Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR RESIKO NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA

Rizki Mulianti
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar
Jl. Unizar No.20 Turida Mataram
kikikicko@gmail.com

ABSTRAK
Low Back Pain (LBP) adalah Nyeri Punggung Bawah (NPB), nyeri yang dirasakan di
punggung bagian bawah, bukan merupakan penyakit ataupun diagnosis untuk suatu penyakit
namun merupakan istilah untuk sindrom nyeri yang dirasakan di area anatomi yang terkena dengan
berbagai variasi lama terjadinya nyeri.
Sekitar 80 persen dari populasi pernah menderita nyeri punggung bawah paling tidak sekali
dalam hidupnya. Terdapat beberapa faktor risiko penting yang terkait dengan kejadian LBP yaitu
faktor individu, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Faktor individu yaitu terdiri dari usia,
jenis kelamin, indeks massa tubuh, masa kerja, kebiasaan merokok, riwayat pendidikan, tingkat
pendapatan, aktivitas fisik dan riwayat trauma.
Faktor pekerjaan yaitu beban kerja, posisi kerja, gerakan repetisi dan durasi. Faktor
lingkungan yaitu getaran dan kebisingan. Pekerjaan mengangkat menjadi penyebab terlazim dari
Low Back Pain (LBP), yang menyebabkan sekitar 80 persen kasus.

Kata Kunci : Faktor Risiko, Lingkungan , Nyeri Punggung Bawah, Pekerja.

PENDAHULUAN Nyeri punggung bawah tersebut


Penyakit akibat kerja merupakan merupakan penyebab utama kecacatan
suatu penyakit yang diderita pekerja yang mempengaruhi pekerjaan dan
dalam hubungan dengan kerja, baik kesejahteraan umum. Keluhan LBP dapat
faktor risiko karena kondisi tempat kerja, terjadi pada setiap orang, baik jenis
peralatan kerja, material yang dipakai, kelamin, usia, ras, status pendidikan dan
proses produksi, cara kerja, limbah profesi3. Prevalensi nyeri
perusahaan dan hasil produksi1. Salah musculoskeletal, termasuk LBP,
satu penyakit akibat kerja yang menjadi dideskripsikan sebagai sebuah epidemik.
masalah kesehatan yang umum terjadi di Sekitar 80 persen dari populasi pernah
dunia dan mempengaruhi hampir seluruh menderita nyeri punggung bawah paling
populasi adalah Low Back Pain (LBP). tidak sekali dalam hidupnya4. Prevalensi
Low back pain adalah nyeri punggung penyakit musculoskeletal di Indonesia
bawah, nyeri yang dirasakan di punggung berdasarkan pernah didiagnosis oleh
bagian bawah, bukan merupakan tenaga kesehatan yaitu 11,9 persen dan
penyakit ataupun diagnosis untuk suatu berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu
penyakit namun merupakan istilah untuk 24,7 persen. Prevalensi penyakit
nyeri yang dirasakan di area anatomi musculoskeletal tertinggi berdasarkan
yang terkena dengan berbagai variasi pekerjaan adalah pada petani, nelayan
lama terjadinya nyeri2. atau buruh yaitu 31,2 persen5. Prevalensi
meningkat terus menerus dan mencapai

