Oleh:
ELSA SAPNAWATI
019.016
Oleh:
ELSA SAPNAWATI
019.016
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui dan akan dipertahankan
dihadapan Dewan Penguji akhir program Akademi Keperawatan Yatna Yuana
Lebak
Pembimbing
(Ns.Ika Purwanto,M.Kep)
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak Yang Mengalami Kejang Demam
Dengan Hipertermia Di Rs Misi Lebak”. Karya tulis ilmiah ini merupakan
bentuk tugas akhir program yang harus ditempuh oleh mahasiswa Akademi
Keperawatan Yatna Yuana Lebak menjelang masa akhir studinya. Dengan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Garbito Pamboaji, SS.MARS selaku direktur Akademi Keperawatan Yatna
Yuana Lebak
2. Drg. Denny Hardianto, MPH selaku direktur RS Misi Lebak
3. Ns. Ika Purwanto, M.Kep , selaku pembimbing dan penguji III yang telah
memberikan arahan serta masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.
4. Sarma Eko Natalia Sinaga, MKM selaku penguji I Karya tulis ilmiah yang
telah memberikan masukan selama Ujian Akhir Program
5. Ns.Yulianti, S.Kep selaku penguji II Karya Tulis Ilmiah yang telah
memberikan masukan selama Ujian Akhir Program
6. Yumeida sunardi putri, A.Md.Kep selaku Kepala ruangan Hyasinta RS Misi
Lebak
7. Seluruh staf dosen dan karyawan Akademi Keperawatan Yatna Yuana
Lebak
8. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan serta doa
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
9. Teman terdekat Dyah Juniar, Mega Mia Meilani, Mega Rizqia Pratiwi, dan
Novia Wulandari yang memberikan dukungan dan mendengarkan keluh
kesah selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
iv
Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, namun penulis menyadari karya tulis ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis terbuka menerima kritik serta
saran.
Rangkasbitung, 21 Juni 2022
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.1.9 Komplikasi ..........................................................................................26
2.1.10 Dampak penyakit terhadap fisiologis ................................................28
2.2. Konsep Tumbuh Kembang Anak .................................................................29
2.2.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak ...................29
2.2.2 Ciri-ciri Tumbuh Kembang .................................................................30
2.2.3 Aspek Perkembangan Anak ................................................................32
2.2.4 Kuesinoner Praskrining Anak ................................................................................. 33
2.2.5 Stimulasi Pada Anak Umur 36- 48 Bulan ...........................................35
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................................36
2.3.1 Pengkajian...........................................................................................36
2.3.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................44
2.3.3 Intervensi keperawatan .......................................................................45
2.3.4 Implementasi keperawatan ..................................................................50
2.3.5 Evaluasi keperawatan ..........................................................................51
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................................... 52
3.1 Desain Penelitian .........................................................................................52
3.2 Batasan Istilah ..............................................................................................52
3.3 Partisipan (Unit Analisis) .............................................................................53
3.4 Lokasi Dan Waktu Pemberian Asuhan Keperawatan ...................................53
3.5 Pengumpulan Data .......................................................................................53
3.5.1 Wawancara .........................................................................................53
3.5.2 Observasi Dan Pemeriksaan Fisik .......................................................53
3.5.3 Studi Dokumentasi Dan Angket ..........................................................54
3.6 Uji Keabsahan Data .....................................................................................54
3.7 Analisis Data................................................................................................54
3.8 Etik Penelitian ..............................................................................................55
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 59
4.1 Hasil.............................................................................................................59
4.1.1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data .................................................59
4.1.2 Pengkajian...........................................................................................61
4.1.3. Analisa Data .......................................................................................76
vii
4.1.4. Prioritas Diagnosa Keperawatan ........................................................77
4.1.5 Perencanaan Keperawatan ..................................................................78
4.1.6 Pelaksanaan Keperawatan ...................................................................80
4.2 Pembahasan ...................................................................................................90
4.2.1 Pengkajian...........................................................................................90
4.2.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................92
4.2.3 Perencanaan Keperawatan ..................................................................94
4.2.4 Implementasi Keperawatan .................................................................96
4.2.5 Evaluasi Keperawatan .........................................................................99
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 102
5.1 Kesimpulan ................................................................................................102
5.2 Saran ..........................................................................................................104
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 107
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR SINGKATAN
LPS : LIPOPOLISAKARIDA
MG : MILIGRAM
KG : KILOGRAM
BB : BERAR BADAN
BJ : BUNYI JANTUNG
EEG : ELEKTROENCEPHALOGRAM
RL : RINGER LAKTAT
TBC : TUBERCULOSIS
IV : INTRAVENA
xii
ABSTRAK
Kejang dapat diartikan sebagai perubahan fungsi otak secara mendadak atau
sementara yang disebabkan karena aktivitas yang abnormal serta adanya
pelepasan listrik serebral yang berlebihan. Kejang demam merupakan bangkitan
kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh diatas 38ºc yang disebabkan karena
proses ekstrakranium. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui proses
pelaksanaan dan menerapkan dalam asuhan keperawatan pada anak yang
mengalami kejang demam. Desain studi kasus ini bersifat mengeksplorasi
masalah atau fenomena dengan batasan terperinci, studi kasus ini dilaksanakan
pada tanggal 24 s/d 27 Mei 2022 yang dilaksanakan diruang Hyasinta RS Misi
Lebak. Pengumpulan data dilakukan wawancara,observasi, pemeriksaan fisik dan
studi dokumentasi. Data diperoleh dari ibu klien mengatakan anaknya demam
sudah dari 3 hari yang lalu disertai dengan kejang berdurasi ± 15 menit. ibu klien
mengatakan demam anaknya naik turun, suhu tubuh 38,1ºc. Kulit terlhat merah
dan teraba hangat. Ibu klien juga mengatakan anaknya selama dirumah sakit nafsu
makan klien menurun dan hanya ¼ porsi dan belum mengetahui cara penanganan
untuk kejang demam. Masalah keperawatan aktual yang di dapat yaitu
hipertermia, risiko defisit nutrisi dan defisit pengetahuan. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 3 x 24 jam masalah keperawatan teratasi sesuai dengan
intervesi dan kriteria hail yang ditentukan.
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
terjadi akibat kenaikan suhu tubuh lebih dari 38ºC yang terjadi pada anak
Kejang demam adalah salah satu kelainan saraf yang paling sering
dijumpai pada bayi dan anak. Sekitar 2,2% hingga 5% anak pernah
demam adalah kejang yang terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai dengan
77% dari 400 anak yang diteliti memiliki riwayat kejang demam. Insiden
kejang demam di Amerika Serikat adalah sekitar 1,5 juta setiap tahun, yang
sebagian besar terjadi pada rentang usia 6 hingga 36 bulan dan puncaknya
1
pada 18 bulan. Diberbagai negara kejang demam bervariasi, Eropa Barat
dan Amerika mencatat rata-rata 2-4% kejadian kejang demam per tahun. 5-
10% di India dan 8,8% di Jepang. Hampir 80% kasus adalah kejang demam
sederhana (15 menit, kejang lokal atau sistemik sebelum kejang parsial,
demam pada usia muda, biasanya antara usia lima dan dua belas
terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan sampai dengan 3 tahun dan 30%
ada di Rumah sakit yang ada di Lebak, tepatnya di Rs Misi lebak dari tahun
2021 sampai dengan bulan April 2022 berjumlah 297 orang, pasien rawat
2
jumlah angka kejadian kejang demam dengan pasien rawat inap per bulan
sitokin seiring terjadinya demam dan respon inflamasi akut. Reaksi sitokin
mulut atau hidung, dan ukur suhu serta catat lama dan bentuk kejang. Jika
3
kejang terus berulang upaya yang dapat dilakukan tenaga medis khususnya
masyarakat khususnya orang tua tentang konsep kejang dema dan cara
memonitor suhu tubuh dan memberikan obat penurun panas, dan melakukan
kompres hangat serta memberikan cairan atau nutrisi untuk menjaga agar
anak tidak kekurangan cairan dan nutrisi saat kondisi suhu tubuh anak
banyak minum serta menyedikan obat penurun demam dan obat antikejang
ketika anak demam perlu tindakan yang tepat agar tidak terjadi kejang
demam yaitu dengan menggunakan pakaian yang tipis, dan istirahat yang
cukup dan menganjurkan ibu untuk kontrol keadaan anaknya ke rumah sakit
4
1.2 Batasan Masalah
Masalah pada studi kasus ini dibatasi Asuhan Keperawatan Anak yang
1.4 Tujuan
5
1.5 Manfaat
2) Rumah Sakit
3) Institusi Pendidikan
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
kesadaran. Jika kejang terjadi dua kali atau lebih maka cenderung
sampai 5 tahun.
