KEPERAWATAN JIWA
DIAGNOSA RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Ns. Vivi Yuderna,S.Kep, M.Kep
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan ini mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dari bimbingan dari Dosen pembimbing. Sehingga kami dapat
menyelesaikan ini dengan baik.
Penyusun,
Miftahul noviarta
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.4 Tujuan Masalah...........................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri........................................................54
2.1.1. Pengertian Defisit Perawatan Diri..................................................54
2.1.2. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri.......................................55
2.1.3 Dampak...........................................................................................56
2.1.4 Patofisiologi.....................................................................................58
2.2 Asuhan keperawatan Defisit Perawatan Diri.............................................58
2.2.1 Pengkajian ......................................................................................58
2.2.2 Diagnosa..........................................................................................61
2.2.3 Rencana Keperawatan.....................................................................62
2.2.4 Implementasi Keperawatan.............................................................68
2.2.5 Evaluasi...........................................................................................71
BAB III...................................................................................................................72
3.1. STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN...72
a) Data Subyektif :......................................................................................72
b) Data Obyektif :.......................................................................................72
3.2. STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI.............86
BAB IV.................................................................................................................101
PENUTUP.............................................................................................................101
4.1 Kesimpulan..............................................................................................101
4.2 Saran........................................................................................................101
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................102
4
BAB I
PENDAHULUAN
kriteria orang yang sehat jiwa merupakan orang yang dapat melakukan,
kenyataan itu buruk, merasa bebas secara relatif dari ketegangan dan kecemasan,
memperoleh kepuasan dari usahanya dan perjuangan hidupnya, merasa lebih puas
untuk memberi dari pada menerima. Berhubungan dengan orang lain secara
aktifitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak
mandiri, dan toileting, buang air besar/buang air kecil (Damaiyanti, 2008).
perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor diantaranya : budaya, nilai sosial pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Herman, (2011), tanda dan gejala seseorang yang mengalami gangguan
defisit perawatan diri adalah
a. Mandi / hygiene
b. Berpakaian / berhias
c. Makan
2.1.3 Dampak
Wartonah (2006)
1. Dampak fisik
a. Kelelahan fisik.
b. Penurunan kesadaran
a) Faktor prediposisi
berhias diri secara mandiri, dan toileting buang air besar (BAB) atau buang
air kecil (BAK) secara mandiri.
( Damaiyanti, 2013)
2.2.1 Pengkajian
a. Pengumpulan Data
keluarganya
jiwa.
jiwa.
11) Aspek medis, obat – obatan klien saat ini baik obat fisik,
psikofarmako dan therapy lain.
12) Masalah Keperawatan Perawat dapat menyimpulkan
kebutuhan atau masalah klien dari kelompok data yang
dikumpulkan, kemungkinan kesimpulan adalah sebagai
berikut:
2.2.2 Diagnosa
3. Isolasi sosial
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
janji.
Intervensi :
Rasional:
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
Rasional:
Intervensi :
Rasional:
Intervensi :
Rasional:
Rasional:
intervensi :
Rasional:
kriteria evaluasi :
Intervensi :
diri
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
18
2.2.5 Evaluasi
1. Kebersihan diri
2. Berdandan
BAB III
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien
Seorang klien mengalami defisit perawatan diri. Klien terlihat kotor, rambut kotor dan
kusam, gigi kotor, kulit berdaki, bau, kuku panjang dan kotor, BAB/BAK disembarangan tempat.
b. Diagnosa keperawatan
c. Tujuan khusus
d. Tindakan keperawatan
a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak atau ibu, perkenalkan nama saya naina fitri. saya biasanya dipanggil fitri.
Nama bapak atau ibu siapa? Biasanya dipanggil siapa ? Saya mahasiswa Akes Rustida yang
akan merawat bapak hari ini dari jam 7 sampai jam 2 siang. Dari tadi saya lihat Bapak atau ibu
menggaruk – garuk badannya, apakah gatal ?
2) Evaluasi
Bagaimana keadaan bapak atau ibu hari ini ? bapak atau ibu apakah sudah mandi ? Sudah
berganti baju ?
3) Kontrak
TentangPentingnya Kebersihan
Waktu : Bapak atau ibu kita akan berbincang – bincang jam berapa ? berapa lama ? bagaimana
jika jam 09.30-
09.45 ?
Tempat : Bapak atau ibu dimana kita akan berbincang – bincang? Bagaimana kalau ditaman ?
b. Kerja
24
Bapak atau ibu mengapa anda garuk – garuk badan ? Apakah Bapak atau ibu sudah mandi ? Apa
alasan Bapak atau ibu tidak merawat diri ? Kalau kita tidak teratur menaga kebersihan diri
masalah apa menurut Bapak atau ibu yang bisa muncul ? Ya betul, selain Bau badan , masalah
yang dapat timbul yaitu kudis, panu, kutu , gatal – gatal, dan lain – lain.
Menurut Bapak atau ibu kita mandi harus bagaimana ? sebelum mandi apa yang perlu kita
siapkan ? benar sekali, Bapak atau ibu perlu menyiapkan handuk, sikat gigi dan pasta gigi,
sabun, shampoo, dan sisir. Bagaimana kalau sekarang kita kekamar mandi , saya akan
membimbing Bapak atau ibu melakukannya. Sekarang,buka pakaian dan siram seluruh tubuh
Bapak atau ibu termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokan pada kepala Bapak atau ibu
sampai berbusa, lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali! Selanjutnya ambil sabun, gosokan
diseluruh tubuh secara merata, lalu disiram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai
pasta gigi, giginya disikat mulai dari atas sampai bawah. Gosok seluruh gigi bapak atau ibu
mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur – kumur sampai bersih. Terakhir, siram
lagi seluruh badan Bapak atau ibu sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Bapak atau ibu
bagus sekali melakukannya.
c. Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Bapak atau ibu setelah belajar cara menjaga kebersihan diri (mandi) yang
benar.
2) Evaluasi Obyektif
Coba Bapak atau ibu sebutkan lagi apa saja cara – cara mandi yang baik yang sudah Bapak atau
ibu lakukan. 3) Kontra
- Topik
Bagaimana kalau besok kite bertemu lagi dan berbincang – bincang lagi tentang cara makan
yang baik.
25
- Tempat
- Waktu
Bagaimana kalau kita berbincang – bincang kembali besok jam 08.00 – 08.15 ?, apakah bapak
atau ibu setuju ?
Saya harap Bapak atau ibu melakukan cara menjaga kebersihan diri dan jangan lupa
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian (Aprilianti, dkk, 20145-7).
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien:
Klien mengatakan malas makan sendiri dn tidak mampu untuk makan sendiri. Ketidakmampuan
makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
b. Diagnosa keperawatan
c. Tujuan khusus
d. Tindakan keperawatan
a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
Selamat siang Bapak atau ibu, tampak rapi hari ini. Siang ini kita akan latihan bagaimana cara
makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang makan ya!Mari.....itu sudah datang makanan.
2) Evaluasi
3) Kontrak
Topik : Bapak atau ibu saya ingin berbincang – bincang tentangcara dan alat makan yang benar.
Waktu : Bapak atau ibu kita akan berbincang – bincang jam berapa ? Dan berapa lama ?
Bagaimana jika jam 08.00 – 08-15. Tempat :dimana kita berbincang – bincang ? Bagaimana
kalau kita berbincang diruan makan ?
27
b. Kerja
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana Bapak atau Ibu makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktikkan!”
“ Bagus, setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan
Bapak atau Ibu yang pimpin! Bagus.”
“Mari kita makan! Saat makan kita harus menyuap makanan satu persatu dengan pelan-pelan.
Ya, ayo......sayurnya dimakan ya. Setelah makan kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya
betul ......dan kita akhiri dengan cuci tangan.”
“Ya bagus ! itu suster sedang membagikan obat, coba Bapak atau
c. Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang – bincang dengan saya dan setelah kita
makan bersama.
2) Evaluasi Obyektif
Coba bapak atau ibu sebutkan kembali apa saja yang harus kita lakukan pada saat
makan. 3) Kontrak
- Topik
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang – bincang lagi tentang cara toileting
yang baik.
- Tempat
28
- Waktu
Bagaimana kalau kita berbincang – bincang kembali besok jam 08.00 – 08.15 ? Apakah Bapak
atau ibu setuju ?
Saya harap Bapak atau ibu melakukan makan secara mandiri dan jangan lupa masukkan dalam
jadwal kegiatan harian
(Kelliat, 2007:173).
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien
Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK atau BAB.
Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai BAB atau BAK tidak pada tempatnya,
tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB atau BAK.
b. Diagnosa keperawatan
c. Tujuan khusus
4) Klien dapat menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAK dan BAB
29
d. Tindakan keperawatan
a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini ? baik. Sudah dijalankan jadwal
kegiatannya ?. . kita akan membicarakan tentang cara BAB dan BAK yang baik ya. Kira – kira
30 menit yah .. ? dimana kita duduk ?
2) Evaluasi
b) Bapak atau ibu ketika makan apa saja yang harus dilakukan ?
3) Kontrak
b. Kerja
Dimana biasanya bapak buang air besar dan buang air kecil? Benar bapak buang air besar atau
kecilyang bail itu di WC, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran
pembuangan kotoran. Jadi kita tidak boleh buang air besar atau kecil di sembarang tempat.
Sekarang, apakah bapak tau bagaimana cara cebok? Yang perlu diingat saat mencebok adalah
bapak membersihkan bokong atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja
atau air kencing yang di tubuh bapak. Setelah bapak selesai cebok, jangan lupa tinja atau air
kencing yang ada di WC di bersihkan. Caranya siram tinja atau air kencing yang ada di WC
secukupnya sampai tinja atau air kencing itu tidak tersisa di WC. Setelah itu cuci tangan dengan
menggunakan sabun.
Untuk perempuan:
Cara membilas yang bersih setelah ibu buang air besar yaitu dengan menyiram air kea rah depan
ke belakang. Jangan terbalik yah.. cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya
kotoran/tinja yang ada di bokong ke bagian kemaluan kita. Setelah ibu selesai cebok, jangan lupa
tinja atau air kecingyang ada di WC di bersihkan. Caranya siram tinja atau air kencing tersebut
dengan air secukupnya sampai air kencing atau tinja tidak tersisa di WC. Lalu cuci dengan
menggunakan sabun.
c. Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
Bagaiman perasaan Bapak atau ibu setelah berbincang – bincang lagi tentang Buang air besar
atau kecil yang baik.
2) Evaluasi Obyektif
Coba bapak atau ibu jelaskan ulang tentang cara BAB/BAK yang baik. 3) Kontrak
- Topik
31
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang – bincang lagi tentang cra
berhias/berdandan.
- Tempat
- Waktu
Saya harap Bapak atau ibu melakukan toileting yang baik dan jangan lupa masukkan dalam
jadwal kegiatan harian(Aprilianti, dkk, 20145-7).
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi pasien
Klien mengatakan dirinya malas berdandan. Ketidakmampuan berpakaian atau berhias ditandai
dengan rambut acak – acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur
(laki – laki) atau tidak berdandan (wanita).
b. Diagnosa keperawatan
c. Tujuan khusus
d. Tindakan keperawatan
a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
Selamat pagi Bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini ? Baik. Sudah dijalankan jadwal
kegiatannya ?., Hari ini kita akan latihan berhias/berdandan, mau dimana latihannya? Bagaimana
kalau diruang tamu ? bagaimana kalau kita melakukannya selama 30 menit?
2) Evaluasi
b) Bapak atau ibu ketika BAB/BAK apa saja yang harus dilakukan.?
3) Kontrak
Topik : Bapak atau ibu saya ingin berbincang – bincang tentang melakukan berhias/berdandan.
Waktu : Bapak atau ibu kita akan berbincang – bincang jam berapa ? Dan berapa lama ?
Bagaimana jika jam 08.00 – 08.15 ?
b. Kerja
“apa yang bapak lakukan setelah selesai mandi? Apa Bapak sudah ganti baju?”
“untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih 2 kali
sehari. Sekarang coba bapak ganti baju. Ya, bagus seperti itu.”
“apakah bapak menyisir rambut? Bagaimana cara bersisir? Coba kita praktikkan, lihat ke cermin,
bagus sekali
“apakah bapak suka bercukur? Berapa hari sekali bercukur? Betul 2 kali seminggu
“tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari pak dirapikan!ya, bagus!” (catatan :
janggut dirapikan jika pasien tidak memelihara janggut).
c. Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
2) Evaluasi Obyektif
Coba Bapak, sebutkan cara berhias diri yang baik sekali lagi 3) Kontrak
- Topik
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang – bincang lagi tentang kondisi
bapak/ibu yang lain.
- Tempat
- Waktu
Bagaimana kalau kita berbincang – bincang kembali hari ini jam 08.00 selama 30 , apakah
bapak atau ibu setuju ?
34
Saya harap Bapak atau ibu melakukan berhias atau berdandan yang baik dan jangan lupa
masukkan dalam jadwal kegiatan harian. (Kelliat, 2007:171).
Batasan istilah pada asuhan keperawatan pada Sdr.R dan Sdr.F yang mengalami
gangguan defisit perawatan diri dengan pemberian strategi pelaksanaan 1 dan 2 di ruang
gatotkaca di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta , maka penulis hanya menjabarkan konsep
defisit perawatan diri beserta asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
yang disusun secara naratif.
KERJA
“Apa yang … lakukan setelah selesai mandi?” Apa … sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih
2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju. Ya, bagus seperti itu”
“Apakah … menyisir rambut? Bagaimana cara bersisir? “Coba kita praktekkan, lihat ke cermin,
bagus … sekali!
“Apakah … suka bercukur? Berapa hari sekali bercukur? “betul 2 kali seminggu
35
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapihkan! Ya, bagus”
(Catatan : Janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)
TERMINASI
“Bagaimana perasaan … setelah berdandan”
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”
“Selanjutnya bapak setiaphari setelah mandi berdandan dan pakai baju yang seperti tadi! Mari
kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berapa?
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang lain”
KERJA
“Sudah diganti tadi pakaiannya sehabis mandi? Bagus …! Nach … sekarang disisir rambutnya
yang rapi, bagus … ! apakah … biasa pakai bedak?” coba dibedakin mukanya … yang rapi dan
tipis. Bagus sekali.” “…, punya lipstik mari dioles tipis, nach …… coba lihat di kaca!
TERMINASI
“Bagaimana perasaan … setelah berdandan”
“… jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadwal kegiatan harian, sama jamnya
dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama pasien yang
lain.”
SP 1 Keluarga : memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah perawatan
diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri.
ORIENTASI
36
KERJA
“Apa saja masalah yang Bapak/Ibu rasakan dalam merawat …?” Perawatan diri yang utama
adalah kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.
“Perilaku yang ditunjukkan oleh … itu dikarenakan gangguan jiwanya yang membuat pasien
tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik … akan saya jelaskan: untuk
kebersihan diri, kami telah melatih … untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran, ganti baju,
dan potong kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya … juga telah punya
jadwal pelaksanaannya untuk berdandan. Karena anak Bapak/Ibu perempuan, kami harapkan
dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, pakai bedak dan lipstik. Untuk makan,
sebaiknya makan bersama keluarga dirumah, … telah mengetahui langkah-langkahnya : cuci
tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangannya.
Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis makan langsung makan obat. Dan untuk
BAB/BAK, di rumah ada WC Bapak/Ibu? Iya … juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih.
Kalau … kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan?
“Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah …
sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya”
TERMINASI
“Coba Pak … sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak bapak…
dalam merawat diri”
ORIENTASI
“Assalamu’alaikum Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi”
“Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua hari yang
lalu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke … ya?”
KERJA
“Sekarang anggap saya adalah …. Coba bapak praktikkan, cara memotivasi … untuk mandi,
berdandan, buang air dan makan”
“Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi… minum obat dan melakukan kegiatan positifnya
sesuai jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat …“
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat …”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu
membesuk…”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat … sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”
ORIENTASI
“Assalamu’alaikum Bapak/Ibu hari ini … sudah boleh pulang, untuk itu perlu dibicarakan jadual
…selama di rumah”
“Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat
…?”
“Nah sekarang mari kitak bicarakan jadual di rumah tersebut disini saja?” “Berapa lama bapak
dan ibu punya waktu KERJA
39
“Pak, Bu … ini jadual kegiatan … dirumah sakit, coba perhatikan apakah dapat dilaksanakan di
rumah”
“Pak/Bu jadual yang telah dibuat selama … di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik
jadual aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya … menolak terus menerus untuk makan,
minum dan mandi serta menolak makan minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain, maka segera hubungi suster … di Puskesmas …, Puskesmas terdekat
di rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya (0651) xxxxxx” selanjutnya suster …
yang akan membantu memantau perkembangan … selama di rumah”
TERMINASI
“Bagaimana Pak, Bu ada yang belum jelas? Ini jadwal harian … untuk dibawa pulang” “Jangan
lupa kontrol ke Puskesmas untuk perawatan …di Puskesmas … “ “Jangan lupa kontrol ke
Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala yang tampak” “Silahkan selesaikan
administrasinya”
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian bab maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan pasien yang dapat menatik Diagnosa Keperawatan
dimana Diagnosa utama dapat muncul saat dilakukan pengkajianSetelahnya ditentukan Rencana
keperawatan yang dapat dilakukan yang merupakan terapan atau akan dilakukan pada tahap
Implementasi Keperawatan dan terakhir Evaluasi yang penulis dapatkan pada tercapainya tujuan
seperti membina hubungan saling percaya dengan perawat, hasil evaluasi yang penulis dapatkan
dalam tujuan yang kedua sesuai dengan kriteria evaluasi pada perencanaan yaitu klien mampu
mengetahui cara menjaga kebersihan diri, evaluasi yang penulis dapatkan dalam tujuan yang
ketiga yaitu mampu mempraktekkan cara berhias/ berdandan serta menganjurkan untuk
memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
4.2 Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
Bagi Institusi Pendidikan ; Diharapkan dapat meningkatkan bimbingan klinik kepada mahasiswa
secara maksimal, sehingga mahasiswa mendapatkan gambaran dalam memberikan asuhan
keperawatan yang benar.
41
Bagi Penulis ; Penulis dapat meningkatkan pengkajian dengan baik melalui penyusunan rencana
kerja dengan baik dalam mendapatkan data yang lebih akurat.
Bagi Rumah Sakit ; Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan asuhan
keperawatan khususnya bagi pasien yang mengalami gangguan defisit perawatan diri gangguan
merawat kebersihan diri dan kurang mampu untuk berhias/berdandan.
42
\DAFTAR PUSTAKA
Fauziah & Latipun. 2016. „Hubungan Dukungan Keluarga Dan Keberfungsian Sosial Pada
Pasien Skizofrenia Rawat Jalan’. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol. 04, No.02,
Agustus 2016, ISSN: 2301-8267.
Jalil. A. 2015. „Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Kemampuan Pasien Skizofrenia Dalam
Melakukan Perawatan Di Rumah Sakit’. Jurnal Keperawatan Jiwa. Volume 3, No. 2,
November 2015; 154-161.
Keliat, Heri & Wardani. 2015. Tanda Gejala Dan Kemampuan Mengontrol Perilaku Kekerasan
Dengan Terapi Musik Dan Rational Emotive Cognitif Behavior Therapy. Jurnal
NersVol. 10 2 Oktober 2015 :233-241.
Muhith Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi Asuhan Keperawatan
Jiwa Perilaku Kekerasan. Yogyakarta: Andi.
Saputri Indah, 2016’Analisis Faktor Predisposisi Dan Presipitasi Gangguan Jiwa Di Ruang
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta’, skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
43
Yusuf, Rizky dan Hanik. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Di akses tanggal 9 April 2017.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PRO
VINSI_2015/13_JATENG_2015.pdf.
Kemenkes RI. 2016. Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa Masyarakat. Dipublikasikan
tanggal 6 Oktober 2016, diakses tanggal 9 April 2017.
http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluargadukungan-kesehatan-
jiwa-masyarakat.html.