419
puncaknya antara usia 35 hingga 55 PEMBAHASAN
tahun. Semakin bertambahnya usia Definisi Low Back Pain
seseorang, risiko untuk menderita LBP Low Back Pain adalah suatu
akan semakin meningkat karena sensasi nyeri di daerah lumbosakral dan
terjadinya kelainan pada diskus sakroiliakal, umumnya pada daerah L4-
intervertebralis pada usia tua2. L5 dan L5-S1, nyeri ini sering disertai
LBP dapat disebabkan oleh penjalaran ke tungkai sampai kaki9.
berbagai penyakit muskuloskeletal, LBP juga didefinisikan sebagai
gangguan psikologis dan mobilisasi yang nyeri yang dirasakan di daerah punggung
salah3. Terdapat beberapa faktor risiko bawah, dapat merupakan nyeri lokal
penting yang terkait dengan kejadian maupun nyeri radikuler atau keduanya.
LBP yaitu usia diatas 35 tahun, perokok, Nyeri ini terasa di antara sudut iga
masa kerja 5-10 tahun, posisi kerja, terbawah sampai lipat bokong bawah
kegemukan dan riwayat keluarga yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral
6
penderita musculoskeletal disorder . dan sering disertai dengan penjalaran
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nyeri ke arah tungkai dan kaki9.
timbulnya gangguan LBP meliputi LBP terdiri dari tiga jenis yaitu
karakteristik individu yaitu indeks massa lumbar Spinal Pain atau nyeri di daerah
tubuh (IMT), tinggi badan, kebiasaan yang dibatasi superior oleh garis
olah raga, masa kerja, posisi kerja dan transversal imajiner yang melalui ujung
berat beban kerja7. Berat beban yang prosesus spinosus dari vertebreae
diangkat, frekuensi angkat serta cara atau thorakal terakhir, inferior oleh garis
teknik mengangkat beban sering dapat transversal imajiner yang melalui ujung
mempengaruhi kesehatan pekerja berupa prosesus spinosus dari vertebrae sacralis
kecelakaan kerja ataupun timbulnya nyeri pertama dan lateral oleh garis vertikal
atau cedera pada punggung8. Sebanyak tangensial terhadap batas lateral spina
90% kasus LBP bukan disebabkan oleh lumbalis, sacral spinal pain atau nyeri di
kelainan organik, melainkan oleh daerah yang dibatasi superior oleh garis
kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. transversal imajiner yang melalui ujung
Pekerjaan mengangkat menjadi penyebab processus spinosus vertebreae sacralis
terlazim dari LBP, yang menyebabkan pertama, inferior oleh garis transversal
80% kasus. imajiner yang melalui sendi
sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh
garis imajiner melalui spina iliaka
superior posterior dan inferior dan

420
lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 vaskular: aneurisma aorta abdominal,
bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 diseksi arteri vertebral , dan lainnya
9
atas daerah sacral spinal pain . seperti nyeri alih dari gangguan visceral,
sikap tubuh, psikiatrik, purapura sakit
Etiologi Low back pain serta sindrom nyeri kronik10.
Nyeri punggung dapat disebabkan
oleh berbagai kelainan yang terjadi pada Gambaran klinis
tulang belakang, otot, diskus Gejala LBP bermacam-macam dan
intervertebralis, sendi, maupun struktur berbeda antara satu dengan yang lain.
lain yang menyokong tulang belakang. Kebanyakan orang menganggap
Kelainan tersebut antara lain kelainan berbaring akan meningkatkan nyeri yang
kongenital/kelainan perkembangan terdiri datang tiap episode, tapi ada juga yang
dari spondilosis dan spondilolistesis, mampu tidur tanpa rasa nyeri.
kiposkoliosis, spina bifida, gangguan Kebanyakan orang merasakan nyeri
korda spinalis, trauma minor yaitu ketika mereka membungkuk atau
regangan dan cedera whiplash, fraktur mengambil sesuatu, yang lain merasa
atau traumatik yaitu jatuh, kecelakaan nyeri bila melengkungkan tubuh ke
kendaraan bermotor, atraumatik yaitu belakang. Nyeri pada kaki juga
osteoporosis, infiltrasi neoplastik, steroid merupakan bagian dari masalah. Nyeri
eksogen, herniasi diskus intervertebral, kebanyakan pada punggung atau samping
degeneratif: kompleks diskus-osteofit, luar paha dan kemudian9.
gangguan diskus internal, stenosis
spinalis dengan klaudikasio neurogenik, Faktor-faktor yang mempengaruhi low
gangguan sendi vertebral, gangguan back pain
sendi atlantoaksial (misalnya arthritis Faktor-faktor yang mempengaruhi
reumatoid), arthritis: spondilosis, terjadinya low back pain antara lain
artropati facet atau sakroiliaka, autoimun faktor individu, faktor pekerjaan dan
(misalnya ankylosing spondilitis, faktor lingkungan.
sindrom reiter), neoplasma: metastasis,
hematologic, tumor tulang primer, Faktor individu
infeksi/inflamasi: osteomyelitis vertebral, Faktor individu dapat dilihat
abses epidural, sepsis diskus, meningitis, berdasarkan faktor-faktor berikut ini:
arachnoiditis lumbalis, metabolik: 1. Usia
osteoporosis, hiperparatiroid, imobilitas, Sejalan dengan meningkatnya
osteosklerosis (misalnya penyakit paget), usia akan terjadi degenerasi pada

421
tulang dan keadaan ini mulai terjadi karena secara fisiologis, kemampuan
disaat seseorang berusia 30 tahun11. otot wanita lebih rendah daripada
Pada usia 30 tahun terjadi pria. Berdasarkan beberapa
degenerasi yang berupa kerusakan penelitian menunjukkan prevalensi
jaringan, penggantian jaringan beberapa kasus musculoskeletal
menjadi jaringan parut, pengurangan disorders lebih tinggi pada wanita
cairan. Hal tersebut menyebabkan dibandingkan pada pria15.
stabilitas pada tulang dan otot 3. Indeks massa tubuh
menjadi berkurang. Semakin tua Indeks massa tubuh (IMT)
seseorang, semakin tinggi risiko merupakan kalkulasi angka dari
orang tersebut tersebut mengalami berat dan tinggi badan seseorang.
penurunan elastisitas pada tulang Nilai IMT didapatkan dari berat
yang menjadi pemicu timbulnya dalam kilogram dibagi dengan
gejala LBP. Pada umumnya keluhan kuadrat dari tinggi dalam meter
muskuloskeletal mulai dirasakan (kg/m2). Panduan terbaru dari WHO
pada usia kerja yaitu 25-65 tahun12. tahun 2000 mengkategorikan indeks
Penelitian yang dilakukan oleh Garg masa tubuh untuk orang Asia
dalam Pratiwi (2009) menunjukkan dewasa menjadi underweight (IMT
insiden LBP tertinggi pada umur 35- <18.5), normal range (IMT 18.5-
55 tahun dan semakin meningkat 22.9) dan overweight (IMT ≥23.0).
dengan bertambahnya umur. Hal ini Overweight dibagi menjadi tiga
diperkuat dengan penelitian yaitu at risk (IMT 23.0-24.9), obese
Sorenson dimana pada usia 35 tahun 1 (IMT 25-29.9) dan obese 2 (IMT ≥
mulai terjadi nyeri punggung bawah 30.0)16. Hasil penelitian
dan akan semakin meningkat pada Purnamasari (2010) menyatakan
umur 55 tahun13. bahwa seseorang yang overweight
2. Jenis kelamin lebih berisiko 5 kali menderita LBP
Prevalensi terjadinya LBP lebih dibandingkan dengan orang yang
banyak pada wanita dibandingkan memiliki berat badan ideal. Ketika
dengan laki-laki, beberapa penelitian berat badan bertambah, tulang
menunjukkan bahwa wanita lebih belakang akan tertekan untuk
sering izin untuk tidak bekerja menerima beban yang membebani
karena LBP14. Jenis kelamin sangat tersebut sehingga mengakibatkan
mempengaruhi tingkat risiko mudahnya terjadi kerusakan dan
keluhan otot rangka. Hal ini terjadi bahaya pada stuktur tulang

422
belakang. Salah satu daerah pada rokok dapat menyebabkan
tulang belakang yang paling berisiko berkurangnya aliran darah ke
akibat efek dari obesitas adalah jaringan. Selain itu, merokok dapat
17
verterbrae lumbal . pula menyebabkan berkurangnya
4. Masa kerja kandungan mineral pada tulang
Masa kerja adalah faktor yang sehingga menyebabkan nyeri akibat
berkaitan dengan lamanya seseorang terjadinya keretakan atau kerusakan
bekerja di suatu tempat. Terkait pada tulang12. Penelitian yang
dengan hal tersebut, LBP merupakan dilakukan Tana melaporkan bahwa
penyakit kronis yang membutuhkan dari hubungan antara perilaku
waktu lama untuk berkembang dan merokok dengan nyeri pinggang
bermanifestasi. Jadi semakin lama didapatkan hasil responden dengan
waktu bekerja atau semakin lama perilaku merokok lebih banyak yang
seseorang terpajan faktor risiko ini menderita low back pain daripada
maka semakin besar pula risiko yang tidak pernah merokok sama
12
untuk mengalami LBP . Penelitian sekali9.
yang dilakukan oleh Umami (2013) 6. Riwayat pendidikan
bahwa pekerja yang paling banyak Pendidikan terakhir pekerja
mengalami keluhan LBP adalah menunjukkan pengetahuannya
pekerja yang memiliki masa kerja dalam melakukan pekerjaan dengan
>10 tahun dibandingkan dengan postur yang tepat. Pendidikan
mereka dengan masa kerja < 5 tahun seseorang menunjukkan tingkat
18
ataupun 5-10 tahun . pengetahuan yang diterima oleh
5. Kebiasaan merokok orang tersebut. Semakin tinggi
World Health Organization tingkat pendidikan seseorang,
(WHO) melaporkan jumlah semakin banyak pengetahuan yang
kematian akibat merokok akibat tiap didapatkan.
tahun adalah 4,9 juta dan menjelang 7. Tingkat pendapatan
tahun 2020 mencapai 10 juta orang Pada beberapa perusahaan,
per tahunnya. pendapatan juga berkaitan dengan
Hubungan yang signifikan antara hari kerja. Terdapat sistem 6 hari
kebiasaan merokok dengan keluhan kerja dan 5 hari kerja (lebih
otot pinggang, khususnya untuk dominan) dalam seminggu. Akan
pekerjaan yang memerlukan tetapi, penerapan sistem 5 hari kerja
pengerahan otot, karena nikotin pada sering menjadi masalah apabila

423
diterapkan di perusahaan di mencegah osteoporosis dan berbagai
Indonesia. Penyebabnya tidak lain penyakit rangka serta penyakit
adalah standar pengupahan sangat lainnya. Olahraga sangat
rendah yang menyebabkan menguntungkan karena risikonya
kebutuhan dasar keluarga tidak minimal. Program olahraga harus
tercukupi. Hal ini sering menjadi dilakukan secara bertahap, dimulai
pemikiran mendasar bagi seorang dengan intensitas rendah pada
pekerja. Mereka berfikir bahwa jika awalnya untuk menghindari cidera
bekerja selama 5 atau 6 hari akan pada otot dan sendi21. Aktivitas fisik
mempengaruhi pendapatan mereka. dikatakan teratur ketika aktvitas
Sebenarnya jika dapat dilakukan tersebut dilakukan minimal 3 kali
efisiensi dan peningkatan dalam seminggu. Selain itu, di
produktivitas kerja, pekerjaan dapat dalam aktivitas fisik juga dilakukan
diselesaikan tepat waktu maka streching guna meregangkan otot-
dengan sendirinya kerja lembur otot yang sudah digunakan dalam
tidak diperlukan. Akan tetapi para jangka waktu tertentu. Kurangnya
pekerja akan berfikir mereka tidak aktivitas fisik dapat menurunkan
akan mendapatkan tambahan suplai oksigen ke dalam otot
pendapatan jikalau mereka tidak sehingga dapat menyebabkan
lembur. Hal ini akan berdampak adanya keluhan otot. Pada
pada produktivitas kerja. umumnya, keluhan otot lebih jarang
8. Aktivitas fisik ditemukan pada seseorang yang
Pola hidup yang tidak aktif dalam aktivitas kesehariannya
merupakan faktor risiko terjadinya mempunyai cukup waktu untuk
berbagai keluhan dan penyakit, istirahat dan melakukan aktivitas
termasuk di dalamnya LBP. fisik yang cukup. Tingkat keluhan
Aktivitas fisik merupakan suatu otot juga sangat dipengaruhi oleh
kegiatan yang dilakukan dengan tingkat kesegaran tubuh. Laporan
melibatkan aktivitas otot pada NIOSH menyatakan bahwa untuk
periode waktu tertentu20. Aktivitas tingkat kesegaran tubuh yang rendah
fisik yang cukup dan dilakukan maka risiko terjadinya keluhan
secara rutin dapat membantu adalah 8,1%, tingkat kesegaran
mencegah adanya keluhan LBP. tubuh sedang adalah 3,2% dan
Olahraga yang teratur juga dapat tingkat kesegaran tubuh tinggi
memperbaiki kualitas hidup, adalah 0,8%. Hal ini juga diperkuat

424
dengan laporan Betti’e et al yang Faktor Pekerjaan
menyatakan bahwa hasil penelitian 1. Beban kerja
terhadap para penebang Beban kerja merupakan beban
menunjukkan bahwa kelompok aktivitas fisik, mental, sosial yang
penebang dengan tingkat kesegaran diterima oleh seseorang yang harus
tubuh yang tinggi mempunyai risiko diselesaikan dalam waktu tertentu,
sangat kecil terhadap risiko cidera sesuai dengan kemampuan fisik,
20
otot . maupun keterbatasan pekerja yang
9. Riwayat penyakit terkait rangka menerima beban tersebut. Beban
dan riwayat trauma kerja adalah sejumlah kegiatan yang
Postur yang bervariasi dan harus diselesaikan oleh seseorang
abnormalitas kelengkungan tulang ataupun sekelompok orang, selama
belakang merupakan salah satu periode waktu tertentu dalam
faktor risiko adanya keluhan LBP. keadaan normal. Pekerjaan atau
Orang dengan kasus gerakan yang menggunakan tenaga
spondylolisthesis akan lebih berisiko besar akan memberikan beban
LBP pada jenis pekerjaan yang mekanik yang besar terhadap otot,
berat, tetapi kondisi seperti ini tendon, ligamen dan sendi. Beban
sangat langka. Kelainan secara yang berat akan menyebabkan
struktural seperti spina bifida acculta iritasi, inflamasi, kelelahan otot,
dan jumlah ruas tulang belakang kerusakan otot, tendon dan jaringan
yang abnormal tidak memiliki lainnya7. Penelitian Nurwahyuni
konsekuensi. Perubahan spondylitic melaporkan bahwa persentase
biasanya memiliki nilai risiko yang tertinggi responden yang mengalami
lebih rendah11. Riwayat terjadinya keluhan LBP adalah pekerja dengan
trauma pada tulang belakang juga berat beban > 25 kg21.
merupakan faktor risiko terjadinya 2. Posisi kerja
LBP karena trauma akan merusak Posisi janggal adalah posisi
struktur tulang belakang yang dapat tubuh yang menyimpang secara
mengakibatkan nyeri yang terus signifikan dari posisi tubuh normal
menerus. saat melakukan pekerjaan. Bekerja
dengan posisi janggal dapat
meningkatkan jumlah energi yang
dibutuhkan dalam bekerja. Posisi
janggal dapat menyebabkan kondisi

425
dimana transfer tenaga dari otot ke 4. Durasi
jaringan rangka tidak efisien Durasi adalah jumlah waktu
sehingga mudah menimbulkan terpajan faktor risiko. Durasi
kelelahan. Termasuk ke dalam posisi didefinisikan sebagai durasi singkat
janggal adalah pengulangan atau jika < 1 jam per hari, durasi sedang
waktu lama dalam posisi menggapai, yaitu 1-2 jam per hari dan durasi
berputar, memiringkan badan, lama yaitu > 2 jam per hari. Durasi
berlutut, jongkok, memegang dalam terjadinya postur janggal yang
posisi statis dan menjepit dengan berisiko bila postur tersebut
tangan. Posisi ini melibatkan dipertahankan lebih dari 10 detik.
beberapa area tubuh seperti bahu, Risiko fisiologis utama yang
punggung dan lutut karena daerah dikaitkan dengan gerakan yang
inilah yang paling sering mengalami sering dan berulang-ulang adalah
cedera22. kelelahan otot. Selama berkontraksi
3. Repetisi otot memerlukan oksigen, jika
Repetisi adalah pengulangan gerakan berulang-ulang dari otot
gerakan kerja dengan pola yang menjadi terlalu cepat sehingga
sama. Frekuensi gerakan yang oksigen belum mencapai jaringan
terlampau sering akan mendorong maka akan terjadi kelelahan otot22.
fatigue dan ketegangan otot tendon.
Ketegangan otot tendon dapat Faktor Lingkungan Fisik
dipulihkan apabila ada jeda waktu 1. Getaran
istirahat yang digunakan untuk Getaran berpotensi
peregangan otot. Dampak gerakan menimbulkan keluhan LBP ketika
berulang akan meningkat bila seseoang menghabiskan waktu lebih
gerakan tersebut dilakukan dengan banyak di kendaraan atau
postur janggal dengan beban yang lingkungan kerja yang memiliki
berat dalam waktu yang lama. hazard getaran. Getaran merupakan
Frekuensi terjadinya sikap tubuh faktor risiko yang signifikan untuk
terkait dengan berapa kali repetitive terjadinya LBP. Selain itu, getaran
motion dalam melakukan pekerjaan. dapat menyebabkan kontraksi otot
Keluhan otot terjadi karena otot meningkat yang menyebabkan
menerima tekanan akibat beban peredaran darah tidak lancar,
terus menerus tanpa memperoleh penimbunan asam laktat meningkat
11
kesempatan untuk relaksasi . dan akhirnya timbul rasa nyeri20.

426
2. Kebisingan DAFTAR PUSTAKA
Kebisingan yang ada di Buchari. Penyakit akibat kerja dan
lingkungan kerja juga bisa penyakit terkait kerja. Medan:
mempengaruhi performa kerja. Universitas Sumatera Utara; 2007.
Kebisingan secara tidak langsung
WHO. Low back pain: Bulletin of the
dapat memicu dan meningkatkan
World Health Organization 2003;
rasa nyeri LBP yang dirasakan
81: 671-6.
pekerja karena bisa membuat stres
WHO. Low back pain: Priority medicines
pekerja saat berada di lingkungan
for Europe and the world 2013
kerja yang tidak baik.
update 2013; 1.

PENUTUP Delitto A, George SZ, Dillen LV,


Simpulan Whitman JM, Sowa G, Shekelle P
Terdapat beberapa faktor yang et al. Low back pain clinical
mempengaruhi terjadinya low back pain practice guidelines linked to the
yaitu faktor individu, faktor pekerjaan international classification of
dan faktor lingkungan. Sebanyak 90% functioning, disability, and health
kasus LBP bukan disebabkan oleh from the orthopaedic section of the
kelainan organik, melainkan oleh american physical therapy
kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. association. J Orthop Sports Phys
Pekerjaan mengangkat menjadi penyebab Ther 2012 ; 42(4): A11.
terlazim dari LBP, yang menyebabkan
Riskesdas. Laporan hasil Riset Kesehatan
80% kasus.
Dasar (RISKESDAS) Nasional.
Badan Penelitian dan
Saran
Pengembangan Kesehatan. Jakarta;
Perlu dilakukan penelitian lebih
2013.
lanjut mengenai Faktor Resiko Low Back
Pain pada daerah kerja yang memenuhi Astuti RD. Analisa pengaruh aktivitas

kriteria sebagai salah faktor resiko yang kerja dan beban angkat terhadap

bisa mempengaruhi terjadinya nyeri kelelahan muskuluskeletal. Gema

punggung bawah atau low back pain. Teknik 2007; 2: 28-9

Harrianto R. Buku ajar kesehatan kerja.


Jakarta: EGC; 2007.

427
Effendi F. Ergonomi bagi pekerja sektor of epidemiologic evidence for
informal. Cermin Dunia work-related musculoskeletal
Kedokteran 2007; 34: 1-154. disorders of the neck, upper
extremity, and low back. NIOSH:
Yuliana. Low back pain. Cermin Dunia
Centers for
Kedokteran 2011; 38(4): 273.
Disease Control and Prevention; 1997.
Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, et al.
Back and neck pain. Dalam: Koentjoro SL. Hubungan antara Indeks
Harrison’s Principles of Internal Masa Tubuh (IMT) dengan derajat
Medicine. 17th Ed. New York: osteoarthritis lutut menurut
McGraw-Hill; 2008. Kellgren dan Lawrence. Semarang:
Universitas Diponegoro; 2010.
Bridger RS. Introduction to ergonomics
international edition. Singapore: Purnamasari. Overweight sebagai faktor
McGraw- Hill Book Co; 2008. risiko low back pain pada pasien
poli saraf RSUD Prof. Dr.
Kantana T. Faktor-faktor yang
Margono Soekarjo Purwokerto.
mempengaruhi keluhan low back
Mandala of Health 2010;4.
pain pada kegiatan mengemudi tim
ekspedisi PT. Enseval Putera Umami AR, Hartanti RI, Dewi A.
Megatrading Jakarta Tahun 2010. Hubungan antara karakteristik
Jakarta: Universitas Islam Negeri responden dan sikap kerja duduk
Syarif Hidayatullah; 2010. dengan keluhan nyeri punggung
bawah (low back pain) pada
Pratiwi M, Setyaningsih Y, Kurniawan
pekerja batik tulis. E-journal
B, Martini. Beberapa faktor yang
Pustaka Kesehatan 2013;2: 72-7.
berpengaruh terhadap nyeri
punggung bawah pada penjual Tana L, Halim FXS. Determinan nyeri
jamu gendong. Jurnal Promkes pinggang pada tenaga paramedik di
2009; 4:1. beberapa rumah sakit di Jakarta. J
indon Med Assoc 2011; 61(4):
Hoy D, Brooks P, Blyth F, Buchbinder R.
155-60
The epidemiology of low back
pain. Best Pract Res Clin Tarwaka. Ergonomi untuk keselamatan,
Rheumatol 2010;24: 769-81. kesehatan kerja dan produktivitas.
Surakarta: UNIBA Press; 2004.
NIOSH. Musculoskeletal disorders and
workplace factors: a critical review

428
Nurwahyuni, Djajakusli R, Naiem F. Straker LM. An overview of manual
Faktor yang berhubungan dengan handling injury statistic in Western
keluhan nyeri punggung bawah Australia. Perth: International
pada pekerja bongkar muat barang Ergonomic Association Curtin
pelabuhan nusantara kota Pare-Pare University Technology; 2000.
tahun 2012. Makassar: Universitas Humantech. Applied ergonomics training
Hasanuddin; 2012. manual. Berkeley: Humantech Inc;
2003.

429

Anda mungkin juga menyukai