Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN OSTEOARTHRITIS

Kelompok

Warih Tri Utami (2018.1698)

Yesyfah Green MArgareth (2018.1700)

Yohanes Adi Purnomo (2018.1702)

Zudi Ajiyama (2018.1704)

Anjani Dewi Sintren (2018.1706)

AKADEMI KEPERAWATAN NGESTI WALUYO

PARAKAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan berkat, sehingga kelompok 6 dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Osteoarthritis” tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
blok system musculoskeletal. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang salah satu gangguan fungsi dari system
musculoskeletal, yaitu osteomielitis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Suci Artanti,

S.Kep.,Ns.,MAN, selaku dosen mata kuliah blok system musculoskeletal yang

telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

kami. Terimakasih pula kami sampaikan kepada Bapak Sapto Haryatmo,

M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.MB, karena telah mendampingi kami dalam membuat

makalah ini, sehingga makalah kelompok 6 dapat selesai tepat waktu dan benar.

Kami menyadari bahwa makalah makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.

Parakan, 6 April 2020

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………………………...… 1
B. TUJUAN………………………………………………………………. 1
C. MANFAAT……………………………………………………………. 2

BAB II ISI

A. KONSEP DASAR MEDIS…………………………………………… 3


a). Pengertian………………………………………………………….. 3
b). Etiologi……………………………………………………………. 3
c). Patofisiologi……………………………………………………….. 3
d). Manifestasi Klinis…………………………………………………. 4
e). Pemeriksaan Penunjang………………………………………….... 5
f). Komplikasi………………………………………………………… 6
g). Penatalaksanaan …………………………………………………... 6
B. ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………….. 8
a). Pengkajian……………………………………………………….... 8
b). Diagnosa………………………………………………………….. 8
c). Rencana Tindakan………………………………………………... 9
d). Evaluasi…………………………………………………………... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………... 11
B. Saran…………………………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osteoatritis paling sering disebabkan karena penuaan sendi secara
fisiologis, sehingga sering kali disebut dengan penyakit sendi degenerative ,
selain itu ada beberapa factor yang berperan dalam terjadinya OA, seperti
trauma, penggunaan berlebihan/overuse, factor genetic, obesitas, perubahan
hormone, dan sebagainya. Menimbulkan gejala yang ditandai dengan nyeri
dan kekakuan pada daerah persendian akibat inflamasi ringan yang timbul
karena gesekan ujung ujung tulang penyusun sendi. Selain dapat
menimbulkan beberapa gejala tersebut, OA juga dapat menimbulkan
beberapa komplikasi seperti Gangguan/kesulitan gerak, Kelmpuhan
Kelumpuhan yang menurunkan kualitas hidup penderita, Resiko jatuh , Patah
tulang. OA dapat didiagnosis dengan atau tanpa pemeriksaan radiologis, OA
juga dapat ditegakkan dengan Pemeriksaan klinis. Untuk itu klinis
memerlukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan baik dan benar.
Pemeriksaan laboratorium hanya disarankan pada adanya kommordibitas
tertentu atau untuk menyingkirkan diagnosis banding. Pada pasien yang
mengalami OA dapat dilakukan beberapa tindakan seperti diet, perlindungan
sendi, fisioterapi, bahkan dapat dilakukan operasi. Adapun Diagnosa
Keperawatan yang muncul pada Pasien dengan Oa ini adalah Nyeri akut,
Keletihan, Hambatan Mobilitas fisik, dengan beberapa rencana tindakan yang
dapat meminimalkan rasa sakit yang pasien alami.
Dari uraian di atas kami ingin mendalami mengenai Asuhan
Keperawatan yang tepat kepada pasien dengan Osteoatritis.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah pada kasus Osteoatrhitis adalah untuk
memenuhi tugas pada Mata kuliah atau Blok Muskulokeletal
2. Tujuan Khusus

1
Selain itu , makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Osteoathritis bagi para pembaca dan juga para penulis.

C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
- Sebagai bahan untuk menyelesaikan tugas pada Blok Muskuloskeletal
- Menambah pengetahuan mengenai Oteoatritis
2. Manfaat Bagi Pembaca
Dapat memberikan informasi baru bagi pembaca mengenai
pengertian, penyebab, perjalanan penyakit, tanda dan gejala, pemeriksaan
penunjang, komplikasi, tindakan medis, serta asuhan keperawatan pada
pasien dengan Osteoatritis.

2
BAB II
ISI
A. Konsep Medis
a) Pengertian
Osteoarthritis atau OA merupakan kondisi yang ditandai dengan
nyeri dan kekakuan pada daerah persen diakibatkan inflamasi ringan yang
timbul karena gesekan ujung ujung tulang penyusun sendi.
Osteoarthritis merupakan jenis arthritis ( peradangan sendi) yang
paling sering terasa sakit ,kaku, dan bengkak. Penyakit ini bisa menyerang
semua sendi ,namun sendi di jari tangan,lutut,pinggul,dan tulang
punggung,adalah sendi-sendi yang paling sering terkena.

b) Etiologi
Penyebab OA belum diketahui secara pasti, tetapi usia, jenis
kelamin, ras, riwayat keluarga yang menderita osteoatritis, obesitas,
riwayat cidera dan aktifitas fisik yang berlebih merupakan factor resiko
terjadinya osteoatritis (Sambrook et.al.2005).
Berikut beberapa penyebb Osteoatritis:
1. Adanyariwayat osteoarthritisdianggota keluarga.
2. Adanya trauma pada daerah persendian.
3. Pemakaian sendi sendi yang berlebihan.
4. Berat badan diatas rata-rata(obesitas).
5. Melemahnya otot dan berkurangnya massa otot.
6. MunculnyaTaji atau tulang tambahan.
7. Munculnya benjolan pada sendi yang ada di jari tangan.
8. Pembengkakan jari tangan

c) Patofisiologi
Osteoatritis paling sering disebabkan karena penuaan sendi secara
fisiologis, sehingga sering kali disebut dengan penyakit sendi
degenerative. Tetapi ada beberapa factor yang berperan dalam terjadinya
OA, seperti trauma, penggunaan berlebihan/overuse, factor genetic,

3
obesitas, perubahan hormone, dan sebagainya. Factor-faktor tersebut
memberikan beban pada sendi secara berkepanjangan , sehingga
menyebabkan terganggunya homeostatis dari sintesis-degradasi sendi dan
perubahan morfologi berupa kerusakan tulang rawan, pembentukan
osteofit, sklerosis subkondral, dan kista tulang subkondral.

d) Manifestasi klinis
Manifestasi penyakit ini umumnya nyeri lutut atau nyeri pada sendi
yang terserang. Umumnya lutut atau panggul karena seni-sendi ini
merupakan sendi yang menahan beban tubuh .aalnya nyeri dirasakan
ketika beraktivitas. Namun lama-kelamaan ketika penyakit memberat,
nyeri bisa dirasakan saat istirahat maupun saat malam hari. Selain itu
Osteoatritis ditandai dengan kaku sedi saat bangun pada pagi hari. Selama
kurang lebih 30 menit.
Tanda lainnya antara lain bengkak pada sendi, tanda krepitus dan
berkurangnya area pergerakan sendi (range of motion). Krepitus bisa
dirasakan atau terdengar akibat permukaan sendi yang ireguler.
Bila dijumpai tanda varus maupun valgus pada sendi lutut, ini
menandakan bahwa proses osteoatritis yang sudah lama tidak diterapi.
Seperti pada penyakit reumatik umumnya diagnosis tak dapat didasarkan
hanya pada satu jenis pemeriksaan saja. Biasanya dilakukan pemeriksaan
reumatologi ringkas berdasarkan prinsip GALS (Gait, arms ,legs, spiner)
dengan memperhatikan gejala-gejaladan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Nyeri sendi
Nyeri sendi merupkan hal yang paling sering dikeluhkan.
Nyeri sendi pada osteoarthritis merupakan nyeri dalam yang
terlokalisir, nyeri akan bertambah jika ada pergerakan dari sendi
yang terserang dan sedikit berkurang dengan istirahat. Nyeri juga
dapat menjalar (radikulopati) misalnya pada osteoatritis servikl dan
lumbal. Claudicatio intermitten merupakan nyeri menjalar kea rah
betis pada osteoatritis lumbal yang telah mengalami stenosis spinal.
2. Kaku pada pagi hari (morning stiffness)

4
Kekakuan pada sendi yang terserang terjadi setelah
imobilisasi misalnya karena duduk di kursi atau mengendarai mobil
dalam waktu yang cukup lama, bahkan sering disebutkan kaku
muncul pada pagi hari setelah bangun tidur. Pada osteoatritis, kaku
pada pagi hari didapati dalam waktu yang lebih singkat (kira-kira
30 menit) disbanding kakukaku akibat rheumatoid arthritis.
3. Terbatasnya pergrakan sendi
Terbatasnya pergerakan sendi ini bersifat progresif lambat,
bertambah berat secara perlahansejalan dengan bertambahnya nyeri
pada sendi.
4. Krepitus
Rasa gemeratak (sering kali terdengar) yang terjadi pada
sendi yang sakit
5. Perubahan bentuk sendi
Sendi yang mengalami osteoatritis biasanya mengalami
perubahan berupa perubahan bentuk dan penyempitan pada celah
sendi.
6. Perubahan gaya berjalan
Hal yang paling meresahkan pasien adalah perubahan gaya
berjalan, hamper semua pasien Osteoatritis pada pergelangan kaki,
lutut dan panggul mengalami perubahan gaya berjalan (pincang).

e) Pemeriksaan Penunjang
Tidak semua diagnosa OA memerlukan pemeriksaan penunjang.
OA dapat enyerang menyerang sendi , lutut, pinggul, sendi tangan, dan
tulang belakang setiap lokasi memiliki kriteria memiliki diagnosis sendiri.
OA dapat didiagnosis dengan atau tanpa pemeriksaan radiologis, OA juga
dapat ditegakkan dengan Pemeriksaan klinis. Untuk itu klinis memerlukan
anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan baik dan benar. Pemeriksaan
laboratorium hanya disarankan pada adanya kommordibitas tertentu atau
untuk menyingkirkan diagnosis banding . Pemeriksaan foto polos sendi
yang terkena dapat membantu diagnosis dan menentukan derajat OA

5
(dengan metode Kellgren-Lawrence). Pemeriksaan foto polos tidak selalu
diperlukan karena derajat OA pada foto tidak selalu berkolerasi dengan
gambaran klinis.

f) Komplikasi
1. Gangguan/kesulitan gerak
2. Kelmpuhan yang menurunkan kualitas hidup penderita
3. Resiko jatuh
4. Patah tulang
g) Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas ntk
osteoatritis, oleh karena patogenesisnya yang belm jelas, obat yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan
mobilitas dan mengrangi ketidakmampuan. Obat obat anti inflamasi
non steroid (OAINS) bekerja sebagai analgetik dan sekaligus
mengrangi sinovitis meskipun tidak dapat memperbaiki atau
menghentikan proses patologis osteoatritis.
2. Perlindungan sendi
Osteoarthritis mngkin timbul atau diperkuat karena mekanisme
tubuh yang kurang baik.
Hindari aktivitas berlebih pada sendi yang sakit, pemakaian
tongkat atau alat alat yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu
diperhatikan, beban pada lutut karena kaki tertekuk (pronation)
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoatritis yang
gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoatritis,
penurunan berat badan sering kali dapat mengurangi timbulnya
keluhandan peradangan
4. Dukungan psikososial
Hal ini diperlukan oleh karna pasien osteoatritis yang sifatnya
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkan, disatu pihak

6
pasien ingin menyembunyikan ketidakmampannya, dipihak lain
pasien ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya,pasien sering
kali keneratan untuk memakai alat alat bantu karena factor factor
psikologis
5. Persoalan seksual
Gangguan seksual dapat terjadi pada penderita osteoatritis
terutama pada tulang belakang, paha dan lutut, sering kali disksi ini
harus dengan dokter, karena biasanya pasien enggan mengtarakannya
6. Fisioterapi
Pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat ,
pemakaian panas yang sedang dapat dilakukan sebelum latihan untuk
mengrangi rasa nyeri dan kekakuan, pada sendi yang masih aktif
sebaiknya diberi dingin dan obat obat gosok jangan dipakai sebelum
pemanasan, berbagai sumber panas dapat dipakai seperti
hidrokalor,bantalan elektrik,ltrasonic,inframerah dan mandi dari
pancuran panas
7. Operasi
Operrasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi
yang nyata, nyeri menetap dan kelemahan fungsi, tindakan yang
dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaksesuaian,
debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang raan sendi,
pebersihan osteofit.
 Penggantian engsel (atroplasti)
 Pembersihan sambungan (debridement)
 Penataan tulang

7
B. Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
1. Identitasklien
Meliputi : Nama, jeniskelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang
digunakan, dan status perkawinan
2. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama klien osteoarthritis adalah nyeri pada
daerah sendi, sehungga perlu dilakukan pemeriksaan nyeri secara
komprehensif.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data dilakukan ketika keluhan mulai muncul dan
mencakup awitan gejala dan bagaimana gejala itu berkembang.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini biasanya ditemukan kemungkinan penyebab yang
mendukungterjadinya osteoarthritis.
5. Riwayat psiko sosial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit dan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat. Kaji mekanisme koping yang digunakan
klien untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit dan
perubahan perannya. Kaji adanya kecemasan terhadap kecacatan dan
ketidakmampuan melakukan aktivitas secara optimal.
6. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan osteoarthritis dapat ditemukan ketegangan local dan
pembengkakan jaringan tulang. Pada perabaan dapat dirasakan
peningkatan suhu pada sendi, otot-otot sekitar sendi yang atropi dapat
terjadi karena hambatan refleks dari kontraksi otot. Pada tingkat lanjut
osteoarthritis dapat terjadi deformitas berat, hipertrofi tulang, dan
kehilangan pergerakan sendi.
b) Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis.
2. Keletihan berhubungan dengan penyakit.
3. Risiko cedera b/d penurunan fungsi tulang.

