Anda di halaman 1dari 13

REFERAT

MANAJEMEN NYERI PINGGANG BAWAH AKUT

Oleh

Yulike Rafikaningrum, S.Ked

1830912320134

Pembimbing

dr. Muhammad Welly Dafif, Sp.S

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF

FK UNLAM-RSUD PENDIDIKAN ULIN

BANJARMASIN

Maret, 2019

1
DAFTAR ISI

1. Halaman judul ......................................................................... 1

2. Daftar isi .................................................................................. 2

3. Bab I : Pendahuluan ................................................................ 3

4. Bab II : Low Back Pain ........................................................... 6

5. Bab III : Penutup ..................................................................... 12

6. Daftar Pustaka ......................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pinggang bawah adalah suatu bagian tubuh yang sering dikeluhkan akibat

rasa nyeri yang timbul terutama pada orang dengan tingkat produktivitas tinggi.

Secara anatomi, susunan pinggang bawah terdiri dari kulit (scalp), jaringan

subcutan, musculus, pembuluh darah. Di daerah pinggang bawah ini terdapat

Vertebra lumbalis 1 sampai vertebra lumbalis 5. Dengan 4 otot yang bekerja

disana, yakni musculus multifidus, musculus longissimus, musculus spinalis,

musculus quadratus lumborum.1

Nyeri adalah pengalaman

sensorik yang tidak menyenangkan dan dapat mengganggu aktivitas sehari ini.

Banyak penyebab dari timbulnya nyeri pinggang bawah, diantaranya adalah

kemungkinan saraf yang terganggu misalnya pada Low Back Pain , post-trauma

(terjadi fracture, dislocation), olahraga yang terlalu banyak mengangkat (bisa

menyebabkan sprain, strain), duduk atau berbaring yang tidak pas, penggunaan tas

yang salah. atau tidur dalam posisi yang tidak nyaman dalam jangka waktu lama. 2

3
Tulang belakang bertindak sebagai saluran untuk struktur saraf yang sangat

penting sehingga dia sebagai derek untuk mengangkat dan poros untuk berjalan.

Pada tulang belakang terdapat bantalan yaitu intervertebral disc yang terdapat di

sepanjang tulang belakang sebagai sambungan antar tulang dan berfungsi sebagai

pelindung tulang belakang. Dengan adanya bantalan ini memungkinkan adanya

gerakan pada tulang belakang dan sebagai penahan jika terjadi kompresi pada

tulang belakang. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, maka akan timbul rasa

sakit pada tulang belakang karena terdapat penekanan pada syarafnya. Nyeri yang

ditimbulkan tidak hanya pada bagian punggung, banyak kasus juga nyeri yang

ditimbulkan sampai bawah dan kaki. 2

Low Back Pain (LBP) Atau nyeri punggung bawah adalah sindroma klinik

yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di

daerah pinggang bagian bawah dan merupakan suatu kondisi yang sering ditemui

di masyarakat. LBP sering menyebabkan disabilitas maupun penurunan

produktivitas kerja. Data kemenkes 2018, prevalensi LBP di Indonesia sebesar

18%, akan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan paling sering terjadi

pada usia decade tengah dan awal decade keempat.2

Penyebab LBP di Indonesia sebagian besar adalah non spesifik, akibat

kelainan pada jaringan lunak, bisa berupa cedera otot, ligament, spasme atau

keletihan otot. Bisa juga berupa penyebab yang serius seperti fraktur vertebra,

infeksi dan tumor.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan referat ini yaitu untuk mengetahui manajemen nyeri

pinggang bawah akut.

4
C. Manfaat Penulisan

a. Bagi penulis

Dapat memberikan pengetahuan tentang manajemen nyeri pinggang bawah akut.

b. Bagi pembaca

Menambah informasi serta pengetahuan mengenai manajemen nyeri pinggang

bawah akut.

5
BAB II

Low Back Pain

A. Definisi

Low back pain atau nyeri punggung bawah, nyeri yang dirasakan di

punggung bagian bawah, bukan merupakan penyakit ataupun diagnosis untuk

suatu penyakit namun merupakan istilah untuk nyeri yang dirasakan di area

anatomi yang terkena dengan berbagai variasi lama terjadinya nyeri. Nyeri ini

terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat pinggul bawah yaitu di daerah

lumbal atau lumbo-sakral, nyeri dapat menjalar hingga ke arah tungkai dan kaki.2,3

LBP di kategorikan atas akut, subakut dan kronis. LBP akut terjadi

dibawah 6 minggu, LBP subakut apabila nyeri menetap salama 6-12 minggu

awitan, sedangkan LBP kronis bila nyeri dalam satu serangan menetap lebih dari

12 minggu.2

B. Insidensi

Low back pain banyak terjadi pada negara industry. Disebutkan bahwa

hampir 80% orang Amerika pernah mengalami LBP selama hidupnya. Selain itu,

menurut Umami et all yang meneliti tentang pengaruh lama kerja pada pekerja

kebun teh, didapatkan hasil masa kerja juga berpengaruh terhadap insidensi LBP.

Pekerja yang banyak mengalami keluhan nyeri punggung bawah adalah yang

mempunyai masa kerja >10 tahun dan yang paling banyak mengalami keluhan

sakit punggung pada tingkat nyeri sedang.2

Data epidemiologis menunjukkan bahwa faktor risiko yang

memungkinkan mempengaruhi individu untuk sakit punggung termasuk tinggi

6
untuk merokok dan obesitas.Dengan mengurangi atau menghilangkan faktor

risiko diharapkan dapat mengurangi insidensi LBP. Faktor risiko dibagi atas faktor

fisik, pekerjaan, dan psikososial. Faktor risiko sendiri dapat diklasifikasikan ke

dalam faktor pekerjaan yang berhubungan, seperti; sifat fisik pekerjaan dan iklim

kerja psikososial,bersama dengan faktor-faktor sifat fisik dan psikologis personal.

Faktor psikososial yang berpotensi memberikan kontribusi tekanan emosional

pada pasien dengan kronik LBP adalah ketidakpuasan kerja, dukungan sosial yang

buruk dan pengaruh perilaku nyeri yang terkait pada pekerjaan dan dinamika

keluarga. Pada populasi umum faktor risiko psikososial yang terbukti adalah sikap

(attitude), kognisi, fear-avoidance belief, depresi, ansietas, distres dan riwayat

kekerasan fisik.

Jumlah penderita NPB hampir sama pada setiap populasi masyarakat di

dunia. Berdasarkan data persentase penderita LBP di Amerika Serikat mencapai

28,5%. Angka ini berada pada urutan pertama tertinggi untuk kategori nyeri yang

sering dialami kemudian diikuti oleh sefalgia dan migren pada urutan kedua

sebanyak 16%. Sedangkan data untuk jumlah penderita LBP di Indonesia tidak

diketahui secara pasti, namun diperkirakan penderita LBP di Indonesia bervariasi

antara 7,6% sampai 37%. Data mengenai jumlah penderita LBP di Kalimantan

Barat khususnya di RSUD Dokter Soedarso Pontianak didapatkan bahwa pada

tahun 2010 sebanyak 189 kasus, tahun 2011 sebanyak 63 kasus dan tahun 2012

sebanyak 959 kasus.

C. Etiologi dan Faktor Resiko

7
Etiologi nyeri punggung ini untuk beberapa individu tertentu tidak dapat

ditentukan, karena banyaknya sumber potensial. Etiologi Low Back Pain antara

lain:

 Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

 Muscle sprain atau strain

 Tumor

Faktor resiko yang dapat menimbulkan LBP :

 Kebiasaan merokok

Menurut epidemiologi merokok menjadi faktor resiko terjadinya LBP karena

merokok dapat mengurangi kadar oksigen dalam pembuluh darah secara perlahan-

lahan dengan vasokontrisi dan efek rheology dalam darah.

 Kebiasaan dengan posisi duduk yang salah

Posisi duduk yang tidak ergonomis akan menimbulkan kontraksi otot-otot

punggung secara isometris (melawan tahanan) pada otot- otot utama yang terlibat

dalam pekerjaan. Otot-otot punggung akan bekerja keras menahan beban anggota

gerak atas, akibatnya beban kerja bertumpu di daerah pinggang sebagai penahan

beban utama sehingga akan mudah mengalami kelelahan dan selanjutnya akan

terjadi nyeri pada otot punggung bawah. Apalagi jika dilakukan dalam waktu yang

lama dan sudah menjadi kebiasaan sesorang, hal tersebut semakin memicu

kejadian LBP ini.

 Obesitas

Seseorang yang overweight. Ketika seseorang kelebihan berat biasanya

kelebihan berat badan akan disalurkan pada daerah perut yang berarti menampah

kerja tulang lumbal. Ketika berat badan bertambah, tulang belakang akan tertekan
8
untuk menerima beban yang membebani tersebut sehingga mengakibatkan

mudahnya terjadi kerusakan dan bahaya pada stuktur tulang belakang. Hal

tersebut yang menimbulkan kasus LBP ini.

D. Manifestasi Klinis

 Nyeri diantara sudut iga terbawah dan lipatan bokong bawah, di daerah

lumbosacral dand apat disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan

kaki

 Nyeri (tumpul, seperti tertusuk dan terbakar)

 Faktor yang memperberat : saat batuk, mengejan, membungkuk, dan saat

aktivitas

 Faktor memperingan : saat kondisi istirahat

 Gejala penyerta : kesemutan, rasa baal, gangguan berkemih, gangguan

BAB, disfungsi seksual

E. Manajemen Nyeri Pinggang Bawah

Pada tahun 1986, WHO menerbitkan guidelines mengenai penggunaan

analgetik untuk mengurangi rasa nyeri. Dengan menggunakan metode “three step

analgetic leader”, yang membagi obat analgetik menjadi tiga dan penggunaannya

berdasarkan skala nyeri dari pasien. Setelah 3 dekade, akhirnya konsep “three step

analgetic leader” tersebut menjadi mendunia dan masih dipakai sampai sekarang.

9
Tangga pertama digunakan untuk skala nyeri ringan (derajat 1-3). Terapi

pada step ini menggunakan pilihan non-opioid, meliputi golongan aspirin,

acetaminophen (misalnya paracetamol), dan golongan NSAID (misalnya

ibuprofen).

Tangga kedua untuk nyeri tingkat sedang (derajat 4-6), atau jika

menggunakan step pertama tapi masih tetap kesakitan. Terapi pada step ini

menggunakan kombinasi antara analgesic non opioid ( aspirin, acetaminophen,

atau NSAID) dengan opioid potensi ringan atau sedang (Codein, Hydrocodone,

Dihydrocodone, Oxyodone, Dihydrocodein), atau menggunakan tramadol (tidak

dikombinasikan dengan Aspirin atau Acetaminophen).

Tangga ketiga untuk nyeri berat (skala 7-10), atau jika menggunakan

step kedua tetapi kondisi belum membaik. Terapi pada step ini menggunakan obat

opioid potensi sedang sampai berat. Obat yang dapat digunakan seperti morfin,
10
hydromorphone, methadone, levorphanol, fentanyl dan oxycodone, hingga pasien

bebas nyeri. Selain itu dapat digunakan obat tambahan (adjuvant) untuk

mengurangi kecemasan dari pasien. Jika the three steps analgetic leader ini

digunakan dengan tepat dosis dan tepat waktu, maka keefektifan obat tersebut

sebesar 80-90%.

11
BAB III

PENUTUP

Low back pain adalah Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai

lipat pinggul bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral, nyeri dapat

menjalar hingga ke arah tungkai dan kaki. LBP akut terjadi dibawah 6 minggu,

LBP subakut apabila nyeri menetap salama 6-12 minggu, sedangkan LBP kronis

bila nyeri dalam satu serangan menetap lebih dari 12 minggu.

Manajemen nyeri menggunakan konsep three step analgetic leader.

Tingkatan pertama menggunakan pilihan obat non opioid meliputi golongan

aspirin, acetaminophen (misalnya paracetamol), dan golongan NSAID (misalnya

ibuprofen). Tingkatan kedua menggunakan kombinasi antara analgetik non opioid

dengan opioid potensi ringan atau sedang. Tingkatan ketiga menggunakan opioid

potensi sedang sampai berat.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Paulsen F. Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Umum dan Sistem

Muskuloskeletal. EGC.

2. Ditjen Yankes. Low Back Pain. 2018. http://www.yankes.kemkes.go.id/read-

low-back-pain-lbp-5012.html. Diakses pada 01.50 WITA.

3. Perdossi. Panduan Praktis Klinis Neurologis. Jakarta:Perhimpunan Dokter

Spesialis Saraf Indonesia; 2016.

13

Anda mungkin juga menyukai