Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dunia modern saat ini, tuntutan pekerjaan dapat menimbulkan tekanan fisik dan
psikis pada seseorang. Hal ini memperbesar risiko pekerjaan atau terkena penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan dan jabatannya. Untuk mendukung daya saing produksi,
penggunaan alat-alat modern, bahan-bahan berbahaya, zat kimia beracun dalam proses
produksi serta tuntutan pekerjaan yang tinggi sering tidak dapat dihindari.

Prevelensi nyeri muskuloskeletal, termasuk back pain, telah dideskripsikan sebagai


sebuah epidemik. Keluhan nyeri biasanya self limiting, tetapi jika menjadi kronik,
konsekuensinya serius. Hal ini akhirnya menyebabkan turunya produktivitas orang yang
mengalami back pain.

Banyak penyebab nyeri muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis


dan sosial berperan besar dalam eksaserbasi nyeri dan perkembangan disabilitas kronik.
Pemahaman baru ini telah membimbing kita ke arah model biopsi-kososial dari low back pain.

Penelitian juga telah menunjukkan bahwa terdapat banyak alasan yang membuat
seorang pasien mengkonsultasikan rasa nyerinya, seperti: mencari penyembuhan, klarifikasi
diagnostik, memastikan, legitimasi gejala, atau surat keterangan sakit. Dokter harus
mengklarifikasikanyang mana yang sesuai dengan masing-masing pasien dan meresponnya
dengan tepat1.

BAB II

1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Defenisi
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk
dalam low back pain terdiri dari:
1. Lumbal spinal pain
Lumbal spinal pain merupakan nyeri di daerah yang dibatasi superior
oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra sakaralis pertama dan lateral oleh garis vertikel tangensial terhadap
batas laterali spinal lumbalis.
2. Sacral spinal pain
Sacral spinal pain merupakan nyeri di daerah yang di batasi superior
oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra
sakralis pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi
sakrooksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka
superior posterior dan inferior.
3. Lumbosacral pain
Lumbosacral pain merupakan nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbal
spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain.

Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam:

1. Low back pain akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan


2. Low back pain kronik, telah dirasakan sekurangnya 3 bulan
3. Low back pain subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih
dari 12 minggu

2.2.Epidemologi
Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting pada
semua negara. Berdasrkan masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang dapat dilihat
dari ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri pingang menjadi
penyebab kemungkinan yang paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan ke
dokter, urutan kelima masuk rumah sakit dan masuk 3 besar tindakan produktif, nyeri
pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi.

2
Diindonesia, low back pain dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara keseluruhan,
low back pain merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49%). Pada negara
maju prevelensi orang terkena low back pain (LBP) adalah sekitar 70-80%. Sekitar 80-
90% pasien low back pain menyatakan bahwa mereka tidak melakukan usaha apapun
untuk mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan bahwa low back pain meskipun
prevalensi yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya3.

2.3.Etiologi
Banyak hal yang dapat menyebabkan low back pain, baik secara posisi anatomis
maupun karena proses patologisnya1.
Kelainan tulang punggung sejak lahir
Keadaan ini lebih dikenal degan istilah Hemi Vertebrae. Menurut soeharso
(1978) kelainan-kelainan kondisi tulang vertebrae tersebut dapat berupa ini dapat
menyebabkan timbulnya low back pain yang disertai dengan skoliosis ringan.
Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebrae yang melekat menjadi satu,
namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di tulang vertebrae
dibagian bawah karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal dengan
sebutan spina bifida. Penyakit spinal bifida dapat menyebabkan gejala-gejala berat
seperti club roof, rufimentair foof, kelayuan pada kaki, dan sebagainya. Namun jika
lubang tersebut kecil, tidak akan menimbulkan keluhan.
Contoh beberapa jenis kelainan tulang punggung sejak lahir adalah
Spondylisthesis
Kissing spine
Sacralisasi vertebrae lumbal ke V

Low back pain karena trauma

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP. Pada orang-
orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan
beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut.

Gerakan bagian punggung belakang yanng kurang baik dapat menyebabkan


kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya
trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat

3
sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada kasus-kasus yang
berat pertolongan medis agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.

Menurut soeharso, secara patologis anatomi pada low back pain disebabkan
karena trauma dapat ditemukan beberapa keadaan seperti:

Perubahan pada sendi sacro-iliaca


Perubahan pada sendi lumba sacral

Low back pain karena perubahan jaringan

Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada


tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya daerah
punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan anggota
bagian tubuh lain.

Beberapa penyakit dengan keluhan LBP yang disebabkan oleh perubahan jaringan:

Osteoartritis
Fibrositis
Penyakit infeksi

Low back pain karena pengaruh gaya berat

Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat
mengakibatkan rasa nyeri punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada bagian
tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan sebagainya.
Beberapa pekerjaan yang mengharuskan berdiri dan duduk dalam waktu juga dapat
menyebabkan terjadinya LBP.

Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan


terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan
pada tulang belakang akibat penumpukan lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan
otot.

2.4.Faktor Resiko

4
Faktor resiko nyeri punggung meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,
merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang,
membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Sifat
dan karakteristik nyeri dirasakan penderita LBP bermacam-macam seperti nyeri
terbakar, nyeri tertusuk, nyeri tajam, hinga terjadi kelemahan tungkai. Nyeri ini dapat
terjadi pada lumbal bawah antara lain sacroilliaca, kokigeus, bokong, kebawah lateral
atau posterior paha, tungkai dan kaki2.

2.5.Klasifikasi Low Back Pain (LBP)


Menurut Bimaarioteji (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya LBP terbagi
menjadi dua jenis, yaitu:
1. Acute low back pain
Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara
tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai
beberapa minggu dan rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back
pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakan mobil atau
terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesatt kemudian. Kejadian tersebuut selain
dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon.
Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daderah lumbal
dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penalaksanaan awal
nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
2. Chronic low back pain
Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan
dan rasa nyeri ini dapat berulang ulang atau kambuh kembali. Fase ini
biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama.
Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoartritis, rheumatoidarthritis,
proses degenerasi discus intervertebralis dan trumor.
Disamping hal diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang
juga dapat dikaitkan dengan low back pain (LBP). Klasifikasi tersebut adalah:
Trauma
Infeksi
Neoplasma
Degenerasi

5
Kongenital

2.6.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan low back pain
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi dari
pemberian informasi, saran, analgesia dan jaminan yang tepat. Pasien juga harus
disemangati untuk segera kembali kerja. Penjelasan dan saran dapat juga dalam bentuk
tertulis. Kronisitas low back pain dapat dihindari dengan memperhatikan aspek
psikologis gejala yang ada, menghindari pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan,
menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten, serta memberikan saran untuk
mencegah rekurensi (seperti menghindari pengangkatan beban yang berat).
Faktor yang berhubungan dengan hasil dan kronisitas low back pain:
Distress: reaksi depresif, ketidakberdayaan.
Pemahaman tentang nyeri dan disabilitas: rasa takut dan kesalahpahaman
tentang nyeri
Faktor perilaku: menghindari gerakan-gerakan yang memperberat1.

Meski demikian, pada dasarnya dikenal dua tahapan terapi low back pain (LBP) yaitu:

Terapi konservatif
Terapi operatif

Kedua tahapan ini memiliki kesamaan tujuan yaitu rehabilitasi. Pengobatan


nyeri punggung sangat tergantung penyebabnya. Lain penyebabnya, maka lain pula
pengobatannya. Mengatasi low back pain juga tidak cukup dengan obat atau fisioterapi.
Hal ini harus mnegurangi nyeri, tetapi tidak menyelesaikan masalah.

Penderita harus menjalani pemeriksaan untuk mengetahui sumber masalahnya.


Penyembuhan bisa melalui pembedahan atau latihan mengubah kebiasaan yang
menyebabkan nyeri. Latihan itu menggunakan alat-alat pelatihan medis untuk melatih
otot-otot utama yang berperan dalam menstabilkan serta mengkokohkan tulang
punggung3.

2.7.Prognosis

6
Biasanya pasien sembuh rata-rata dalam 7 minggu. Tetapi sering dijumpai
episode nyeri berulang. Dan sebanyak 80% pasien mengalami keterbatasan dalam
derajat tertentu selama 12 bulan, mungkin hanya 10-15% yang mengalami disabilitas
berat. Status pasien setelah 2 bulan terapi merupakan indikator untuk meramalkan
status pasien pada bulan ke 12.
Penentuan faktor risiko dapat memperkirakan perkembangan perjalanan
penyakit low back pain ke arah kronisitas3.

BAB III

7
KESIMPULAN

Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting pada semua
negara. Berdasrkan masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang dapat dilihat dari ilustrasi
data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri pingang menjadi penyebab kemungkinan
yang paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan ke dokter, urutan kelima masuk rumah
sakit dan masuk 3 besar tindakan produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang
paling tinggi. Banyak hal yang dapat menyebabkan low back pain, baik secara posisi anatomis
maupun karena proses patologisnya.

Faktor resiko nyeri punggung meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok,
pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang, membungkuk,
duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Pengobatan nyeri punggung
sangat tergantung penyebabnya. Lain penyebabnya, maka lain pula pengobatannya. Mengatasi
low back pain juga tidak cukup dengan obat atau fisioterapi. Hal ini harus mnegurangi nyeri,
tetapi tidak menyelesaikan masalah. Penentuan faktor risiko dapat memperkirakan
perkembangan perjalanan penyakit low back pain ke arah kronisitas. ;

DAFTAR PUSTAKA

8
1. Yuliana. 2011. Low Back Pain CDK 185 Volume 38 no 4. CDK; Jakarta
2. Cara mendiagnosa penyakita akibat kerja, bagian proyek pengawasan norma
ketenagakerjaan tahun anggaran 2002.
3. Mounce K. Back Pain. Rheumatology 2002; 41; 1-5

STATUS ORANG SAKIT

9
I. Anamnesa Pribadi

Nama : Tahir Rambe


Umur : 59 tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Baringin SIP kec. Dolok
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Status perkawinan : menikah

II. AnamnesaPenyakit
Keluhan utama : Nyeri Pinggang
Telaah :
Pasien datng kerumah sakit di bawa oleh keluarga dengan keluhan nyeri
pingang dan dalam keadaan sadar. Hal ini dialami pasien 1 bulan ini. Sakit pinggang
yang dirasakan oleh pasien memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sakit
kepala tidak dijumpai. Mual tidak dijumpai. Muntah tidak dijumpai. Demam tidak di
jumpai. Riwajat trauma dijumpai kurang lebih 10 tahun yang lalu. BAK (+) normal dan
BAB (+) normal.
RPO: tidak ada
RPT: tidak jelas

Anamnesatraktus:
Traktus sirkulatorius : dalam batas normal
Traktus respiratorius : dalam batas normal
Traktus digestivus : dalam batas normal
Traktus urogenital : dalam batas normal

Anamnesakeluarga
Factor herediter : tidak dijumpai
Factor familiar : tidak dijumpai
Anamnesis sosial
Imunisasi : tidak jelas

10
Pendidikan : SD
Pekerjaan : petani
Perkawinan : menikah

Pemeriksaanjasmani
Sensorium : E4 V5 M6 (Compos Mentis)
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Frekuensi nadi : 80 x/I, regular
Frekuensi napas : 20 x/ I, regular
Temperature : 36,2oC
Kepala dan leher : dalam batas normal
Gerakan dada dan abdomen : dalam batas normal

III. PemeriksaanNeurologis
Sensorium : compos mentis (E4 V5 M6)

Kranium
Bentuk : bulat dan simetris
Frontanela : tertutup rapat
Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan
Transiluminasi : tidakdilakukanpemeriksaan

Pemeriksaan meningeal
Kaku kuduk : tidak dijumpai
Kernig sign : tidak dijumpai
Brudzinsky I : tidak dijumpai
Brudzinsky II : tidak dijumpai

Peningkatantekanan intracranial
Sakit kepala : tidak dijumpai

11
Mual : tidak dijumpai
Muntah : tidak dijumpai
Kejang : tidak dijumpai

Saraf-sarafkranial

NERVUS DEXTRA SINISTRA


Nervus I
Normosmia Normosmia Normosmia
Hiposmia Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Anosimia Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Kakosmia Tidak dijumpai Tidak dijumpai
NERVUS II (OPTIKUS)
Tajam Penglihatan Dalam batas normal Dalam batas normal
Lapang Pandang Dalam batas normal Dalam batas normal
Melihat Warna Dalam batas normal Dalam batas normal
Refleks Ancaman Dijumpai Dijumpai
Refleks Cahaya Dijumpai Dijumpai
Pupil isokor Isokor
NERVUS III (OCULOMOTORIUS)
Pergerakan bola mata
Kearah medial Dalam batas normal Dalam batas normal
Kearah atasluar Dalam batas normal Dalam batas normal
Kearah atas dalam Dalam batas normal Dalam batas normal
Kearah bawah luar Dalam batas normal Dalam batas normal
Strakismus Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Nistagmus Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Piosis Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Pupil Isokor Isokor
Bentuk Bulat Bulat
Reflex cahaya langsung Dijumpai Dijumpai
Reflex cahaya tidak dijumpai Dijumpai
langsung

12
NERVUS IV (TROCHLEARIS)
Pergerakan bola mata
Kearah medial bawah Dalam batas normal Dalam batas normal
Melihat kembar Tidak dijumpai Tidak dijumpai
NERVUS V (TRIGEMINUS)
Motorik
Membuka dan menutup mulut Dalam batas normal
Palpasi otot masseter ke temporalis Dalam batas normal
Kekuatan gigitan Dalam batas normal
Menggerakkan rahang Dalam batas normal
Sensorik
Kulit Dalam batas normal
Selaput lender Dalam batas normal
Reflek maseter Dalam batas normal Dalam batas normal
Reflex kornea Dalam batas normal
NERVUS VI (ABDUCENT)
Pergerakan bola matakearah Dalam batas normal Dalam batas normal
lateral
NERVUS VII (FASIALIS)
Motorik
Mimic wajah Dalam batas normal
Mengerutkan kening Dalam batas normal
Menutup mata Dalam batas normal Dalam batas normal
Mengangkat alis Dalam batas normal Dalam batas normal
Memperlihatkan gigi Dalam batas normal
Menutup sekuat- Dalam batas normal
kuatnya
Sensorik
Pengecapan 1/3 depanlidah Dalam batas normal
Produksi kelenjar Dalam batas normal Dalambatas normal
ludah
NERVUS VIII (VESTIBULOCOCLEARIS)
Auditorik

13
Tes berbisik Dalam batas normal Dalam batas normal
Tes rinne Dalam batas normal Dalam batas normal
Tes weber Dalam batas normal Dalam batas normal
Tes scwabach Dalam batas normal Dalam batas normal
Vestibulum
Tinnitus Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Vertigo Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Nistagmus Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Reaksi kalori Dalam batas normal Dalam batas normal
NERVUS IX (GLOSOPHARENGIUS)
Pallatum Molle Dalam batas normal
Uvula Dalam batas normal
Disatria Dalam batas normal
Pengecapan 1/3 lidah belakang Dalam batas normal
NERVUS X (VAGUS)
Disfagia Dalam batas normal
Reflex Ilmiah Dalam batas normal
NERVUS XI
Mengangkat Bahu Dalam batas normal Dalam batas normal
Menolehkan bahu Dalam batas normal Dalam batas normal
NERVUS XII (HYPOGLOSUS)
Lidah
tremor Tidakdijumpai
Atrofi pupil Tidakdijumpai
Ujung lidah saat istirahat Dalam batas normal
Ujung lidah saat dijulurkan Dalam batas normal

Sistem motoric

14
DEXTRA SINISTRA
Trofi Normotrofi Normotrofi
Tonus otot Normotrofi Normotrofi
Kekuatanotot
Ekstremitas superior
Fleksi 5/5 5/5
Ekstensi 5 /5 5/ 5
Ekstremitas superior
Fleksi 5/ 5 5/5
Ekstensi 5/5 5/ 5
Kesan : dalam batas normal

Sikap
Duduk : Dalam batas normal
Berdiri : Dalam batas normal
Berbaring : dalam batas normal

Gerakan spontan abnormal


Tremor : Tidak dijumpai
Khorea : Tidak dijumpai
Balisarius : Tidak dijumpai
Aterosis : Tidak dijumpai
Distovia : Tidak dijumpai
Spasmus : Tidak dijumpai
TIC : Tidak dijumpai

Sistemsensibilitas
Eksteroseptik
Raba : Dalam batas normal
Nyeri : dijumpai

15
Suhu : Dalam batas normal

Propioseptik
Rasa gerak : Dalam batas normal
Rasa posisi : Sulitdinilai
Rasa getar : Dalam batas normal
Rasa tekan : Dalam batas normal

Reflex fisiologis

DEXTRA SINISTRA
Biceps + +
Triceps + +
KPR + +
APR + +

Reflex patologis

DEXTRA SINISTRA
Babinsky Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Chadock Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Oppenheim Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Schaefer Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Gonad Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Hoffman Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Tromner Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Klonusotot Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Klnonus kaki Tidak dijumpai Tidak dijumpai

Koordinasi

16
Bicara : Dalam batas normal

Menulis : Dalam batas normal

Perabaana praksia : Dalam batas normal

Tes telunjuk hidung : Dalam batas normal

Tes telunjuk telunjuk : Dalam batas normal

Tes rombeng : Dalam batas normal

Vegetative

Vasomotorik : Dalam batas normal

Sudomotorik : Dalam batas normal

Pilo-erektor : tidak dilakukan pemeriksaan

Miksi : Dalam batas normal

Defekasi : dalam batas normal

Potensidan libido : tidak dilakukan pemeriksaan

Vertebra

Bentuk : dalam batas normal

Pergerakan : Dalam batas normal

Tanda-tanda perangsangan radicular

Laseque : tidak dijumpai

Croslaseque : tidak dijumpai

Lhermitte : tidak dijumpai

17
Nosfziger : tidak dijumpai

Gejala-gejala serebral

Atraksia : tidak dijumpai

Disatria : tidak dijumpai

Nistagmus : tidak dijumpai

Vertigo : tidak dijumpai

Gejala gejala ekstrapiramidal

Tremor : tidak dijumpai

Ridigitas : tidak dijumpai

Bradikardi : tidak dijumpai

Fungsi luhur

Kesadaran : compos mentis (E4 V5 M6)

Orientasi : dalam batas normal

Ingatan lama : dalam batas normal

Ingatan baru : dalam batas normal

Reaksi emosi : dalam batas normal

Daya pertimbangan : dalam batas normal

Agnosia : dalam batas normal

IV. Resume
Pasien datng kerumah sakit di bawa oleh keluarga dengan keluhan nyeri
pingang dan dalam keadaan sadar. Hal ini dialami pasien 1 bulan ini. Sakit pinggang
yang dirasakan oleh pasien memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sakit
kepala tidak dijumpai. Mual tidak dijumpai. Muntah tidak dijumpai. Demam tidak di

18
jumpai. Riwajat trauma dijumpai kurang lebih 10 tahun yang lalu. BAK (+) normal dan
BAB (+) normal.
RPO: tidak ada
RPT: tidak jelas

V. Pemeriksaanfisik
Pemeriksaan umum
Kesadaran : E4 V5 M6 (compos mentis)
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Frekuensi nadi : 80x/I, regular
Frekuen napas : 20x/I, regular

Pemeriksaan neurologis
Saraf-saraf kranial
Nervus I (olfaktorius) : normosmia
Nervus II (optikud) : RC +/+, pupil isokor
Nervus III (okulomotorius) : dalam batas normal
Nervus IV (trochlearis) : dalam batas normal
Nervus V (trigeminus) : dalam batas normal
Nervus VI (abducent) : dalam batas normal
Nervus VII (fasialis) : dalam batas normal
Nervus VIII (vestibulochochlearis) : dalam batas normal
Nervus IX (glossopharingeus) : dalam batas normal
Nervus X (vagus) : dalam batas normal
Nervus XI : dalam batas normal
Nervus XII (hiplogosus) : dalam batas normal

Sistem motoric

DEXTRA SINISTRA
Trofi Normotrofi Normotrofi
Tonus otot Normotrofi Normotrofi
Kekuatanotot
Ekstremitas superior

19
Fleksi 5/5 5/5
Ekstensi 5/5 5/5
Ekstremitas superior
Fleksi 5/5 5/5
Ekstensi 5/5 5/5
Kesan : dalam batas normal

Reflex fisiologis

DEXTRA SINISTRA
Biceps + +
Triceps + +
KPR + +
APR + +

Reflex patologis

DEXTRA SINISTRA
Babinsky Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Chadock Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Oppenheim Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Schaefer Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Gonad Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Hoffman Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Tromner Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Klonusotot Tidak dijumpai Tidak dijumpai
Klnonus kaki Tidak dijumpai Tidak dijumpai

Koordinasi : dalam batas normal

Vegetative : dalam batas normal

Vertebra : dalam batas normal

20
Tanda ransangan radicular : tidak dijumpai

Tanda ransangan meningeal : tidak dijumpai

Gejala serebral : tidak di jumpai

Gejala ekstrapiramidal : tidakdijumpai

Fungsi luhur : tidak dijumpai

VI. Siriraj score

Siriraj score: (2,5 x penurunan kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala ) + (0,1


diastolik) + (3x penanda aterak) -12
(2,5 x 0) + (2x0) + (2x0) + (0,1x60) (3x0) -12 = -6

VII. Gajah mada score


Penurunan kesadaran : tidak dijumpai
Nyeri kepala : tidak dijumpai
Reflex patologis : tidak dijumpai

VIII. Diagnose
Diagnose fungsional : low back pain

IX. Terapi
Bed rest
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
Inj. Ceterolac 1 amp/ 8 jam
Vit B 12 tab 3x1

X. Usul
Foto vertebrae lumbal

21

Anda mungkin juga menyukai