Di Susun Oleh :
Kelompok III
1.Deris Pita
2.Khoiriyah.
3.Nur Tsuroya
4.Supatmi
PENDAHULUAN
Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai jaringan, baik itu jaringan
pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Fungsi
utama sistem ini adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan alat untuk bergerak. Oleh karena itu,
jika terdapat kelainan pada sistem ini maka kedua fungsi tersebut juga akan terganggu.
PEMBAHASAN
1. Usia
Lanjut usia cenderung mengalami nyeri muskuloskeletal dari sel-sel tubuh yang rusak
2. Pekerjaan
Beberapa pekerjaan membutuhkan tugas yang berulang atau menyebabkan sikap tubuh
yang buruk,membuat Anda berisiko mengalami gangguan muskuloskeletal;
3. Tingkat aktivitas:
4. Menggunakan otot terlalu berlebihan, maupun terlalu lama tidak aktif sepertiduduk
sepanjang hari, dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal;
5. Gaya hidup:
Atlet lebih sering berisiko untuk gangguan musculoskeletal Gangguan muskuloskeletal
terjadi ketika kita terlalu sering menggunakan atau menyalahgunakan sekelompok otot
atau tulang untuk waktu yang lama tanpa istirahat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi risiko gangguan muskuloskeletal, antara lain:
• Pengulangan: Melakukan tindakan berulang menggunakan kelompok yang sama dari otot
atausendi.
• Postur: Membungkuk atau memutar tubuh Anda untuk waktu yang lama.
Kegiatan dan olahraga mengharuskan kita untuk mengerahkan kekuatan tertentu. Ketika
kekuatan yang diperlukan melebihi jumlah yang disanggupi tubuh, itu akan menyebabkan
kerusakan yang terjadi dari gerakan tunggal atau gerakan berulang dari waktu ke waktu. Ketika
bagian tubuh digunakan berulang-ulang, dengan sedikit istirahat tanpa memberikan waktu
pemulihan untuk tubuh, maka nyeri sering terjadi pada bagian tersebut. Bahkan jika paksaan
kekuatan bersifat rendah dan dengan postur yang baik, tindakan berulang seperti mengetik, dapat
menyebabkan kelelahan,kerusakan jaringan, dan, akhirnya, rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Risiko terkena gangguan muskuloskeletal meningkat ketika kecepatan aktivitas meningkat, atau
ketika tubuh dalam posisicanggung.
Postur tubuh yang buruk adalah ketika bagian tubuh jauh dari “sikap netral.” Postur
netraladalah postur di mana tubuh Anda menerima sedikit tekanan dari kegiatan Anda, yaitu:
Dengan memaksa sendi berada dalam posisi canggung atau tidak wajar, maka semakin
tegangotot, tendon, dan ligamen di sekitar sendi. Sebagai contoh, ketika Anda mengangkat
beban, lengan Anda sepenuhnya terentang, siku dan bahu sendi berada pada akhir rentang gerak
mereka. Beban yang berat, ditambah tarikan berulang pada posisi ini, dapat menyebabkan risiko
cedera lebih tinggi.Beberapa pekerjaan membutuhkan seseorang untuk menangani
kekuatan besar. Misalnya,mengangkat beban dapat menempatkan tekanan pada punggung
bawah dan berpotensi merusakbaik cakram tulang belakang dan tulang belakang.
Kadang-kadang secara tidak sengaja menempatkan tekanan pada sendi saat bekerja,
sepertimengistirahatkan siku atau tangan di atas meja, yang dapat berpotensi menyebabkan
kerusakan tendon, otot, pembuluh darah, dan saraf di bawah kulit. Hal ini sering disebut sebagai
stres kontak.Bekerja dengan alat berat yang bergetar dapat juga menyebabkan gangguan
muskuloskeletal. Alat seperti pisau cukur, penggiling, atau traktor dan peralatan konstruksi
dapat mempengaruhipembuluh darah dan saraf di tangan-lengan atau seluruh tubuh. Ini dapat
berkembang menjadimasalah musculoskeletal
Diagnosa
Pemeriksaan fisik dan riwayat medis secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab
pasti dari rasa sakit akan dilakukan pengujian otot dan sendi untuk kelemahan atau degenerasi,
setiap kedutan yang dapat menunjukkan kerusakan saraf dan pembengkakan atau kemerahan.
Selain itu mungkin dilakukan tes pencitraan untuk mengonfirmasi diagnosis. Mereka mungkin
melakukan rontgen untuk melihat tulang, atau tes darah untuk penyakit rematik.
Pengobatan
Melihat penyebab dan tingkat keparahan dari rasa sakit, ada berbagai pengobatan untuk
gangguan muskuloskeletal. Untuk nyeri ringan bisa mendapatkan obat pereda nyeri yang dijual
bebas, seperti ibuprofen atau paracetamol. Obat-obatan seperti obat anti-inflamasi (NSAID)
dapat digunakan untuk mengobati peradangan dan nyeri. Untuk sakit yang lebih parah, mungkin
perlu penghilang rasa sakit yang lebih kuat yang akan memerlukan resep dari dokter. Untuk
nyeri yang berhubungan dengan pekerjaan, terapi fisik dapat membantu menghindari kerusakan
lebih lanjutdan mengontrol rasa sakit. Terapi manual, atau mobilisasi, dapat digunakan untuk
mengobatimasalah dengan keselarasan tulang belakang.
• teknik relaksasi
• perawatan chiropractic
• terapi pijat
• Letakkan benda yang sering digunakan dekat dengan Anda dan mudah diraih untuk
menghindari peregangan berlebih pada lengan Anda.
• Gunakan mesin pembantu sebisa mungkin, seperti menggunakan troli dan bukan
menjinjing tasbelanja jika memang belanjaan Anda banyak, atau menggunakan alat-alat
listrik bukan alat-alat tangan.
• Menggunakan desain alat yang berbeda yang menurunkan kekuatan dan mudah
digenggam
• Beristirahat singkat saat melakukan kegiatan yang berulang, atau dalam jangka panjang.
• Jika Anda perlu duduk untuk waktu yang lama, gunakan kursi yang empuk.
• Mengatur meja kerja Anda secara efektif, seperti menempatkan pulpen dan telepon di
sebelah kiri atau kanan tergantung pada posisi tangan.
• Pertimbangkan menggunakan head set untuk ponsel jika Anda sering membuat
panggilantelepon.
Sistem muscuskeletal penting terkait fungsi lokomotorik / gerak anggota badan. Secara
fisiologis,sistem musculoskeletal membutuhkan zat / nutrisi untuk menjalankan metabolismenya
dan mengalami proses metabolisme dan melakukan adaptasi sel / jaringan terhadap apapun aksi
yang mempengaruhinya.Ada kalanya akibat aksi-reaksi tersebut sistem
musculoskeletalmembutuhkan terapi menggunakan obat-obatan.
Obat (yang biasa digunakan) pada sistem muskuloskeletal antara lain Vitamin, Mineral,
Analgetik,Antiinflamasi, Antibiotik, Antineoplastik (sitostatika).
1. Penguat tulang
a. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk berbagai reaksi
metabolisme dan mempertahankan kesehatan.Sumber bahan makanan dan obat. Vitamin yang
dibutuhkan adalah vitamin A, D, E, K.Vitamin D
Sumber : minyak ikan, ragi, jamurdan provitamin D yang disintesa kulit oleh
sinarultraviolet sinar matahari (terutama pagi hari) diubah menjadi Vit D
Fungsi : pengatur kalsium dan fosfat plasma serta mempertahankan fungsi neuromuskular
Jika defisiensi dapat terjadi gangguan pertumbuhan tulang : penyakit Rakhitis (pada
anak/ bayi) dan osteomalasia (pada dewasa)
b. Mineral
a) Ca (kalsium) dan P (fosfor) merupakan mineral terbanyak pada tulang , Sumber : susu,
telur Dipengaruhi oleh vitamin D. Penyimpanan : tulang . Pengaturan
metabolismenya oleh hormon paratiroid
b) Kalsium dan suplemen vitamin D
bermanfaat mengurangi risiko patah tulang pangkal paha.
Obat yang menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko keretakan ini biasa
diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan. Bisphosphonate bekerja dengan
memperlambat laju sel-sel yang meluruhkan tulang(osteoclast). Ada beberapa
bisphosphonate berbeda seperti alendronate, etidronate, ibandronate, risedronate, dan
asam zolendronic.
d) Strontium ranelate
Strontium ranelate dikonsumsi dalam bentuk bubuk yang dilarutkan dalam air. Obat ini
bisa menjadi alternatif jika penggunaan bisphosphonate dirasa tidak cocok. Strontium
ranelate memicu sel-sel yang membentuk jaringan tulang yang baru (osteoblasts) dan
menekan kinerja sel-sel peluruh tulang.
Selective estrogen receptor modulators (SERMs). SERMs adalah obat yang menjaga
kepadatan tulang dan mengurangi risiko retak, terutama pada tulang punggung. Satu-satunya
bentuk SERMs yang tersedia untuk pengobatan osteoporosis adalah raloxifene, garam
hidroklorida. Raloxifene dikonsumsi tiap hari dalam bentuk tablet.
2. Penetral zat
a. Obat urikosonik
probenesid Obat yang membantu pengeluaran asam urat lewat urine
alopurinol, menurunkan hiperurisemia dan membantu menghambat produksi asam
urat. obat ini hanya untuk diminum pada saat serangan nyeri sudah mereda. Jika
diminum pada saat serangan asam urat terjadi, dikhawatirkan akan menyebabkan
kristal asam urat justru akan menyebar ke jaringan tubuh lainnya.
b. Obat anti-rematik modifikasi-penyakit (DMARDs)
hydroxychloroquine,
methotrexate,
sulfasalazine,
leflunomide.
3. Analgetik
Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa
nyeritanpa meghalangi kesadaran. Antipiretik adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.
Obatanalgetik antipiretik serta Obat Anti Inflamasi non Steroid (OAINS) merupakan suatu
kelompokobat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Obat-obat ini
ternyatamemiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping.
Untuk mengatasi rasa nyeri, pasien memerlukan obat antinyeri yang cukup kuat. Pereda
nyerisekelas parasetamol biasanya tidak cukup kuat untuk melawan nyeri akibat asam urat.
Karenacara kerjanya hanya meredakan nyeri dan radang, obat kelompok ini sama sekali tidak
berurusandengan kristal asam uratnya. Dan karena khasiatnya meredakan nyeri, obat-obat ini
biasa jugadiresepkan untuk rematik jenis lain.
o Diklofenak
o Piroksikam
o Meloksikam
o Ketoprofen
o Tinoridin
o ibuprofen,
o naproxen,
o diclofenac,
4. Antiinflamasi
Antiinflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau
pembengkakan.Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS):
Kolkisin, untuk menghentikan serangan akut yang diberikan setiap jam pada
awalserangan nyeri hebat hilang. Obat ini bukan golongan pereda nyeri
melainkanantiradang. Termasuk obat “sangat keras” karena punya banyak efek buruk
misalnyamuntah dan diare. Batas keamanannya juga sangat sempit, kelebihan dosis sedikit
sajabisa berefek fatal. Karena itu, gunakan hanya sesuai petunjuk dokter. Contoh
merekdagang: Recolfar®.
Turunan asam salisilat : Aspirin, salisilamid,diflunisal.
Turunan 5-pirazolidin : Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat, Asam flufenamat
Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen.
Turunan heteroarilasetat : Indometasin.
Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam.
Obat anti inflmasi steroid contohnya adalah Kortikosteroid. Untuk menghilangkan radang,
doktermungkin akan meresepkan kortikosteroid seperti prednisolon, deksametason, dsb. Obat
inimemiliki banyak efek samping. Karena itu pastikan Anda mengonsumsinya sesuai
denganpetunjuk dokter. Baca juga Bab Kortikosteroid.
5. Antibiotika
segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan
ataumenghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi
olehbakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit
infeksi.Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata
rantaimetabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Berbeda dengan desinfektan,
desifektanmembunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman
untuk hidup.
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan
Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;
Inhibitor transkripsi & replikasi, mencakup golongan Quinolone, misal: rifampicin,
actinomycin D, nalidixic acid;
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan
Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin,
chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline;
Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin,
tunicamycin; dan
Antimetabolit, misalnya passerine.
Pemberian AB :
Dosis : kadar obat di tempat infeksi harus melampaui MIC kuman. Untuk mencapai kadar
puncak obat dalam darah, kalau perlu dengan loading dose (ganda) dan dimulai dengan
injeksi kemudian diteruskan obat oral.
Frekuensi pemberian : tergantung waktu paruh (t½) obat. Bila t½ pendek, maka frekuensi
pemberiannya sering.
Lama terapi : harus cukup panjang untuk menjamin semua kuman telah mati &
menghindari kekambuhan. Lazimnya terapi diteruskan 2-3 hari setelah gejala
penyakit lenyap.
Prinsip antikanker : Membunuh sel yang sedang dalam proses membelah diri
Artritis Adalah gabungan nama untuk lebih dari seratus penyakit, yg semua berciri
rasanyeri dan bengkak, serta kekakuan otot dgn terganggunya alat gerak (sendi dan otot).
Kasusyang paling banyak ditemukan adalah (1) Artrose; (2) Reumatik (arthritis rheumatic);
(3)Systemic lupus erythematosus (SLE); (4) Artritis Urica, gout (Encok); (5) Spondyolitis;
(6)Osteoartritis; (7) Osteomielitis; (8) Osteoporosis
b.Terapi
8. Osteomielitis
Infeksi akut tulang yg dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah
(osteomielitis
hematogen). Lebih sering, setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi bedah
Penyebab Bakteri merupakan penyebab utama osteomielitis Jamur, virus dan
mikroorganisme lain juga dapat berperan
Terapi Antibiotik dapat diberikan pada individu yg mengalami patah tulang atau
luka
tusuk pada jaringan lunak yg mengelilingi suatu tulang sebelum tanda infeksi timbul
Amoxicillin, Ampicillin, Asam klavulanat
9. Osteoporosis
disease in which loss of bone exceeds rate of bone formation; usually increase in
older
women, white race, nulliparity. Clinical Manifestations - bone pain, decrease
movement. Pathologic fracture-safety.
Perawatan osteoporosis berfokus pada pencegahan terjadinya keretakan, serta
pemberian
obat untuk menguatkan tulang
Pencegahan osteoporosis akan memberikan Anda infomasi tentang olahraga-
olahraga sederhana
yang dapat Anda lakukan.
Terapi:
Kalsium dan suplemen vitamin D
Bisphosphonate
Strontium ranelate
Obat-obatan yang Bersifat Hormon
Terapi penggantian hormon
DAFTAR PUSTAKA
Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 2. Media Aeskulapius, FKUI 1982
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4,
EGC,
Jakarta.
Anderson RJ., 1993, Rheumatoid Arthritis. Clinical features and laboratory. Dalam : Schumacher
Jr.
HR, Klippel JH. Koopman WJ, eds. Primer on the Rheumatic Diseases. The Arthritis
Foundation,
Atlanta: 90-95.
Anonim, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Ed.III, hal. 536-539. Jakarta: Media
Aeculapius.
Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 2. Media Aeskulapius, FKUI 1982.
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990.
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4,
EGC,
Jakarta.