Anda di halaman 1dari 25

GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIFITAS AKIBAT PATOLOGIS SISTEM

MUSLOSKETAL, PERSARAFAN DAN INDERA

HIDAYATI
Capaian yang diharapkan Gangguan Muskuloskeletal
Mampu menganalisis dan Gangguan muskuloskeletal adalah
mengaplikasikan cara anamnesa kondisi terjadinya gangguan fungsi
gangguan sistem muslosketal pada ligamen, otot, saraf, sendi dan
tendon, serta tulang belakang. Sistem
dan persarafan dan indera
muskuloskeletal tubuh sendiri adalah
struktur yang mendukung anggota
badan, leher, dan punggung.
Faktor Risiko Gangguan Muskuloskeletal

• Gangguan muskuloskeletal terjadi terlalu sering menggunakan atau menyalahgunakan


sekelompok otot atau tulang untuk waktu yang lama tanpa istirahat.
Risiko terjadinya gangguan muskuloskeletal dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
• Paksaan : Menggunakan kekuatan untuk melakukan suatu kegiatan, seperti mengangkat,
mendorong, menarik, ataupun membawa benda-benda berat.
• Pengulangan : Melakukan tindakan sama berulang kali dengan otot atau sendi yang sama.
• Postur : Membungkuk atau memutar tubuh kamu untuk waktu yang lama.
• Getaran: Mengoperasikan mesin dan peralatan yang bergetar.
Penyebab Gangguan Muskuloskeletal

• Penyebab nyeri muskuloskeletal bervariasi. Penyebab pasti dari nyeri dapat tergantung dari:
• Usia: Lanjut usia cenderung mengalami nyeri muskuloskeletal dari sel-sel tubuh yang rusak.
• Pekerjaan: Beberapa pekerjaan membutuhkan tugas yang berulang atau menyebabkan sikap tubuh
yang buruk, sehingga membuat kamu berisiko mengalami gangguan muskuloskeletal.
• Tingkat aktivitas: Menggunakan otot terlalu berlebihan, maupun terlalu lama tidak aktif, seperti duduk
sepanjang hari dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal.
• Gaya hidup: Atlet lebih sering berisiko untuk gangguan muskuloskeletal.
Gejala Gangguan Muskuloskeletal

Gejala akan bervariasi pada setiap orang, tetapi tanda-tanda dan gejala umum, termasuk:
• Nyeri/ngilu.
• Kelelahan.
• Gangguan tidur.
• Peradangan, pembengkakan, dan kemerahan.
• Penurunan rentang gerak.
• Hilangnya fungsi.
• Kesemutan.
• Mati rasa atau kekakuan.
• Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman menurun.
GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS AKIBAT PATOLOGIS
SISTEM MUSKULOSKLETAL, PERSARAFAN & INDERA
Kebutuhan Aktivitas
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan
kegiatan dengan bebas (kosier,1989).
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) adalah kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit
berdiri dan kembali ke tempat tidur, kursi, kloset duduk, dan sebagianya disamping
kemampuan mengerakkan ekstermitas atas. (Hincliff, 1999).
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) dini menurut Carpenito tahun 2000 adalah suatu upaya
mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk
mempertahankan fungsi fisiologis.
Kebutuhan aktivitas atau pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu kesatuan
yang saling berhubungan dan saling mempegaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah
adanya kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan
musculoskeletal.

Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari muskulosletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang tepat

Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh seefisien mungkin, terkoordinasi secara
aman untuk menggerakkan serta mempertahankan keseimbangan dalam beraktivitas.

Gangguan Aktivitas
Masalah Kebutuhan Aktivitas disebut juga dengan imobilisasi.
Imobilisasi adalag ketidakmampuan untuk bergerak secara aktif akibat
berbagai penyakit atau impairment (gangguan pada alat atau organ
tubuh) yang bersifat fisik atau mental.
ATAU
Sebagai keadaan tidak bergerak atau tirah baring yang terus menerus
selama 5 hari atau lebih akibat perubahan fungsi fisiologis (Potter &
Perri, 2010)
Ns. Mike Asmaria,
S.Kep.M.Kep
GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIFITAS AKIBAT PATOLOGIS
SISTEM MUSLOSKETAL, PERSARAFAN DAN INDERA

MUSKULOSKLETAL DISORDERS
Pengertian Muskuloskletal Disorders (MSDs)
• Kondisi dimana bagian dari system otot dan tulang mengalami
masalah (sakit). Penyakit ini terjadi akibat bagian tubuh meregang
terlalu jauh mengalami tubrujan secara langsung, ataupun karena
kegiatan lainnya yang mengakibatkan kesalahan pada sisitem otot
dan tulang.
• Disebut juga dengan penyakit akibat kerja.
• Gejala berupa pegal atau sakit otit , tulang dan sendi. Sebagian
kecil hal ini disebabkan oleh kesalahan sikap atau posture : sikap
kerja, sikap duduk, sikap tidur dan masalah lainya
• MSDs dapat terjadi pada low back region,intervertebral discs neck,
elbow, maupun shoulder
Macam-macam MSDs

1. Low-back region
2. Intervertebral Discs
3. Neck
4. Elbow
5. Shoulder
1. Low-back region Sakit pinggang / nyeri punggung
2. Intervertebral Discs : Skoliosis (tulang belakang melengkung
spt Huruf ‘S’, Spondylolisthesis(Pergeseran tulang vertebra
kedepan), Ruptur (Pecahnya anulus posterior), Spinalis
stenosis(Penyempitan pada sumsum tulang belakang)
3. Neck : Tension neck (pemusatan tulang leher pada otot
trapezeus), acute torticollis (nyeri akut/kaku leher)
4. Elbow : epicondylitis (otot y menggerkan tangan bertemu
tulang: nyeri), Olecranon Bursitis (peradangan di kantong
cairan /dorsal siku), osteoarthrosis (kerusakan kartilago disiku).
5. Shoulder : rotator chuf disorder and bicep tendinitis
(peradangan pada tendon & membrane synovial), shoulder
jointand acromiloclavicular joint osteoarthritis (penurunan
komponen kartilago dan tulang penghubung)
FISIOLOGI PENYEMBUHAN TULANG

• Penyembuhan tulng melalui proses yang dikenal


dengan pembentukkan kalus (Callus Formation).
Pertumbuhan tuang baru disebut dengan kalus.
• Kalus terbentuk melalui 5 tahap :
1. Hematom Formation
2. Fibrin Meshwork Formation
3. Invasion by Osteoblast
4. Callus Formation
5. Remodelling
Tipe Kontraksi
• Kontraksi Otot skeletal terjadi jika mereka dirangsang. Beberapa tipe
kontraksi yaitu :
1. Tonik : Kontraksi parsial yang terus menerus untuk mempertahankan
postur
2. Isotonik : Kontraksi dimana tension (Tegang) dari otot tidak dapat
diubah tetapi Panjang otot berubah (memendek)
3. Isometrik : Ketegangan otot yang meningkat tetapi otot tidak memendek
4. Twitch : Reaksi yang tersentak-sentak terhadao stimulus tunggal
5. Tetanik : Seperti Twitch tetapi di hasilkan oleh suatu seri stimulus yang
tepat
6. Treppe : Kontraksi twitch yang lebih kuat
7. Fibrilasi : Kontraksi yang tidak sinkron pada serat otot
8. Konvulsi : Kontraksi tetanik abnormal yang tidak terkoordinasi yang
terjadi pada berbagai kelompok otot.
ANAMNESIS
GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIFITAS AKIBAT PATOLOGIS SISTEM MUSLOSKETAL, PERSARAFAN
DAN INDERA

Ns. Mike Asmaria,


S.Kep.M.Kep
Anamnesis Sistem Muskuloskeletal
Perawat perlu melaksanankan dan memperhatikan beberapa hal agar
proses anamnesis dapat optimal dilaksanakan yang meliputi :
1. Ketenangan.
Perawat melaksananakan anamnesis dengan bersikap tenang
2. Mendengar dengan aktif.
Perawat membantu memastikan keakuratan data yang terkumpul.
Perawat menunjukkan sikap ingin mendengar tanpa melakukan
penilaian. Perawat memusatkan sikap ingin mendengar tanpa
melakukan penilaian. Perawat mengulang apa yang telah didengar
dari komunikasi klien, ini merupakan validasi tentang apa yang
dikatakan pasien.
3. Klarifikasi.
Perawat meminta klien untuk mengulang informasi dalam bentuk atau cara lain yang
membantu perawat mengeri maksud klien dengan baik.
4. Memfokuskan.
Perawat membantu menghilangkan kesamaran komunikasi dengan mengajukan pertanyaan
evaluasi dan meminta klien untuk melengkapi data.
5. Konfrontasi.
Suatu pendekatan konstruktif yang menginformasikan klien tentang apa yang dipikirkan atau
dirasakan perawat terkait dengan perilaku klien selama interaksi. Perawat dapat menggambarkan
perilaku klien yang terlihat, dnegan menggunakan respons yang mengacu pada pengertian klien
dan umpan balik yang konstruktif. Keterampilan ini berfokus pada persepsi perawat mengenai
perilaku klien, baik yang jelas terlihat maupun yang samar.
6. Memberi umpan balik.
Perawat member kline informasi mengenai apa yang telah diobservasi atau disimpulkan. Umpan
balik yang efesien meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Berfokus lebih pada perilaku daripada klien.
b. Berfokus lebih pada observasi daripada kesimpulan.
c. Berfokus lebih pada deskripsi daripada penilaian.
d. Berfokus lebih pada eksplorasi alternative daripada jawaban atau
pemecahan.
e. Berfokus lebih pada nilai informasi klien daripada merasan terharu
terhadap klien.
f. Berfokus pada apa yang dikatakan, bukan mengapa hal itu dikatakan.
7. Pemberian informasi.
Perawat memberikan informasi kepada klien. Ketika member informasi,
perawat ` menghindari informasi yang salah dan komunikasi yang tidak
terapeutik.
8. Menyimpulkan.
Perawat menyimpulkan ide-ide utama setiap wawancara atau diskusi. Hal
ini memvalidasi data dari klien dan menandakan akhir bagian pertama wawancara
sebelum berlanjut kebagian berikutnya. (Muttaqin: 2008).
Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
Menurut Risnanto (2014),

