Disusun Oleh :
Ivana Maylinda
1902054
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan dan asuhan keperawatan ini disusun sebagai tugas akhir mata kuliah
keperawatan keluarga
NIM : 1902054
i
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak L dengan Hipertensi pada Ibu A di Purwodadi,
Grobogan, Jawa Tengah. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing :
1. Ibu Daning Widi Istianti, S.Kep., Ns., MSN. selaku dosen akademik mata
kuliah Keperawatan Keluarga.
2. Ibu Indrayanti, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku dosen akademik
mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempura, untuk itu kritik
dan saran dari pembaca sangat membantu untuk penyusunan laporan yang lebih beik
selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGATAR................................................................................................ ii
BAB I ....................................................................................................................... 1
PEDAHULUAN ...................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 5
iii
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan).......................................................... 14
7. Keluarga usia pertengahan .................................................................................. 14
8. Keluarga usia lanjut ............................................................................................ 15
A. Pengkajian ................................................................................................... 19
BAB IV .................................................................................................................. 50
PEMBAHASAN .................................................................................................... 50
1. Pengkajian .............................................................................................. 50
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................ 50
4. Implementasi .......................................................................................... 52
5. Evaluasi .................................................................................................. 52
BAB V.................................................................................................................... 53
PENUTUP ............................................................................................................. 53
A. Kesimpulan ................................................................................................. 53
iv
B. Saran 53
LAMPIRAN .......................................................................................................... 55
v
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan keluarga pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan
pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal
dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit
(preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di butuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian
Kesehatan tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga,
disingkat PIS-PK. Pada program PIS- PK, pendekatan keluarga menjadi salah
satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan
akses yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan keluarga
salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada pelayanan
kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri
sasaran utama adalah keluarga, mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai
penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan
secara aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan terkait penangananpenyakit menular dan tidak menular yang salah
satunya adalahpenyakithipertensi (Sarkomo, 2016).
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan
suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena
1
jantung bekerja lebih cepat memompa darah untukmemenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau
sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun 2014
menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3
di Indonesia dengan presentasi sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung.
Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat keluarga dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan
yang diberikan kepada keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi keperawatan yang
bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan bisa efektif dan kompr
ehensif. Serta keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota
keluarga untuk mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana
keluarga memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas yang
sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga (Koes Irianto, 2014).
Masa remaja merupakan masa peralihan, dari masa kanak-kanak menuju dewasa.
Masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan karena pada masa ini
anak-anak banyak mengalami perubahan pada fisik da polo pikirnya, terjadi
perubahan kejiwaan yang menimbulkan kebingugan dikalangan remaja sehingga
masa ini disebut sebagai periode strum and drag. Kondisi internal dan ekstrenal
yang sama-sama bergejolak inilah yang menyebabka masa remaja memang lebih
rawan daripada tahap-tahap lain dalam tumbuh kembang keluarga. Usia remaja
sangat rentan dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi emosinal
mereka (Sarwono, 2012).
Berkaitan dengan kasus atau fenomena terjadinya agresivitas, Komnas PA
mencatat ada 3.651 kasus kekerasan terhadap remaja di Indonesia, yang
meningkat dari tahun 2015 yang tercatat 3.502 kasus. Sebagian besar atau sekitar
78,9 persen merupakan kasus kekerasan seksual. Sangat memprihatinkan, dalam
bukti temuan Komnas PA sepanjang 2016 tercatat 2.022 kasus tindak kriminal
2
dilakukan oleh remaja. Jumlah tersebut, 48 persen anak melakukan tindak pidana
pencurian. Disusul dengan kekerasan, perkosaan, narkoba, perjudian dan
penganiayaan. Mirisnya dari 2.022 pelaku kejahatan remaja, 90 persen harus
berakhir di penjara (Keteng, 2016).
Tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini dimulai pada saat anak pertama
berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun. Pada saat
anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab. Serta kebutuhan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit. Karena orang tua melepas otoritas
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Anak harus mempunyai
otoritas sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya. Seringkali muncul
konflik antara orang tua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk
melakukan aktivitasnya, sementara orang tua perlu menciptakan komunikasi
yang terbuka, menghindari kecurigaan dan perselisihan sehingga hubungan
orang tua dan remaja tetap harmonis.
B. Tujuan penulisan
Mahasiwa mampu melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Bapak L
dengan pendekatan proses keperawatan.
C. Manfaat penulisan
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga
Bapak L
2. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Bapak
L
3. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan keperawatan pada keluarga
Bapak L
4. Mahasiswa mampu melakukan intervensi keperawatan pada keluarga Bapak
L
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga Bapak L
3
6. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada keluarga
Bapak L
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil atau unit dasar dari suatu masyarakat,
sangat mempengaruhi terhadap derajat kesehatan masyarakat itu sendiri
(Riasmini dkk, 2017).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien
dalam asuhan keperawatan. Keluarga menempati posisi diantara individu
dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada
keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama
adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan,
perawat harus memperhatikan nilai-nilai yang dianut keluarga, budaya
keluarga serta berbagai aspek yang terkait dengan apa yang diyakini dalam
keluarga tersebut ( Saiful 2012).
Pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil atau unit dasar suatu masyarakat.
b. Terdiri dari Terdiri dari dua atau tiga individu yang tergabung karena
hubungandarah, perkawinan atau adopsi.
c. Mempengaruhi terhadap derajat kesehatan masyarakat itu sendiri
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Berinteraksi di antara sesama anggota kelaurga.
f. Menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergatungan.
2. Struktur keluarga
Effendy (2016) mengemukakan struktur keluarga bermacam-macam yaitu:
5
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah
b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri
d. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-ciri keluarga
Keluarga memiliki ciri-ciri yag berbeda-beda disetiap negara. Ciri-ciri
keluarga (Agapito, 2012) adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orag atau lebih dalam satu atap yag mempunyai
hubungan yang intim, pertalian darah/perkawinan.
c. Terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak
atau ibu atau keluarga lain yang dominan) yang saling berhubungan
dengan satu dengan lainnya, saling bergantung antar anggota keluarga.
d. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing yang
dikoordinasikan oleh kepala keluarga.
e. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup yang
didasari sistem kebudayaan.
f. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya misalnya dalam
hal kesehatan keluarga.
6
4. Macam-macam Struktur/Tipe/Bentuk Keluarga
Beberapa macam Struktur/Tipe/Bentuk Keluarga (Agapito, 2012) adalah :
a. Tradisional
1) The nuclear family (keluarga inti): Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
2) The dyad family: Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
tua dengan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family: Keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar): Keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): Keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan(menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family: Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pada saat akhir pekan (weekend).
8) Multigenerational family: Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family: Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
7
barang dan pelayanan yang sama. Misalnya: dapur, kamar mandi,
televisi, telepon, dll).
10) Blended family: Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11) The single adult living alone / single-adult family: Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti: perceraian atau ditinggal mati.
b. Non-tradisional
1) The unmarried teenage mother: Keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family: Keluarga dengan orangtua tiri.
3) Commune family: Beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family: Keluarga yang
hidupbersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families: Seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri
(marital partners).
6) Cohabitating couple: Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family: Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat- alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family: Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai- nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
8
menggunakan barang- barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family: Keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family: Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11) Geng: Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
5. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat interpersonal, sifat, kegiatan,
yang berhubunga dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga (Tantut, 2012) adalah :
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidikan, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranana untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
9
sebagai anggota masyarakat dari ligkungannya, disampig itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
6. Tugas Keluarga
a. Mengenal masalah kesehatan; pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
persepsi dan tingkat keseriusan masalah kesehatan.
b. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat; akibat masalah,
masalah yang dirasakan, keluarga menyerah, bagaimana keputusan
untukmerawat anggota yang sakit.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit; cara perawatan yang sudah
dilakukan keluarga, cara pencegahan yang dilakukan.
d. Memodifikasi lingkungan dengan mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat; keuntungan dan manfaat pemeliharaan
lingkungn fisik, hygiene sanitasi, upaya pencegahan penyakit,
kekompakkan anggota keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan; keberadaan fasilitas kesehatan,
keuntungan yang didapat, kepercayaan keluarga terhadap petugas
kesehatan, pelayanan kurang baik, yayasan kesehatan terjangkau oleh
keluarga, frekuensi kunjungan.
7. Fungsi keluarga
Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana
et al., 2013) :
a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,
menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai
agama, sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik
10
dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh anggota
keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya bangsa
yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.
c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap
hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak
dengan anak, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga
keluarga menjadi tempat utama bersemainya kehidupan yang punuh
cinta kasih lahir dan batin.
d. Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam
menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap
anggota keluarganya. Fungsi Reproduksi Fungsi keluarga dalam
perencanaan untuk melanjutkan keturunannya yang sudah menjadi fitrah
manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat manusia secara
universal.
e. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya
yang sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang
kesejahteraan umat manusia secara universal.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada
keluarganya dalam mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan
kehidupannya di masa mendatang.
g. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan
keluarga.
11
h. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota
keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan
seimbang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan lingkungan
yang setiap saat selalu berubah secara dinamis.
12
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
Tugas :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot).
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
13
menjadi lebih dewasa.
Tugas :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
d. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
e. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
14
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal.
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatanfisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
1. Pengkajian
Riasmini dkk (2017) mengemukakan pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang
keluarga yang dibinanya. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian
meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan
menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa.
Pengumpulan data keluarga berdasarkan hal berikut ini :
15
a. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal
dan tipe keluarga.
b. Latar belakang budaya/kebiasaan keluarga.
c. Status ekonomi sosial.
d. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga.
e. Aktivitas
f. Data lingkungan
g. Struktur keluarga
h. Fungsi keluarga
i. Pola istirahat tidur
j. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
k. Koping keluarga
2. Diagnosa keperawatan
Riasmini dkk (2017) diagnosa keperawatan adalah penyataan yang
menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau
aKtual individu. Dalam diagnosa keperawatan meliputi problem atau
masalah, etiologi, sign dan symptom. Didalam diagnosa, untuk
memprioritaskan masalah dilakukan proses scoring. Proses scoring
dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan:
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat.
b. Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan
bobot.
16
3. Perencanaan keperawatan
No Diagnosa Kep. Tujuan dan kriteria NIC Rasional
hasil
a Nyeri akut Setelah dilakukan a. Monitor TTV a. TTV menunjukan
berhubung an tindaka keperawatan . keadaan klien
dengan selama …… hari, b. Berikan tindakan non b. Tindakan non
peningkatan masalah keperawatan farmakologi untuk farmakologi dapat
tekanan teratasi dengan menghilangkan sakit membantu
vascular kriteria hasil : kmepala, misalnya menguragitanda
Cerebral a. Nyeri berkurang kompres dingin pada gejala tanpa obat dan
b. Skala nyeri dahi, pijat punggung dapat mengurangi
menjadi 1-0 dan leher, tenang, resiko ganggal ginjal
c. Klien tidak redupkan lampu karena meminum
mengeluh nyeri kamar, tekhnik obat
relaksasi.
17
tidur tindakan klien sebagai tinjauan
berhubungan keperawatan selama untuk cukup atau
dengan adanya ....hari, masalah tidaknya waktu
nyeri kepala keperawatan dapat tidur.
teratasi dengan b. Evaluasi tingkat b. Mengkaji perlunya
kriteriahasil: stres, Monitor dan mengidentifika
a. Mampu keluhan nyeri si intervensi yang
menciptakan kepala tepat
pola tidur yang c. Berikan makanan c. Meningkatkan
adekuat 6-8 jam kecil sore hari efek relaksasi
per hari dan/susu hangat,
b. Tampak dapat Lakukan massase
istirahat dengan punggung,
cukup Putarkan musik
c. TTV dalam yang lembut
batas normal d. menganjurkan d. Meningkatkan
menciptakan kenyamanan tidur
suasana serta dukungan
lingkungan yang fisiologis/spiko
tenang dan logis
nyaman e. Mungkin diberikan
e. Kolaborasi untuk membantu
pemberian obat pasien
sedatif, hipnotik tidur/istirahat
sesuai indikasi
4. Pelaksanaan Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu
disusunrencana keperawatan yang baru (Riasmini dkk, 2017).
18
BAB III
PENGAMATAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data umum
a. Nama Kepala Keluarga : Bapak L
b. Usia Kepala Keluarga : 50 Tahun
c. Alamat : purwodadi, Grobogan, Jawa tengah
d. Pendidikan Kepala Keluarga : SLTA
e. Pekerjaan : Kader BPJS
f. Komposisi keluarga
No Nama Jenis Hubungan Usia Pendidikan Pekerjaan
kelamin dengan KK (tahun)
1 Ibu A P Istri 47 tahun Sarjana IRT
2 An. E L Anak 20 tahun SMA Mahasiswa
3 An. C P Anak 14 tahun SD pelajar
g. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
19
: meninggal
: klien
: tinggal serumah
h. Tipe keluarga
The extended family (keluarga luas/besar): Keluarga yang terdiri dari
tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah. Bapak L tinggal
bersama dengan istri, nenek dan kedua anaknya.
i. Latar belakang budaya
Bapak L dan Ibu A adalah orang asli Jawa keduanya menikah di
Purwodadi dan sekarang tinggal di purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah.
Sehari-hari keluarga berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa dan
Bahasa Indonesia.
j. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Bapak L adalah Kristen Protestan dan
keluarga Bapak L selalu menjalankan ibadah setiap minggu dan
melakukan kegiatan majelis jika ada.
k. Status sosial ekonomi
Ibu A mengatakan status ekonominya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari harinya. Ibu A merupakan ibu rumah tangga yang
bekerja dikantor gereja juga setiap harinya. Sedangkan Bp. L bekerja
sebagai petani dan pegawai kantor BPJS. Ibu A mengatakan untuk biaya
sekolah anaknya kadang jika ekonomi sedang tidak stabil ia akan
mencari pinjaman di koperasi dan di angsur tiap bulan.
l. Rekreasi
Bapak L dan Ibu A mengatakan rekreasi jarang dilakukan. Mungkin bisa
dilakuka saat hari libur saja, Bapak L dan ibu A sibuk berkerja jadi
jarang ada waktu untuk mengikuti acara-acara di luar.
20
2. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan pada keluarga ini adalah tahap perkembangan
keluarga remaja, Bapak L masih memiliki anak yang kuliah da anaknya
yang kedua masih SMP.
b. Tahap perkembagan keluarga yang belum terpenuhi
Bp. L mengatakan sudah memenuhi kebutuhan keluarga setiap keluarga
nya sakit selalu dibawa ke klinik atau rumah sakit terdekat.
c. Riwayat keluarga sebelumya
Orang tua Bapak L yang masih hidup adalah yaitu ayahnya, sedangkan
Ibu A orang tua yang masih hidup yaitu ibunya.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Bapak L mengatakan rumahnya dibangun pada tahun 1990 dengan
tipe bangunan permanen berukuran 7x20 m2 terdiri dari 4 kamar, 1
dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 ruang makan.
2) Ventilasi dan penerangan
Penerangan rumah Bapak L berasal dari 3 jendela bagian depan,
pintu depan, dan pintu samping rumah. Penerangan di dalam rumah
Bapak L cukup terang ada 3 lampu ( di teras rumah dan 2 lampu di
ruang tv dan ruang tamu) serta dimasing-masing ruang dan kamar
ada penerangan lampu. Jika semua pintu rumah dan jendela dibuka,
sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah. Untuk ventilasi juga
terdapat diseluruh sudut rumah.
3) Persediaan air bersih
Ibu A mengatakan kebutuhan air bersih berasal dari sumur/air tanah
yang dipompa menggunakan mesin, airnya juga jernih, bening.
Kedalaman sumur di rumah Bapak L sekitar 6 meter.
4) Pembuangan sampah
21
Sampah rumah tangga Bapak L dibuang setiap hari. Ditampung
dalam bak sampah yang terdapat didepan rumahnya dan kemudian
akan diambil oleh petugas setiap pagi hari.
5) Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah dialirkan ke septictank, yang berada
dibelakang rumah Bapak L.
6) Jamban/WC (tipe, jarak dengan sumber air)
Kamar mandi di rumah Bapak L menggunakan jamban tipe
jongkok, jarak sumber air denga septitank 15 meter. Bak mandi
setiap seminggu sekali dikuras dan dibersihkan.
