KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PEKANBARU 2020
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS
TYPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KERUMUTAN
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salahsatu persyaratan menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PEKANBARU 2020
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Ni Ketut Brana Asih NIM P031914401 R045
telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Pembimbing
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Ni Ketut Brana Asih NIM P031914401 R045
Penguji Ketua
Mengetahui
Ketua
Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau
IV
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
Ilmiah dengan baik. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat untuk
memenuhi Tugas Akhir dan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Selama proses penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
Kementrian Riau.
5. Ibu Ns. Usraleli, M. Kep selaku penguji I yang telah berkenan hadir di
i
6. Ibu Idayanti, S. Pd, M. Kes selaku penguji II yang telah berkenan hadir di
7. Seluruh Dosen dan Staf pegawai Program Studi Diploma III Keperawatan
8. Teristimewa buat Suami dan anak-anak penulis yang penulis sayangi yang
ini
masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Akhirnya penulis
berharap kiranya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini akan bermanfaat bagi semua
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
4.1 Pengkajian............................................................................. 52
4.2 Diagnosa Keperawatan........................................................ 52
4.3 Perencanan Keperawatan.................................................... 53
4.4 Implementasi Keperawatan................................................. 54
4.5 Evaluasi Keperawatan.......................................................... 55
BAB 5 PENUTUP.................................................................................. 57
4.1 Kesimpulan............................................................................ 57
5.2 Saran...................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR SKEMA
Halaman
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
sehingga rentan terhadap infeksi kaki luka yang kemudian dapat berkembang
kulit yang apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan komplikasi dan hal
Diabetes telah meningkat dari 108 juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada
tahun 2014. Prevalensi global Diabetes di kalangan orang dewasa di atas 18 tahun
telah meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun 2014.
menengah dan rendah. Pada tahun 2015, diperkirakan 1,6 juta kematian secara
langsung disebabkan oleh Diabetes dan 2,2 juta kematian lainnya disebabkan
oleh glukosa darah tinggi pada tahun 2012. Hampir setengah dari semua kematian
akibat glukosa darah tinggi terjadi sebelum usia 70 tahun. WHO memproyeksikan
Diabetes akan menjadi penyebab kematian ketujuh di tahun 2030 (ADA, 2017).
jumlah orang yang menderita Diabetes Melitus di dunia mencapai 415 juta orang.
Pada tahun 2040 ini akan meningkat menjadi 2.152 juta. Di Indonesia juga
1
penderita penyakit Diabetes Melitus sangat tinggi. Berdasarkan data Riskesdas
5,7 % pada tahun 2007 menjadi 6,9 % atau sekitar 9,1 juta orang pada tahun 2013.
pada penderita DM adalah adanya ulkus pada kaki yang sering disebut dengan
kaki diabetik, ulkus pada kaki penderita Diabetes disebabkan tiga faktor yang
sering disebut trias, yaitu iskemi, neuropati, dan infeksi. DM yang tidak terkendali
pembuluh darah besar dan kapiler, sehingga aliran darah jaringan tepi ke kaki
penyakit DM .
2
sebanyak 654 orang penderita DM, pada tahun 2018 sebanyak 731 orang dan
gedung seperti malakukan Poslansia dan Posindu PTM dimana pada penderita
pemeriksaan tekanan darah, Pemeriksaan gula darah dan lain-lain. Akan tetapi
masih ada para penderita DM tidak memeriksaan gula darahnya ke Poslansia dan
Posbindu sehingga gula darah mereka tidak terkontrol sehingga mereka dibawa ke
Puskesmas Kerumutan”
dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Klien dengan
3
1.3.2 Tujuan Khusus
Kerumutan
1.4.1 Teoritis
Type II.
1.4.2 Praktis
a. Bagi Puskesmas
keperawatan.
4
b. Bagi Penulis
c. Bagi Institusi
keperawatan.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
pada organ mata, ginjal, saraf, pembuluh darah disertai lesi pada membran
M.C, 2012).
sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (Brunner dan Suddart, 2013).
2.1.2 Etiologi
(Riyadi, S. M, 2011) :
6
pemasukan karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih,
sistem imunologi
2.1.3 Klasifikasi
a. DM Tipe 1
dalam dua sub tipe yaitu tipe 1A yaitu diabetes yang diakibatkan
pada orang muda tetapi dapat terjadi pada semua usia. Diabetes
b. DM Tipe 2
7
total. Jumlahnya mencapai 90-95% dari seluruh pasien dengan
diabetes, dan banyak dialami oleh orang dewasa tua lebih dari 40
diagnosa DM.
8
bahaya pada produksi glukosa dan sensitifitas insulin,
tahun melahirkan.
2.1.4 Patofisiologi
Pada diabetes mellitus tipe ini terdapat dua masalah utama yang
9
terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel.
2013).
keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar
10
2.1.5 Manifestasi Klinis
lain:
sensasi kesemutan atau kebas di tangan atau kaki, kulit kering, lesi kulit
ditegakkan
11
2.1.6 Komplikasi
a. Akut
retinopati, nefropati
kardiovaskuler
1) Neuropati diabetik
2) Retinopati diabetik
3) Nefropati diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan koroner
6) Ulkus/gangrene
12
2.2.1 Pemerikaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
berkurang (-).
tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa juga
terasa lembek.
terjadinya ulkus
b. Pemeriksaan Vaskuler
asing, osteomelietus.
2) Pemeriksaan Laboratorium
13
4) Pemeriksaan urine, dimana urine diperiksa ada atau tidaknya
ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
pembedahan
2.2.2 Penatalaksanaan
Melitus, terdapat empat pilar yang harus dilakukan dengan tepat yaitu:
a. Pendidikan ( Edukasi )
14
dalam pelaksanaan edukasi juga ikut berperan penting. Metode edukasi
auditory, kinesthetic.
b. Terapi gizi
Melitus atau pasien sehat yang bukan penderita Diabetes Melitus sesuai
yaitu diet Diabetes Melitus 1100, 1300, 1500, 1700, 1900, 2100, 2300,
dan 2500 kalori. Secara umum standar diet 1100 kalori sampai dengan
1500 kalori untuk pasien Diabetes yang gemuk. Diet 1700 sampai
15
dengan 1900 kalori untuk pasien Diabetes dengan berat badan normal.
Sedangkan diet 2100 sampai dengan 2500 kalori untuk pasien Diabetes
c. Latihan jasmani/olahraga
kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar
berkurang.
kadar asam lemak bebas (Eun-Mi Choi dan Kyung-Sook Lee, 2012).
d. Intervensi farmakologis
16
Penderita Diabetes Melitus tipe 1 mutlak diperlukan suntikan
minum obat anti Diabetes secara oral atau tablet. Penderita Diabetes
tidak bisa lagi menurunkan kadar glukosa salam darah, atau bahkan
(Perkeni, 2015).
2) Insulin
17
2.2.3 Pathway
DM TIPE 1 DM TIPE 2
Defisiensi insulin
Risiko Hiperglikemia
ketidakstabila
n kadar
glukosa Darah Pembentukan Glukosuria Sel tidak
glikogen mendapatkan
menurun
Deuresis
Produksi energy
Glukosuria Sintesis protein osmotik
menurun
menurun
Dehidrasi
Konversi asam amino
Deuresis osmotik Kerusakan antibodi dalam hati
Hemokonsentrasi
Polifagia
Poliuri Antibodi Arterosklerosis
menurun
Glukosa hanya sampai
Kekurangan Makrovaskuler ke pembuluh darah
Resiko Infeksi
cairan elektrolit
18
b.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.2.4 Pengkajian
a. Identitas pasien
kepala.
mengatasinya.
19
3) Riwayat Penyakit Dahulu
5) Riwayat psikososial
d. Pola eliminasi
dan miksi, karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran
20
kemih, masalah bau badan, perspirasi berlebih.
e. Pola makan
f. Personal hygiene
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tanda Vital
di bagian posterior
21
b) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
diabetik.
h) Pemeriksaan Dada
i) Pemeriksaan Abdomen
j) Pemeriksaan Reproduksi
22
k) Pemeriksaan Integumen
l) Pemeriksaan Ekstremitas
n) Pemeriksaan penunjang
Melitus adalah:
mOsm/lt
(asidosis metabolik)
23
(7) Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal lochidrasi/
mungkin meningkat
infeksi luka.
kerusakan jaringan
24
e. Risiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah dibuktikan
dengan Hiperglikemia
Kriteria hasil:
untuk pasien
yang diharapkan
dalam 24 jam
25
Intervensi :
1) Pengkajian
pengisapan nasogastric)
keseimbangan cairan
2) Penyuluhan
3) Aktifitas kolaboratif
b) Manajemen cairan
Tetesan / menit =
26
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
24 jam
Kriteria hasil:
Intervensi:
1) Pengkajian
makan
b) Menejemen nutrisi
kebutuhan nutrisi
27
kalori, Diit DM V: 1900 kalori, Diit DM VI: 2100
2) Penyuluhan
3) Aktivitas kolaboratif
dari:
kebutuhan nutrisi.
28
4) Aktivitas lain
setiap hari.
jam
kulit
busuk
29
4) Menunjukkan penyembuhan luka: Sekunder, yang dibuktikan
Kriteria hasil:
Intervensi:
1) Pengkajian
area insisi
30
(4) Ada atau tidaknya jaringan nekrotik, deskripsikan,
d) Aktifitas kolaboratif
luka
kerusakan kulit
e) Aktifitas lain
sebagainya
31
(2) Lakukan perawatan luka atau perawatan kulit
berlebihan
merangsang sirkulasi
32
d. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer
Kriteria hasil :
Intervensi :
1) Pengkajian
perifer
latihan fisik
3) Aktivitas kolaboratif
33
a) Beri obat nyeri, beritahu dokter jika nyeri tidak kunjung
reda
4) Aktivitas lain
melibatkan ekstremitas
jam
Kriteria hasil :
Intervensi:
Aktivitas keperawatan
1) Pengkajian
ketidakseimbangan glukosa
34
menunjukkan hiperglikemi) sesuai dengan program atau
protocol
selama sakit
3) Aktivitas kolaboratif
4) Aktivitas lain
35
(2) Beri karbohidrat kompleks dan protein, sesuai
indikasi
f. Risiko Infeksi
Kriteria hasil:
Intervensi:
Aktifitas keperawatan
1) Pengkajian
malaise)
36
c) Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung
albumin)
terhadap infeksi
tangan)
3) Aktifitas kolaboratif
kultur positif
4) Aktifitas lain
37
infeksi dan memisahkan ruang perawatan pasien yang
terinfeksi.
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
(Nursallam, 2011).
b.2.5 Evaluasi
jenis yaitu :
38
BAB 3
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Umur : 48 tahun
No. RM : 0855
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Kabupaten Pelalawan
Klien mengatakan pusing dan sering buang air kecil pada malam
hari lebih dari 5x, sering merasa haus dan lapar, mual, muntah
setiap makan dan minum, tidak selera makan, badan terasa lemas,
39
2. Riwayat keperawatan yang lalu
GENOGRAM
40
3.1.4 Pola eliminasi
Klien sering buang air kecil pada malam hari ± 5x dalam semalam
Semua data terkait kondisi Psiklogis, sosial, dan spiritual dalam batas
normal.
BB sebelum sakit : 60 kg
BB sesudah sakit : 52 kg
1. Kulit :
41
2. Kepala :
Bentuk kepala mesosephal, bersih, tidak berbau, tidak ada lesi, rambut
hitam lurus.
3. Mata :
4. Hidung :
Simetris, bersih, tidak ada polip hidung, cuping hidung tidak ada.
5. Telinga :
6. Mulut :
tonsil tidak membesar, tidak ada stomatitis dan gigi masih genap.
7. Leher :
8. Dada :
a. Paru- paru :
42
Auskultasi : suara nafas vesikuler
Jantung :
Palpasi : IC teraba di IC VI
9. Perut :
distensi abdominal dan tidak ada pembesaran hepar dan bising usus
normal.
10. Ekstrimitas :
Kaki kiri kesemutan, ada bekas amputasi di ibu jari kaki sebelah
1. IVFD RL : 20 x/menit
5. Ondancentron : 3 x 1 tablet
43
3.1.11 Analisis Data
44
3.2. Diagnosa Keperawatan
darah meningkat
Deuresis Osmotik
hiperglikemi
sakit
45
2. Ketidakseimbanga Tujuan: keseimbangan 1. Kaji TTV
2. Menampilkan
3. Memiliki asupan
cairan atau
intravena yang
adekuat
protein pasien
mahal
46
anti muntah
Tabel 3.3 Daftar Implementasi dan Evaluasi Keperawatan pada pasien Ny. S
No
Waktu Implementasi Evalusi Perkembangan
Dx
1 26 Maret 14.00 WIB
2020 1. Mengkaji faktor yang S :
08.15WIB dapat meningkatkan - Klien masih minum Teh pake
risiko gula
ketidakseimbangan O:
glukosa - Klien lemah,
08.30 WIB 2. Memantau kadar glukosa - GDS : 306 mg/dL
serum A : Masalah belum teratasi
11.0 WIB 3. Memantau asupan dan P : Lanjutkan intervensi
haluaran 1. Kaji faktor yang dapat
10.20 WIB 4. Memantau tanda dan meningkatkan risiko
gejala hiperglikemi ketidakseimbangan glu-kosa
10.45 WIB 5. Memberikan informasi 2. Pantau kadar glukosa serum
mengenai 3. Anjurkan kepada pasien
penatalaksanaan diabetes untuk mengganti gulanya
selama sakit dengan gula jagung
12.00 WIB 6. berkolaborasi dalam 4. Pantau tanda dan gejala
pemberian obat hiperglikemi
Metformin : 2x1 tablet 5. Kolaborasi dalam pemberian
Glibenclamid : 1x1 obat Diabetes
tablet Metformin : 2x1 tablet
Glibenclamid : 1x1 tablet
2. 26 Maret 14.00 WIB
2020 1. Mengkaji TTV S :
08.20 WIB 2. Memantau warna, - Klien mengeluh masih sering
09. 30 WIB jumlah dan frekuensi buang air kecil
kehilangan cairan - Sering merasa haus
3. Mengobservasi
O:
10.15 WIB khususnya terhadap
- TD : 120/80 mmHg
kehilangan cairan yang
47
No
Waktu Implementasi Evalusi Perkembangan
Dx
tinggi elektrolit - Nadi : 80x/ menit
4. Menganjurkan pasien - Pernafasan : 22x/ menit
10.20 WIB untuk menginformasikan - Temp : 37,50 C
perawat bila haus
A : Masalah belum teratasi
5. Berkolaborasi dalam
P : Intervensi dilanjutkan
11.00 WIB pemberian cairan infus
1. Kaji TTV
RL 20 TPM
2. Observasi khususnya
terhadap kehilangan cairan
yang tinggi elektrolit
(misalnya diare, drainase
luka, pengisapan
nasogastric)
3. Anjurkan pasien untuk
menginformasikan perawat
bila haus
4. Kolaborasi dalam pemberian
terapi IV sesuai program
Cairan RL 20 TPM
3 26 Maret 14.00 WIB
2020 1. Mengkaji makanan S:
08.30 WIB kesukaan pasien - Keluarga pasien mengatakan
2. Menentukan kemampuan pasien Masih belum mau
08.45 WIB pasien untuk memenuhi makan
kebutuhan nutrisi - Pasien mengatakan masih
3. Menganjurkan untuk mengalami mual dan muntah 2
08. 55. WIB makan sedikit tapi sering x
4. Mendiskusikan dengan - Klien mengatakan masih lemas
09.00 WIB ahli gizi dalam O:
menentukan diet untuk - klien terlihat masih mual
pasien - Klien terlihat lemah
5. Mengajarkan A:
09.30 WIB pasien/keluarga tentang - Masalah belum teratasi
makanan yang bergizi P : Lanjutkan intervensi
dan tidak mahal 1. Identifikasi status nutrisi
6. Berkolaborasi dalam 2. Monitor asupan makanan
12.00 WIB pemberian obat anti 3. Anjurkan untuk makan
48
No
Waktu Implementasi Evalusi Perkembangan
Dx
muntah sedikit tapi sering
Antasida sirup 3x1 4. kolaborasi dalam pemberian
Ondancentron tab 3x1 obat anti muntah
Antasida sirup 3x1
Ondancentron tab 3x1
No
Waktu Implementasi Evalusi Perkembangan
Dx
1 27 Maret 14.00 WIB
2020 1. Mengkaji faktor yang S :
08.20 WIB dapat meningkatkan - Keluarga mengatakan sudah
risiko mengganti gulanya dengan gula
ketidakseimbangan glu- jagung
kosa O:
09. 30 WIB 2. Mengukur kadar glukosa - Terlihat ada gula jagung di
serum meja pasien
10.15 WIB 3. Menganjurkan kepada - GDS : 286 mg/dL
pasien untuk mengganti A : Masalah teratasi Sebagian
gulanya dengan gula P : Lanjutkan intervensi
jagung 1. Kaji faktor yang dapat
10.20 WIB 4. Memantau tanda dan meningkatkan risiko
gejala hiperglikemi ketidakseimbangan glu-kosa
11.00 WIB 5. Kolaborasi dalam 2. Pantau kadar glukosa serum
pemberian obat Diabetes 3. Memantau tanda dan gejala
Metformin : 2x1 tablet hiperglikemi
Glibenclamid : 1x1 4. Kolaborasi dalam pemberian
tablet obat Diabetes
Metformin : 2x1 tablet
Glibenclamid : 1x1 tablet
2 27 Maret 14.00 WIB
2020 1. Mengkaji TTV S :
08.15 WIB 2. Mengobservasi - Klien mengatakan sudah tidak
08.30WIB khususnya terhadap sering buang air kecil
kehilangan cairan yang - Klien mengatakan sudah tidak
tinggi elektrolit merasa haus
3. Menganjurkan pasien
49
No
Waktu Implementasi Evalusi Perkembangan
Dx
09.05WIB untuk menginformasikan O:
perawat bila haus - TD : 110/70 mmHg
4. Memantau cairan infus - Nadi : 82x/ menit
10.20 WIB RL 20 TPM - Pernafasan : 18x/ menit
- Temp : 36,80 C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
Pantau cairan infus RL 20 TPM
3 27 Maret 14.00 WIB
2020 S:
1. Mengidentifikasi status
08.20 WIB - Keluarga pasien mengatakan
nutrisi
pasien sudah mau makan, habis
2. Memonitor asupan
08.45 WIB ¼ piring
makanan
3. Menganjurkan untuk - Pasien mengatakan masih mual
08.50 WIB dan muntah (-)
makan sedikit tapi
sering - Klien mengatakan lemas sudah
12.00 WIB berkurang
4. Berkolaborasi dalam
pemberian obat mual O:
P : Intervensi dilanjutkan
50
No
Waktu Implementasi Evalusi Perkembangan
Dx
1 28 Maret 14.00 WIB
2020 1. Mengkaji faktor yang S :
08.15WIB dapat meningkatkan - Klien mengetakan sudah tidak
risiko ada keluhan
ketidakseimbangan glu- O:
08.30 WIB kosa - GDS : 127 mg/dL
2. Mengukur kadar glukosa A : Masalah teratasi
11.01 WIB 3. Memantau tanda dan P : Intervensi dihentikan
gejala hiperglikemi
12. 00 WIB 4. Kolaborasi dalam
pemberian obat Diabetes
Metformin : 2x1 tablet
Glibenclamid : 1x1
tablet
2 28 Maret 14,00 WIB
2020 1. Memantau cairan Infus S : Klien mengatakan sudah tidak
10.00 WIB RL 20 TPM ada keluhan
O:
- TD : 120/70 mmHg
- Nadi : 80x/ menit
- Pernafasan : 20x/ menit
- Temp : 36,50 C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
3 28 Maret 14.00 WIB
2020 1. Mengidentifikasi status S:
08.30 WIB nutrisi ( mengukur BB ) - Keluarga pasien mengatakan
08.45 WIB 2. Memonitor asupan pasien sudah mau makan
makanan - Pasien mengatakan sudah tidak
51
No
Waktu Implementasi Evalusi Perkembangan
Dx
08.50 WIB 3. Menganjurkan untuk mual dan muntah (-)
makan sedikit tapi - Klien mengatakan sudah tidak
12.00 WIB sering lemas
4. Kolaborasi dalam O:
pemberian obat mual - Klien sudah terlihat segar
dan muntah - BB 53 kg
Antasida sirup 3x1 A : Masalah teratasi
Ondancentron tab 3x1
P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
sering buang air kecil pada malam hari lebih dari 5x, sering merasa haus dan
lapar, mual, muntah, tidak selera makan, badan terasa lemas, badan terasa
Hal ini sesuai dengan teori menurut NANDA (2015), bahwa pengkajian
52
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada kasus Ny. S ini
Perlu juga diketahui juga, bahwa diganosa yang tidak terdapat pada
kasus ini jika dibandingkan dengan teori yang ada pada bab sebelumnya
tidak terdapat pada Ny.S oleh karena kasus yang dialaminya tidak ditemukan
adanya tanda dan gejala yang mengarah pada risiko infeksi, Kerusakan
Perencanaan keperawatan pada kasus Ny. S ini sesuai dengan teori yang
dengan kondisi dan keluhan yang dirasakan oleh klien baik saat pengkajian
53
perilaku spesifik yang diharapkan dari klien dan/atau tindakan yang harus
membantu klien dalam mencapai hasil klien yang diharapkan dan tujuan
Hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan adalah masalah yang
dirasakan klien dapat teratasi selama tiga hari dan direkomendasikan oleh
pada intervensi yang telah disusun oleh penulis pada asuhan keperawatan
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain
54
keperawatan selama tahap pelaksanaan perawat terus melakukan pengumpulan
data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
tindakan klien.
satunya yaitu dengan terapi pemberian makan dalam porsi kecil tapi sering.
Dimana mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil tapi sering lebih sehat dan
ini diberikan dihari pertama sampai dihari ketiga. Lalu di lanjutkan dengan
tablet.
55
saat ditemui di ruang perawatan Pusekesmas. Menurut Nursalam (2011),
SOAP.
dengan Deuresis Osmotik dan Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
kadar glukosa darah berhubungan dengan kadar glukosa darah meningkat dan
keseimbangan insulin masih tetap dipantau sehingga pasien harus datang lagi
badannya.
56
BAB 5
PENUTUP
dengan Diabetes Mellitus Tipe II, maka kesimpulan dan saran adalah sebagai
berikut :
4.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian
kecil pada malam hari lebih dari 5x, sering merasa haus dan lapar,
mual, muntah, tidak selera makan, badan terasa lemas, badan terasa
5.1.2 Diagnosa
57
Dari pengkajian di atas ditemukan masalah keperawatan :
defisiensi insulin.
5.1.3 Perencanaan
keperawatan pada pasien Ny. S sesuai dengan teori dan hampir semua
5.1.4 Implementasi
Melitus Tipe II
5.1.5 Evaluasi
58
darah berhubungan dengan kadar glukosa darah meningkat dan
5.2 Saran
1. Puskesmas
2. Penulis
3. Institusi
perpustakaan
59
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, R.W. 2017. Pengelolaan gangren kaki diabetik. Jurnal CDK-248, 44(1),
18-22
60
SDKI DPP PPNI. 2017. Standar diagnosis keperawatan indonesia. Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Suyono, Slamet. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat: Penerbitan
Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tandra, H., 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes.
Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Waspadji, S., dkk 2010. Daftar Bahan Makanan Penukar Edisi 3. Jakarta : Badan
Penerbit FK UI.
61
LEMBAR REVISI
N BAB/
REVISI PENGUJI
O HALAMAN
(…………………………….) (……………………….…….)