Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

Pengendalian Penyakit Menular dan Non Menular

Paper Hasil Diskusi

Pengendalian Gangguan Muskuloskeletal

(Muskuloskeletal Disorders)

DISUSUN OLEH:
Dina Happy Yusinta 25010113130256
Merry Putri R. Sirait 25010113140257
Achmad Rizki Azhari 25010113140258
Rifha Asti Hardinawanti 25010113140259
Syifa Awalia Rahma 25010113140260

KELOMPOK 4
D 2013

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
Gangguan Muskuloskeletal

(Muskuloskeletal Disorders)

 Pengertian Gangguan Muskuloskeletal

Keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot


rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan pada bagian-bagian
dari otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan
sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan
dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan
pada sendi , ligamen atau tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang
biasanya diistilahkan dengan keluhan muskuloskeletal disorders (MSDs) atau
cedera pada sistem muskuloskeletal (Suratun, 2008). Secara garis besar
keluhan otot dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu (Suratun, 2008) :

1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
meneritoma beban statis, namun demikian keluhan tersebuta akan segera
hilang apabila pemberian beban dihentikan
2. Keluhan tetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pemberian beban kerja telah dihentikan , namun rasa sakit pada
otot tersebut terus berlanjut.

 Faktor Penyebab Keluhan Pada Gangguan Muskuloskeletal


Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan sistem
muskuloskeletal yakni, antara lain:
1. Faktor biologis (umur, jenis kelamin, dan lain-lain)
2. Peregangan Otot yang Berlebihan
3. Aktivitas Berulang
4. Sikap Kerja Tidak Alamiah (Tidak Ergonomis)
5. Faktor Penyebab Sekunder :
 Tekanan
 Getaran
 Mikroklimat (Suhu)
6. Penyebab Kombinasi
 Umur
 Jenis kelamin
 Kebiasaan merokok
 Kesegaran jasmani
 Kekuatan fisik
 Ukuran tubuh (antropometri)

(Suratun, 2008)

 Gangguan Muskuloskeletal

Keluhan pertama terhadap sistem muskuloskeletal yaitu nyeri, rasa


kaku dan kelemahan. Gangguan pada muskuloskeletal ditandai dengan
pembengkakan sendi, kelemahan otot, gangguan gerak. Penyakit ini pada
umumnya terjadi pada lansia dan pekerja. Beberapa penyakit tersebut pada
golongan lansia seperti berikut (Divisi Geriatri Bagian/SMF penyakit dalam
RSUP.H.Adam Malik Medan, 2014) :

1. Osteoartritis

Penyakit ini biasanya diderita oleh orang yang berumu 40-


60tahun, namun lebih sering pada orang yang berumur di atas 60 tahun.
Osteoartritis bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti bertambahnya
usia, obesitas, dan trauma. Osteoartritis dibagi 2 yaitu osteoartritis primer
dan osteoartritis sekunder. Gambaran klinik pada osteoartritis primer
biasanya terjadi pada lansia yang berumur lebih dari 50 tahun, rasa tidak
nyaman pada sendi, kerja sendi memburuk ketika banyak gerak, tiak ada
kekakuan pada pagi hari, pembengkakan tulang atau jaringan lemak.

Kriteria diagnosis dari osteoartritis adalah sebagai berikut:

a. Bagian Lutut :
Nyeri lutut, kekakuan pada pagi hari sekitar 30 menit, pembesaran
tulang
b. Bagian pinggul :
Nyeri pinggul dan kekakuan pada pagi hari kurang lebih selama 60
menit.
c. Bagian tangan :
Nyeri tangan, sakit dan kekakuan, pembesaran jaringan keras dari
sendi tangan tertentu.
2. PMR (polymyalgia rheumatic)

Belum diketahui secara pasti pemicu polymyalgia rheumatica,


tetapi gangguan ini dipengaruhi masalah sistem kekebalan tubuh,
genetik dan faktor lingkungan. Selain itu, penuaan juga muncul untuk
berperan dalam gangguan ini. Gejala yang biasa terjadi seperti nyeri,
kaku leher, bahu, pinggang atau bagian belakang, bokong dan paha,
serangan dapat terjadi setelah bangun tidur, respon baik terhadap
kortikosteroid.

3. Pseudogout

Merupakan nama lain dari artopati pirofosfat, pseudo artritis


rematoid, pseudo osteoartritis, dan pseudo neutrofil. Pseudogout adalah
penyakit akibat pengendapan kristal kalsium pirofosfat dihidrat. Penyakit
ini menimbulkan nyeri yang bisa hilang dan timbul akibat endapan
tersebut.

Penyakit ini biasanya terjadi pada usia lanjut, baik pria maupun
wanita. Gambaran diagnosis sebagai berikut : ada kristal urat dalam
cairan sendi, kemerahan sekitar sendi, nyeri atau bengkak pada sendi,
pembengkakan asimetrik pada sendi.

4. Artriris Rematoid
Artritis Reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit autoimun
(penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan
tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama
pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian dan anggota gerak.
Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada sistem
muskuloskeletal yang terdiri dari sendi, tulang, otot, dan jaringan ikat. AR
dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering adalah
sendi di pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut, dan engkel kaki.
Sendi-sendi lain yang mungkin diserang termasuk sendi di tulang
belakang, pinggul, leher, bahu, rahang, dan bahkan sambungan antar
tulang sangat kecil di telinga bagian dalam.
Kriterianya dapat berupa kekakuan di pagi hari pada persendian
dan sekitarnya sekurang-kurangnya selama satu jam, pembengkakan
pada jaringan lunak atau persendian sekurang-kurangnya pada tiga
persendian misalnya pergelngan tangan, siku dan pergelangan kaki,
terjadi penonjolan tulang.

Menurut Suma‟mur (1996), gejala -gejala MSDs yang biasa dirasakan oleh
seseorang khususnya pekerja adalah :
 Leher dan punggung terasa kaku.
 Bahu terasa nyeri, kaku ataupun kehilangan fleksibelitas.
 Tangan dan kaki terasa nyeri seperti tertusuk.
 Siku ataupun mata kaki mengalami sakit, bengkak dan kaku.
 Tangan dan pergelangan tangan merasakan gejala sakit atau
nyeridisertai bengkak.
 Mati rasa, terasa dingin, rasa terbakar ataupun tidak kuat.
 Jari menjadi kehilangan mobilitasnya, kaku dan kehilangan
kekuatanserta kehilangan kepekaan.
 Kaki dan tumit merasakan kesemutan, dingin, kaku ataupun sensasi
rasa panas.

 Pengendalian Gangguan Muskuloskeletal/ Muskuloskeletal Disorders

Berdasarkan rekomendasi dari Occupational Safety and Health


Administration (OSHA) dalam Tarwakal , et al (2004), tindakan ergonomik
untuk mencegah adanya sumber penyakit adalah memalui dua cara yaitu
Rekayasa Teknik ( desain stasiun dan alat kerja) dan Rekayasa Menejemen (
kriteria dan organisasi kerja).
1. Rekayasa Teknik
Rekayasa Teknik pada umumnya dilakukan melalui pemilihan
beberapa alteralitf, meliputi (et al Tarwaka, 2004) :
o Eliminasi,yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya yang ada.
Hal ini jarang dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerja
yang mengharuskan untuk menggunakan peralatan yang ada;
o Substitusi, yaitu mengganti alat atau bahan lama dengan alat atau
bahan baru yang aman, menyempurnakan proses produksi dan
menyempurnakan prosedur penggunaan peralatan;
o Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan
pekerja;
o Ventilasi, menamah ventilasi untk mengurangi risiko sakit.
2. Rekayasa Menejemen
Rekayasa Menejemen dapat dilakukan melalui tindakan berikut :
o Pendidikan dan pelatihan agar pekerja lebih memahami lingkungan
dan alat kerja sehingga diharapkan dapat melakukan penyesuaian
dan inovatif dalam melakukan upaya pencegahan terhadap risiko
sakit akibat kerja;
o Pengaruh waktu kerja dan istirahat yang seimbang, dalam arti
disesuaikan dengan kondisi lingkungan kerja dan karakterisktik
pekerjaan, sehingga dapat mencegah paparan yang berlebihan
terhadap sumber bahaya;
o Pengawasan yang intensif, agar dapat dilakukan pencegahan
secara lebih dini terhadap kemungkinan terjadinya risiko sakit
akibat kerja
(et al Tarwaka, 2004)

Agar tidak mengalami risiko MSDs pada saat melakukan pekerjaan, maka
ada beberapa hal yang harus dihindari. Hal tersebut adalah :
o Jangan memutar atau membungkukkan badan ke samping.
o Jangan menggerakkan, mendorong atau menarik secara
sembarangan, karena dapat meningkatkan risiko cidera.
o Jangan ragu meminta tolong pada orang.
o Apabila jangkauan tidak cukup, jangan memindahkan barang.
o Apabila barang yang hendak dipindahkan terlalu berat, janganme
lanjutkan.
o Lakukan senam/peregangan otot sebelum bekerja.
(Cohen et al, 1997)
Daftar Pustaka
Tarwaka, et al. 2004. Ergonomi Untuk K3 dan Produktvitas. Surakarta :
UNIBA Press.
Divisi Geriatri Bagian/SMF penyakit dalam RSUP.H.Adam Malik Medan,
“Penyakit Muskoluskeletal Pada Lansia” diakses dari
www.ocw.usu.ac.id/fmd175_slide_penyakit_muskoluskeletal_pada_lansia.
14 November 2014 (23:24 WIB)
Suratum. Dkk. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. EGC: Jakarta
Suma‟mur, P.K. 1996. Hygiene Perusahaan dan Keselamtan Kerja Cetakan 13.
Jakarta : Haji Masagung.
Cohen, Alexander L. et, al. 1997. Element of Ergonomics Program. A primer
Based On Workplace Evaluations Of Musculoskeletal Disorders. USA :
Departement Of Health and Human Services NIOSH.

Anda mungkin juga menyukai