penyembuhan
nyeri yang dialami untuk istirahat penyakitnya berlangsung
DO : selama siang dan baik
- Wajah klien waktu tidur yang
meringis tidak terganggu
- Skala nyeri; 8 pada malam hari.
- Klien memegang 5. Kolaborasi dalam
punggung kanan pemberian obat 5. Meredakan nyeri yang
belakang. dialami.
2. Intoleransi aktivitas Aktivitas klien 1. Kaji respon klien 1. menentukan pilihan
berhubungan dengan tidak terhadap aktivitas intervensi selanjutnya
ketidakaktifan sekunder terganggu 2. mengetahui parameter
terhadap nyeri, di tandai dengan 2. Observasi tanda- membantu dan mengkaji
dengan: kriteria tanda vital respon fisiologi terhadap
DS : hasil aktivitas
- klien mengatakan Klien
3. Observasi adanya 3. bila terjadi
badannya lemah mengatakan
nyeri dada, pusing indikator,keletihan kerja
DO : sudah mampu
keletihan dan yang berkaitan dengan
- Klien tampak lemah beraktivitas.
pingsan. tingkat aktivitas membantu
- Klien berbaring di
tempat tidur 4. Ajarkan cara 4. keseimbangan antara
penghematan energi suplai dan kebutuhan O2

5. Berikan dorongan 5. kemajuan aktivitas


untuk melakukan peningkatkan spasme otot
aktivitas berlebihan.
3 Kurang pengetahuan b/d Dalam 1x24 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui tingkat
kurangnya informasi jam perawatan pemahaman klien pemahaman klien untuk
tentang penyakitnya di klien memilih intervensi
tandai dengan : memahami selanjutnya.
DS : mengenai 2. Berikan informasi 2. memberikan dasar untuk
- Klien menanyakan kondisi Tentang pemahaman tentang
tentang keadaan pengobatan penyakitnya penyakit low back pain
penyakitnya dengan 3. Penyebab penyakitnya
DO : kriteria : 3. Bantu pasien untuk harus diketahui agar klien
- Klien bertanya mengutamaka mengidentifikasi mampu mengatasi
tentang penyakitnya n pemahaman penyebab penyakitnya
- Klien Nampak mengenai penyakitnya 4. menurunkan bendungan
kebingungan kondisi 4. Anjurkan klien vena perifer yang dapat di
untuk sering timbulkan oleh
mengubah posisi vasodilator
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama pasien : Tn”E”
Ruang : Rawat Inap Puskesmas Kerumutan
Diagnosa madis : Low Back Pain
Hari/Tanggal : Selasa / 31 Maret 2020
No Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi
DX
1 08.30 wib 1. Mengkaji Skala nyeri S:
08. 35 wib 2. Mengajarkan pasien teknik relaksasi : - Klien mengatakan sakit
Napas dalam punggungnya belum berkurang
09.00 wib 3. Menganjurkan keluarga untuk tetap O:
memberikan perhatian walaupun - Klien masih terlihat meringis
10.00 wib nyeri tidak diperlihatkan. - Skala nyeri 6
4. Memberikan kesempatan kepada A: Masalah belum teratasi
individu untuk istirahat selama siang P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3,4
12.00 wib dan waktu tidur yang tidak terganggu dan 5
pada malam hari.
5. Berkolaborasi dalam pemberian obat
analgetik
2 08.05 wib 1. Mengobservasi TTV S: klien mengatakan takut bergerak
08.45 wib 2. Mengkaji respon terhadap aktivitas Klien mengatakan masih ada nyeri
09.05 wib 3. Mengobservasi adanya nyeri punggung
punggung
09.30 wib 4. Memberikan dorongan untuk O: klien berbaring di tempat tidur
melakukan aktivitas. TD : 140/90 mmHg
S : 37OC
N : 76 x/menit
P : 26 x/menit

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi; 1, 2, 3 dan 4

3 08.10 wib 1. Mengkaji tingkat pemahaman klien S: klien mengatakan masih belum
08.15 wib 2. Memberikan informasi tentang mengerti tentang
penyakit penyakit dan tindakan pengobatan
08.25 wib 3. Memberikan informasi tentang tujuan yang diberikan
dari tindakan-tindakan pengobatan O: klien terlihat bingung
yang diberikan A: Masalah kurang pengetahuan
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Nama pasien : Tn”E”
Ruang : Rawat Inap Puskesmas Kerumutan
Diagnosa madis : Low Back Pain
Hari/Tanggal : Rabu / 01 April 2020
No Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi
DX
1 08.10 wib 1. Mengkaji Skala nyeri S:
08. 45 wib 2. Mengajarkan pasien teknik relaksasi : - Klien mengatakan sakit
Napas dalam punggungnya mulai berkurang
09.00 wib 3. Menganjurkan keluarga untuk tetap O:
memberikan perhatian walaupun - Klien masih terlihat meringis
10.00 wib nyeri tidak diperlihatkan. - Skala nyeri 4
4. Memberikan kesempatan kepada A: Masalah teratasi sebagian
individu untuk istirahat selama siang P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3,4
dan waktu tidur yang tidak terganggu dan 5
pada malam hari.
12.00 wib 5. Berkolaborasi dalam pemberian obat
analgetik
2 08.05 wib 1. Mengobservasi TTV S:
08.55 wib 2. Mengkaji respon terhadap aktivitas - klien mengatakan mencoba
09.05 wib 3. Mengobservasi adanya nyeri untuk duduk
punggung - Klien mengatakan nyeri
09.30 wib 4. Memberikan dorongan untuk punggung mulai berkurang
melakukan aktivitas. O:
- klien berbaring di tempat tidur
- TD : 120/80 mmHg
- S : 36.8OC
- N : 72 x/menit
- P : 18 x/menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi; 1, 2, 3 dan 4
3 08.10 wib 1. Mengkaji tingkat pemahaman klien S: klien mengatakan sudah mengerti
08.15 wib 2. Memberikan informasi tentang tentang penyakit dan tindakan
penyakit pengobatan
08.25wib 3. Memberikan informasi tentang tujuan yang diberikan
dari tindakan-tindakan pengobatan O: klien terlihat sudah mengerti
yang diberikan A: Masalah kurang pengetahuan
teratasi
P : pertahankan Intervensi
Nama pasien : Tn”E”

Ruang : Rawat Inap Puskesmas Kerumutan

Diagnosa madis : Low Back Pain

Hari/Tanggal : Kamis / 02 April 2020

No Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi


DX
1 08.20 wib 1. Mengkaji Skala nyeri S:
08. 35 wib 2. Mengajarkan pasien teknik relaksasi :
Napas dalam - Klien mengatakansudah enakan,
09.10 wib 3. Menganjurkan keluarga untuk tetap sudah tidak nyeri
memberikan perhatian walaupun
10.30 wib nyeri tidak diperlihatkan. O:
4. Memberikan kesempatan kepada
individu untuk istirahat selama siang - Klien terlihat tenang
dan waktu tidur yang tidak terganggu - Skala nyeri 1-2
pada malam hari.
A: Masalah teratasi
5. Berkolaborasi dalam pemberian obat
analgetik P: Intervensi Dihentikan
12.00 wib

2 08.05 wib 1. Mengobservasi TTV S:


2. Mengkaji respon terhadap aktivitas
08.45 wib 3. Mengobservasi adanya nyeri - klien mengatakan sudah bisa
punggung duduk dan kekamar mandi
09.35 wib 4. Memberikan dorongan untuk - Klien mengatakan sudah tidak
melakukan aktivitas. nyeri punggung

O:
09.40 wib
- klien berbaring di tempat tidur
- TD : 110/70 mmHg
- S : 36.5OC
- N : 72 x/menit
- P : 20 x/menit

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dihentikan

3 08.15 wib 1. Mengkaji tingkat pemahaman klien S: klien mengatakan sudah mengerti
08.20 wib 2. Memberikan informasi tentang tentang penyakit dan tindakan
penyakit pengobatan
08.55 wib 3. Memberikan informasi tentang tujuan
dari tindakan-tindakan pengobatan yang diberikan
yang diberikan
O: klien terlihat sudah mengerti

A: Masalah kurang pengetahuan


teratasi

P : Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002

Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002

Marylin E. Doenges. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai