A. Musculoskeletal Disorders
Muskuloskeletal disorder adalah gangguan pada bagian otot skeletal yang
disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus
menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan berupa
kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon.
Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1.
2.
Umumnya, rasa sakit di punggung bawah pada satu atau kedua belah bagian,
kadang-kadang memperluas ke bokong atau paha.
Pada kebanyakan orang penyebab sakit punggung tidak diketahui. Ini mungkin
timbul dari sejumlah struktur nyeri-sensitif dalam kolom tulang belakang lumbal,
termasuk sendi, ligamen, otot, dan jaringan lunak. Orang yang beresiko tinggi sakit
punggung bawah termasuk orang-orang antara usia dua puluh dan empat puluh,
Dan mereka yang pekerjaannya melibatkan tenaga kerja terutama fisik yang
mengangkat, mendorong, atau menarik benda berat, atau memutar selama
mengangkat.
Supir truk adalah kelompok kerja yang mengalami nyeri punggung. Faktor risiko
lain untuk sakit punggung bawah adalah merokok, dan kebugaran fisik yang buruk
juga dapat berkontribusi untuk kejadian tersebut.
2.
Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah bentuk paling umum dari artritis dan, tergantung pada
bagaimana itu didefinisikan, mempengaruhi 10 sampai 20 persen pada semua
orang dewasa dan persentase jauh lebih besar pada orang tua.
3.
otot tertentu dan tendon melekat mereka, penyebab rasa sakit ini kurang dipahami.
Untuk tendinitis, penyebabnya mungkin berhubungan dengan otot dan tendon
digunakan. Untuk bahu dan sakit leher, mungkin terlalu sering ditambah dengan
cedera akut atau kronis.
2.
Aktivitas berulang
Adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus. Seperti mencangkul,
membelah kayu, angkat-angkut dan sebagainya.
3.
4.
Tekanan
Getaran
Mikroklimat
Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan
kekuatan pekerja sehingga pergerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak
disertai dengan menurunnya kekuatan otot.
5.
Penyebab kombinasi
i.
Umur
ii.
Jenis kelamin
Prevalensi sebagian besar gangguan tersebut meningkat dan lebih menonjol pada
wanita dibandingkan pria (3:1).
iii.
Kebiasaan merokok
Semakin lama dan semakin tinggi tingkat frekuensi merokok, semakin tinggi pula
keluhan otot yang dirasakan.
iv.
Kesegaran jasmani
Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan
otot.
v.
vi.
Kekuatan fisik
Ukuran tubuh (antropometri)
C.
1.
Checklist
Checklist terdiri dari daftar pertanyaan yang diarahkan untuk mengidentifikasi
sumber keluhan atau penyakit.
Pertanyaan bersifat umum (tingkat beban kerja, tingkat kesulitan pekerjaan,
kondisi lingkungan kerja, waktu dan sikap kerja) dan khusus (berat beban, jenis
pekerjaan, jarak angkat dan frekuensi kerja)
2.
Model Biomekanik
Menerapkan konsep mekanika teknik pada fungsi tubuh untuk mengetahui reaksi
otot yang terjadi akibat tekanan beban kerja.
Keterangan gambar:
L = beban kerja (load)
E = peregangan otot yang terjadi akibat beban kerja (effort)
F = titik sendi (siku)
3.
Tabel Psikofisik
Merupakan cabang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menguji hubungan
antara persepsi dari sensasi tubuh terhadap ransangan fisik.
Contoh:
Tabel Psikofisik Untuk Daya Dorong Maksimum
Daya dorong maksimum (kg) untuk
jarak 15,2 m
Satu kali dorong untuk setiap
6 12
1
2
5
30
8
det det mnt mnt mnt mnt jam
90
5
6
6
7
7
8
10
75
7
8
9
10 11
11
14
89
50
9 11 13 13 14
15
19
25
12 14 16 16 18
19
24
10
14 17 19 19 21
23
28
Sumber: Waters & Anderson 1996. Manual Material Handling
Jarak
objek dari
lantai ke
tangan
(cm)
4.
Model Fisik
Jumlah
pekerja
wanita
(%)
Tingkat beban kerja dapat diketahui melalui indicator denyut nadi, konsumsi
oksigen dan kapasitas paru-paru. Melalui tingkat beban karja ini dapat diketahui
tingkat resiko terjadinya keluhan otot skeletal.
5.
6.
System ini terdiri dari sensor mekanik yang dipasang pada bagian tubuh pekerja
yang akan diukur. Melalui monitor dapat dilihat secara langsung karakteristik dari
perubahan gerakan yang terjadi yang dapat digunakan untuk mengestimasi resiko
keluhan otot yang akan terjadi sekaligus dapat dianalisis solusi
ergonomik yang tepat untuk mencegah terjadinya keluhan tersebut.
7.
Model Analitik
Yaitu dengan menghitung Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index
(LI).
RWL adalah berat beban yang masih aman untuk dikerjakan oleh pekerja dalam
waktu tertentu tanpa meningkatkan resiko gangguan sakit pinggang (low back
pain).
LI adalah estimasi sederhana terhadap resiko cedera yang diakibatkan oleh
overexertion.
8.
Melalui NBM dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan mulai
dari rasa tidak nyaman (agak sakit) sampai sangat sakit.
1. Rekayasa Teknik
i.
ii.
bahan lama dengan alat atau bahan baru yang aman, menyempurnakan proses
produksi dan menyempurnakan prosedur penggunaan peralatan
iii.
dengan pekerja
iv.
Rekayasa Manajemen
i.
ii.
seimbang.
iii.
2)
3)
4)
1)
Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan
kinerja pekerja
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
1)
2)
3)
1)
Antropometri
2)
Kognitif
3)
Musculoskeletal
4)
Kardiovaskular
5)
psikomotor
Beberapa aspek yang mempengaruhi ergonomi dalam kelangsungan hidup manusia
adalah
1)
Antropometri
Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari
ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi daerah
ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh. Antropometri
dapat dibagi menjadi :
Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakteristik tubuh dalam keadaan
bergerak, atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja
tersebut melaksanakan kegiatan.
Contoh : putaran sudut tangan, sudut putaran pergelangan kaki.
Antropometri Statis
Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik tubuh dalam
keadaan diam (statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau standar. Contoh :
tinggi badan, lebar bahu
2)
Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang tidak kondusif untuk bekerja mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan seseorang yang sedang di laksanakan. Aspek lingkungan kerja sangat
mempengaruhi prestasi pekerjaan para pekerja. Lingkungan kerja meliputi :
Kondisi kerja
Waktu kerja
Lingkungan sosial
3)
Sikap kerja
Sikap kerja yang bertentangan dengan sikap alamai tubuh manusia akan
bebrdampak buruk bagi kesehatan setiap pekerja, karena akan menimbulkan
kelelahan dan cidera otot-otot. Dalam sikap yang tidak alamiah banyak terjadi
gerakan otot-otot yang tidak semestinya, hal tersebut yang mengakibatkan cidera
pada otot.
4)
5)
Kondisi kerja
Lingkungan kerja fisik mencakup segala hal dari fasilitas parkir di luar gedung
perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang
menimpa meja kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja.
6)
Waktu kerja
Lama jam kerja per hari atau per minggu penting untuk dikaji untuk mencegah
adanya kelelahan berlebihan. Kerja dikatakan efisien apabila waktu penyelesaian
berlangsung singkat. Untuk menghitung waktu (standar time) penyelesaian
pekerjaan maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik pengukuruan kerja.
Pengukuran kerja adalah suatu metode penetapan keseimbangan antara kegiatan
manusia dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Waktu baku
diperlukan terutama untuk perencanaan kebutuhan tertentu tenaga kerja (man
power planning), estimasi biaya untuk upah karyawan, penjadwalan produksi dan
penganggaran, perencanaan sistem, pemberian bonus (insentif) bagi karyawan
yang berprestasi, indikasi keluaran yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
7)
Social
Termasuk di dalamnya bagaimana pekerja diorganisir dalam melaksanakan tugastugasnya, interaksi sosial sesama pekerja, khususnya menghadapi teknologi baru.
Di samping itu pekerjaan yang dilaksanakan bila tidak sesuai dengan kemampuan
dan kapasitasnya akan menimbulkan stress psikologis dan problema kesehatan.
Karenanya kondisi sosial ini banyak seharusnya dimanfaatkan oleh pimpinan
tempat kerja untuk membina dan membangkitkan motivasi kerja, seperti sistem
penghargaan bagi yang berhasil dan hukuman bagi yang salah dan lalai bekerja.
Fungsi Anthropometri dalam kaitannya dengan penerapan prinsip Ergonomi
di tempat kerja yaitu Antropometri merupakan kumpulan data numerik yang
berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia (ukuran, volume, dan berat)
serta penerapan dari data tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk. Data
antropometri diperlukan untuk perancangan sistem kerja yang baik. Lingkungan
fisik juga dapat mempengaruhi para pekerja baik secara langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat
kerja.
1.
Yang dimaksud dengan Human eror adalah batas ketelitian yang tidak dapat
diatasi oleh standar kemampuan manusia, misalnya kecelakaan kerja yang
disebabkan oleh factor pekerja(manusia) karna kesalahan atau kelalaian pekerja itu
sendiri. Semua itu tidak bias diatasi oleh standar kemampuan manusia.
2.
Ergonomi adalah ilmu yang memelajari mengenai sifat dan keterbatasan manusia
yang digunakan untuk merancang sistem kerja, sehingga sistem tersebut dapat
bekerja dengan baik. Dapat pula dikatakan bahwa aplikasi ilmu ergonomi adalah
membentuk kondisi yang EASNE yaitu efektif, aman, sehat, nyaman dan efisien.
Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat mulai dibayangkan, mengapa
ergonomi sangat penting. Ergonomi tidak terbatas hanya pada rancangan kursi
yang baik atau meja yang ergonomis saja, melainkan jauh lebih luas, yakni
merancang metode, alat dan sistem kerja sesuai dengan manusianya (pekerja) atau
dikenal dengan istilah Human Centered Design. Hal yang paling unik dari
ergonomi itu sendiri adalah perhatian yang sangat besar yang diberikan untuk
manusia.
Manusia merupakan mahluk sempurna yang juga memiliki keterbatasan. Beberapa
keterbatasan tersebut dapat terlihat pada kapasitas manusia dalam melakukan
segala aktivitasnya. Tidak satupun individu mampu melakukan aktivitas kerja
tanpa istirahat, baik itu pekerjaan fisik maupun mental. Bahkan dengan kondisi
yang dianggap sudah baik terkadang hasil kinerja yang diberikan tidak sesuai
harapan.
Manusia merupakan mahluk yang sangat kompleks. Banyaknya faktor-faktor luar
yang saling berinteraksi akan mempengaruhi kinerja manusia baik sebagai individu
maupun kelompok. Segala faktor-faktor luar, beban pekerjaan, dan kapasitas
manusia yang ia miliki itulah yang dipelajari secara mendalam dalam ilmu
ergonomi.
Ergonomi secara umum dibagi menjadi dua cabang ilmu penting yakni, ergonomi
mikro dan ergonomi makro.Perbedaannya adalah sebagai berikut :
1. Ergonomi Mikro, merupakan keilmuan ergonomi yang kita kenal banyak
sekarang. Jika anda pernah memelajari ergonomi dan mendengar istilah-istilah
seperti fisiologi kerja, biomekanika kerja, lingkungan fisik, antropometri, persentil,
waktu baku dan lain-lain, hal-hal tersebut merupakan keilmuan dalam lingkup
ergonomi mikro. Secara umum, ergonomi mikro merupakan keilmuan ergonomi
dalam lingkup mikro yakni lingkup stasiun kerja (work station).
2. Ergonomi Makro, merupakan keilmuan yang jauh lebih luas. Keilmuan
ergonomi makro mencakup organisasi, perusahaan, masyarakat luas atau bahkan
negara.
Konsep dasar yang melatarbelakangi ergonomi adalah adanya perbedaan pada
kemampuan dan tuntutan dari pekerjaan itu sendiri, yang selanjutnya disebut
sebagai kapasitas (capacity) dan tuntutan pekerjaan (demand). Kapasitas haruslah
selalu lebih besar dari tuntutan pekerjaan, lebih mudah dinyatakan dengan C > D.
Jika formula tersebut tidak terpenuhi, maka dapat dipastikan manusia dan
pekerjaannya akan mengalami masalah (baik langsung maupun tidak).
Apa saja masalah yang dapat terjadi jika formula di atas tidak dipenuhi? Mungkin
beberapa istilah ini pernah didengar seperti CTS (Carpal Tunnel Syndrome), MD
(Musculoskeletal Disorders) atau lebih dikenal dengan kelainan otot, tulang dan
rangka. Tidak hanya itu saja, tapi bagi manusia juga dapat berdampak seperti
ketulian, kecelakaan kerja dan berakibat kematian. Dalam dunia industri dan usaha,
dampak-dampak yang muncul seperti produktivitas rendah, pekerja bosan, mudah
capai dan konsentrasi menurun.
Kerugian yang dialami oleh perusahaan tentulah tidak sedikit. Adanya kasus
kecelakaan kerja, tingkat absensi yang tinggi, serta rendahnya kinerja pekerja
tentunya berdampak langsung bagi perusahaan. Kerugian-kerugian tersebut
dirasakan langsung pada bagian finansial, buruknya image perusahaan, dan dalam
skala yang luas dapat menurunkan nilai saham di mata investor. Kerugian-kerugian
di atas dapat dihindari dan diminimalisir dengan melakukan kajian dan studi
ergonomi di perusahaan sehingga sistem yang ada benar-benar sesuai
dengan user atau penggunanya.