lebih dari datu kali dan kemungkinan untuk terjadi kejang berulang
7
dan kejang demam dapat terjadi pada anak dengan usia dari 1 bulan
Sistem saraf adalah salah satu sistem organ pada manusia yang
sistem saraf adalah sel saraf atau yang biasa disebut neuron(sloane et
Sistem saraf pusat (central nervous system) terdiri dari otak dan
sistem saraf.
8
a) Otak besar (celebrum), otak besar merupakan bagian otak
9
(2). Lobus parietal, bagian tengah otak besar yang
sereberoserebelum.
10
tengah (tektum, cerebral peduncle) , medula oblongata, dan
spons.
dapat terluka dan rusak. Oleh karena itu, sebagai organ tubuh
11
berkat posisinya yang melekat dalam tulang(tengkorak dan
kranial dan saraf spinal dan sistem saraf tak sadar (otonom).
1) Saraf Kranial
pupil di limbik.
memfokuskan lensa.
12
e) Saraf kranial V (trigeminus) adalah saraf motorik dan saraf
wajah.
untuk pendengaran.
13
l) Saraf kranial XII (hipoglosus) adalah saraf yang fungsinya
3) Saraf Spinal
dibedakan menjadi:
14
a) 8 pasang saraf leher (saraf cervical), meliputi pleksus
dengan baik. Sel ini dapat ditemukan pada sistem saraf pusat
dan juga sistem saraf tepi. Didalam otak sel glia diperkirakan
15
b) Neuron, neuron bertugas mengirmkan pesan (impuls saraf) dari
c). Inti sel, inti sel yang terdapat pada neuron atau sel saraf
ruang perinuklear
16
(3) Kromosom, kromosom berfungsi sebagai penyimpanan
d). Badan sel, badan sel ( disebut juga soma, perikaryon, atau
e). Dendrit adalah cabang yang keluar dari badan sel saraf dan
17
sebagai bundel yang membantu sistem saraf. Fungsi akson
lainnya.
2.1.3 Klasifikasi
18
2) Kejang demam kompleks akan menunjukkan gambaran kejang
fokal atau parsial satu sisi. Durasinya lebih dari 15 menit atau lebih
berikut :
tertentu
yang lebih luas dan biasanya bertahan lebih lama. Pasien mungkin
waktu serangan.
3) Kejang tonik klonik (epilepsy grand mal), pada tahap tonik pasien
menggigit pipi bagian dalam atau lidah. Pada saat fase klonik:
mengompol atau buang air besar yang tidak dapat dikontrol, pasien
19
4) Kejang absans / Petit Mal, kejang ini di bagi menjadi kejang
kesadaran.
2.1.4 Etiologi
berikut:
20
2) Cedera kepala.
3) Tumor otak
2.1.5 Patofisiologi
21
Peningkatan rangsangan neuron ini menyebabkan kejang. (Wendorff &
Zeman, 2011).
ringan sampai berat dan tergantung pada jenis kejang. Gejala kejang
umum adalah:
1) Kebingungan sementara.
4) Tidak sadar.
kejang).
22
2.1.7 Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
2) Fungsi lumbal
23
3) Elektroensefalografi
kejang demam kompleks pada usia lebih dari enam tahun atau
4) Pencitraan
b) Paresis nervus VI
c) Papiledema
berupa :
24
1) Meyakinkan orang tua bahwa kejang demam mempunya
dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit. Dosis
dengan berat badan kurang dari 10kg diberikan dosis 5mg dan
25
untuk anak yang berat badan lebih dari 10 mg dapat diberikan
diberikan :
intensif.
2.1.9 Komplikasi
26
b) Durasi yang terjadi antara demam dan kejang kurang dari 1
jam
kejang
epilepsi adalah:
bangkitan kejang
hidrosefalus)
27
tetapi banyak faktor independen yang berpengaruh seperti status
1) Sistem Pernapasan
2) Sistem termoregulasi
meningkat
3) Sistem neurologis
4) Sistem muskuloskeletal
28
Konsekuensinya, keseimbangan sel otak pun akan terganggu dan
anggota gerak.
sebagai bagian dari bertambahnya jumlah sel di seluruh tubuh atau antar sel.
1) Faktor bawaan (gen), setiap anak diwarikan dari kedua orang tuanya faktor
29
bersifat fisik yaitu akan bersifat normal dan patalogik. Faktor gen fisik
yang normal seperti warna dan bentuk rambut, warna kulit dan
sebaliknya jika dalam masa kehamilan nutrisi tidak terpenuhi janin akan
tersebut akan membuat proses kelahiran pada bayi menjadi berat badan
lahir rendah, asfiksia, bayi lahir tidak menangis, dan bahkan lahir dengan
kondisi prematur. Selain itu mengkonsumsi obat yang tidak sesuai dengan
berikut :
30
1) Pertumbuhan adalah kompleks, semua aspeknya berhubungan sangat
erat
teratur
kecepatan berbeda
31
(a) Perkembangan lebih dahulu terjadi pada daerah kepala,kemudian
32
setelah bermain), berpisah dengan orang tua (Depkes,2006) dalam
33
9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, Sosialisasi & Ya Tidak
kemeja, baju atau kaos kaki tanpa dibantu? kemandirian
(tidak termasuk memasang kancing, gesper
atau ikat pinggang).
Sumber : (Depkes, 2012)
(M)
penyimpangan (P).
Bila perkembangan anak sesuai umur (S), beri pujian kepada ibu
karena telah mengasuh anaknya dengan baik, teruskan pola asuh anak
stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan
34
2.2.5 Stimulasi Pada Anak Umur 36- 48 Bulan
yaitu bacakan buku cerita anak, buat anak meilihat orang tua membaca
buku. Nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak untuk anak. Buat anak
dan ingatkan anak bahwa acara tv dapat berpengaruh buruk pada anak.
dan lain-lain. Bermain dengan anak, ajak agar anak mau membantu
35
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
pengumpulan data :
2) Riwayat kesehatan
meningitis.
36
d) Riwayat kesehatan keluarga : adanya riwayat keluarga dengan
kejang(Kriswanto, 2019)
37
tubuh. Bahasa : kemampuan memberikan respon terhadap
2019).
diberikan(Kriswanto, 2019).
3) Pemeriksaan fisik
composmentis
38
gangguan pendengaran yang bersifat sementara, adanya
muda.
dingin.
39
Tabel 2.2 Uji Kekuatan Otot
Respon Skala
Kekuatan otot tidak ada 0
Tidak dapat digerakkan, tonus 1
otot ada
Dapat digerakkan, mampu 2
terangkat sedikit
Terangkat Sedikit <45º, Tidak 3
Mampu Melawan Gravitasi
dari :
2) Pola eliminasi : terdiri dari buang air besar (BAB) dan buang
40
dengan saat sakit yang terdiri dari : frekunsi, konsistensi,
4) Pola istrirahat dan tidur : pola ini meliputi jam tidur siang dan
sesudah tidur.
6) Data psikologis
7) Konsep diri
Menurut (Rohmah & Wahid, 2019), pada anak yang sudah dapat
41
dirinya terdiri dari : gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran
personal tertentu
ideal diri.
(d) Peran diri : sikap dan perilaku, nilai serta tujuan yang
dimasyarakat
8) Data sosial
42
9) Nilai- nilai dan keyakinan klien terhadap sesuatu dan menjadi
kompleks.
gula darah.
43
2 .3.2 Diagnosa Keperawatan
hasil.
gangguan pertumbuhan
kanker)
44
2) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
infromasi
Edukasi
Kolaborasi
45
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Edukasi
kolaborasi
46
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Gejala dan tand mayor 1. Perilaku sesuai dengan 1. Identifikasi kesiapan dan
pengetahuan kemampuan menerima
subjektif : meningkat informasi
2. Pertanyaan tentang
1.menanyakan masalah masalah yang dihadapi Terapeutik
yang dihadapi menurun
3. Kemampuan 2. Sediakan materi dan media
objektif : menjelaskan pendidikan kesehatan terkait
pengetahuan tentang penyuluhan penanganan
1.menunjukan perilaku kejang demam
suatu topik meningkat
sesuai anjuran 3. Jadwalkan pendidikan
kesehatan
2.menunjukkan persepsi 4. Berikan kesempatan untuk
yang keliru terhadap bertanya
masalah
Edukasi
1.menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat
2. menunjukkan perilaku
berlebihan (mis.apatis,
bermusuhan, agitasi,
histeria)
47
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Edukasi
48
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
8. Lakukan penghisapan
jalan napas
Edukasi
Edukasi
49
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
edukasi
kolaborasi
Sumber : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017; Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2019;
Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018).
50
empat dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan
2019)
51
BAB 3
METODE PENELITIAN
Rs Misi Lebak.
52
3.3 Partisipan (Unit Analisis)
kepada satu pasien yang menderita Kejang Demam yang berada di Rs Misi
Lebak.
Studi kasus ini dilakukan di Rs Misi Lebak, dengan alokasi waktu dari
tanggal 24 Mei 2022 sampai dengan 27 Mei 2022, satu hari pengkajian, satu
3.5.1 Wawancara
53
metode inspeksi, palpasi,perkusi,auskultasi pada sistem tubuh
pasien.
diruangan.
diantaranya :
54
a. Pengumpulan data
b. Mereduksi data
menjadi data subjektif dan objektif, lalu data dari hasil pemeriksaan
c. Penyajian data
55
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antar peneliti
dan hanya menuliskan kode atau inisial nama pada lembar pengumpulan
3) Confidentiality (Kerahasiaan)
56
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
memili apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Perawat menghargai dan
siapa saja yang bisa atau kompeten dalam mengambil keputusan. Dalam
apakah dia setuju atau tidak untuk terlibat dalam penelitian. (Studi et al.,
2011)
5) Justice (Keadilan)
Sebagai hasil bahwa pemberian pelayanan ini sama dan seimbang, bagi
hak untuk mendapatkan pengakuan yang sama dari peneliti ( DeLaune &
57
penelitian perlu memperhatikan semua kemungkinan konsekuensi
7) Veracity (Kejujuran)
58
BAB 4
4.1 Hasil
kembali kepada missi katolik dan dikelola oleh suster sfs dari tahun
59
lebak, pandeglang, serang dan sekitar tangerang. Pada tahun 1977,
oleh rumah sakit misi lebak yaitu instalasi gawat darurat yang
daya manusia yang terdiri dari perawat berjumlah 110 orang, bidan 19
dijumlah dokter gigi 2 orang, poli spesialis yang terdiri dari ( penyakit
60
dalam 2 orang, kandungan 2 orang , anak 1 orang , paru 1 orang , dan
syaraf 1 orang), klinik ibu dan anak, dan ruang rawat inap dengan 156
jumlah tempat tidur. Pada masa covid 19 Rumah sakit misi lebak
4.1.2 Pengkajian
1) Identitas Klien
Nama : An.N
Agama : Islam
No.Medrec : 233416
R.Rawat : Hyasinta / M1
Nama : Ny. Y
Umur : 43 tahun
61
Pekerjaan : IRT
3) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
selama dirumah dan disertai dengan keluar busa dari mulut. Ibu
dibawa kerumah sakit dan masuk IGD pukul 21.20 WIB dan
62
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
seperti Asma, Diabetes, Tbc, penyakit kulit yang lain. Dan ibu
e) Genogram
Keterangan :
= laki-laki = tinggal serumah
= perempuan = klien
+ = meninggal
= kembar
63
a) Riwayat Pre Natal / Kehamilan
kali.
setelah lahir.
64
berat badan sehingga klien memiliki berat badan kurang dari
dengan baik, anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau
65
berulang- ulang. Berikan pujian kepada anak jika bisa
menggambar “lingkaran”.
e) Riwayat Imunisasi
lengkap yaitu BCG, Polio I, II, III, DPT I, III, III, Hepatitis I, II,
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
b) Tanda-tanda vital
1) Kesadaran
(b). Kuantitatif :
Jumlah : 6 + 5 + 4 : 15
Kesimpulan :
(composmentis)
66
2) Tekanan Darah : -
x/menit
6) SPO2 : 98 %
c) Antropometri / Pengukuran
BB sebelum sakit : 17 kg
Tinggi badan/ PB : 90 cm
Lingkar kepala : 43 cm
Berat badan : 8 + 2n
:8 +2(3)
:8+6
: 14 kg
Kesimpulan : BB ideal
d) Pemeriksaan Sistematika
67
terdapat masa/lesi, vocal premitus kanan atau kiri sama,
RR : 23 x/menit
68
nervus opticus pupil mengecil ketika diberikan rangsangan
dapat menelan.
sama dan simetris, tidak ada scret yang keluar, tidak ada
69
(7) Sistem Perkemihan
kulit berkeringat.
kektuatan otot
5 5
5 5
penuh.
70
(10) Sistem Integumen
Data Obyektif :
Data obyektif ;
Terlihat ada kotoran di mata klien
71
No. Pola Sebelum Sakit Saat Sakit
5 Pola aktivitas Data subyektif : Data subyektif ;
Ibu klien mengatakan selama Ibu klien mengatakan anaknya selama
dirumah selalu main dengan dirs hanya tidur dan main hp
teman-temannya. Data obyektif ;
Anaknya terlihat main hp
6. Data Psikologis
Tabel 4.2 Data Psikologis
1 2 3 4
1. Status kecemasan Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan menangis dan
anaknya adalah anak mengamuk bila diberikan obat oleh
yang rewel jika perawat.
berkeinginan sesuatu
2. Kecemasan klien Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan khawatir akan
menangis jika didekti keadaan anak nya karena belum
orang lain mengetahui penanganan kejang
72
No. Pola Sebelum Sakit Sesudah Sakit
4. Koping mekanisme yang Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan selama anaknya
digunakan saat anak klien sakit ia selalu menangis saat bertemu
berkeinginan sesuatu dengan orang lain.
anaknya akan menangis
dan marah-marah
7. Data Sosial
Tabel 4.3 Data Sosial
No. Pola Sebelum Sakit Setelah Sakit
1 2 3 4
B ). Dengan keluarga
73
No. Pola Sebelum Sakit Setelah Sakit
dengan om nya
8. Data Spritual
Tabel 4.4 Data Spiritual
No. Pola Sebelum Sakit Setelah Sakit
1 2 3 4
9. Data Penunjang
Tabel 4.5 Data Penunjang Laboratorium
Hematologi rutin
74
No. Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan Interpretasi
Hitung Jenis
16 Segmen 65 % 17 – 60 Abnormal
17 Lomfosit 24 % 20 – 70 Normal
2. Ceftriaxone 2 x 650 mg/ iv untuk mengatasi infeksi penggunaan harus nyeri perut, mual
bakteri garam negatif hati-hati pada pasien muntah. Diare,
maupun garam positif dengan riwayat sesak nafas
penyakit penicilin
75
No. Nama Obat Dosis/Rute Indikasi Kontraindikasi Efek Samping
3. Santagesik 4 x 190 mg/ iv menurunkan demam dan tidak boleh digunakan reaksi alergi
meredakan nyeri oleh pasien yang telah parah, sesak
memiliki alergi nafas, gatal, ruam
pseudoefedrin)
7 Ranitidine 1,5 mg/ iv untuk mengatasi tukang tidak diberikan sakit kepala,
lambung, penyakit asam kepada orang yang diare, mual
lambung ( gerd ) mengalami keluhan muntah,
porfiria akut penglihatan
buram, urine
berwarna gelap
76
No. Tanggal Data Penyebab Masalah
Do :
- Suhu 36.8 c
- Pada saat jam 13.05 = 38,1 c
- Riwayat kejang berdurasi ± 15
menit
- Kulit terlihat merah
- Kulit teraba hangat
- Leukosit 19.300/ul
- Segmen 65 %
Do:
- Bb : 17 kg
- Bb : 8 + 2( n )
:8+2(3)
:8+6
: 14 kg
- do:
77
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
78
Risiko (1)
defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan Manajemen nutrisi
berhubungan dengan faktor keperawatan 3x24 jam status
psikologis ( mis. Stress, nutrisi membaik dengan Observasi
keengganan untuk makan ) kriteria hasil :
1. Identifikasi status nutrisi
Ds : 1. Porsi makan yang 2. Identifikasi makanan yang
dihabiskan meningkat disukai
-ibu klien mengatakan 2. Verbalisasi keinginan 2. Monitor asupan makanan
selama dirumah sakit nafsu untuk makan 3. Monitor bb
makan klien menurun dan meningkat
hanya ¼ porsi 3. Berat badan membaik Terapeutik
- Makanan terlihat
habis ¼ porsi
Edukasi
79
4.1.6 Pelaksanaan Keperawatan
- Suhu : 36,7 º C
- Kulit masih teraba
hangat
RS :
80
No. Tanggal/ Implementasi Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
Waktu
RO :
4. Melonggarkan/
08. 35 WIB melepaskan pakaian
RS :
RO :
- Anak terlihat
menggunakan baju yang
tidak tebal
RS :
RO :
6. Memberikan cairan
10.30 WIB elektrolit/ medikasi
dokter ( santagesik 190
mg/iv , ceftriaxone 650
mg/iv, gentamicin 30
mg/iv )
RS :
81
No. Tanggal/ Implementasi Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
Waktu
RO :
RS :
RO :
82
No. Tanggal/ Implementasi Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
Waktu
2. Mengindetifikasi makan
yang disukai P : Intervensi dilajutkan dirumah
RS : 1.identifikasi status nutrisi
08.20 WIB
- Ibu klien mengatakan 2. identifikasi makanan yang
anaknya suka makan disukai
sayur bayam .
3.monitor asupan makan
RO :
4. monitor bb
- Klien terlihat makan
ciki
RS :
83
No. Tanggal/ Implementasi Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
Waktu
RO :
4. Memonitor BB
09.00 WIB
RS :
RO :
- BB : 17 kg
5. Mengajurkan posisi
duduk
09.30 WIB
RS :
RO :
Rs :
84
No. Tanggal/ Implementasi Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
Waktu
makan
RO :
RS :
85
No. Tanggal/ Implementasi Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
Waktu
mengerti setelah
diberikan penyuluhan
RO :
3. Memberikan
09.40 WIB kesempatan untuk
bertanya
RS :
RO :
4. Menjelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
RS
RO :
86
No. Tanggal/ Implementasi Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
Waktu
12.05 WIB
5. Mengkaji ulang keadaan
pasien
RS :
RO :
26/05/2022 26/05/2022 s:
87
No. Tanggal/ Implementasi Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
Waktu
RO:
RO:
88
No. Tanggal/ Implementasi Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
Waktu
RS :
RS :
RO :
RO :
- BB : 17 Kg
RO : P: intervensi dihentikan
- Suhu : 36,4ºc
89
No. Tanggal/ Implementasi Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
Waktu
p : Intervensi dihentikan
RO :
RO :
- Bb :17kg
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
klien mengatakan anaknya demam sudah dari 3 hari yang lalu disertai
kulit terlihat merah dan teraba hangat. Suhu tubuh 38,1ºc. Nilai
90
mengatakan selama dirumah sakit nafsu makan klien menurun dan
menangani kejang pada anaknya dirumah dan orang tua klien tampak
terlihat bingung.
kejang, mata mendelik, tungkai dan lengan mulai kaku, bagian tubuh
status gizi dapat berperan terkait dengan kondisi anak demam. Tidak
ada penurunan berat badan yang signifikan pada pasien dengan kejang
demam.
91
menangani kejang demam pada anak salah satunya adalah dengan
karena didalam fakta pada an.N terdapat tanda gejala yang tidak sama
mendelik dan tungkai dan lengan mulai kaku. Selain itu kejang
demam pun tidak mempengaruhi status gizi pada anak. Dan dalam
informasi.
92
perfusi jaringan otak serebral berhubungan dengan gangguan aliran
pasien dapat melakukan. Sehingga data atau kondisi yang aktual pada
aktual.
93
4.2.3 Perencanaan Keperawatan
94
pendidikan kesehatan terkait penyuluhan penanganan kejang demam,
basahi dan kipasi permukaan tubuh, ganti linen setiap hari, lakukan
dengan ahli gizi menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
95
keperawatan yang dapat dilakukan yaitu: Identifikasi kesiapan dan
tiga masalah sudah sesuai dengan kriteria hasil dan intervensi yang
96
linen setiap hari, melakukan kompres hangat (water tepid sponge),
urine. Sedangkan pada hari terakhir yaitu pada tanggal 27 Mei 2022
97
kesehatan, berikan kesempatan untuk bertanya, jelaskan faktor risiko
ganti linen setiap hari, lakukan kompres hangat (water tepid sponge),
98
ajarkan diet yang diprogramkan , berkolaborasi pemberian medikasi
kondisi pasien dan mengacu pada Tim Pokja SIKI DPP PPNI.
99
hasil dari evaluasi masalah hipertermia teratasi pada hari pertama
didapatkan hasil kulit tidak terlihat merah, kulit tidak teraba hangat,
Sementara untuk masalah risiko defisit nutrisi teratasi hari ke dua dan
100
kejang demam dan tampak merasa puas atas jawaban penyakit
anaknya
tujuan dan kriteria hasil yang di inginkan. Untuk masalah risiko defisit
nutrisi teratasi pada hari ke dua dan ke tiga secara home care sesuai
dengan kriteria tujuan dan hasil yang sesuai dengan teori. Pada
101
BAB 5
5.1 Kesimpulan
1) Pengkajian
sejak 3 hari yang lalu dan disertai dengan kejang, kejang berdurasi 15
menit disertai dengan keluar busa dari mulut, kejang hanya sekali. Suhu
36.8 c namun pada saat jam 13.05 = 38,1 c, kulit terlihat merah da teraba
hangat. Ibu pasien mengatakan selama dirumah sakit nafsu makan klien
tentang cara menangani kejang pada anaknya dirumah , orang tua klien
2) Diagnosa keperawatan
102
3) Perencanaan
jika perlu, Sajikan makanan secara menarik dan Anjurkan posisi duduk,
103
untuk bertanya dan pemberian edukasi faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
4) Implementasi
dilakukan pada an.N tanggal 25 mei 2022, dan dilakukan secara home
care selama 2 hari pada tanggal 26 mei 2022 sampai dengan 27 mei
5) Evaluasi
defisit nutrisi teratasi di hari ke 2 dan 3 pada saat home care. Dan untuk
5.2 Saran
yang dialami pasien khususnya dan mampu bekerja sama baik dengan
dengan baik
104
1) Untuk Perawat
yang tepat untuk klien dengan kejang demam dengan masalah perawatan
kasus kejang demam suhu anak akan berubah.selain itu pula diharapkan
dirumah.
105
Penatalaksanaan Kejang Demam dengan pengarang Ikatan Dokter Anak
106
DAFTAR PUSTAKA
Intania, R., Dimiati, H., & Ridwan, A. (2021). Hubungan Status Gizi dengan Usia
Kejang Demam Pertama pada Anak. Sari Pediatri, 23(1), 28.
https://doi.org/10.14238/sp23.1.2021.28-35
Kania, N. (2013). Kejang Pada Anak. Jurnal AMC Hospital, 1(1), 1–6.
107
Nova Ari Pangesti, Bayu Seto Rindi Atmojo, Kiki A. (2020). Penerapan Kompres
Hangat Dalam Menurunkan Hipertermia Pada Anak Yang Mengalami
Kejang Demam Sederhana. Nursing Science Journal (NSJ), 1(1), 29–35.
https://doi.org/10.53510/nsj.v1i1.18
Oktiawati, A., Khodijah, Setyaningrum, I., & Dewi, rizki cintya. (2017). Teori
dan Konsep Keperawatan Pediatrik ( ahmad wahyu Arrasyid (ed.)). cv. trans
info media.
Rohmah, N., & Wahid, S. (2019). proses keperawatan : teori & aplikasi. AR-
RUZZ MEDIA.
108
Siqueira, L. F. M. de. (2010). Febrile seizures: update on diagnosis and
management. Revista Da Associacao Medica Brasileira (1992), 56(4), 489–
492. https://doi.org/10.1590/s0104-42302010000400026
Studi, P., Keperawatan, I., Jember, U., & Kunci, K. (2011). No Title. 408–414.
SUNARSIH, T. (2018). TUMBUH KEMBANG ANAK. REMAJA
ROSDAKARYA.
Susilo, catur budi. (2019). keperawatan medikal bedah persarafan. pustaka baru
press.
Westin, E., & Sund Levander, M. (2018). Parent’s Experiences of Their Children
Suffering Febrile Seizures. Journal of Pediatric Nursing, 38, 68–73.
https://doi.org/10.1016/j.pedn.2017.11.001
Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2018). Yahya, S. &. (2012). konsep asuhan
keperawatan,
109