1. Riwayat Keperawatan
A.  Data Biografi
1)      Usia
2) Jenis Kelamin
3) Identifikasi ras, budaya, dan suku bangsa.
4) Hubungan keluarga.
B. Keluhan Utama
1. Nyeri (tersering ditemukan pada masalah system musculoskeletal)
Menurut Risnanto (2014) untuk masing-masing gejala gunakan
pertanyaan pertanyaan sistem PQRST
2. Deformitas/ Imobilitas
Deformitas atau kelainan bentuk menimbulkan suatu keluhan yang
menyebabkan klien meminta pertolongan layanan kesehatan.
3. Kekakuan/ketidakstabilan sendi.
Kekakuan atau ketidakstabilan sendi merupakan suatu keluhan yang
dirasakan klien
4. Pembengkakan/benjolan.
Kelihatan adanya pembengkakan ekstremitas merupakan suatu tanda
adanya bekas trauma yang terjadi pada klien.
5. Kelemahan otot.
Keluhan adanya kelemahan otot biasanya dapat bersifat umum atau bersifat
local karena gangguan neurologis pada otot
6.  Gangguan sensibilitas.
Keluhan adanya gangguan sensibilitas muncul apabila terjadi kerusakan
saraf pada upper/lowermotor neuron, baik bersifat local maupunn
menyeluruh.
7. Gangguan atau hilang fungsi.
Keluhan gangguan dan hilangnya fungsi organ musculoskeletal
C.    Riwayat kesehatan sekarang
Menurut Risnanto (2014)Sejak kapan timbul keluhan, apakah ada
riwayat trauma. Hal-hal yang menimbulkan gejala. Timbulnya gejala
mendadak atau perlahan serta timbul untuk pertama kalinya atau
berulang.
D.      Riwayat kesehatan masa lalu
Data ini meliputi kondisi kesehatan individu. Data tentang adanya
efek langsung atau tidak langsung terhadap muskuloskeletal, misal riwayat
trauma/kerusakan tulang rawan. Riwayat Arthritis, osteomielitis.
Riwayat pengobatan berikut efek sampingnya, misal kortikosteroid dapat
menimbulkan kelemahan otot(Risnanto 2014).
E.       Riwayat Perkembangan
Data ini menggambarkan sejauh mana tingkat perkembangan pada
neonatus, bayi, pra sekolah, usia sekolah, remaja, dewasa dan tua
(Suratun:2008).
F. Riwayat Sosial
Data ini meliputi antara lain pendidikan klien dan pekerjaannya.
G. Keadaan Tubuh Lainnya.
Tanyakan pada klien tentang, kondisi sistem tubuh lainnya. (di modul)
H. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga untuk menentukan hubungan genetik
I. Riwayat Diet
Identifikasi adanya kelebihan berat badan
J. Aktifitas kegiatan sehari hari.
Kebiasaan membawa benda-benda berat yang dapat menimbulkan strain otot dan
jenis jenis trauma Iainnya
K. Aspek psikologis
Aspek psikologis yang perlu dikaji di antaranya adalah bagaimana respons psikologis
klien terhadap masalah gangguan aktivitas yang dialami
L. Aspek sosiokultural
Pengkajian pada aspek sosiokultural ini dilakukan untuk mengidentifikasi dampak
yang terjadi akibat gangguan aktivitas
M. Aspek spiritual
Hal yang perlu dikaji pada aspek ini adalah bagaimana keyakinan
2.      Pemeriksaan Fisik
Dasar pengkajian adalah perbandingan simetris bagian tubuh.
1)     Mengkaji Skelet Tubuh
Skelet Tubuh dikaji mengenai adanya deformitas dan kesejajaran.
2) Mengkaji Tulang Belakang
Kurvatura normal tulang belakang biasanya konveks pada bagian
dada dan konkaf sepanjang leher dan pinggang.
3)     Mengkaji Sistem Persendian
Persendian dievaluasi dengan memeriksa rentang gerak, deformitas,
stabilitas dan adanya benjolan, rentang gerak dievaluasi secara aktif
maupun pasif.
4)     Mengkaji Sistem Otot
Sistem otot dikaji dengan memperhatikan kemampuan seseorang
dalam mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, serta ukuran
masing-masing otot.
5)     Mengkaji Cara Berjalan
Minta klien untuk berjalan sampai beberapa jauh, perhatikan cara berjalan
6) Mengkaji Kulit dan Sirkulasi Perifer
Pengkajian tambahan penting yang dapat dilakukan perawat adalah mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
3. Pemeriksaan Diagnostik
1.      Foto Rontgen
2.      Computed tomography (CT scan)
3.      Magnetic Resonance Imaging (MRI)
4. Angiografi
5.      Digital Substraction Angiography (DSA)
6.      Skintigrafi Tulang (Pemindai Tulang)
7.      Termografi,
8.      Elektromiografi,
9.     Elektromiografi,
10. Venogram
11.  Artrografi
12.  Artrosentesis
13.  Artroskopi
14.  Biopsi
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah dan urine klien
dapat memberi informasi mengenai
masalah muskuloskeletal primer atau
komplikasi yang terjadi (mis infeksi),
sebagai dasar acuan pemberian terapi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai