PENDAHULUAN
tersebut adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut
yaitu kartu Indonesia sehat yang lebih dikenal dengan JKN. Sedangkan dalam
RPJMN III 2015-2019 arah pembangunan kesehatan dari kuratif bergerak ke arah
promotif dan preventif dengan visi masyarakat sehat yang mandiri dan
1
2
daur kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik dan mekanis,
Diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami LBP dalam hidupnya. LBP
adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah dan dapat bersifat lokal
laki-laki dan 13,6% pada wanita (Wirawan,2004).. Namun demikian keluhan LBP
jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini berhubungan dengan
beberapa faktor etiologi tertentu yang sering dijumpai pada yang lebih tua.
orang dewasa menderita LBP, dan satu di antara 20 penderita harus di rawat
dirumah sakit karena serangan akut. LBP sangat umum pada usia 35 - 55 tahun
(Mahadewa, 2009).
Biasanya pasien mengeluh nyeri yang mendadak pada aktivitas berat, atau
karena melakukan aktivitas dalam jangka waktu yang lama. Menurut Lelo (2014)
pasien mengalami LBP tidak jarang juga mengeluhkan adanya spasme otot
teknologi Fisioterapi yang digunakan untuk mengurangi nyeri akibat LBP antara
lain Infra Red (IR), Short Wave Diatermi (SWD), Micro Wave Diatermi (MWD),
Cool Pad dan Cryoterapy, terapi dengan menggunakan arus listrik diantaranya
menurunkan nyeri pada kasus LBP,menurut Machado (2006) seperti yang termuat
dalam jurnal The McKenzie Method for Low Back Pain penerapan terapi latihan
McKenzie pada kasus LBP efisien dalam menurunkan keluhan LBP dengan cara
tersebut penulis memilih modalitas terapi latihan dengan metode McKenzie untuk
B. Rumusan Masalah
mengurangi nyeri pada kasus LBP dengan rileksasi otot-otot punggung bawah dan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui
mengurangi nyeri pada kasus LBP dengan rileksasi otot-otot punggung bawah dan
D. Manfaat penuliasan
Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini : (1) bagi penulis, menambah
LBP, (2) bagi institusi pendidikan, untuk menambah wawasan dalam pemberian
terapi latihan McKenzie pada kasus LBP, (3) bagi masyarakat, hasil karya tulis ini
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
Low Back Pain (LBP) merupakan keluhan yang sering dijumpai. LBP
adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah dan dapat bersifat lokal
(inflamasi), maupun nyeri redikuler atau keduaya. Nyeri yang berasal dari
punggung bawah dapat berujuk ke daerah lain atau sebaliknya yang berasal
dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (Meliala et al, 2002).
nyeri punggung bawah. LBP adalah nyeri di daerah lumbosacral dan sacroiliaca,
LBP sering disertai penjalaran nyeri hingga tungkai LBP memiliki bebagai
macam kausa penyebab salah satunya adalah LBP myogenic. LBP myogenic
yang disebabkan oleh gangguan atau kelainan pada unsur muskuloskeletal tanpa
5
6
Tulang vertebrae pada pada manusia terdiri dari 33 tulang yang tersusun
dari 7 buah tulang cervical, 12 buah tulang thoracal, 5 buah tulang sacrum dan 4
ruas tulang coxigeus. Vertebrae memiliki karakteristik dan ukuran yang bervariasi
pada satu regio dan regio yang lain, namun pada dasarnya memiliki struktur yang
thoracal dan sacrum. Vertebrae lumbal berjumlah lima dan dipisahkan oleh
discus intervertebrae di antara kedua lumbal. Vertebrae bersendi satu sama lain
yang berfungsi menyangga tubuh dan alat gerak tubuh. Susunannya secara umum
dan lateral fleksi dan rotasi. Berat tubuh ditransmisikan dari vertebrae lumbal 5
kebasis tulang sacrum yang dibentuk oleh bagian atas tulang sacrum (Moore &
processus spinosusnya pendek dan dan tebal serta menonjol hampir searah garis
Gambar 2.1
Vertebra lumbal (Putz & Pabst,2006)
Keterangan gambar 2.1
1. Fovea costalis superior
2. Procc. articularis superior
3. Fovea costalis procc. transversus
4. Procc. spinosus
5. Procc. accessorius
6. Procc. mamilaris
7. Procc. articularis inferior
8. Procc. accessorius
9. Procc. costalis
8
1) Corpus
Corpus adalah bagian dari vertebrae yang terluas dan berbentuk silindris
yang terdiri dari facies anterior, facies posterior, facies superior, facies inferior
dan facies lateralis sehingga memberi kekuatan pada columna vertebralis untuk
besar. Facies anterior berbentuk convec, dan dari arah samping samping
berbentuk concaf, dari arah cranial ke caudal facies superior berbentuk concaf.
Struktur VL4 - 5 lebih besar dibandingkan dengan vertebra lainnya dan pada VL5
corpus anterior lebih lebar dari pada posterior (Moore & Dalley, 2013).
2) Arcus
Kedua lengkung bertemu pada linea mediana dan membentuk tonjolan seperti
duri yang disebut processus spinosus pada daerah lumbal. Lamina arcus memiliki
struktur yang pendek dan kuat dan pedicalarcusnya tebal. Pada arcus ini terdapat
2013).
3) Foramen Vertebrale
vertebralis ini akan membentuk canalis vertebraelis yang nantinya diisi oleh
9
b. Disks intervertebra
Fungsi dari discus ini sebagai peredam kejut atau benturan bila beban pada
tulang vertebrae, untuk memisahkan antar tulang vertebrae sebagai unit funsional
dari sendi facet dan memungkinkan bagian dari akar saraf keluar dari sumsum
c. Stabilitas vertebra
1) Ligamen
adalah pita fibrosa atau lembaran jaringan ikat yang menghubungkan dua atau
lebih tulang, tulang rawan, atau struktur lainnya. Satu atau lebih ligamen untuk
memberikan stabilisasi selama istirahat dan gerakan yang berlebihan seperti hiper-
ekstensi atau hiper-fleksi (Keith, 2010). Pada tulang belakang terdapat beberapa
ligament antara lain: (1) ligament longitudinal anterior mempunyai ciri lebar, dan
melekat kuat pada permukaan anterior dan samping dari corpus vertebra dan
sempit, ligament ini melekat pada sisi posterior discus; (3) ligament supraspinal
2006).
Gambar 2.2
Ligamen vertebra (Putz and Pabst,2006)
Keterangan gambar 2.2
1. Ligamentum flafum
2. Intertransver ligament
3. Posterior longitudinal ligament
4. Anterior longitudinal ligament
5. Supraspinosus ligament
6. Inter spinosus ligament
7. Facet capsulary ligament
2) Otot
Otot berfungsi sebagai stabilitas aktif dan sebagai penggerak lumbal pada
bagian anterior, lateral maupun posterior. Otot-otot disebelah anterior dan lateral,
d. Biomekanik Lumbal
thoracal dan sacrum, berjumlah lima dan di antara masing – masing vertebra
lebih bebas dibandingkan dengan vertebrae lainnya, hal ini karena bentuk
diskusnya besar dan arah facetnya berlainan (Moore & Dalley, 2013).
Gerakan yang terjadi pada lumbal yaitu : (1) Gerakan fleksi pada bidang
sagital dengan sudut normal 60 derajad, (2) Gerakan ekstensi pada bidang sagital
dengan sudut normal 35 derajad, (3) Gerakan rotasi terjadi pada transversal
dengan sudut normal 5 derajad, (4) Gerakan lateral fleksi terjadi pada bidang
TABEL 2.1
Gambar 2.3
Otot punggung (Putz & Pabst,2006)
Keterangan gambar 2.3
1. M. Spinalis thoracaloracis
2. M. Iliocostalis lumborum
3. M. Obliqus eksternus abdominis
4. M. Obliqus internus abdominis
5. M. Iliocostalis thoracaloracis
6. M. Latisimus dorsi
7. M. Erector spine
\
13
Gambar 2.4
Otot flexsor trunk M. rectus abdominis (Hislop & Montgomery, 2007).
3
1
Gambar 2.5.
Otot extensor trunk (Hislop & Montgomery, 2007).
Keteragan gambar 2.5
1. M. Longisimus thorakalis
2. M. Spinalis thoracis
3. M. Iliocostalis thoracis
4. M. Iliocostalis lumborum
1
2
14
Gambar 2.6
Otot rotator trunk (Hislop & Montgomery, 2007).
Keteragan gambar 2.6
1. M. Obliquus externus abdominis
2. M. Obliqus internus abdominis
Gambar 2.7
Otot Lateral flexor trunk M. Quadratus lumborum (Hislop &
Montgomery, 2007).
3. Etiologi
15
otot, disebabkan oleh sikap tegang yang konstan atau berulang-ulang pada posisi
yang sama, akan memendekan otot yang akhirnya akan menimbulkan perasaan
nyeri. (2) Spasme, disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba dimana jaringan otot
sebelumnya dalam kondisi yang tegang. Spasme otot ini memberi gejala yang
khas, ialah dengan adanya kontraksi otot yang disertai dengan nyeri yang hebat.
(3) Defesiensi otot dapat disebabkan oleh kurangnya latihan sebagai akibat dari
pembebanan yang berlebihan, tirah baring yang terlalu lama maupun imobilisasi.
(4) Otot yang hipersensitif akan membentuk trigger point. Dalam pemeriksaan
klinik terhadap penderita nyeri punggun bawah, tidak jarang dijumpai adanya
trigger point ini. Titik ini apabila ditekan dapat menimbulkan rasa nyeri
4. Patofisiologi
statis yang lama yang menyebabkan over use otot ekstensor lumbal. Keadaan ini
lumbal yang mengalami peningkatan pembebanan akan terjadi spasme local yang
2009).
16
(misal, mengangkat beban berat) atau stres mekanis yang terus - menerus
terhadap ligament atau otot penyokong lumbo-sacral. Tipe nyeri ini juga dapat
disebabkan oleh postur pasien dengan lodorsis lumbal yang menonjol akibat
sekitar punggung bawah yang menyebabkan nyeri pada punggung bagian bawah.
Tanda LBP sering tidak jelas apabila masih akut namun apabila sudah
kronis dapat terjadi gangguan pola jalan. Gejala LBP akibat myogenic adalah
2000).
6. Prognosis
terapi sejak dini. Dengan penanganan yang lebih dini dan lebih cermat dapat
mencegah kondisi ini sampai ke stadium kronis. Kombinasi dari modalitas terapi
17
yang dilaksanakan di Rumah Sakit dan terapi latihan terhadap pasien diharapkan
myogenic (Mirawati,2006).
7. Diagnosis Banding
a. Spondylosis
menyebabkan penurunan pada struktur dan fungsi normal spinal. Proses penuaan
nucleus pulposus melalui anulus fibrosus. Nucleus pulposus adalah gel diskus
yang terdiri dari proteoglikan yang mengandung kadar air yang tinggi. Hernia
nucleus pulposus yaitu terdorongnya nucleus pulposus (suatu zat yang berada di
antara ruas – ruas tulang belakang ) kebelakang baik lurus maupun kearah kanan
atau kiri kemudian menekan sumsum tulang belakang atau serabut – serabut
sarafnya sehingga mengakibatkan terjadinya rasa sakit yang hebat. Gejala yang
muncul pada hernia nucleus pulposus hampir sama dengan spondylosis yaitu : (1)
nyeri pinggang bawah dan menjalar, (2) nyeri akan bertambah berat pada aktivitas
batuk, berjalan dan duduk dalam jangka waktu lama, (3) kesemutan serta
c. Spondylolisthesis
bergeser diatas VS1, akan tetapi hal tersebut dapat terjadi pada tingkatan yang
B. Problematik Fisioterapi
restriction.
1. Impairment
fungsi organ yang menurun, hilang atau yang memiliki penyakit sistemik.
a. Nyeri
maupun kronis.
19
b. Spasme otot
pada otot disekitar punggung bawah sehingga menyebabkan spasme pada otot -
Kelemahan otot penggerak trunk disebabkan oleh adanya rasa nyeri pada
daerah punggung bawah sehingga gerakan pada daerah tersebut menjadi terbatas.
d. Keterbatasan gerak
Keterbatasan gerak pada trunk terjadi karena adanya rasa nyeri saat
2. Functional limitation
adanya penurunan tingkat kebugaran fisik dari pasien karena pasien inaktivitas.
3. Participation restriction
secara aktif maupun pasif dengan sasaran orang yang sehat maupun sakit
(Luklukaningsih, 2009).
Terapi latihan yang dapat diberikan adalah stretching yaitu salah satu
latihan yang bertujuan untuk rileksasi dan penguluran otot. Terapi latihan
McKenzie merupakan salah satu teapi latihan yang ditujukan untuk rileksasi dan
1. Pengertian McKenzie
asal Selandia Baru, Robin McKenzie pada akhir 1950-an. Pada tahun 1981,
koreksi sikap, relaksasi otot, meningkatkan daya tahan, dan stretching (McKenzie,
2012).
2. Mekanisme McKenzie
pada kasus LBP dikarenakan pada posisi ekstensi lumbal yang dipertahahnkan
dalam 6 detik akan diperoleh peregangan pada jaringan lunak bagian anterior
21
yaitu ligamen anterior sehingga akan mengembalikan posisi spine pada posisi
ekstensi. Hal ini merupakan suatu counter posisi yang menimbulkan dorongan
discus ke posterior. Pada otot yang spasme akan terjadi pelemasan oleh
peregangan yang intermiten dan continous terhadap otot antagonis pelemasan ini
terjadi karena adanya peregangan yang akan merangsang golgi tendon sehingga
terjadi reflek pelemasan otot yang bersanngkutan dan peregangan intermiten akan
pada saraf afferent yang menimbulkan reflek peningkatan tonus otot. selanjutnya
akan terjadi penekanan discus ke sisi posterior shingga akan didapat gaya yang
yang dilakukan berulang dapat meningkatkan cairan discus dan corpus yang
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
A. Pengkajian Fisioterapi
1. Anamnesis
yaitu tanya jawab langsung dengan pasien karena pasien dapat berkomunikasi
dengan baik pada tanggal 5 Januari 2017. Anamnesis ada dua jenis, antara lain:
a. Anamnesis Umum
b. Anamnesis Khusus
1) Keluhan utama
pasien datang berobat, yaitu pasien mengeluh nyeri pada punggung bagian bawah,
22
23
Sekitar bulan Oktober 2016 pasien mengeluh nyeri punggung bawah saat
bangun tidur namun tidak dihiraukan. Setelah pasien bekerja di sawah saat sore
hari pasien mengeluhkan nyeri pada punggung bawah. Keesokan harinya pasien
tanggal 5 Januari pasien datang dengan keluhan nyeri punggung bawah yang
dikarenkan pasien jatuh dalam posisi jongkok dan terlentng dari kursi saat
mengecat rumah. Seketika itu pasien mengeluhkan nyeri punggung bawah dan
rasa kebas – kebas pada tungkai kanan. Setelah itu pasien dibawa ke RS
Orthopedi Surakarta dan dilakukan MRI pada tanggal 2 September 2015 dan
5) Riwayat keluarga
Dari anamnesis ini diperoleh informasi bahwa tidak ada anggota keluarga
6) Riwayat pribadi
c. Anamnesis sistem
Dari hasil anamnesis sistem yaitu pada seluruh sistem tubuh pasien
didapatkan hasil seperti berikut: (1) kepala dan leher tidak ada keluhan, (2) sistem
pernapasan pasien tidak ada keluhan, (3) sistem kardiovaskuler pasien tidak ada
keluhan, (4) sistem pencernaan tidak ada keluhan, (5) sistem urogenitalis tidak
ada keluhan,(6) sistem musculoskeletal terdapat nyeri tekan pada otot–otot sekitar
vertebrae lumbal, terdapat spasme otot paravertebrae, terdapat bekas luka incisi
12cm (L2-4), (7) sistem persarafan SLR, Neri dan Bragad tidak ada nyeri,
2. Pemeriksaan fisik
a. Vital sign
Pada pemeriksaan tanda vital pada pasien didapatkan hasil tekanan darah
celcius, tinggi badan 160 cm, dan berat badan 56 kg. Dari data diatas dapat
b. Inspeksi
langsung pada pasien. Pemeriksaan inspeksi pada pasien meliputi inspeksi statis
(diam) dan inspeksi dinamis (bergerak). Dari inspeksi statis didapatkan hasil : (1)
inspeksi dari belakang tanda-tanda radang pada regio lumbal tidak ada, aligmen
vertebra normal, bahu kanan dan kiri simetris, terdapat bekas luka incisi sepanjang
25
10 cm pada L2-4. (2) inspeksi dari samping flat lumbal. Dari inspeksi dinamis
didapatkan hasil : (1) pasien mengalami kesulitan berjalan karena nyeri, (2) fase
berjalan swing tempak lebih cepat daripada fase jalan yang lain.
c. Palpasi
normal, (2) nyeri tekan pada otot-otot sekitar vertebra lumbal vas nilai 6, (3)
spasme pada otot ekstensor lumbal bilateral 5, (3) pitting oedem tidak ada.
c. Perkusi
Tidak dilakukan.
e. Auskultasi
Tidak dilakukan.
a. Gerak aktif
Dari pemeriksaan ini diketahui kemampuan LGS aktif pasien dalam posisi
berdiri mampu melakukan gerak aktif fleksi , ekstensi, side fleksi kiri dan kanan
serta rotasi. Terdapat rasa nyeri saat pasien melakukan gerakan fleksi trunk,
b. Gerak pasif
Pemeriksaan didapat LGS pasif gerak fleksi, ekstensi, side kiri dan side
kanan lumbal baik namun tidak dapat full ROM. Stabilitas lumbal saat bergerak
fleksi, ekstensi, side kanan dan side kiri baik. Endfeel gerak fleksi, ekstensi, side
melawan tahanan minimal secara isometrik pada gerakan fleksi, ekstensi, side
a. Pemeriksaan kognitif
dan mengikuti intruksi dari terapis didapatkan hasil Pasien mampu memahami
b. Pemeriksaan intrapersonal
dalam diri pasien untuk melakukan terapi. Dari pemeriksaan didapatkan hasil
c. Pemeriksaan interpersonal
5. Pemeriksaan spesifik
Nyeri diam
Gambar 3.1
(Data primer, 2017).
Tabel 3.1
HASIL PEMERIKSAAN NYERI DENGAN VAS
Jenis Nyeri Nilai
Nyeri diam 3,1
Nyeri gerak fleksi trunk 3,5
Nyeri tekan pada otot para vertebra lumbal bilateral 6,1
(Data primer, 2017).
pasien telentang hip 450 dan knee 900 . Dari pemeriksaan didapat hasil pasien
hal ini berarti pasien mengalami penurunan ketahanan otot penggerak fleksor
trunk.
Gambar 3.2
Tes Dynamic Abdominal Endurance Test (Magge, 2000).
28
punggung. Posisi pasien tengkurap hip dan knee lurus serta distabilkan dengan
sabuk atau ditahan dengan tangan pemeriksa. Didapat hasil pasien mampu
ekstensi trunk.
Gambar 3.3
Tes Dynamic Extensorl Endurance Test (Magge, 2000).
1) Tes Laseque
Posisi pasien tidur terlentang, fisioterapi berdiri di sisi kiri pasien. Dengan
knee tetap ekstensi, fisioterapis menggerakkan flexi hip secara pasif. Positif bila
pada derajat 350-700 pasien merasakan nyeri yang menjalar dari punggung bawah
sampai tungkai bawah dan ankle (Miller, 2008). Dari hasil pemeriksaan didapat
Gambar 3.4
Tes Laseque (Miller, 2008).
29
2) Tes Bragard
Posisi pasien tidur terlentang, fisioterapi berdiri di sisi kiri pasien. Dengan
knee tetap ekstensi, fisioterapis menggerakkan flexi hip secara pasif disertai
dengan dorsi fleksi ankle. Positif bila pasien merasakan nyeri pada posterior
spinalis atau lesi medulla spinalis, misalnya karena HNP, tumor, meningitis
(Miller, 2008). Dari pemeriksaan yang dilakukan didapatkan hasil negatif (-).
Gambar 3.5
Tes bragard (Miller, 2008).
3) Tes Neri
Gerakan sama dengan tes laseque hanya ditambah gerakan fleksi leher dan
fleksi ankle biasanya dilakukan pada 400-600. Positif bila pasien merasakan nyeri
Gambar 3.6
Tes Neri (Miller ,2008).
30
erector spine)
(ROM) dan seluruh thorax terangkat dari bed (Hislop & Montgomery, 2007).
eksternus abdominis)
Posisi awal pasien telentang kedua tungkai lurus, lengan di samping badan.
Angkat kepala dan bahu serta putar ke satu sisi, kedua tangan di belakang kepala.
Tahan posisi akhir tersebut selama mungkin (Hislop & Montgomery, 2007).
Posisi pasien berbaring miring pada sisi heterolateral dengan badan bagian
atas disangga siku. Angkat pelvis dan luruskan vertebrae. Tahan posisi akhir
Tabel 3.2
HASIL PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT-OTOT PENGGERAK TRUNK
DENGAN MMT
Gerakan Nilai Keterangan
Fleksi 3 Ada nyeri
Ekstensi 4 -
Rotasi kanan 4 -
Rotasi kiri 4 -
Lateral kiri 4 -
Lateral kanan 4 -
(Data primer, 2017).
Kesimpulan tabel diatas terdapat penurunan kekuatan otot fleksi karena
adanya nyeri.
berdiri, terapis meletakkan pita ukur dengan patokan C7 dan S1 untuk gerakan
fleksi dan ekstensi.Pasien diminta melakukan gerakan fleksi dan ekstensi trunk
dan ukur berapa jarak vertebrae C7 – S1 dalam posisi berdiri tegak. Normalnya
selisih antara posisi normal dengan posisi fleksi atau ekstensi, sekitar 10 cm
(ISOM, 1975).
ukur pada jari ke III,kemudian ukur jarak normal (berdiri tegak) dari ujung jari ke
III sampai lantai. Setelah itu pasien diminta untuk melakukan gerakan side fleksi
kanan, ukur jaraknya dari ujung jari ke III sampai lantai, begitu juga dilakukan
pada sisi yang kiri, apakah ada perbedaan antara kanan dan kiri. Apabila ada
perbedaan yang mencolok antara kanan dan kiri berarti ada keterbatasan lingkup
Tabel 3.3
HASIL PEMERIKSAAN LGS TRUNK MENGGUNAKAN PITA UKUR
Gerakan Titik Posisi Posisi LGS LGS Ket.
patokan awal akhir (cm) normal
(cm) (cm) Dicapai (cm)
Fleksi VC7-VS1 46 52 6 8-10 Ada nyeri
trunk
Ekstensi VC7-VS1 46 38 8 8-10 -
trunk
Side fleksi Ujung jari 55 47 8 8-10 -
kiri 3 – lantai
Side fleksi Ujung jari 55 47 8 8-10 -
kanan 3 – lantai
(Data primer, 2017).
akibat adanya hambatan oleh nyeri pada punggung atau tungkai menggunakan
Oswestry Disability Index (ODI). Berupa kuisioner yang terdiri dari sepuluh seksi
Total
Hasil T1:: x100
50
33
hidupnya. Tidak ada pengobatan hanya pemberian edukasi kepada pasien tentang
mengangkat barang yang benar, postur duduk yang benar, olah raga dan diet.
5) 81% - 100%
lanjut.
34
Tabel 3.4
PEMERIKSAAN KEMAMPUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL DENGAN
OSWESTRY DISABILITY INDEX
No Aktivitas Jawaban Nilai
1 Intensitas nyeri Saat ini nyeri terasa agak berat 3
Saya merawat diri secara normal tetapi terasa
2 Perawatan diri 1
sangat nyeri
Nyeri membuat saya tidak mampu
Aktivitas mengangkat benda berat dari lantai, tetapi
3 2
mengangkat saya mampu mengangkat benda berat yang
posisinya mudah, misalnya di atas meja
Saya hanya mampu berjalan tidak lebih dari
4 Berjalan 2
¼ mil karena nyeri
Saya mampu duduk pada semua jenis kursi
5 Duduk 0
selama yang saya mau
Saya mampu berdiri selama yang saya mau
6 Berdiri 1
tetapi timbul nyeri
Tidur saya tidak pernah terganggu oleh
7 Tidur 0
timbulnya nyeri
Kehidupan Kehidupan sosial saya berlangsung normal
8 0
sosial tanpa ganguan nyeri
Saya bisa melakukan perjalanan ke semua
9 Berpergian 1
tempat tetapi timbul nyeri
Jumlah 10
(Data primer, 2017).
B. Problematika Fisioterapi
1. Impairment
Impairment yang terjadi pada kasus LBP myogenic antara lain (1) nyeri
pada regio lumbal karena spasme otot ekstensor lumbal bilateral, (2) menurunya
kekuatan otot penggerak fleksi trunk karena adanya nyeri, (3) keterbatasan
2. Functional limitation
3. Participation restriction
C. Tujuan Fisioterapi
lumbal bilateral, (2) meningkatkan kekuatan otot fleksi trunk, (3) meningkatkan
(SWD), Infra Red (IR), (3) Micro Wave Diathermy (MWD), (4) Ultra Sound (US),
E. Penatalaksanaan Fisioterapi
1. Persiapan alat
atau alas dengan bahan yang lunak atau sedikit keras namun nyaman untuk pasien.
2. Persiapan pasien
Pasien diperiksa vital sign, perlu ditanyakan pada pasien apakah ada
pasien untuk tidak menggunakan pakaian terlalu ketat yang dapat menggangu
3. Pelaksanaa McKenzie
a. Gerakan 1
samping, atur pernapasan dan ikuti dengan relaksasi otot ekstensor punggung.
Gambar 3.7
Gerakan McKenzie 1 (Data primer,2017)
b. Gerakan 2
Gambar 3.8
Gerakan McKenzie 2 (Data primer,2017).
38
c. Gerakan 3
Pasien tidur tengkurap, kedua tangan diletakkan pada posisi seperti push
up. Kemudian tangan menekan lantai sehingga siku lurus, badan terangkat ke atas
sampai pinggang terasa sebatas rasa sakit, pertahankan selama 5 detik dan
usahakan pelvis serta kedua tungkai tetap menempel di lantai. Setiap kali gerakan
Gambar 3.9
Gerakan McKenzie 3 (Data primer,2017).
d. Gerakan 4
fixsator, diusahakan kedua lutut dalam posisi lurus, selanjutnya posisikan kembali
tegak, gerakan dilakukan selama 5 detik dan ulangi 5 kali gerakan, lakukan 3 kali
sehari.
39
Gamabr 3.10
Gerakan McKenzie 4 (Data primer,2017).
e. Gerakan 5
Pasien tidur terlentang dengan fleksi sendi paha dan lutut, kemudian
dengan kedua lengan, kedua tungkai ditarik kearah dada, kepala tidak perlu
diangkat tahan 5 detik kemudian kembali ke posisi semula. Ulangi 5 kali gerakan,
lakukan 3 kali sehari setiap kali gerakan seharusnya diikuti dengan gerakan 3.
Gamabr 3.11
Gerakan McKenzie 5 (Data primer,2017).
40
f. Gerakan 6
Pasien duduk dipinggir kursi, kepala fleksi kedua tangan diletakkan di atas
lutut dengan lurus. Kedua telapak kaki menumpu lantai, pandangan lurus ke
depan , gerakan badan ke depan dan kedua tangan menyentuh lantai . Kembali
lagi ke posisi semula. Gerakan lanjut gerakan kepala mendekati lantai dan kedua
tangan memegang pergelangan kaki. Ulangi setiap 5 kali dan 3 kali sehari.
Gerakanini dilakukan bila gerakan 5 dapat dilakukan tanpa sakit dan setiap
Gambar 3.12
Gerakan McKenzie 6 (Data primer,2017).
g. gerakan cobra
Posisi pasien tengkurap hip dan knee lurus serta distabilkan dengan sabuk
atau ditahan dengan tangan terapis dan pasien diminta mengangkat dadan
pandangan lurus kedepan dan kembali ke posisi awal. Gerakan ditahan 5 detik
F. Edukasi
yang sudah di lakukan, antara lain : (1) menganjurkan agar pasien melakukan
latihan Mc Kenzie dari gerakan 1 hingga gerakan ke 6 diulang 6 kali gerakan dan
lakukan 3 kali sehari, (2) menganjurkan untuk melakukan aktifitas dalam posisi
ergonomis, (3) pilih alas tidur yang nyaman dan datar agar dapat mempertahankan
G. Evaluasi
Tabel 3.5
HASIL EVALUASI NYERI DENGAN VAS
Jenis nyeri T0 T1 T2 T3
Nyeri diam 3,1 2,8 2,5 2,2
Nyeri gerak 3,5 3,3 3,3 3,0
41
42
Tabel 3.6
HASIL PALPASI SPASME OTOT
Tindakan Hasil
T1 Spasme berkurang
T2 Spasme berkurang
T3 Spasme berkurang
(Data primer, 2017).
Tabel 3.7
HASIL EVALUASI EKUATAN OTOT DENGAN MANUAL MUSCLE
TESTING (MMT)
Grup otot T0 T1 T2 T3
Fleksor trunk 3* 3* 4 4
Ekstensor trunk 4 4 4 4
Side fleksor kiri 4 4 4 4
Side fleksor kanan 4 4 4 4
Rotator kiri trunk 4 4 4 4
Rotator kanan trunk 4 4 4 4
(Data primer 2017).
Keterangan :
*ada nyeri
kekuatan otot sedangkan pada T2 dan T3 ada penigkatan kekuatan otot fleksi trunk.
43
Tabel 3.8
HASIL EVALUASI LGS TRUNK DENGAN PITA UKUR
Gerakan Titik patokan T0 T1 T2 T3
(cm) (cm) (cm) (cm)
Fleksi Trunk VC7-VS1 6 7 7 8
Ekstensi Trunk VC7-VS1 8 8 9 9
Side fleksi kiri Ujung jari III-lantai 8 9 9 10
Side fleksi kanan Ujung jari III-lantai 8 9 9 10
(Data primer, 2017)
5. Evaluasi ODI
Tabel 3.9
HASIL EVALUASI KEMAMPUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL
DENGAN OSWESTRY DISABILITY INDEX
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa interpretasi hasil ODI ketika
awal terapi pasien di level disabilitas moderat , setelah mendapat tindakan
fisioterapi sebanyak 3 kali, hasil ODI pasien berada di level disabilitas minimal.
H. Pembahasan
keluhannyeri pada punggung bagian bawah, rasa nyeri bertambah saat pasien
General Health in Men with Chronic Low Back Pain memuat penelitian tentang
pengaruh pemberian McKenzie excersise pada pasien LBP kronis pada rentang
usia 18-60 tahun yang dilakukan pada 142 subjek laki-laki yang mendapatkan
terjadi menurut jurnal diatas bahwa gerakan pada McKenzie memobilisasi vertebra
Dosis yang digunakan dalam McKenzie meliputi durasi dan repetisi. Dosis
baku McKenzie menurut teori Robin McKenzie pada gerakan pertama dan kedua
gerakan ditahan selama 5 menit, pada gerakan ketiga dan empat gerakan ditahan
selama 5 detik dan diulang 10 kali dalam sehari, sedangkan gerakan ke lima dan
enam ditahan selama 20 detik dan diulang 10 kali dalam sehari. Dosis yang
digunakan dalam karya tulis ilmiah ini sudah dimodifikasi. Dosis tersebut
dalam mengingat jumlah dosis yang meliputi durasi dan repetisi. Dosis modifikasi
45
yang dilakukan pada gerakan pertama dan kedua setiap gerakan ditahan selama 5
menit, gerakan ketiga dan empat setiap gerakan ditahan selama 5 detik diulang 5
kali dan dilakukan 3 kali dalam sehari, gerakan kelima dan enam setiap gerakan
ditahan selama 5 detik dan diulang 5 kali serta dilakukan 3 kali dalam sehari.
Dalam karya tulis ini penulis tidak mengukur vital sign karena sudah ada
dalam medical record. Riwayat penyakit dahulu pasien pernah mengalami HNP
data. Pada indek fungsional oswstry penulis melakukan modifikasi pada item
tersebut.
46
BAB IV
A. Kesimpulan
yang sudah dimodifikasi. Dosis modifikasi yang dilakukan pada gerakan pertama
dan kedua setiap gerakan ditahan selama 5 menit, gerakan ketiga dan empat setiap
gerakan ditahan selama 5 detik diulang 5 kali dan dilakukan 3 kali dalam sehari,
gerakan kelima dan enam setiap gerakan ditahan selama 5 detik dan diulang 5 kali
serta dilakukan 3 kali dalam sehari. Gerakan kelima dan enam setelah dilakukan
diselingi gerakan ketiga yang ditahan 5 detik dan diulang 1 kali. Pelaksanaan
McKenzie dihentikan apabila pada salah satu gerakan terdapat keluhan nyeri.
antara lain (1) nyeri pada regio lumbal karena spasme otot ekstensor lumbal
bilateral, (2) menurunya kekuatan otot penggerak fleksi trunk karrena adanya
nyeri, (3) keterbatasan lingkup gerak sendi fleksi trunk. Dalam karya tulis ilmiah
ini, seorang pasien bernama Bp. Sadimin, laki-laki berusia 56 tahun datang ke
keluhannyeri pada punggung bagian bawah, rasa nyeri bertambah saat pasien
membungkuk lama.
47
48
B. Saran
1. Bagi fisioterapi
diperoleh informasi yang lengkap mengenai keluhan yang dihadapi pasien dan
bermanfaat dalam pemilihan modalitas yang tepat untuk memperoleh hasil yeng
dan repetisi.
2. Bagi pasien
dianjurkan melakukan dalam posisi yang ergonomis dan tidak terlalu kelelahan
juga dapat dilakukan untuk menunjang posisi yang ergonomis. Untuk menjaga
bentuk dari aligmen dan curva vertebra pasien disarankan untuk tidur di alas yang
tidak terlalu lunak yang mengakibatkan perubahan aligmen dan curva lumbal.
49