8
c) Rencana Tindakan

Diagnosa 1 : Nyeri b/d penurunan fungsi tulang

Kriteria hasil : Nyeri hilang atau tekontrol

Intervensi:

1. kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat
faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non
verbal
2. berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen
tempat tidur sesuai kebutuhan
3. biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur
atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai
indikasi
4. dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak
di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah,
hindari gerakan yang menyentak
5. anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada
waktu bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-
sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air
mandi
6. berikan masase yang lembut
7. kolaborasi untuk pemberian obat sebelum aktivitas atau latihan
yang direncanakan sesuai petunjuk seperti asetil salisilat.

Diagnosa 2  : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.

Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang


diinginkan.

Intervensi :

1. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.

9
2. Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.
3. Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi, berdiri
dan berjalan.
4. Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untuk
menggunakan alat bantu.
5. Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti steroid.

Diagnosa 3  : Risiko cedera b/d penurunan fungsi tulang.

Kriteria Hasil : Klien dapat me mpertahankan keselamatan fisik.

Intervensi :

Kendalikan lingkungan dengan :

1. Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi potensial


cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya menggunakan
penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur rendah,
gunakan pencahayaan malam siapkan lampu panggil 
2. Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan
memberikan kebebasan dalam  lingkungan yang aman, hindari
penggunaan restrain, ketika pasien melamun alihkan
perhatiannya ketimbang mengagetkannya.

d) Evaluasi

Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua


tindakan yang telah dilakukan dapat memberikan perbaikan status
kesehatan terhadap klien. Hasil yang di harapkan :

 Mengalami peredaan nyeri


 Tampak tenang dan bebas dari ansietas
 Memperhatikan aktifitas perawatan diri secara efektif

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoatritis paling sering disebabkan karena penuaan sendi secara
fisiologis, sehingga sering kali disebut dengan penyakit sendi degenerative ,
selain itu ada beberapa factor yang berperan dalam terjadinya OA, seperti
trauma, penggunaan berlebihan/overuse, factor genetic, obesitas, perubahan
hormone, dan sebagainya. Menimbulkan gejala yang ditandai dengan nyeri
dan kekakuan pada daerah persendian akibat inflamasi ringan yang timbul
karena gesekan ujung ujung tulang penyusun sendi.Selain dapat menimbulkan
beberapa gejala tersebut, OA juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi
seperti Gangguan/kesulitan gerak,Kelmpuhan yang menurunkan kualitas
hidup penderita,Resiko jatuh ,Patah tulang.OA dapat didiagnosis dengan atau
tanpa pemeriksaan radiologis, OA juga dapat ditegakkan dengan Pemeriksaan
klinis. Untuk itu klinis memerlukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan
baik dan benar. Pemeriksaan laboratorium hanya disarankan pada adanya
kommordibitas tertentu atau untuk menyingkirkan diagnosis banding. Pada
pasien yang mengalami OA dapat dilakukan beberapa tindakan seperti diet,
perlindungan sendi, fisioterapi, bahkan dapat dilakukan operasi. Adapun
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada Pasien dengan Oa ini adalah Nyeri
akut, Keletihan, Hambatan Mobilitas fisik, dengan beberapa rencana tindakan
yang dapat meminimalkan rasa sakit yang pasien alami.

B. Saran

Osteoarthritis atau OA merupakan kondisi yang ditandai dengan nyeri


dan kekakuan pada daerah persen diakibatkan inflamasi ringan yang timbul
karena gesekan ujung ujung tulang penyusun sendi. Penanganan medis yang
tepat serta asuhan keperawatan yang segera sangat dibutuhkan untuk
menangani pasien dengan osteoarthritis karena efek penundaan penanganan
dapat berakibat buruknya prognosis dan kemungkinan perkembangnya
bergabai komplikasi

11
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Kalim, Handoko. (2019).ReumatologiKlinik. Magelang: UB Press. Edisi 1, ISBN
978-02-432-609-8; 978-602-432-610-4

Risnant.(2014).Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: CV BUDI


UTAMA. Edisi 1,ISBN 978- 602-280-251-8

Suratun., dkk. 2008. Klien Dengan Sistem Muskoloskeletal: Seri Asuhan


Keperawatan. Jakarta: EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai