Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN DARING

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI DI RUANG MAWAR RS. JIWA

PUTRI SEPRIANI NAATONIS

1420119060R

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA

KUPANG

2021/2022
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus Asuhan Keperawatan pada dengan masalah
keperawatan Halusinasi sudah disetujui dan direspon pada tanggal 07 Mei 2022.

Mahasiswa

Putri Sepriani Naatonis

1420119060R

Pembimbing Ketua Prodi S1

(Syahrir, S.Kep.M.Si) (Syahrir, S.Kep.M.Si)


iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan kuasanaya kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Laporan
Kasus Asuhan keperawatan pada Tn. N dengan Masalah Keperawatan Gngguan
Defisit Perawatan Diri. Dalam menyelesaikan laporan ini kami menemui banyak
kendala, namun atas kejra sama dan bantuan dari beberapa pihak akhirnya kendala
tersebut dapat teratasi.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Daeng Vieya Putri Bhwa, S.Kep M.S1 selaku Ketua STIKES Nusantara
Kupang
2. Bapak Syahril S.Kep M.Si selakuKetua Prodi S1 Keperawatan sekaligus Dosen
pembimbing penulisan dalam menyusun laporan praktek kerja lapangan ini
dengan baik.
3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajarkan penulisan selama proses
perkuliahan di STIKES Nusantara Kupang.
4. Orang tua dalam memberikan semangat dan motivasi bagi saya dalam
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Daring ini.
5. Semua teman - teman yang telah turut dalam memberikan semangat bagi saya
dalam menyelesaikan Laporan Praktik Lapangan Daring ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan
demi penyempurnaan penyusunan laporan – laporan selanjutnya. Semoga laporan PKL
ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Kupang, 2022

Penulis
iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PEGESAHAN ..............................................................................................ii


KATA PENGANTAR ..................................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................iv
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN .........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Umum
1.3 Tujuan Khusus
BAB II
KONSEP PENYAKIT
2.1 Defenisi
2.2 Etiologi
2.3 Tahapan Defisit Perawatan Diri
2.4 Rentang Respon
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
3.1 Pengkajian
3.2 Pohon Masalah
3.3 Diagnosa Keperawatan
3.4 Intervensi Keperawatan
3.5 Implementasi
3.6 Evaluasi
BAB IV
LAPORAN KASUS
4.1 Pengkajian
4.2 Pohon Masalah
4.3 Diagnosa
v

4.4 Intervensi
4.5 Implementasi dan Evaluasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang


mengalami kelemahan kemampuan dalam melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi, berhias, makan dan BAK/BAB. Defisit perwatan
diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi.

Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri
biasanya tampak seperti rambut kotor, gigi kotor, badan berdaki dan bau, kuku
panjang dan kotor, rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian
tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak
berdandan, tidak mampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran dan
tidak pada tempatnya, buang air besar atau buang air kecil tidak pada
tempatnya dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah buang air besar
atau buang air kecil.

Dampak apabila defisit perawatan diri tidak ditangani, maka akan


berakibat buruk baik bagi dirinya sendiri, orang lain sertalingkungan
sekitarnya. Dampak fisik bagi dirinya sediri yaitu banyaknya gangguan
kesehatan yang diderita seorang karena tidak terpeliharanya kebersihan diri
dengan baik seperti gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. Sedangkan
untuk dampak psikososial yaitu gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan
2

dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi dan gangguan


interaksi social. Sedangkan dampak bagi orang lain.

Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan diantaranya


sebagai pendidik, narasumber, penasihat dan pemimpin (Direja, 2011). Adapun
peran perawat dalam penanganan masalah defisit perawatan diri di rumah sakit
jiwa yaitu melakukan penerapan asuhan keperawatan berupa penerapan strategi
pelaksanaan defisit perawatan diri. Strategi pelaksanaan pada pasien deficit
perawatan diri yaitu dengan melatih pasien cara perawatan kebersihan
diri/mandi, melatih pasien berdandan atau berhias, melatih pasien makan dan
minum secara mandiri dan mengajarkan pasien melakukan buang air besar dan
buang air kecil secara mandiri.

1.2 Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan


defisit perawatan diri di Ruang Mawar Rumah Sakit Jiwa.

1.3 Tujuan Khusus

a) Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada pasien


dengan gangguan defisit perawatan diri di Ruang Mawar Rumah Sakit
Jiwa.
b) Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan gangguan defisit perawatan diri di Ruang Mawar Rumah Sakit
Jiwa.
c) Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada pasien dengan
gangguan defisit perawatan diri di Ruang Mawar Rumah Sakit Jiwa.
d) Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien dengan
gangguan defisit perawatan diri di Ruang Mawar Rumah Sakit Jiwa.
3

BAB II
KONSEP PENYAKIT

2.1 Defenisisi

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan manusia dalam memenuhi


kebutuhannya sehari-hari guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien bisa dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
sendiri. Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Tarwoto dan
Wartonah menjelaskan kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang
tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Menurut Nurjannah Defisit perawatan diri adalah gangguan


kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas perawatan diri seperti mandi,
berhias/berdandan, makan dan toileting.Defisit perwatan diri adalah suatu
keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.

Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut,
pakaian kotor, bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi. Defisit
perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien
gangguan jiwa pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat.
4

2.2 Etiologi

2.2.1. Factor predisposisi


1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.

2.2.2 Factor presepitasi


Kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri. faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
5

2) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
menderita diabetes melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan
untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.

2.3 Tahapan Defisit Perawatan diri

a) Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri


b) Membimbing dan menolong klien merawat diri
c) Ciptakan lingkungan yang mendukung
6

2.4 Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan


Seimbang Kadang tidak perawatan diri saat
stres
7

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah proses untuk tahap awal dan dasar utama dari proes
keperawatan terdiri drai pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau
masalah klien. Data yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, social
dan spiritual. Pengelompokkan data pengkajian kesehatan jiwa, dapat berupa
faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping, dan kemampuan
yang dimiliki
a. Identitas
Biasanya identitas terdiri dari: nama klien, umur, jenis kelamin, alamat,
agama, pekerjaan, tanggal masuk, alasan masuk, nomor rekam medik,
keluarga yang dapat dihubungi.
b. Alasan Masuk
Biasanya apa yang menyebabkan pasien atau keluarga datang, atau dirawat
dirumah sakit. Biasanya masalah yang di alami pasien yaitu senang
menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan orang lain, terlihat
murung, penampilan acak-acakan, tidak peduli dengan diri sendiri dan
mulai mengganggu orang lain.
c. Faktor Predisposisi.
Pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri ditemukan adanya
faktor herediter mengalami gangguan jiwa, adanya penyakit fisik dan
mental yang diderita pasien sehingga menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri. Ditemukan adanya faktor perkembangan
dimana keluarga terlalu melindungi dan memanjakan pasien sehingga
8

perkembangan inisiatif terganggu, menurunnya kemampuan realitas


sehingga menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri serta didapatkan kurangnya dukungan dan situasi
lingkungan yang mempengaruhi kemampuan dalam perawatan diri.
d. Pemeriksaan Fisik
Biasanya pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan tandatanda vital
(TTV), pemeriksaan secara keseluruhan tubuh yaitu pemeriksaan head to
toe yang biasanya penampilan klien yang kotor dan acak-acakan.
e. Psikososial
1) Genogram
Biasanya menggambarkan pasien dengan anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, dilihat dari pola komunikasi pengambilan
keputusan dan pola asuh.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
Biasanya persepsi pasien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai, reaksi pasien terhadap bagian tubuh yang disukai dan
tidak disukai.
b) Identitas diri
Biasanya dikaji status dan posisi pasien sebelum pasien dirawat,
kepuasan pasien terhadap status dan posisinya, kepuasan pasien
sebagai laki-laki atau perempuan , keunikan yang dimiliki sesuai
dengan jenis kelamin dan posisinnya
c) Peran diri
Biasanya meliputi tugas atau peran pasien dalam keluarga/
pekerjaan/ kelompok/ masyarakat, kemampuan pasien dalam
melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan yang terjadi saat
pasien sakit dan dirawat, bagaimana perasaan pasien akibat
perubahan tersebut.
d) Ideal diri
9

Biasanya berisi harapan pasien terhadap kedaan tubuh yang ideal,


posisi, tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah,
harapan pasien terhadap lingkungan sekitar, serta harapan pasien
terhadap penyakitnya.
e) Harga diri
Biasanya mengkaji tentang hubungan pasien dengan orang lain
sesuai dengan kondisi, dampak pada pasien berubungan dengan
orang lain, fungsi peran tidak sesuai harapan, penilaian pasien
terhadap pandangan atau penghargaan orang lain.
f) Hubungn social
Biasanya hubungan pasien dengan orang lain sangat terganggu
karena penampilan pasien yang kotor sehingga orang sekitar
menghindari pasien. Adanya hambatan dalam behubungan dengan
orang lain, minat berinteraksi dengan orang lain.
g) Spiritual
1. Nilai dan keyakinan Biasanya nilai dan keyakinan terhadap
agama pasien terganggu karna tidak menghirauan lagi
dirinya.
2. Kegiatan ibadah Biasanya kegiatan ibadah pasien tidak
dilakukan ketika pasien menglami gangguan jiwa.
h) Status mental
1. Penampilan
Biasanya penampilan pasien sangat tidak rapi, tidak tahu cara
berpakaian, dan penggunaan pakaian tidak sesuai.
2. Cara bicara/ pembicaraan
Biasanya cara bicara pasien lambat, gagap, sering
terhenti/bloking, apatisserta tidak mampu memulai
pembicaraan.
3. Aktivitas motorik
Biasanya klien tampak lesu, gelisah, tremor dan kompulsif.
10

4. Alam perasaan
Biasanya keadaan pasien tampak sedih, putus asa, merasa
tidak berdaya, rendah diri dan merasa dihina.
5. Afek
Biasanya afek pasien tampak datar, tumpul, emosi pasien
berubah-ubah, kesepian, apatis, depresi/sedih dan cemas.
6. Interaksi selama wawancara
Biasanya respon pasien saat wawancara tidak kooperatif,
mudah tersinggung, kontak kurang serta curiga yang
menunjukan sikap atau peran tidak percaya kepada
pewawancara atau orang lain.
7. Persepsi
Biasanya pasien berhalusinasi tentang ketakutan terhadap
hal-hal kebersihan diri baik halusinasi pendengaran,
penglihatan serta halusinasi perabaan yang membuat pasien
tidak mau membersihkan diri dan pasien mengalami
depersonalisasi.
8. Proses piker
Biasanya bentuk pikir pasien otistik, dereistik, sirkumtansial,
kadang tangensial, kehilangan asosiasi, pembicaraan
meloncat dari topik satu ke topik lainnya dan kadang
pembicaraan berhenti tiba-tiba.
i) Kebutuhan klien pulang
1. Makan
Biasanya pasien kurang makan, cara makan pasien terganggu
serta pasien tidak memiliki kemampuan menyiapkan dan
membersihkan alat makan.
2. Berpakaian
Biasanya pasien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa
menggunakan pakaian yang sesuai dan tidak bisa berdandan.
11

3. Mandi
Biasanya pasien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak
gosok gigi, tidak mencuci rambut, tidak menggunting kuku,
tubuh pasien tampak kusam dan bdan pasien mengeluarkan
aroma bau.
4. BAB/BAK
Biasanya pasien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti di
tempat tidur dan pasien tidak bisa membersihkan WC setelah
BAB/BAK.
5. Istirahat
Biasanya istirahat pasien terganggu dan tidak melakukan
aktivitas apapun setelah bangun tidur.
6. Penggunaan obat
Apabila pasien mendapat obat, biasanya pasien minum obat
tidak teratur.
7. Aktivitas dalam rumah
Biasanya pasien tidak mampu melakukan semua aktivitas di
dalam maupun diluar rumah karena pasien selalu merasa
malas.
j) Mekanisme koping
1. Adaptif Biasanya pasien tidak mau berbicara dengan orang
lain, tidak bisa menyelesikan masalah yang ada, pasien tidak
mampu berolahraga karena pasien selalu malas.
2. Maladaptif Biasanya pasien bereaksi sangat lambat atau
kadang berlebihan, pasien tidak mau bekerja sama sekali,
selalu menghindari orang lain.
3. Masalah psikososial dan lingkungan Biasanya pasien
mengalami masalah psikososial seperti berinteraksi dengan
orang lain dan lingkungan. Biasanya disebabkan oleh
12

kurangnya dukungan dari keluarga, pendidikan yang kurang,


masalah dengan sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan.
4. Pengetahuan Biasanya pasien defisit perawatan diri terkadang
mengalami gangguan kognitif sehingga tidak mampu
mengambil keputusan.
k) Sumber koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping
dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan
ansietas dengan menggunakan sumber koping yang ada di
lingkungannya. Sumber koping tersebut dijadikan sebagai modal
untuk menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan keyakinan
budaya dapat membantu seorang mengintegrasikan pengalaman
yang menimbulkan stressdan mengadopsi strategi koping yang
efektif.

3.2 Pohon masalah

Effect Isolasi sosial

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Harga diri rendah kronis

3.3 Diagnosa keperawatan


Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan defisit
perawatan diri adalah sebagai berikut:
a. Defisit perawatan diri
13

b. Harga diri rendah


c. Isolasi social

3.4 Intervensi Keperawatan


a. Tindakan keperawatan pada pasien, penatalaksanaan defisit perawatan diri
dapat dilakukan dengan pendekatan strategi pelaksanaan (SP). Strategi
pelaksanaan tersebut adalah :

SP 1 pasien :
1. Identifikasi masalah perawatan diri : kebersihan diri, berdandan,
makan/minum, BAB/BAK.
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri.
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri.
4. Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian, sikat
gigi, cuci rambut, potong kuku.
5. Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan mandi, sikat gigi
(2 kali per hari), cuci rambut ( 2 kali per minggu), potong kuku (satu
kali per minggu).

SP 2 pasien :
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan.
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan.

SP 3 pasien :
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
2. Jelaskan cara dan alat makan dan minum.
3. Latih cara dan alat makan dan minum.
14

4. Latih cara makan dan minum yang baik.


5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk eficit kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum yang baik.
SP 4 pasien :
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan dan minum. Beri
pujian.
2. Jelaskan eficitng air besar dan buang air kecil yang baik.
3. Latih buang air besar dan buang air kecil yang baik.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk eficit kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum serta buang air besar dan buang air
kecil.

b. Tindakan keperawatan pada keluarga, penatalaksanaan eficit perawatan


diri dapat dilakukan dengan pendekatan strategi pelaksanaan (SP). Strategi
pelaksanaan tersebut adalah :

SP 1 keluarga :
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya deficit
perawatan diri (gunakan booklet).
3. Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri.
4. Latih cara merawat : kebersihan diri.
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

SP 2 keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
kebersihan diri. Beri pujian.
2. Bimbing keluarga membantu pasien berdandan.
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.
15

SP 3 keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
2. Bimbing keluarga membantu makan dan minum pasien.
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.

SP 4 keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
kebersihan diri, berdandan, makan dan minum. Beri pujian.
2. Bimbing keluarga merawat buang air besar dan buang air kecil pasien.
3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan.

MASALAH NOC NIC


KEPERAWATAN
Defist perawatan diri Perawatan diri : mandi Bantuan perawatan
: mandi Kriteria hasil : diri : mandi/berpakaian
 Masuk dan keluar dari Definisi : membantu
kamar mandi pasien melakukan
 Mengambil alat/bahan kebersihan diri.
mandi Aktivitaas-aktivitas :
 Mendapat air mandi 1. Pertimbangkan budaya

 Menyalakan keran pasien saat

 Mengatur air mempromosikan


aktivitas perawatan diri
 Mengatur aliran air
2. Pertimbangkan usia pasien
 Mandi di bak cuci
saat mempromosikan
 Mandi di bak mandi
aktivitas perawatan
 Mandi dengan bersiram
diri
 Mencuci wajah
3. Tentukan jumlah dan
16

 Mencuci badan tipe terkait bantuan


yang diperlukan.
4. Letakkan handuk, sabun,
deodoran, alat bercukur,
dan asesoris lain yang
diperlukan di tepi tempat
tidur atau kamar mandi
5. Sediakan lingkungan yang
terapeutik dengan
memastikan kehangatan,
suasana rileks, privasi dan
pengalaman pribadi
6. Fasilitsi pasien untuk
menggosok gigi dengan
tepat
7. Fasilitasi pasien untuk
mandi sendiri dengan tepat
8. Monitor kebersihan kuku,
sesuai dengan kemampuan
merawat diri pasien
9. Monitor integritas kulit
pasien
10. Jaga ritual kebersihan
11. Fasilitasi untuk
mempertahankan rutunitas
waktu tidur pasien yang
biasanya, tanda sebelun
tidur, dan obyek yang
familiar untuk pasien
12. Dukung orangtua atau
17

keluarga berpartisipasi
dalam ritual menjelang
tidur yang biasa dilakukan,
dengan tepat
13. Berikan bantuan sampai
pasien benarbenar mampu
merawat diri secara
mandiri.
Memandikan
Aktivitas-aktivitas :
1. Bantu memandikan pasien
dengan menggunakan kursi
untuk mandi, bak tempat
mandi, mandi dengan
mandiri, dengan
menggunakan cara yang
tepat atau sesuai keinginan
pasien.
2. Cuci rambut sesuai dengan
kebutuhan atau keinginan.
3. Mandi dengan air yang
mempunyai suhu yang
nyaman.
4. Bantu dalam hal perawatan
perineal jika memang
diperlukan.
5. Bantu dalam hal
kebersihan.
6. Cukur pasien sesuai
18

dengan indikasi.
7. Tawarkan mencuci,tangan
setelah eliminasi dan
sebelum makan.
8. Monitor kondisi kulit saat
mandi.
9. Monitor fungsi
kemampuan saat mandi.
Defist perawatan diri erawatan diri : Berpakaian
: berpakaian berpakaian/berdandan Definisi : memilih,
Kriteria hasil : memakaikan, dan
 Memilih pakaian melepaskan pakaian
 Mengambil pakaian dariseseorang yang tidak
lemari bisa melakukan sendiri
 Mengambil pakaian dariAktivitas-aktivitas :
lemari dinding 1. Identifikasi area dimana

 Mengambil pakaian pasien membutuhkan

 Memakai pakaian bagian bantuan dalam berpakaian


atas 2. Monitor kemampuan pasien
untuk berpakaian sendiri
 Memakai pakaian bagian
3. Pakaikan pasien setelah
bawah
membersihkan diri
 Mengancingkan baju
diselesaikan.
 Menggunakan ikat
4. Dukung pasien untuk
pinggang
berpartisipasi dalam
 Menutup resleting.
pemilihan pakaian.
 Memakai kaos kaki.
5. Dukung penggunaan
 Memakai sepatu.
perangkat perawatan diri
 Memasang tali sepatu.
dengan tepat.
 Membuka baju bagian
19

atas. 6. Pakaikan pakaian


 Membuka baju bagian yang tidak ketat,
bawah. dengan tepat.
7. Ganti pakaian pasien
pada saat waktu tidur.
8. Tawari untuk mencuci
pakaian, bila perlu.
9. Berikan bantuan sampai
pasien sepenuhnya mampu
memikul tanggung jawab
untuk berpakaian sendiri.
Defist perawatan diri Perawatan diri : makan Bantuan perawatan
: makan/minum Kriteria hasil : diri: pemberian makan
 Menyiapkan makanan Definisi : membantu
yang akan disantap seseorang untuk makan
 Membuka tutup Aktivitas-aktivitas :
makanan 1. Monitor kemampuan pasien
 Menggunakan alat untuk menelan
makan 2. Identifikasi diet yang

 Menaruh makanan disarankan

pada alat makan 3. Atur meja dan nampan

 Mengambil cangkir makanan agar terlihat

atau gelas menarik


4. Ciptakan lingkungan yang
 Memasukkan makanan
menyenangkan selama
ke mulut dengan jari
waktu makan
 Memasukkan makanan
5. Pastikan posisi pasien yang
ke mulut dengansendok
tepat untuk memfasilitasi
 Memasukkan makanan
mengunyah dan menelan
ke mulut dengan
20

peralatan (makan) 6. Berikan bantuan fisik,


 Minum dengan gelas sesuai kebutuhan.
atau cangkir 7. Berikan penurunan nyeri
 Menaruh makanan di yang cukup sebelum
mulut makan, dengan tepat
 Memanipulasi 8. Berikan kebersihan mulut
makanan di mulut sebelum makan

 Mengunyah makanan 9. Makanan disajikan dengan

 Menelan makanan tepat dalam nampansesuai


kebutuhan, misalnya daging
 Menelan minuman
yang sudah dipotong atau
 Menghabiskan
telur yang telah dikupas
makanan
10. Buka bungkusan makanan
11. Jangan meletakkan
makanan pada sisi dimana
pandangan seseorang tidak
dapat melihat
12. Gambarkan lokasi dari
makanan yang ada di
nampan untuk seseorang
yang memiliki gangguan
penglihatan
13. Posisikan pasien dalam
posisi makan yang nyaman
14. Berikan pengalas makanan
15. Berikan sedotan minuman,
sesuai kebutuhan atau
sesuai keinginan
16. Berikan makanan dengan
suhu yang paling sesuai
21

17. Sediakan makanan dan


minuman yang disukai,
dengan tepat
18. Monitor berat badan pasien
dengan tepat
19. Monitor status hidrasi
pasien dengan tepat
20. Dukung pasien untuk
makan di ruang makan, jika
tersedia
21. Sediakan interaksi sosial
dengan tepat
22. Berikan alat-alat yang bisa
memfasilitasi pasien untuk
makan sendiri
23. Gunakan cangkir dengan
pegangan yang besar, jika
diperlukan
24. Gunakan alat makan dan
gelas yang tidak mudah
pecah dan tidak berat,
sesuai kebutuhan
25. Berikan penanda sesering
mungkin dengan
pengawasan ketat, dengan
tepat

Defist perawatan diri Perawatan diri : Bantuan perawatan


22

: eliminasi eliminasi diri: eliminasi


Kriteria hasil : Definisi : membantu
 Merespon saat kandung dalam eliminasi
kemih penuh dengan Aktivitas-aktivitas :
tepat waktu 1. Pertimbangkan budaya
 Menanggapi dorongan pasien saat mempromosikan
untuk buang air besar aktivitas perawatan diri
secara tepat waktu 2. Pertimbangkan usia pasien

 Masuk dan keluar dari saat

kamar mandi mempromosikan

 Membuka pakaian aktivitas perawatan diri


3. Lepaskan baju yang
 Memposisikan diri di
diperlukan sehingga
toilet atau alat bantu
bisa melakukan
eliminasi
eliminasi
 Sampai ke toilet antara
4. Bantu pasien ke toilet
dorongan atau hampir
atau tempat lain untuk
keluarnya urin
eliminasi pada interval
 Sampai ke toilet antara
waktu tertentu
dorongan sampai
5. Pertimbangkan respon
keluarnya feses
pasien terhadap kurangnya
 Mengosongkan
privasi
kandung kemih
6. Beri privasi selama
 Mengosongkan usus
eliminasi
 Mengelap sendiri
7. Fasilitasi kebersihan toilet
setelah buang urin
setelah menyelesaikan
 Mengelap sendiri
eliminasi
setelah buang air besar 8. Ganti pakaian pasien setelah
 Berdiri setelah eliminasi
9. Siram toilet/berdihkan
23

alatalat untuk eliminasi


(kursi toilet/commode,
pispot)
10. Buatlah jadwal aktivitas
terkait eliminasi, dengan
tepat
11. Instruksikan pasien atau
yang lain dalam rutinitas
toilet
12. Buatlah kegiatan eliminasi,
dengan tepat dan sesuai
kebutuhan
13. Sediakan alat bantu
(misalnya, kateter eksternal
atau urinal), dengan tepat
14. Monitar integritas kulit
pasien

Manajemen lingkungan
Aktivitas-aktivits :
1. Ciptakan lingkungan yang
aman bagi pasien
2. Lindungi pasien dengan
pegangan pada
sisi/bantalan disisi ruangan
yang sesuai
3. Dampingi pasien selama
tidak ada perawatan
bangsal
4. Sediakan tempat tidur
24

dengan ketinggian yang


rendah
5. Letakkan benda yang sering
digunakan dalam jangkauan
pasien
6. Sediakan tempat tiduran
lingkungan yang bersihan
nyaman
7. Sediakan linen dan pakaian
dalam dengan kondisi baik
8. Singkirkan bahanbahan
yang dipergunakan selama
penggantian pakaian dan
eliminasi, serta bau apapun
yang tersisa, sebelum
kunjung dan waktu makan.

3.5 Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
Tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana
Tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh pasien saat ini. Semua tindakan
yang telah dilaksanakan beserta respons pasien didokumentasikan.

3.6 Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan kepada pasien. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu: Evaluasi proses
atau formatif yang dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi
25

hasil tau sumatif yang dilakukan dengan membandingkan antara respons pasien
dan tujuan khusus serta umum yang telah ditentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP,
sebagai berikut :
S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dapat di ukur dengan menanyakan kepada pasien langsung.
O : Respon objektif pasien terhadap tinddakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku pasien pada
saat tindakan dilakukan.
A : Analisis ulang atas data subjektif data subjektif dan objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau
ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respon
pasien yang terdiri dari tindakan lanjut pasien dan tindakan lanjut oleh
perawat.
26

BAB IV
LAPORAN KASUS

4.1 Pengkajian
Ruang Rawat : Mawar Tanggal Dirawat : 24 April 2017

A. Identitas pasien
Inisial Klien : Tn. D
Umur : 47 tahun
No. Rekam Medik : 048132
Tanggal Pengkajian : 20 April 2017
Alamat Lengkap : Jln. Dodiklat sumtra

B. Alasan Masuk
Klien masuk Rumah Sakit Jiwa pada tanggal 24 April 2017 melalui
IGD karena klien gelisah, marah-marah tanpa sebab, emosi labil, mudah
tersinggung, meninju-ninju dinding dan curiga. Klien mengatakan bertengkar
dengan kakaknya.

C. Faktor Predisposisi
a) Mengalami gangguan Jiwa Dimasa Lalu
Klien sakit semenjak tahun 2004 dan sekarang klien dirawat untuk yang
ke 3 kalinya. Klien dirawat terakhir pada tahun 2006. Klien
menggelandang ± 3 bulan ini dan kadang pulang kerumah kakaknya.
b) Pengobatan Sebelumnya
Klien sebelumnya sudah pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa dan
mendapatkan pegobatan sebelumnya pada tahun 2006. Namun sejak
pulang dari pengobatn klien tidak pernah minum obat. Keluarga
mengatakan ± 1 bulan yang lalu klien pernah dirawat di RS. Bayangkara
selama 1 minggu karena diare.
27

c) Riwayat Trauma
 Aniaya Fisik
Klien tidak pernah mendapatkan perlakuan aniaya fisik baik dari
lingkungan maupun keluarga.
 Aniaya Seksual
Klien tidak pernah menjadi pelaku, korban atau saksi dalam aniaya
seksual.
 Penolakan
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penolakan sosial baik
dari keluarga ataupun lingkungan masyarakat sekitar.
 Kekerasan Dalam Keluarga
Klien sebelumnya melakukan kekerasan kepasa keluarga yaitu
bertengkar dengan kakaknya
 Tindakan Kriminal
Klien tidak pernah menjadi pelaku korban atau saksi yang terkait
denan tindakan kriminal.

D. Pemeriksaan Fisik
a) Tanda-tanda Vital : TD : 120/80 mmHg N: 84x/mnt S: 36,7°C
P : 21x/mnt
b) Ukuran : TB :164 cm BB: 50 kg
c) Keluhan Fisik :
Klien mengatakan tidak ada mengalami keluhan fisik pada tubuhnya.
Tampak klien menggaruk tangan dan kakinya. Gigi klien terlihat kotor.
28

E. Psikososial
a) Genogram

Klien mengatakan orangtuanya sudah meninggal dunia dank lien tinggal


dengan kakaknya. Klien merupkan anak terakhir dari 5 bersaudara.Terkadang
klien sering bertengkar dengan kakanya dan klien mengambil keputusan
sendiri dan kabur dari rumah kakaknya.

b) Konsep Diri
 Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya.
 Identitas Diri
Klien mengatkan dirinya seorang laki-laki.
29

 Peran Diri
Klien menyadari perannya adalah seorang ayah dari anak-anak nya
dan suami dari istrinya.
 Ideal Diri
Klien mengatakan dari ingin cepat sembuh dan ingin pulang.
 Harga Diri
Klien mengatkan dirinya diharai oleh keluaranya.

c) Hubungan Sosial
 Orang Terdekat
 Anak-anak, Istri, Kakak dan Orangtua
 Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat
 Klien tidak ada berperan serta dalam kegiatan kelompok /
masyarakat sejak sakit
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
 Tidak ada hambatan dalam hubungan dengan orang lain di
sekitarnya
d) Spiritual
 Nilai dan Keyakinan
 Klien mengunjung tinggi dan mengatakan beragama islam
 Kegiatan Ibadah
 Semenjak dirawat klien mengatakan jarang melakukan ibadah seperti
shalat dan berzikir.

F. Status Mental
a) Penampilan
Klien berpenampilan tidak rapi, kuku pendek tapi kotor dan badan
klien bau.
b) Pembicaraan
30

Klien tidak mampu memulai pembicaraan dengan lawan bicara,


cukup kooperatif namun nada bicara lambat dan pelan.
c) Aktivitas motoric
Klien tampak gelisah saat diwawancara klien juga sering terlihat
mondar-mandir diruangan.
d) Alam perasaaan
Klien mengatakan merasa sedih karna jauh dari keluarga dan
orantuanya. Klien khawatir terhadap apabila terjadi sesuatu pada
dirinya namun kekhawatirannya masih bisa dikotrol.

e) Afek
Klien tampak labil pada saat dilakukan wawancara.
f) Interaksi selama wawancara
Saat dilakukan interpeksi wawancara, klien sering diam dan mudah
tersinggung , klien meminta untuk wawancara dengan orang lain.
g) Persepsi
Klien mengatakan tidak ada mendengar atau melihat bayangan atau
suara yang tidak nyata.
h) Proses piker
Ketika diajak wawancara , klien menjawab pertanyaan dengan berbelit
- belit dan terkadang tidak nyambung dengan jawaban tapi bisa sampai
pada tujuan bahasan.
i) Isi piker
Klien terns bertanya kapan ia akan pulang dan diantar denagn mobil
kerumahnya. Klien tidak mengalami dipersonalisasi pikiran magis
ataupun waham.
j) Tingkat kesadaran
Klien mengatakan namanya tetap klien tempak sering bingung pada saat
dilakukan wawancara.
k) Memori
31

Klien mengatakan tidak ingat kejadian lebih dari 1 tahun yang lalu.
l) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak mampu berkonsentrasi pada saat wawancara klien sering
mengatakan pembicaraan.
m) Kemampuan penilaian
Klien dapat memeilih dan megambil keputusan yang sederhana ketika
diberikan sedikit bantuan misalnya klien mampu memilih akan menjadi
dahulu atau makan.

n) Daya tilik diri


Klien kurang menyadari tentang perubahan fisik pada dirinya namun
klien juga tidak menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada
dirinya.

G. Kebutuhan Pasien Pulang


a) Makan
Klien makan 3x sehari dengan nasi, lauk pauk dan sayuran tanpa ada
pantangan atau alergi. Setelah makan klien membersihkan peralatan
makan.
b) BAB/BAK
Klien BAB ± 2x seminggu dan BAK ± 6X sehari. BAB dan BAK pasien
selalu disiram dengan bersih.
c) