Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS ARTIKEL ILMIAH KASUS ETIK DALAM ASUHAN

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF DENGAN


ETHICAL DECISION MAKING

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF


Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga dengan
dosen pengampu Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep.

Disusun oleh:
Kelompok 17/B
Febi Marliana Sari 192310101158
Rita Nofita Sari 202310101102
Anna Agustina Pangesti 202310101113

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif dan telah disetujui pada tanggal 15
September 2022

Oleh :

Dosen Pembimbing

(Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep)

NRP. 760019011

Mengetahui

Penaggung Jawab Mata Kuliah

Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif

(Dr. Rondhianto, S.Kep., Ns. M.Kep)

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penugasan Analisis Artikel Ilmiah Kasus Etik dalam
mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
Dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih
atas dukungan moral maupun materi kepada pihak-pihak yang terlibat terutama
kepada:
1. Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep, selaku Dosen Penanggung Jawab
Mata Kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif
2. Segenap seluruh pihak yang membantu dalam melakukan penyusunan
laporan ini
Semoga laporan ini nantinya dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan bagi para pembaca. Kami sangat menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna
baik dari segi penulisan, materi, dan penyusunannya. Maka dari itu kami meminta
kritik dan saran dari pembaca, supaya nantinya ketika akan menyusun makalah
selanjutnya dapat diperbaiki menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Jember, 15 September 2022

3
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 4


BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 6
1.2 RumusanMasalah ..................................................................................... 7
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 7
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan .................................................... 8
1.4.1 Manfaat Bagi Tenaga Kesehatan Perawat......................................... 8
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat ................................................................. 8
BAB 2. KONSEP DASAR ETIK KEPERAWATAN ............................................ 9
2.1 Pengertian ................................................................................................. 9
2.2 Tujuan Etika ............................................................................................. 9
2.3 Manfaat Etika ......................................................................................... 10
2.4 Teori Etika Keperawatan ........................................................................ 10
2.5 Prinsip dan Azas Etika Keperawatan ..................................................... 11
2.6 Perbedaan Etik dan Hukum .................................................................... 13
2.7 Hak dan Kewajiban Klien ...................................................................... 13
2.8 Hak dan Kewajiban Perawat .................................................................. 14
2.9 Kode Etik Keperawatan Indonesia ......................................................... 15
BAB 3. PEMBAHASAN ...................................................................................... 16
3.1 Sumber dan Strategi Pencarian Literature .............................................. 16
3.2 Kasus Etik Keperawatan ........................................................................ 16
3.3 Analisis Kasus ........................................................................................ 16
3.3.1 Identifikasi dan Klarifikasi Masalah Etik ....................................... 16
3.3.2 Pengumpulan Data Pendukung ....................................................... 17
3.3.3 Identifikasi Pilihan .......................................................................... 17
3.3.4 Pengambilan Keputusan .................................................................. 17

4
3.3.5 Implementasi ................................................................................... 18
3.3.6 Evaluasi ........................................................................................... 18
3.4 Implikasi dan Rekomendasi ................................................................... 18
BAB 4. PENUTUP ............................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 20
4.2 Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

5
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tenaga perawat sebagai anggota tim kesehatan dalam menjalankan peran
dan fungsinya bersifat mandiri, kolaboratif dan atau saling tergantung dengan
anggota tim kesehatan lain. Menurut Potter (2005), bahwa perawat
mempunyai fungsi yang sangat luas yang membutuhkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam lingkup area yang bervariasi. Perawat sebagai tenaga
kesehatan mayoritas di tempat pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit,
mempunyai posisi yang utama dalam pemberian pelayanan kesehatan karena
asuhan keperawatan yang diberikan perawat bersifat kontinyu, konstan,
koordinatif, dan advokatif, sehingga perawat mempunyai peran penting yang
kesinambungan demi tercapainya tujuan pelayanan kesehatan yaitu pemberian
asuhan keperawatan. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut perawat
melaksanakan peranperan yang saling berhubungan seperti sebagai pemberi
pelayananan keperawatan, pengambil kepututsan klinik dan etik, protector dan
advokat dari pasien, manajer, rehabilitator, comforter, komunikator, dan
pendidik (Adi Wijaya et al., 2022).
Beberapa hal yang dapat menimbulkan masalah peran yang ambigu
menimbulkan dilema etik. Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit
dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana
alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan dengan hasil sebanding
(Banunaek et al., 2021). Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah.
Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada
pemikiran yang rasional dan bukan emosional (Lubis, 2020). Sebagai seorang
profesional, perawat bertanggung jawab dan mengemban tanggung gugat
untuk membuat keputusan dan mengambil langkah-langkah tentang asuhan
keperawatan yang diberikan (Adi Wijaya et al., 2022).
Kemampuan pengambilan keputusan yang tepat dan akurat sangat
dibutuhkan perawat untuk dapat menyelamatkan pasien yang dihadapi. Agar
perawat dapat melakukan tugasnya dengan baik, setiap perawat harus
memahami dan mampu menerapkan pelayanan keperawatan sesuai dengan

6
standar profesi keperawatan (Hidayat, 2012). Kemampuan perawat ketika
menangani pasien dalam kondisi-kondisi kritis tentu tidak lepas dari latar
belakang pendidikan yang pernah ditempuh serta pengalaman yang pernah
dijalani (Tariman, 2015). Termasuk di sini adalah kemampuan perawat dalam
mengambil keputusan saat gawat darurat. Perawat memiliki tanggung jawab
dan kewenangan untuk mengambil langkahlangkah keperawatan yang
diperlukan sesuai dengan standar keperawatan. Perawat dalam menjalankan
tugasnya harus sesuai dengan kode etik dan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang telah ditetapkan(Adi Wijaya et al., 2022).

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas diperoleh rumusan masalah
berupa bagaimana konsep dasar etik keperawatan hingga pembahasan tekait
pengambilan keputusan pada suatu permasalahan etik keperawatan.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk mengetahui keseluruhan terkait
konsep dasar etik keperawatan hingga pembahasan terkait pengambilan
keputusan pada suatu kasus permasalahan etik keperawatan.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui definisi, tujuan, dan manfaat etika.
2. Untuk mengetahui teori etika keperawatan.
3. Untuk mengetahui prinsip dan azas etika keperawatan.
4. Untuk mengetahui perbedaan etik dan hukum.
5. Untuk mengetahui hak dan kewajiban klien serta perawat.
6. Untuk mengetahui kode etik keperawatan di Indonesia.

7
1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan


Makalah ini diharapkan dapat memberikan bahan literasi atau bacaan
untuk menambah wawasan terkhusus wawasan kode etik keperawatan
dalam menjalankan pelayanan keperawatan.

1.4.1 Manfaat Bagi Tenaga Kesehatan Perawat


Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi perawat untuk dapat
menerapkan semua kode etik ataupun prinsip etik yang berlaku ketika
melakukan pelayanan keperawatan, sehingga permasalahan etik
ataupun dilema etik dapat teratasi.

1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat


Makalah ini diharapkan pula memberikan manfaat kepada masyarakat
untuk menambah ilmu pengetahunnya akibat adanya tambahan
informasi, ataupun bisa berguna pada seseorang yang ingin menjadi
perawat sebagai bekal bacaan sebelum memasuki atau memberikan
pelayanan keperawatan.

8
BAB 2. KONSEP DASAR ETIK KEPERAWATAN

2.1 Pengertian
Etika berasal dari bahasa Yunani ―ethos‖ yang artinya adat kebiasaan, dalam
perkembangan selanjutnya, arti etik menjadi adat kebiasaan yang baik atau yang
sebaiknya dilakukan. Istilah lain yang berhubungan dengan kata etik yaitu kata
moral yang berasal dari latin ―mos‖ (tunggal) atau ―mores‖ (jamak) yang juga
memiliki arti adat kebiasaan yang baik. etik sering digunakan pada aturan perilaku
―rule of conduct‖ yang berlaku lebih khusus di dalam suatu kelompok atau
masyarakat tertentu. Etika dapat diartikan sebagai dorongan yang mempengaruhi
perilaku.
Etika merupakan usaha seseorang dalam menggunakan akal budi dan
pikirannya dalam menyelesaikan masalah. Kode etik keperawatan adalah suatu
pernyataan tertulis yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan
keperawatan. Kode etik keperawatan merupakan salah satu pegangan seorang
perawat guna mencegah timbulnya kesalahpahaman dan masalah yang terjadi
(Setiani, 2018).

2.2 Tujuan Etika


Tujuan etika keperawatan yaitu agar perawat dapat menjalankan tugas dan
fungsinya dengan menghargai dan menghormati martabat sesama manusia.
Tujuan lain dari etika keperawatan yaitu dapat membangun dan mempertahankan
kepercayaan antara perawat dan klien, perawat dengan perawat, perawat dengan
profesi lainnya, serta dengan masyarakat (Utami, N. W. et al, 2016).
Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching, tujuan etika
keperawatan antara lain :
a. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktek keperawatan.
b. Membentuk strategi atau cara menganalisis masalah moral yang terjadi
dalam praktek keperawatan.
c. Menghubungkan prinsip-prinsip moral yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan
kepada Tuhannya sesuai dengan kepercayaan.

9
2.3 Manfaat Etika
Kode etik penting dalam sistem pelayanan kesehatan dan dalam praktik
keperawatan menurut Kozier & Erb (1990) :
1) Etika akan menunjukkan standar profesi dalam kegiatan keperawatan.
Standar tersebut akan melindungi perawat dan dan pasien
2) Kode etik sebagai alat guna menyusun standar praktik profesional,
memperbaiki, dan memelihara standar tersebut
3) Kode etik merupakan petunjuk resmi untuk tindakan profesional, standar
yang harus dipatuhi dalam profesi dan wajib diterima sebagai nilai pribadi
yang profesional
4) Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk
mengambil keputusan dalam situasi keperawatan

2.4 Teori Etika Keperawatan


Teori dibagi dalam 3 golongan yaitu teori etik tradisional, teori etik modern, dan
teori etik kontemporer :
Teori Etik Tradisional (Sebelum Tahun 1500) diantaranya adalah :
- Egoism: teori ini menekankan pada apa yang terbaik untuk diri sendiri
- Subjectivism: teori ini menekankan pada baik buruknya tindakan
ditentukan oleh pandangan seseorang.
- Relativism: teori ini menekankan pada baik buruknya tindakan bergantung
pada nilai-nilai yang dianut oleh individu atau masyarakat.
- Objectivism: teori ini menekankan bahwa ada nilai-nilai yang lebih tinggi
dalam menentukan baik buruk yang dapat dinilai secara objektif.
- Moralism: teori ini menekankan bahwa diperlukan diskusi moral dalam
membuat keputusan yang etis.
- Nihilisme : teori ini mengatakan bahwa tidak perlu ada argumentasi
terhadap masalah etik tentang kehidupan.
- Rasional Paternalistik : teori ini menekankan bahwa dokter atau perawat
lebih tahu apa yang terbaik bagi klien.
- Eudemonism : tindakan dikatakan baik apabila bertujuan untuk kebaikan.
- Hedonism : teori ini menekankan bahwa tindakan yang baik adalah
tindakan yang bisa menyenangkan banyak orang.

10
- Stoicism : teori ini menekankan bahwa perawat menyadari keterbatasan
kekuatan manusia, pasrah dan menerima apa adanya adalah suatu
kebajikan.
- Natural law : teori ini menjelaskan bahwa apa yang diatur Tuhan, itulah
yang baik untuk dilakukan.
Teori Etik Modern (1500-1900)
- Altruism : teori ini menekankan bahwa perawat menunjukkan kasih,
kebaikan dan jujur pada klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
- Utilitarianism dan Teleolog : Teori ini menekankan pada pencapaian hasil
akhir yang terjadi.
- Deontologi : Teori yang menekankan pada nilai moral individu.
- Voluntarism : teori ini menekankan pada niat. Suatu tindakan dikatakan
baik jika ada niat yang baik
- Marxism : teori ini menekankan bahwa tindakan yang baik didasarkan
pada kelompok
Teori Etik Kontemporer
- Individualism : Teori ini menekankan pada self determination artinya
tindakan dikatakan baik ditentukan oleh dirinya sendiri.
- Existentialism : Seseorang bertanggung jawab atas keputusan bagi dirinya.
- Justice based ethics: Teori ini menekankan pada keadilan sebagai titik
sentral. Sebaik-baiknya suatu teori jika tidak adil harus ditolak.

2.5 Prinsip dan Azas Etika Keperawatan


Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan harus menjunjung asas etik
dan profesionalisme. Asas etik penting dimiliki sebagai dasar dalam membangun
hubungan yang baik dengan seluruh pihak dalam memberi pelayanan. Apabila
sudah terjalin hubungan baik maka dapat menimbulkan kemudahan bagi seorang
perawat dalam mencapai tujuan yaitu mengoptimalkan kesembuhan klien (Amir,
N., Purnama, 2021).
Perawat dalam memberi asuhan keperawatan dapat berpedoman terhadap prinsip-
prinsip etik keperawatan, antara lain :

11
- Autonomy (penentuan diri)
Yaitu kewajiban menghormati hak-hak klien, terutama hak otonomi klien
dan merupakan suatu kekuatan yang dimiliki klien dalam memutuskan
suatu prosedur medis. Prinsip ini berdasarkan pada keyakinan bahwa klien
mampu berpikir logis dan mampu mengambil keputusannya sendiri.
Dalam prinsip ini juga bentuk sikap menghargai terhadap klien, atau dapat
dikatakan sebagai persetujuan yang sifatnya tidak memaksa dan bertindak
secara rasional.
- Non maleficence (tidak merugikan)
Yaitu prinsip yang menghindari terjadinya kerusakan atau prinsip moral
yang melarang terjadinya suatu tindakan yang dapat memperburuk kondisi
klien. Prinsip ini juga menerapkan menghindari bahaya atau cidera fisik
maupun psikologis pada klien.
- Beneficence (melakukan hal yang baik)
Yaitu prinsip yang diterapkan oleh perawat agar dapat memberikan yang
terbaik pada pasien.
- Justice (keadilan)
Yaitu prinsip tidak membeda-bedakan pasien, dan memastikan bahwa
pasien memperoleh apa yang seharusnya didapatkan. Dengan
melaksanakan prioritas tindakan yang tepat maka dapat mengetahui
adanya suatu masalah lebih dini sehingga dapat mencegah kondisi yang
lebih buruk atau menghindari terjadinya hal yang dapat membahayakan
pasien.
- Veracity (kejujuran)
Yaitu prinsip kejujuran atau kebenaran. Seorang perawat diharuskan untuk
berkata jujur pada klien. Tujuannya yaitu guna membangun hubungan
saling percaya dalam memberi asuhan keperawatan yang berkualitas.
Namun berkata jujur tidak semua dapat dilakukan, seorang perawat perlu
berkata jujur dengan melihat kondisi dan situasi pasien. kejujuran dapat
dipengaruhi oleh latar belakang, pendidikan, dan status sosial ekonomi
penyedia klien.
- Fidelity (menepati janji)

12
Yaitu prinsip yang memiliki arti informasi yang diberikan dapat dipercaya
kebenarannya. Menepati janji merupakan hal penting dalam hubungan
perawat dengan klien karena akan membangun kepercayaan klien kepada
seorang perawat.
- Confidentiality (kerahasiaan)
Yaitu prinsip kerahasiaan, perawat diwajibkan menjaga kerahasiaan
seorang pasien. Informasi hanya diberikan perawat pada keluarga pasien
yang bersangkutan, termasuk pada pasien meninggal.

2.6 Perbedaan Etik dan Hukum


Petugas kesehatan dalam hal melayani masyarakat, juga terikat pada etika dan
hukum, atau etika dan hukum kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan perilaku
petugas kesehatan harus tunduk pada etika profesi (kode etik profesi) dan juga
tunduk pada ketentuan hukum, aturan, dan perundang-undangan. Yang mana
apabila petugas kesehatan melanggar kode etik profesi maka akan mendapat
sanksi etika dari organisasi profesinya dan apabila juga melanggar ketentuan
perundang-undangan juga akan mendapat sanksi hukum (pidana atau perdata)
(AN Aningrum et al., 2018).
Etika dan hukum tidaklah sama. etika membuat standar perilaku yang lebih
tinggi dibanding hukum. Hukum juga berbeda-beda untuk tiap-tiap Negara
sedangkan etika dapat diterapkan tanpa melihat batas Negara. Etika dan hukum
dalam dunia kesehatan umumnya berbeda namun saling melengkapi, dimana
hukum cenderung bersifat kaku, lama dalam proses legalisasi, dan kurang
menyeluruh kemudian norma etika akan melengkapi kelemahan-kelemahan norma
hukum sehingga mampu mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat (Bachri, S. Nurnaeni 2021) .

2.7 Hak dan Kewajiban Klien


Hak pasien dalam Undang-undang Rumah Sakit tercantum pada pasal 32, setiap
pasien memiliki hak diantaranya :
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit
2) Memperoleh informasi hak dan kewajiban pasien

13
3) Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan stander
profesi dan standar prosedur operasional
5) Mendapatkan pelayanan yang efektif dan efisien guna mencegah kerugian
fisik dan materi pada klien
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas layanan yang diperoleh (Ningsih,
2020)

2.8 Hak dan Kewajiban Perawat


Pasal 36 UU No. 38 Tahun 2014 telah memberi batasan mengenai hak profesi
perawat. Hak-hak tersebut antara lain :
a) Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional,
dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
b) Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari klien dan/atau
keluarganya
c) Menerima imbalan jasa atas pelayanan keperawatan yang telah diberikan
d) Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode
etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, atau
ketentuan peraturan perundang-undangan;
e) Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.
Sedangkan kewajibannya diatur dalam pasal 37, yaitu Perawat dalam
melaksanakan praktik keperawatan berkewajiban:
a) Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai dengan
standar pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan
b) Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengankode etik, standar
pelayanan keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan
ketentuan peraturan perundang-undangan
c) Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau tenaga
kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat
kompetensinya

14
d) Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
e) Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah
dimengerti mengenai tindakan keperawatan kepada klien atau keluarganya
sesuai dengan batas kewenangannya
f) Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain
yang sesuai dengan kompetensi perawat
g) Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.

2.9 Kode Etik Keperawatan Indonesia


Kode etik keperawatan adalah salah satu pedoman seorang perawat
dalam mencegah terjadinya kesalahpahaman dan masalah yang terjadi
(Setiani, 2018). Kode Etik merupakan norma, nilai dan aturan profesional
tertulis yang secara tegas menyatakan benar dan baik, serta yang tidak benar
dan tidak baik bagi profesi. Kode etik perawat yaitu pernyataan standar
profesional yang digunakan sebagai aturan perilaku dan menjadi acuan kerja
dalam membuat keputusan keperawatan. Aturan yang berlaku untuk seorang
perawat Indonesia dalam menjalankan tugas serta fungsi perawat adalah
kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu
berpedoman terhadap kode etik sehingga dapat menimalisir dan
menghindari kejadian akan pelanggaran kode etik (Setiani, 2018).
Kode etik perawat (atau dapat disebut dengan etik keperawatan) sebagai
bagian dari pengetahuan dasar etik berisi bagaimana perawat seharusnya
berperilaku etik sebagai sebuah profesi, bagaimana seharusnya membuat
keputusan saat mengalami hambatan, bagaimana mencegah terjadinya
permasalahan etik, serta bagaimana berusaha memenuhi kewajiban
profesional sersuai tujuan, nilai dan standar keperawatan. Pada etik
keperawatan terdapat unsur-unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian, dan
hubungan antara perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, diri sendiri,
keluarga klien, dan pengunjung. Etik keperawatan merupakan hal yang
sangat penting dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Selain bermanfaat
bagi perawat, etik juga bermanfaat bagi tim kesehatan lainnya dan bagi
penerima pelayanan kesehatan (Setiani, 2018).

15
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Sumber dan Strategi Pencarian Literature


Sumber data yang kami gunakan adalah artikel ilmiah dari jurnal Nursing
Ethics tentang kasus etik dalam asuhan keperawatan medikal bedah
dengan judul “Nurses’ ethical challenges caring for people with COVID-
19: A qualitative study” dari SAGE Publishing yang sudah terindeks
Scopus. Artikel ini kami dapat melalui pencarian di google scholar
dengan kata kunci ―ethics in nursing‖.

3.2 Kasus Etik Keperawatan


Beberapa perawat khawatir terinfeksi virus Covid-19 dari pasien,
sehingga diam-diam mengurangi frekuensi membantu pasien
membalikkan badan dan menggosok punggung mereka. Seorang pasien
tiba-tiba pingsan, tetapi perawat membutuhkan waktu lama untuk berjalan
ke arahnya sebelum akhirnya memberikan bantuan.

3.3 Analisis Kasus

3.3.1 Identifikasi dan Klarifikasi Masalah Etik


 Pasien Covid-19 membutuhkan bantuan perawat untuk
membalikkan badan dan menggosokkan punggungnya.

16
 Perawat secara diam-diam mengurangi aktivitas pasien karena
takut tertular virus.

3.3.2 Pengumpulan Data Pendukung


 Siapa yang terlibat: pasien, perawat.
 Siapa yang berhak mengambil keputusan: perawat.
 Perawat tidak menepati janji (fidelity) berlaku dengan penuh
tanggung jawab dan kesungguhan terhadap pasien.
 Perawat menerapkan kejujuran (veracity) dalam bersikap
karena diam-diam menurunkan frekuensi aktivitas
keperawatan.

3.3.3 Identifikasi Pilihan


a) Menuruti keinginan pasien yang sering membutuhkan bantuan
untuk membalik badan dan menggosok punggungnya dengan
konsekuensi perawat terpapar virus namun kepuasan pasien
terhadap pelayanan kesehatan tinggi.
b) Tidak menuruti keinginan pasien yang sering membutuhkan
bantuan untuk membalik badan dan menggosok punggungnya
dengan konsekuensi pasien kecewa terhadap pelayanan rumah
sakit namun risiko perawat terpapar virus menjadi rendah.
c) Menuruti keinginan pasien untuk membantunya membalik badan
dan menggosok punggungnya namun tidak sering dengan
konsekuensi risiko perawat terpapar virus tidak terlalu tinggi, dan
pasien dapat menikmati waktu sendirinya.

3.3.4 Pengambilan Keputusan


Setelah mempertimbangkan semua prinsip etika keperawatan,
menurut kami tidak masalah mengurangi frekuensi aktivitas
keperawatan selama kebutuhan keperawatan pasien masih dapat
terpenuhi. Frekuensi aktivitas keperawatan yang berkurang dapat

17
memberi pasien lebih banyak waktu untuk beristirahat, sedangkan
pada perawat hal ini dapat membantu perawat untuk menurunkan
risiko terpapar virus Covid-19 sehingga tetap sehat dan dapat
menjalankan tugasnya sebagai tenaga kesehatan untuk membantu
banyak pasien. Tindakan ini akan dapat lebih efektif bila perawat
mendapat dan menggunakan Alat Perlindungan Diri yang optimal.

3.3.5 Implementasi
 Membantu pasien bila membutuhkan bantuan.
 Mengunjungi pasien setidaknya dua kali sehari untuk
menanyakan keadaannya.
 Membantu pasien untuk menemukan mekanisme koping yang
adaptif terhadap masalah yang sedang dihadapi.

3.3.6 Evaluasi
 Semua pihak yang terkait juga terlibat dalam proses pembuatan
dan pengambilan keputusan. Semua pihak yang terlibat bersama-
sama mencari jalan keluar yang terbaik.
 Semua pihak puas dengan keputusan yang diambil. Pasien
mendapat lebih banyak waktu untuk beristirahat sambal tetap
terpenuhi kebutuhan keperawatannya. Perawat mendapatkan
perasaan cukup aman karena berkurangnya frekuensi aktivitas
keperawatan, namun tetap dapat memenuhi tanggung jawabnya
terhadap pasien sebagai tenaga kesehatan.

3.4 Implikasi dan Rekomendasi


Implikasi keperawatan dan penyelesaian yang dapat diterapkan terkait
kasus dilema etik di atas, yaitu:
 Perawat memahami prinsip-prinsip etik dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien.

18
 Perawat memahami kebijakan di tempat ia bekerja sehingga
kesalahan terhadap pasien dapat diminimalkan.
 Perawat menanyakan pendapat dan kesediaan pasien dalam
melakukan setiap tindakan.
 Perawat bersikap adil dalam memberikan tindakan keperawatan
kepada setiap pasiennya.
 Perawat jujur dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang
dilakukan pada pasien.

19
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis
yangmelibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa
menyangkut penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan
dalam menentukankematian, upaya menjaga keselamatan klien yang
bertentangan dengan kebebasanmenentukan nasibnya, dan penerapan
terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalah klien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat
dituntutdapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri
perawat dantidak bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien.
Pengambilan keputusanyang tepat diharapkan tidak ada pihak yang
dirugikan sehingga semua merasanyaman dan mutu asuhan keperawatan
dapat dipertahankan.

4.2 Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama
bidangkeperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin
supayanantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan
sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik
keperawatan).
Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional
secaramandiri atau secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuanuntuk menyelesaikan suatu dilema etik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Adi Wijaya, Y., Luh Putu Suardini Yudhawati, N., Rizki Fista Andriana, K.,
Kesehatan Provinsi Bali, D., & Kesdam Udayana, Stik. I. (2022). the Role of
Nurses in Ethical Decision Making: in Literature Review Perspective Peran
Perawat Dalam Pengambilan Keputusan Etik: Kajian Perspektif Literature
Review. 1–10. https://osf.io/rs8pa/download

Amir, N., Purnama, D. (2021). Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan


dalam Tindakan Medis. Sarana Komunikasi Dosen Dan Mahasiswa, 15(1),
26–36. https://doi.org/10.22225/kw.14.2.1863.77-86

AN Aningrum, A. S., Yusuf, S., & Usman. (2018). Analisis Penerapan Etika Dan
Hukum Kesehatan Pada Pemberian Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit
Nene Mallomo Kabupaten Sidenreng Rappang Analyze of the Application of
Ethics and Health Law on the Provision of Health Services at Nene Mallomo
Hospital Sidrap. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 1(3), 190–192.

Ningsih, S. A. (2020). Pelaksanaan Hak-Hak Pasien Terhadap Pelayanan Tenaga


Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu,
8(2), 141–152. https://doi.org/10.36085/jkmu.v8i2.1068

Samsul, Bachri., N. (2021). Artikel Riset Etika dan Hukum Kesehatan. Jurnal
Berita Kesehatan, XIV(2), 1–15.

Setiani, B. (2018). Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan


Kewajiban dan Kode Etik Dalam Praktik Keperawatan. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Indonesia, 8(04), 497–507.
https://doi.org/10.33221/jiiki.v8i04.154

Utami, N. W., A, U., & H, R. E. (2016). Etika Keperawatan dan Keperawatan


Profesional. In Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

21
LKM 2. Makalah Ethical Decision Making

UNIVERSITAS JEMBER KODE DOKUMEN

FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI ILMU KEPERAWATAN F1.03.07
LEMBAR KERJA MAHASISWA 2

Dosen Pengampu Mata kuliah : Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep.

Pokok Bahasan : Etik dan kebijakan dalam perawatan menjelang ajal dan
paliatif

Model Pembelajaran : Case Method

IDENTITAS MAHASISWA

Nama/NIM/Kelas Febi Marliana Sari/192310101158/B

Nama Kelompok 17
Anggota/Kelompok
Febi Marliana Sari 192310101158

Rita Nofita Sari 202310101102

Anna Agustina Pangesti 202310101113

Pertemuan ke 3

Hari/Tanggal 15 September 2022

BAHAN DISKUSI

Lakukan searching dan download-lah satu artikel ilmiah berupa studi kasus masalah etik
keperawatan dalam asuhan keperawatan menjelang ajal dan paliatif di website jurnal ilmiah
terindex scopus atau SINTA. Jika sudah anda temukan artikel yang sesuai tersebut, maka
kemudian bacalah dengan seksama artikel tersebut.

Setelah anda membaca artikel tersebut maka kemudian bacalah beberapa textbook dan buku
panduan praktikum dibawah ini untuk meningkatkan pemahaman anda terkait tugas yang
diberikan:

22
1. Husted, J. H., & Husted, G. L. (2008). Ethical Decision Making in Nursing and Health
Care: The Simphonological Approach (4th ed.). Springer Publishing Company, LLC.
2. Lachman, V. D. (2006). Applied Ethics in Nursing. Springer Publishing Company,
LLC.
3. Post, L. F., & Blustein, J. (2015). Handbook for Health Care Ethics Committees (2nd
ed.). John Hopkins University Press.
4. Robichaux, C. (Ed.). (2017). Ethical Competence in Nursing Practice: Competencies,
Skills, Decision Making. Springer Publishing Company, LLC.
https://doi.org/10.1891/9780826126382
5. Rondhianto, dkk. (2021) Petunjuk Praktikum Keperawatan Menjelang Ajal dan
Paliatif. KHD Production.
Siapkan form ethical decision making (Lihat di RTM 2), kemudian lakukanlah analisis kasus
etik tersebut secara mandiri. Hasil analisis anda secara mandiri tersebut kemudian
diskusikanlah dengan teman satu kelompok anda. Setelah itu bersama-sama dengan teman satu
kelompok anda susunlah laporan hasil analisis kasus etik tersebut dalam format laporan yang
telah disediakan dalam (lihat di RTM 2).

HASIL DISKUSI

Tuliskan hasil analisis artikel yang telah dilakukan sesuai dengan format yang telah
disiapkan.

Judul artikel : Nurses’ ethical challenges caring for people with COVID-19: A qualitative
study

Sumber artikel : Nursing Ethics Journal yang dipublikasi oleh SAGE Publishing
Tanggal akses : artikel diakses pada tanggal 15 september 2022

Hasil analisis dengan prosedur ethical decision making :

1. Identifikasi dan klarifikasi masalah etik


a) Pasien Covid-19 membutuhkan bantuan perawat untuk membalikkan badan dan
menggosokkan punggungnya.
b) Perawat secara diam-diam mengurangi aktivitas pasien karena takut tertular virus.
2. Pengumpulan data pendukung

23
 Pihak yang terlibat : pasien dan perawat
 Pihak yang berhak mengambil keputusan : perawat
 Perawat tidak menepati janji (fidelity) berlaku dengan penuh tanggung jawab dan
kesungguhan terhadap pasien
 Perawat tidak menerapkan kejujuran (veracity) dalam bersikap karena diam-diam
menurunkan frekuensi aktivitas keperawatan
3. Identifikasi pilihan
a) Memenuhi keinginan pasien yang sering membutuhkan bantuan untuk membalik badan
dan menggosok punggungnya dengan konsekuensi perawat terpapar virus namun
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan tinggi.
b) Tidak memenuhi keinginan pasien yang sering membutuhkan bantuan untuk membalik
badan dan menggosok punggungnya dengan konsekuensi pasien kecewa terhadap
pelayanan rumah sakit namun risiko perawat terpapar virus menjadi rendah.
c) Menuruti keinginan pasien untuk membantunya membalik badan dan menggosok
punggungnya namun tidak sering dengan konsekuensi risiko perawat terpapar virus tidak
terlalu tinggi, dan pasien dapat menikmati waktu sendirinya.
4. Pengambilan keputusan
Dengan mengurangi frekuensi aktivitas keperawatan selama kebutuhan keperawatan pasien
masih dapat terpenuhi. Frekuensi aktivitas keperawatan yang berkurang dapat memberi
pasien lebih banyak waktu untuk beristirahat, sedangkan pada perawat hal ini dapat
membantu perawat untuk menurunkan risiko terpapar virus Covid-19 sehingga tetap sehat
dan dapat menjalankan tugasnya sebagai tenaga kesehatan untuk membantu banyak pasien
5. Implementasi
 Membantu pasien saat membutuhkan bantuan.
 Memantau pasien setidaknya dua kali sehari untuk memastikan kondisinya.
 Membantu pasien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah
yang sedang dihadapi.
6. Evaluasi
 Semua pihak yang terkait juga terlibat dalam proses pembuatan dan pengambilan
keputusan.
 Semua pihak puas dengan keputusan yang diambil.

24
Pembahasan berdasarkan Teori dan Konsep Etik Keperawatan :

Kode etik keperawatan merupakan salah satu pegangan seorang perawat guna mencegah
timbulnya kesalahpahaman dan masalah yang terjadi (Setiani, 2018). Dengan etika
keperawatan perawat dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan menghargai dan
menghormati martabat sesama manusia. Etik keperawatan merupakan hal yang sangat penting
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Selain bermanfaat bagi perawat, etik juga bermanfaat
bagi tim kesehatan lainnya dan bagi penerima pelayanan kesehatan (Setiani, 2018).

Implikasi dan Rekomendasi

 Perawat memahami prinsip-prinsip etik dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada


pasien.
 Perawat memahami kebijakan di tempat ia bekerja sehingga kesalahan terhadap pasien
dapat diminimalkan.
 Perawat menanyakan pendapat dan kesediaan pasien dalam melakukan setiap tindakan.
 Perawat bersikap adil dalam memberikan tindakan keperawatan kepada setiap
pasiennya.
 Perawat jujur dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan pada
pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Jia, Y., O. Chen., Z. Xiao., J. Bian. 2021. Nurses’ ethical challenges caring for people with
COVID-19: A qualitative study. Nursing Ethics. 28(1): 33-45.

Setiani, B. (2018). Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan Kewajiban


dan Kode Etik Dalam Praktik Keperawatan. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia,
8(04), 497–507. https://doi.org/10.33221/jiiki.v8i04.154

Utami, N. W., A, U., & H, R. E. (2016). Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional. In
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

25
26
UNIVERSITAS JEMBER KODE
DOKUMEN
FAKULTAS KEPERAWATAN

PRODI ILMU KEPERAWATAN


F1.03.07

LEMBAR KERJA MAHASISWA 2

Dosen Pengampu Mata kuliah : Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep.

Pokok Bahasan : Etik dan kebijakan dalam perawatan menjelang ajal dan
paliatif

Model Pembelajaran : Case Method

IDENTITAS MAHASISWA

Nama/NIM/Kelas Rita Nofita Sari/202310101102/B

Nama Kelompok 17
Anggota/Kelompok
Febi Marliana Sari 192310101158

Rita Nofita Sari 202310101102

Anna Agustina Pangesti 202310101113

Pertemuan ke 3

Hari/Tanggal 15 Oktober 2022

BAHAN DISKUSI

Lakukan searching dan download-lah satu artikel ilmiah berupa studi kasus masalah etik
keperawatan dalam asuhan keperawatan menjelang ajal dan paliatif di website jurnal ilmiah
terindex scopus atau SINTA. Jika sudah anda temukan artikel yang sesuai tersebut, maka
kemudian bacalah dengan seksama artikel tersebut.

Setelah anda membaca artikel tersebut maka kemudian bacalah beberapa textbook dan buku
panduan praktikum dibawah ini untuk meningkatkan pemahaman anda terkait tugas yang
diberikan:

27
6. Husted, J. H., & Husted, G. L. (2008). Ethical Decision Making in Nursing and Health
Care: The Simphonological Approach (4th ed.). Springer Publishing Company, LLC.
7. Lachman, V. D. (2006). Applied Ethics in Nursing. Springer Publishing Company,
LLC.
8. Post, L. F., & Blustein, J. (2015). Handbook for Health Care Ethics Committees (2nd
ed.). John Hopkins University Press.
9. Robichaux, C. (Ed.). (2017). Ethical Competence in Nursing Practice: Competencies,
Skills, Decision Making. Springer Publishing Company, LLC.
https://doi.org/10.1891/9780826126382
10. Rondhianto, dkk. (2021) Petunjuk Praktikum Keperawatan Menjelang Ajal dan
Paliatif. KHD Production.
Siapkan form ethical decision making (Lihat di RTM 2), kemudian lakukanlah analisis kasus
etik tersebut secara mandiri. Hasil analisis anda secara mandiri tersebut kemudian
diskusikanlah dengan teman satu kelompok anda. Setelah itu bersama-sama dengan teman satu
kelompok anda susunlah laporan hasil analisis kasus etik tersebut dalam format laporan yang
telah disediakan dalam (lihat di RTM 2).

HASIL DISKUSI

Tuliskan hasil analisis artikel yang telah dilakukan sesuai dengan format yang telah
disiapkan.

Judul artikel : Nurses’ ethical challenges caring for people with COVID-19: A qualitative
study

Sumber artikel : Nursing Ethics Journal yang dipublikasi oleh SAGE Publishing
Tanggal akses : artikel diakses pada tanggal 15 september 2022

Hasil analisis dengan prosedur ethical decision making :

1. Identifikasi dan klarifikasi masalah etik


c) Banyak pasien sakit kritis tidak dapat berkomunikasi secara efektif, yang menyebabkan
ketidakmampuan untuk memilih rencana perawatan. Pada saat yang sama, beberapa
pasien tidak memiliki tindakan pencegahan keamanan yang memadai.
d) Beberapa pasien kehilangan anggota keluarga tercinta karena COVID-19, yang

28
mengakibatkan kurangnya hubungan keluarga dan sikap negatif terhadap pengobatan.
e) Beberapa staf medis bekerja lambat saat menyelamatkan pasien dan mengurangi operasi
untuk menghindari aerosol.
f) Pengalaman perawat yang terbatas dalam mengobati penyakit menular, beberapa
menghadapi tantangan dalam keterampilan organisasi dan kapasitas pengobatan. Karena
kerapuhan psikologis pasien COVID-19, diperlukan tindakan keperawatan psikologis
khusus.
2. Pengumpulan data pendukung
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terstruktur dari Februari hingga Maret
2020. Berdasarkan Kode Etik Perawat International Council of Nurses (ICN), 15 garis besar
wawancara pendahuluan disusun dengan berkonsultasi dengan dokter dan perawat yang
memberikan perawatan garis depan untuk orang dengan COVID-19 dan dengan para ahli
yang berspesialisasi dalam penyakit menular, manajemen keperawatan, dan pendidikan
keperawatan.
3. Identifikasi pilihan
a. Pemilihan hak pasien terkait rencana perawatan, hak untuk mengetahui, dan hak
keamanan.
b. Pemilihan dukungan emosional untuk mengurangi potensi meningkatnya risiko
tertular COVID-19
c. Pemilihan kesetaraan selama proses keperawatan pasien COVID-19 terhadap
lingkungan menular terkait peran antara dokter dan perawat.
4. Pengambilan keputusan
 Menetapkan ventilasi posisi tengkurap pada terapi penggantian ginjal berkelanjutan
(CRRT), dan kelompok keperawatan lainnya mengembangkan rencana keperawatan
yang sesuai untuk pasien COVID-19 dan mengadakan seminar berbasis kasus
 Rumah sakit memberikan dukungan dari sistem manajemen, pelatihan pengetahuan
profesional, dan aspek lain untuk membantu perawat mengelola COVID-19 dengan
lebih baik, mengatur perilaku keperawatan, dan mengoordinasikan kerja sama mereka
dengan dokter
 Dengan mencari bantuan, perawat telah mendapat dukungan dari negara, masyarakat,
dan rumah sakit. Negara menawarkan dukungan kebijakan kepada perawat, termasuk
gaji yang lebih tinggi, pengembangan karir, dan pemberian gelar kehormatan, untuk

29
memberi mereka rasa pengakuan profesional yang lebih baik.
5. Implementasi
 Perawat membangun strategi keperawatan dengan pemikiran kritis dan memilih mode
yang efektif sehingga kemampuan pengambilan keputusan klinis mereka akan
ditingkatkan.
 Perawat berfokus pada pekerjaan keperawatan dan meningkatkan komunikasi dengan
rekan kerja, teman, serta keluarga.
 Perawat merumuskan rencana keperawatan dan berpartisipasi dalam keperawatan
pasien COVID-19
6. Evaluasi
Tantangan etika terkait etika profesi terutama dimanifestasikan sebagai respons yang tidak
memadai terhadap persyaratan urgensi situasi, yang mungkin terkait dengan persyaratan
perawatan dan perlindungan COVID-19. Lingkungan yang menular membawa stres kerja
terus-menerus kepada perawat, yang mengharuskan mereka untuk terus-menerus
menyesuaikan diri secara psikologis.

Pembahasan berdasarkan Teori dan Konsep Etik Keperawatan :

Tantangan etika utama yang dihadapi oleh perawat berasal dari pasien, ketidaksetaraan,
etika profesional, dan kompetensi kerja. Hasil ini memiliki beberapa kesamaan dengan
penelitian, yang mungkin dikaitkan dengan sifat pekerjaan keperawatan itu sendiri. Dalam
studi ini, salah satu tema tantangan etika diabaikan—hak pasien. Beberapa pasien tidak dapat
memilih rencana perawatan mereka karena mereka terlalu sakit untuk berbicara. Hal ini
berbeda dengan kasus dimana pasien tidak diperbolehkan untuk ikut serta dalam membuat
rencana pengobatannya. Kedua kasus tersebut mengakibatkan pasien tidak dapat memilih
rencana pengobatannya, tetapi pada kasus sebelumnya, keadaan ini disebabkan oleh kondisi
pasien yang kritis, sedangkan pada kasus terakhir, pasien kehilangan haknya untuk mengambil
keputusan. COVID-19 mempengaruhi seluruh keluarga. Pasien mungkin kehilangan orang
terdekatnya karena COVID-19, dan kehilangan ini dapat memberikan dampak psikologis yang
besar pada mereka, membuat mereka pesimis.

Implikasi dan Rekomendasi

 Perawat harus mendapatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan tentang

30
COVID-19, yang dapat meningkatkan kemampuan praktik klinis mereka pada penyakit
menular.
 Perawat memperoleh pengalaman dalam membuat rencana, mengarahkan operasi
medis, koordinasi, dan organisasi, yang dapat meningkatkan keterampilan manajemen
dalam praktik klinis mereka.
 Perawat meningkaatkan pengetahuan proses koping untuk membangun strategi
keperawatan dengan pemikiran kritis dan memilih mode yang efektif sehingga
kemampuan pengambilan keputusan klinis mereka akan ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Jia, Y., O. Chen., Z. Xiao., J. Bian. 2021. Nurses’ ethical challenges caring for people with
COVID-19: A qualitative study. Nursing Ethics. 28(1): 33-45.

Setiani, B. (2018). Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan Kewajiban


dan Kode Etik Dalam Praktik Keperawatan. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia,
8(04), 497–507. https://doi.org/10.33221/jiiki.v8i04.154

Utami, N. W., A, U., & H, R. E. (2016). Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional. In
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

31
KODE
UNIVERSITAS JEMBER DOKUMEN
FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN FORM PP-05
LEMBAR KERJA MAHASISWA

Dosen Pengampu Mata kuliah : Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep.


Pokok Bahasan : Etik dan kebijakan dalam perawatan menjelang ajal
dan paliatif
Model Pembelajaran : Case Method

IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Anna Agustina Pangesti / 202310101113 / B 2020
Nama Anggota 1. Febi Marliana Sari 192310101158
kelompok 2. Rita Nofita Sari 202310101102
3. Anna Agustina Pangesti 202310101113
Pertemuan Ke 3
Hari/Tanggal Kamis / 15 September 2022

BAHAN DISKUSI
Lakukan searching dan download-lah satu artikel ilmiah berupa studi kasus masalah etik
keperawatan dalam asuhan keperawatan menjelang ajal dan paliatif di website jurnal ilmiah
terindex scopus atau SINTA. Jika sudah anda temukan artikel yang sesuai tersebut, maka
kemudian bacalah dengan seksama artikel tersebut.

Setelah anda membaca artikel tersebut maka kemudian bacalah beberapa textbook dan buku
panduan praktikum dibawah ini untuk meningkatkan pemahaman anda terkait tugas yang
diberikan:

1. Husted, J. H., & Husted, G. L. (2008). Ethical Decision Making in Nursing and
Health Care: The Simphonological Approach (4th ed.). Springer Publishing

32
Company, LLC.
2. Lachman, V. D. (2006). Applied Ethics in Nursing. Springer Publishing Company,
LLC.
3. Post, L. F., & Blustein, J. (2015). Handbook for Health Care Ethics Committees
(2nd ed.). John Hopkins University Press.
4. Robichaux, C. (Ed.). (2017). Ethical Competence in Nursing Practice:
Competencies, Skills, Decision Making. Springer Publishing Company, LLC.
https://doi.org/10.1891/9780826126382
5. Rondhianto, dkk. (2021) Petunjuk Praktikum Keperawatan Menjelang Ajal dan
Paliatif. KHD Production.

Siapkan form ethical decision making (Lihat di RTM 2), kemudian lakukanlah analisis kasus
etik tersebut secara mandiri. Hasil analisis anda secara mandiri tersebut kemudian
diskusikanlah dengan teman satu kelompok anda. Setelah itu bersama-sama dengan teman
satu kelompok anda susunlah laporan hasil analisis kasus etik tersebut dalam format
laporan yang telah disediakan dalam (lihat di RTM 2).

HASIL DISKUSI
Tuliskan hasil analisis artikel yang telah anda lakukan sesuai dengan format yang telah
disiapkan.

Judul artikel : Nurses’ ethical challenges caring for people with COVID-19: A qualitative
study
Sumber artikel : Nursing Ethics Journal yang dipublikasi oleh SAGE Publishing
Tanggal akses : 15 September 2022
Hasil analisis dengan prosedur ethical decision making:
1. Identifikasi dan klarifikasi masalah etik:
 Pasien Covid-19 membutuhkan bantuan perawat untuk membalikkan badan dan
menggosokkan punggungnya.
 Perawat secara diam-diam mengurangi aktivitas pasien karena takut tertular virus.

2. Pengumpulan data pendukung:

33
 Siapa yang terlibat: pasien, perawat.
 Siapa yang berhak mengambil keputusan: perawat.
 Perawat tidak menepati janji (fidelity) berlaku dengan penuh tanggung jawab dan
kesungguhan terhadap pasien.
 Perawat menerapkan kejujuran (veracity) dalam bersikap karena diam-diam
menurunkan frekuensi aktivitas keperawatan.

3. Identifikasi pilihan:

a) Menuruti keinginan pasien yang sering membutuhkan bantuan untuk membalik


badan dan menggosok punggungnya dengan konsekuensi perawat terpapar
virus namun kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan tinggi.

b) Tidak menuruti keinginan pasien yang sering membutuhkan bantuan untuk


membalik badan dan menggosok punggungnya dengan konsekuensi pasien
kecewa terhadap pelayanan rumah sakit namun risiko perawat terpapar virus
menjadi rendah.

c) Menuruti keinginan pasien untuk membantunya membalik badan dan


menggosok punggungnya namun tidak sering dengan konsekuensi risiko
perawat terpapar virus tidak terlalu tinggi, dan pasien dapat menikmati waktu
sendirinya.

4. Pengambilan keputusan:

Setelah mempertimbangkan semua prinsip etika keperawatan, menurut kami tidak


masalah mengurangi frekuensi aktivitas keperawatan selama kebutuhan keperawatan
pasien masih dapat terpenuhi. Frekuensi aktivitas keperawatan yang berkurang dapat
memberi pasien lebih banyak waktu untuk beristirahat, sedangkan pada perawat hal ini
dapat membantu perawat untuk menurunkan risiko terpapar virus Covid-19 sehingga
tetap sehat dan dapat menjalankan tugasnya sebagai tenaga kesehatan untuk membantu
banyak pasien. Tindakan ini akan dapat lebih efektif bila perawat mendapat dan
menggunakan Alat Perlindungan Diri yang optimal.

5. Implemetasi:

34
 Membantu pasien bila membutuhkan bantuan.

 Mengunjungi pasien setidaknya dua kali sehari untuk menanyakan keadaannya.

 Membantu pasien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap


masalah yang sedang dihadapi

6. Evaluasi:

 Semua pihak yang terkait juga terlibat dalam proses pembuatan dan
pengambilan keputusan. Semua pihak yang terlibat bersama-sama mencari
jalan keluar yang terbaik.

 Semua pihak puas dengan keputusan yang diambil. Pasien mendapat lebih
banyak waktu untuk beristirahat sambal tetap terpenuhi kebutuhan
keperawatannya. Perawat mendapatkan perasaan cukup aman karena
berkurangnya frekuensi aktivitas keperawatan, namun tetap dapat memenuhi
tanggung jawabnya terhadap pasien sebagai tenaga kesehatan.

Pembahasan berdasarkan Teori dan Konsep Etik Keperawatan:


Pada prinsip etik keperawatan terdapat prinsip non maleficence (tidak merugikan), yaitu
prinsip yang menghindari terjadinya kerusakan atau prinsip moral yang melarang
terjadinya suatu tindakan yang dapat memperburuk kondisi klien. Prinsip ini juga
menerapkan menghindari bahaya atau cidera fisik maupun psikologis pada klien. Maka
dari itu hendaknya perawat tidak diam-diam mengurangi aktivitas perawatannya pada
pasien karena hal ini bisa saja sampai menyebabkan kondisi pasien memburuk.
Pada prinsip justice (keadilan), yaitu prinsip tidak membeda-bedakan pasien, dan
memastikan bahwa pasien memperoleh apa yang seharusnya didapatkan. Dengan
melaksanakan prioritas tindakan yang tepat maka dapat mengetahui adanya suatu masalah
lebih dini sehingga dapat mencegah kondisi yang lebih buruk atau menghindari terjadinya
hal yang dapat membahayakan pasien. Pasien Covid-19 memang memiliki penanganan
yang cukup berbeda dibanding pasien dengan penyakit lainnya, namun pasien Covid-19
memiliki hak yang sama dengan pasien lainnya. Sudah seharusnya perawat tidak
membeda-bedakan pasien, karena semua pasien memiliki hak yang sama.

35
Pada prinsip veracity (kejujuran), yaitu prinsip kejujuran atau kebenaran. Seorang perawat
diharuskan untuk berkata jujur pada klien. Tujuannya yaitu guna membangun hubungan
saling percaya dalam memberi asuhan keperawatan yang berkualitas. Namun berkata jujur
tidak semua dapat dilakukan, seorang perawat perlu berkata jujur dengan melihat kondisi
dan situasi pasien. kejujuran dapat dipengaruhi oleh latar belakang, pendidikan, dan status
sosial ekonomi penyedia klien. Tidak hanya jujur dalam perkataan, jujur dalam tindakan
juga harus dilakukan. Secara diam-diam mengurangi frekuensi aktivitas perawatan
merupakan tindakan ketidakjujuran yang dilakukan perawat.
Pada prinsip etik fidelity (menepati janji), yaitu prinsip yang memiliki arti informasi yang
diberikan dapat dipercaya kebenarannya. Menepati janji merupakan hal penting dalam
hubungan perawat dengan klien karena akan membangun kepercayaan klien kepada
seorang perawat. Perawat yang secara diam-diam mengurangi aktivitas perawatan
terhadap pasien berarti telah ingkar terhadap janjinya selama sumpah profesi yaitu berlaku
dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan kepada pasien.

Implikasi dan Rekomendasi:


 Implikasi keperawatan dan penyelesaian yang dapat diterapkan terkait kasus
dilema etik di atas, yaitu:
 Perawat memahami prinsip-prinsip etik dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien.
 Perawat memahami kebijakan di tempat ia bekerja sehingga kesalahan terhadap
pasien dapat diminimalkan.
 Perawat menanyakan pendapat dan kesediaan pasien dalam melakukan setiap
tindakan.
 Perawat bersikap adil dalam memberikan tindakan keperawatan kepada setiap
pasiennya.
 Perawat jujur dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan pada
pasien.

36

Anda mungkin juga menyukai