7) Denah (rumah dan lingkungan)
Dapur
Ruang KT 3
makan
KM
KT 3
Ruang KT 2
tamu
KT 3
22
tolong menolong jika ada kesulitan dan hidup rukun. Kelompok usia
yang mendominasi adalah usia dewasa. Adapun kegiatan yang sering
dilakukan warga RW sana adalah kerja bakti untuk membersihkan
lingkungan. Keluarga mengatakan nyaman hidup dilingkungan
rumahnya. Fasilitas layanan kesehatan yang ada di pedukuhan
Pronosutan adalah Posyandu Balita. Terdapat fasilitas umum seperti
pasar, sekolah dari TK sampai SMA, terdapat Rumah Sakit dan gedung
gereja dan terdapat masjid. Keluarga mengatakan dilingkungan cukup
aman dan tidak pernah terjadi kriminalitas, disamping itu ada jadwal
untuk jaga pos ronda setiap malamnya.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bapak L dan Ibu A sudah merupakan penduduk wilayah
purwodadi seak mereka menikah 22 tahun yang lalu. Bapak L
merupakan asli dari Penawangan, Grobogan sedangkan ibu A asli dari
Purwodadi, Grobogan.
d. Transaksi dan hubungan keluarga dengan komunitas
Keluarga Bp. L merupakan pribadi yang ramah, suka menolong dan
mudah berbaur sehingga sangat dikenal di masyarakat. Ibu A juga
ramah dan suka menolong kepada penduduk lainnya. Bapak L dan Ibu
A juga aktif dalam kegiatan atau acara dimasyarakat, ikut berpartisipasi
dalam kerja bakti dan kegiatan keagamaan. Ibu A ikut serta dalam
arisan.
e. Lingkungan sosial plitik dan kesehatan keluarga
Ibu A mengatakan wilayahnya sering didatangi oleh partai politik
terutama saat ingin pemilu. Untuk kesehatan keluarga, keluarga Bapak L
mempunyai BPJS. Namun jika sakit, biasanya membeli obat di apotik
atau berobat ke klinik atau rumah sakit terdekat. Layanan kesehatan
berjarak kurang lebih 1 km dari rumah bapak L.
4. Struktur keluarga
23
a. Pola komunikasi
Pola komunikasi keluarga Bapak L terbuka. Semua permasalahan
yang ada dengan istri selalu dibicarakan dan dirundingkan. Ibu A
mengatakan jika ada permasalahan tidak boleh ada yang disembunyikan,
lalu sering mendengarkan jika salah satu ada yang bicara, jika ada
kesalahan dari salah satu harus ada yang mengalah dan selalu
menghargai keputusan yang diambil dari Bapak L atau Ibu A. Namun
Ibu A cenderung pendiam dan mengikuti apa yang disampaikan Bapak
L. Dalam mengurus anaknya, Bapak L mengatakan jika mereka berdua
membebaskan anaknya dalam arti masih memiliki batas wajar dalam
bergaul. Tapi jika anaknya nakal, mereka sepakat akan memberikan
nasehat kepada anaknya.
b. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan
Bapak L mengatakan dalam mengambil keputusan dirembug atau
didiskusikan dahulu, direncanakan bersama-sama dan pengambil
keputusan ada pada Bapak L karena sebagai kepala keluarga.
c. Struktur peran
1) Peran formal
Bapak L bekerja sebagai kader BPJS di purwodadi. Untuk
memenuhi kebutuhannya sehari-hari Bapak L mendapatkan gaji
setiap bulan dan bapak L juga menjadi majelis gereja, sedangkan
ibu A bekerja di kantor gereja. Ibu A sehari hari juga sebagai ibu
rumah tangga, seperti mengurus rumah, memasak serta menyiapkan
makanan untuk anak dan suaminya.
2) Peran informal
Bapak L mengatakan jika tidak ada pekerjaan bapak L mengurus
sawah yang ada didesa wolo tempat orang tuanya tinggal.
Sedangkan Ibu A mengatakan jika semua pekerjaan selesai ia akan
beristirahat dan menonton tv.
24
d. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang diterapkan keluarga umumnya dilatar belakangi
budaya Jawa, tidak ada larangan atau pantangan yang dijalani oleh
keluarga Bapak L. Sampai saat ini keluarga dapat menerima nilai dan
norma budaya mereka dan tidak ada nilai dan konflik norma yang
berpengaruh terhadap status kesehatan keluarga.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Anggota keluarga Bapak L saling terbuka dan menyayangi, saling
peduli jika ada yang sakit dan selalu mengantarkan ke klinik atau rumah
sakit. Ibu A cukup tegas dengan anak-anaknya selalu mengatakan
kepada anak-anaknya agar tekun bekerja dan belajar agar bisa menjadi
orang yang sukses.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bapak L bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan
tempat tinggal. Bapak L cukup aktif dalam kegiatan masyarakat seperti
kerja bakti lingkungan, sedangkan Ibu A aktif mengikuti arisan ibu-ibu
dan arisan PKK.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Bapak L jika sakit biasanya membeli obat ke apotek. Namun
jika sakitnya tidak kunjung berkurang berobat ke klinik atau rumah
sakit. Ibu A mengatakan yang sering sakit di rumah adalah Bapak L dan
anak-anaknya biasanya jarang sakit, biasanya hanya sakit batuk pilek.
Penyakit yang diderita Ibu A saat ini adalah hipertensi. Keluhan yang
kadang dirasakan adalah mata Ibu A terkadang kabur saat melihat,
sering pusing, tekanan darah biasanya memang cukup tinggi 170/80
hingga 190/80 mmHg. Ibu A mengatakan jarang berolahraga dan hanya
melakukan kegiatan sehari-hari dirumah seperti memasak, menyapu, ke
pasar. Ibu A dan keluarga senang makan makanan yang digoreng dan
25
bersantan. Ibu A mengatakan sudah mengurangi makanan santan,
berlemak tinggi dan berkolestrol karena tekanan darahnya tinggi.
Namun Ibu A tidak rutin dalam meminum obatnya. Bapak L tekanan
darahnya biasanya normal sekitar 120/80mmHg, badan pegal-pegal,
jarang pusing. Hanya kadang badan pegal-pegal saja dan setelah dipijat
pegalnya berkurang dan tidak ada keluhan sakit lainnya. Anak E dan
Anak C jarang sakit dan mereka juga mengonsumsi vitamin untuk
memelihara daya tahan tubuhnya. Ibu A juga jarang memeriksakan ke
rumah sakit karena takut menghabiskan biaya yang banyak serta tidak
ingin membebani Bapak L juga. Saat ini Ibu A menjaga tekanan
darahnya dengan mengurangi makanan yang memicu tekanan darahnya
menjadi naik. Ibu A juga kurang memperhatikan secara penuh
kondisinya setiap hari karena Ia sibuk bekerja. Keluarga yang lain juga
mengingatkan Ibu A untuk selalu mengontrol tekanan darahnya. Ibu A
sering mengatakan kalau suka lemas dan pusing. Anak C mengatakan
sering tidur larut malam, hanya menyukai sayuran dan buah tertentu.
Anak C senang minuman manis dan jarang olahraga . Anak E juga
mengatakan dirinya sering berolahraga.
26
memikirkan jika anak pertama dan keduanya yang sudah menikah
takut jika anak-anaknya tidak bisa mengelola keuangan dengan
baik.
8. Adaptasi keluarga
Secara keseluruhan keluarga belum cukup mengatasi stressor dan
beradaptasi dengan masalah yang dihadapi.
9. Harapan Keluarga
Bapak L mengatakan harapan untuk keluarganya agar selalu diberi kesehatan
untuk ketiga anaknya dan istrinya, selalu dilancarkan rezekinya. Keluarga
ingin penyakit hipertensi yang dialami Ibu A bisa segera normal atau pulih
kembali. Bapak L dan keluarga juga terus memberi dukungan untuk Ibu A.
27
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup, sklera putih,
konjungtiva ananemik, alis mata berbatas tegas dan simetris,
pembengkakan mata (-), respon terhadapcahaya (+)
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang
telinga terlihat bersih, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut dan hidung Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, lidah berwarna putih
kemerahan, tidak ada sekret yang keluar melalui hidung, tidak
ada kotoran yang terlihat melalui hidung, lidah pada posisi
normal, bicara tidak pelo, tidak ada gangguan menelan, bibir
simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada cuping hidung, Tidak
ada lesi pada rongga mulut, perdarahan dan pembengkakan (-
), karies gigi (+)
Dada dan paru-paru Suara nafas vesikuler, Inspeksi tidak ada retaksi dada saat
bernafas, tidak ada kelainan bentuk dada, Palpasi pengembangan
dada simetris, Perkusi: sonor
Abdomen Inspeksi: tidak ada lesi disekitar abdomen, tidak ada distensi,
perut tidak kembung, agregate dewasa hipertensikultasi: bising
usus 10x/menit, Perkusi:
tympani, Palapasi: tidak ada nyeri tekan diseluruh lapang
abdomen, tidak ada pembesaran organ.
Eliminasi Sistem perkemihan
Pola : ± 5x sehari, tidak mengalami inkontinensia Eliminasi
(BAB): pola 1x sehari, tidak ada konstipasi.
Sistem integument Turgor kulit elastis, tidak ada abrasi, tidak ada lebam, tidak
bengkak, tidak ada eritema
BB dan TB BB: 72kg, TB:170
IMT: 24,9 (BB Ideal)
Tanda-tanda vital TD: 120/80 mmHg, Nadi: 85x/menit, Pernapasan:
17x/menit
Pengisian kapiler < 3 detik
PEMERIKSAAN IBU A
FISIK
Kepala Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tebal, berwarna hitam,
terdapat uban, tidak terdapat lesi di
Kepala
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup, sklera putih,
konjungtiva ananemik, alis mata berbatas tegas
dan simetris, pembengkakan mata (-), respon terhadap cahaya
(+)
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang
telinga terlihat bersih, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut dan hidung Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, lidah berwarna putih
kemerahan, tidak ada sekret yang keluar melalui hidung, tidak
ada kotoran yang terlihat melalui hidung, lidah pada posisi
normal, bicara tidak pelo, tidak ada gangguan menelan, bibir
simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada cuping hidung, Tidak
28
ada lesi pada rongga mulut, perdarahan dan pembengkakan (-
), karies gigi (+)
Dada dan paru-paru Suara nafas vesikuler, Inspeksi tidak ada retaksi dada saat
bernafas, tidak ada kelainan bentuk dada, Palpasi pengembangan,
dada simetris, Perkusis: sonor.
abdomen Inspeksi: tidak ada lesi disekitar abdomen, tidak ada distensi,
perut tidak kembung, agregate dewasa hipertensikultasi: bising
usus 10x/menit, Perkusi:
tympani, Palapasi: tidak ada nyeri tekan diseluruh lapang
abdomen, tidak ada pembesaran organ.
Reproduksi Tidak ada keluhan,
eliminasi Sistem perkemihan
Pola : ± 5x sehari, tidak mengalami inkontinensia Eliminasi
(BAB): pola 1x sehari, tidak ada konstipasi.
Sistem integument Turgor kulit elastis, tidak ada abrasi, tidak ada
lebam, tidak bengkak, tidak ada eritema
Sistem muskuloskletal Ekstremitas atas dan bawah simetris, rentang gerak
penuh, dan otot kuat
BB dan TB BB: 50kg, TB: 140cm
IMT: 25,5 (BB Lebih)
Tanda-tanda vital TD: 170/80 mmHg, Nadi: 85x/menit, Pernapasan:
19x/menit
Pengisian kapiler < 3 detik
PEMERIKSAAN ANAK E
FISIK
Kepala Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tebal, berwarna
hitam, terdapat uban, tidak terdapat lesidikepala
Dada dan paru-paru Suara nafas vesikuler, Inspeksi tidak ada retaksi dada
saat bernafas, tidak ada kelainan bentuk dada, Palpasi:
pengembangan dada simetris, Perkusis: sonor
29
Abdomen Inspeksi: tidak ada lesi disekitar abdomen, tidak ada distensi,
perut tidak kembung, agregate dewasa hipertensikultasi: bising
usus 15x/menit, Perkusi:
tympani, Palpasi: tidak ada nyeri tekan diseluruh lapang
abdomen, tidak ada pembesaran organ.
PEMERIKSAAN ANAK C
FISIK
Kepala Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tebal, berwarna
hitam, terdapat uban, tidak terdapat lesidikepala
Dada dan paru-paru Suara nafas vesikuler, Inspeksi tidak ada retaksi dada saat
bernafas, tidak ada kelainan bentuk dada, Palpasi:
pengembangan dada simetris, Perkusis: sonor
30
Abdomen Inspeksi: tidak ada lesi disekitar abdomen, tidak ada distensi,
perut tidak kembung, agregate dewasa hipertensikultasi: bising
usus 19x/menit, Perkusi:
tympani, Palpasi: tidak ada nyeri tekan diseluruh lapang
abdomen, tidak ada pembesaran organ.
B. Analisa data
No. Analisa data Diagnosa keperawatan
1 DS : Ketidakefektifan Manajemen
- Ibu A mengatakan memiliki penyakit hipertensi Kesehatan Keluarga Pada Keluarga
- Ibu A tidak rutin mengkonsumsi obat Bapak L
- Ibu A mengatakan senang makan-makanan yang
digoreng dan bersantan
- Ibu A dan keluarga senang makan yang berminyak,
oseng- osengan
- Keluarga jarang memeriksa kesehatan
DO :
- TD: 170/80 mmHg
- Nadi : 85
- Pernapasan 17x/menit
2 DS: Gaya Hidup Kurang Gerak Pada
- Ibu A mengatakan jarang berolahraga Keluarga Bapak L
- Ibu A mengatakan jarang mengikuti kegiatan
yang ada lingkungan sekitar
- Ibu A mengatakan sering pusing dan lemas
DO:
31
- TD: 170/80 mmHg
- Nadi : 85
- Pernapasan 18x/menit
3 DS : Perilaku Kesehatan Cenderung
Beresiko Pada Keluarga Bapak L
- Anak C mengatakan sering tidur larut malam
- Anak C mengatakan hanya menyukai makan
sayuran dan buah tertentu
C. Prioritas masalah
kriteria Bobot Total Pembenaran
Sifat masalah : Skor x Bobot - Ibu A
Wellness/sejahtera(3) mengalamihipertensi
Defisit kesehatan/aktual(3) 1 170/80 mmHg
Angka Tertinggi
Ancaman kesehatan/resiko(2) - Ibu A sering
Potensial (1) 3X1
= merasakanpegal-
3 pegal
=1
32
ditangani (2) Angka Tertinggi supaya cepat sembuh
Masalah dirasakan namun tidak 1 2X1
membutuhkan penanganan/tidak =
perlu segera(1) 2
Tidak dirasakan
Sebagai masalah (0) =1
Total Dx. Ketidakefektifan 1+1+1+1
Manajemen Kesehatan
Keluarga Pada KeluargaBapak L 3
=31
3
33
masalah(0)
Total Dx. Gaya Hidup 2
+1+ 1+1
KurangGerak Keluarga 3 3
Pada Bapak L =23
3
34
D. Rencana keperawatan
e) Beraktivitas sehari-hari
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Tanda
No. Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tangan
1. Ketidakefektifan 20 Mei 2022 TUK 1 Subjektif:
Manajemen 08.00 WIB Dengan menggunakan leaflet: - Keluarga mengatakan bahwa penyakit darah
Kesehatan Keluarga a. Diskusi bersama dengan tinggi adalah kondisi tekanan darah lebih dari
PadaKeluarga Bapak keluarga tentang pencegahan 140/80mmHg
L hipertensi - Keluarga mengatakan bahwa darah tinggi
b. Diskusi bersama dengan disebabkan karena makan yang berminyak, asin
keluarga tentang pentingnya - Keluarga mengatakan tanda dan gejala darah
pola makan yang sehat, tinggi adalah pusing, tengkuk sakit, mudah
pentingnya olahraga serta tanda marah, telinga berdengung
dan gejala penyakit - Keluarga mengatakan darah tinggi dapat
dicegah dengan berolahraga, mengurangi
makanan asin dan berlemak, mengurangi stress
- Keluarga mengatakan penyakit hipertensi jika
dibiarkan dapat menyebabkan stroke, sakit
jantung dan penyakit ginjal
Objektif:
- TTV Ibu A: TD= 180/80 mmHg,
N= 85x/menit nadi teraba kuat dan teratur,P=
20x/menit
- TTV Bapak L: TD= 130/85 mmHg,
N= 80x/menit, P= 18x/menit
- Keluarga Bapak L terliat memerhatikanperawat
saat diberikan penjelasan
- Keluarga aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan evaluasi
Analisa:
TUK 1 tercapai keluarga mampu mengenalmasalah
kesehatan hipertensi
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 2 keluarga mampu mengambil
keputusan
Analisa:
TUK 2 tercapai keluarga mampu memutuskan
merawat keluarga dengan hipertensi
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3 keluarga mampu merawat
Keluarga
Objektif:
- TTV Ibu A : TD= 170/80 mmHg, N=
80x/menit nadi teraba kuat dan teratur, P=
20x/menit
- TTV Bapak L: TD= 125/85 mmHg, N=
85x/menit, P= 18x/menit
- Keluarga Bapak L terliat memerhatikanperawat
saat diberikan penjelasan
- Keluarga aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan evaluasi
Analisa:
TUK 3 tercapai keluarga mampu merawatanggota
keluarga dengan hipertensi
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 4 dan TUK 5
Objektif:
- TTV Ibu A : TD= 160/80 mmHg, N=
80x/menit nadi teraba kuat dan teratur, P=
20x/menit
- TTV Bapak L: TD= 125/85 mmHg, N=
85x/menit, P= 18x/menit
- Keluarga Bapak L terliat memerhatikanperawat
saat diberikan penjelasan
- Keluarga aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan evaluasi
Analisa:
TUK 5 tercapai
Perencanaan:
TUK 1-5 tercapai. Hentikan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Tanda
No. Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tangan
2. Gaya Hidup 22 Mei 2022 TUK 1 dan TUK 2 Subjektif:
Kurang Gerak Pada 10.00 WIB Dengan menggunakan poster: - Keluarga mengatakan bahwa manfaat
Keluarga Bapak L a. Diskusi bersama dengan olahraga dan pentingnya aktif secara fisik
keluarga tentang manfaat adalah mencegah penyakit seperti jantung
olahraga dan stroke dan mencegah terjadinya obesitas
b. Diskusi bersama dengan - Keluarga mengatakan olahraga bisa dengan
keluarga tentang pentingnya senam, lari, berenang, dan lain- lain.
aktif secara fisik - Ibu A mengatakan akan mencoba setiap hari
c. Memotivasi keluarga dalam olah raga ringan sampai berkeringat (30
membuat pilihan terkait menit)
perawatan Objektif:
d. Memberikan informasi pada - TTV Ibu A, TD= 145/70 mmhg, P=18x/mnt
keluarga solusi alternatif dengan N: 80x/menit
cara yang jelas danmendukung
- Keluarga Bapak L terlihat memperhatikan
e. Memberikan reinforcement
perawat saat diberikan penjelasan
positif terhadap alternatif
pilihan tepat yang dipilih - Keluarga aktif dalam bertanya dan menjawab
menggunakan pendidikan pertanyaan evaluasi
kesehatan mengenai manfaat Analisa:
olahraga dan pentingnya aktif TUK 1 dan TUK 2 tercapai
secara fisik Perencanaan:
f. Memberikan reinforcement Lanjutkan TUK 3
positif terhadap keluarga atas
pencapaian hasil yang baik
Objektif:
- TTV Ibu A, TD= 140/70 mmhg, P=17x/mnt
N: 85x/menit
- Keluarga Bapak L terlihat memperhatikan
perawat saat diberikan penjelasan
- Keluarga aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan evaluasi
Analisa:
TUK 3 Tercapai
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 4 dan TUK 5
Perencanaan:
TUK 1-5 tercapai. Hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengamatan kasus terhadap keluarga Bapak L selama 3 hari,
penulis melakukan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, menentukan
diagnosa keperawatan, menentukan prioritas masalah dengan skoring, menyusun
rencana keperawatan, melakukan implementasi dan melakukan evaluasi. Tingkat
kemandirian keluarga sebelum dikaji: Kriteria 1 (keluarga menerima perawat).
Tingkat kemandirian keluarga setelah dikaji: Kriteria 2 – 7 sudah terpenuhi.
1. Pengkajian
Tahap perkembangan pada keluarga ini adalah tahap perkembangan keluarga
remaja anak pertama sudah kuliahh dan masih tinggal satu rumah bersama
Bapak L dan Ibu A. Tipe keluarga ini adalah The extended family (keluarga
luas/besar): Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
Perumusan diagnosa dilakukan skoring dengan menggunakan 4 kriteria yaitu:
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
c. Potensial masalah untuk dicegah
d. Menonjolnya masalah
Diagnosa keperawatan pada Keluarga Bapak L:
a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga pada Keluarga Bapak L
DS:
1) Ibu A mengatakan punya penyakit hipertensi
2) Ibu A dan keluarga senang makan yang berminyak, oseng- osengan
3) Ibu A mengatakan senang makan-makanan yang digoreng dan
bersantan
4) Ibu A tidak rutin minum obat
5) Keluarga jarang memeriksa kesehatan
DO:
1) TD: 170/80 mmHg
2) Nadi : 85
3) Pernapasan 17x/menit
4. Implementasi
Implementasi dilakukan pada kedua diagnosa keperawatan. Semua rencana
keperawatan telah berhasil dilakukan. Secara keseluruhan pelaksanaan tidak
mengalami kendala dari pihak keluarga karena antusias.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada keluarga Bapak L selama 3
hari, evaluasi keperawatan yang didapatkan oleh penulis sebagai berikut:
a. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga pada keluarga Bapak
L teratasi.
b. Gaya hidup kurang gerak pada keluarga Bapak L teratasi.
c. Perilak kesehatan cenderung beresiko pada keluarga Bapak L teratasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan Laporan Asuhan Keperawatan pada Keluarga
Bapak L, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing- masing.
Penulis melakukan pengkajian sampai evaluasi selama 3 hari. Pengkajian
dilakukan pada hari 1 Mei 2022. Peran perawat dalam hal ini yaitu sebagai
edukator yaitu memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan oleh
keluarga, fasilitator: memfasilitasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
kesehatan, modifikator: memodifikasi lingkungan dan intervensi yang diberikan
kepada keluarga. Peran-peran yang telah diberikan ini membuat keluarga dapat
menerima perawat (mahasiswa) dengan baik dan mahasiswa (perawat) mendapat
kepercayaan terhadap kemampuan dan tugas seorang perawat.
B. Saran
1. Bagi Keluarga Bapak L
Diharapkan dapat menerapkan segala hal-hal yang sudah diajarkan oleh
mahasiswa keperawatan guna untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menindaklanjuti asuhan keperawatan pada keluarga Bapak
L supaya penyakit ibu A dapat terkontrol.
3. Bagi Istitusi
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah
referensi terkait asuhan keperawatan keluarga.
4. Bagi Penulis
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan dengan sumber-
sumber yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Tantut. 2012. Buku Ajar kepada Keluarga: Aplikasi Teori pada Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
Riasmini, N. M., Permatasari, H., Chairani, R., Astuti, N. P., Ria, R. T. T. M., &
Handayani, T. W. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,
Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan NIC di
Puskesmas dan Masyarakat. (J. Sahar, Riyanto, & W. Wiarsih, Eds.). Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
LAMPIRAN
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
1. Topik : Hipertensi
2. Sub Topik : senam Pencegahan Hipertensi
3. Sasaran : keluarga Bapak L
4. Tempat : purwodadi, Grobogan
5. Hari/Tanggal : Minggu, 14 Mei 2022
6. Waktu : 08.00-08.20 WIB
7. Tujuan Instrusional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan Keluarga Bapak L,
mampu memahami terkait Hipertensi dan mampu melaksanakan senam
hipertensi sesuai instruksi.
8. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah lakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi
b. Menjelaskan penyebab hipertensi
c. Menjelaskan faktor resiko serta tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan cara pencegahan hipertensi
e. Melaksanakan senam hipertensi sesuai instruksi
9. Materi (Terlampir)
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Cara pencegahan hipertensi
10. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
11. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1 Pendahuluan a. Memberikan salam a. Menjawab salam 2 menit
b. Memperkenalkan diri b. Merespon balik
c. Menjelaskan tujuan c. Menyimak dan
penkes mendengarkan
2 Isi a. Bertanya sejauh a. Menjawab sesuai 15 menit
mana mengetahui pengetahuan
tentang penyakit b. Menyimak dan
hipertensi mendengarkan
b. Menjelaskan tentang c. Merespon
pengertian hipertensi penyuluh
c. Menjelaskan tentang d. Mengikuti
penyebab hipertensi intruksi penyuluh
d. Menyebutkan tanda e. Bertanya dan
dan gejala hipertensi menjawab
e. Menjelaskan cara pertanyaan
pencegahan f. Menyimak dan
hipertensi mendengarkan
f. Menjelaskan dan
memberi intruksi
senam hipertensi
g. Memberikan waktu
untuk bertanya terkait
penyakit hipertensi
gastritis yang telah
disampaikan
h. Memberikan
beberapa pertanyaan
terkait materi yang
sudah di sampaikan
i. Memberikan
reinforcement positif
3 Penutup a. Menyimpulkan topik a. Menyimak dan 3 Menit
b. Salam penutup mendengarkan
b. Menjawab salam
12. Media
a. Poster
b. Power Point
13. Daftar Pustaka
Ansar, J., Dwinata, I., & Apriani, M. (2019). Determinan Kejadian Hipertensi
Pada Pengunjung Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ballaparang
Kota Makassar. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 1(3), 28-35.
Harmilah, & Hendarsih, S. (2019). PENGARUH VIDEO SENAM IPERTENSI
TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON II BANTUL
OGYAKARTA Ketua. NASKAH PUBLIKASI PENELITIAN PEMULA
PENGARUH, 1–15.
Subejo, Al Arifah, N. S., & Mustofa, M. H. (2015). Lima Pilar Kedaulatan
Pangan Nusantara (Edisi Pert). Yogyakarta: UGM Press.
Suntara, D. A., Roza, N., & Rahmah, A. (2021). HUBUNGAN HIPERTENSI
DENGAN KEJADIAN STROKE PADA LANSIA DI WILAYAH
KERJAPUSKESMAS SEKUPANG KELURAHAN TANJUNG RIAU
KOTA BATAM. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(10), 2177-2184.
14. Evaluasi
a. Struktur
1) Media dan alat memadai
2) Undangan penyuluhan telah diberikan sejak 3 hari sebelum acara
penyuluhan
b. Proses
1) Acara penyuluhan dilaksanakan tepat waktu
2) 100% klien hadir sesuai undangan dan mengikuti pelaksanaan
pendidikan kesehatan dari awal sampai akhir.
3) Klien antusias dalam mengikuti pendidikan kesehatan.
4) Peserta terbuka dan berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan.
5) 50% klien dapat menjelaskan terkait pengertian, penyebab, tanda gejala,
cara pencegahan, dan mengikuti intruksi senam terkait hipertensi
c. Hasil
1) Peserta mampu mengetahui pengertian hipertensi
2) Peserta mampu mengetahui penyebab hipertensi
3) Peserta mampu mengetahui tanda dan gejala hipertensi
4) Peserta mampu mengetahui cara pencegahan hipertensi
5) Peserta mampu melaksanakan senam hipertensi sesuai instruksi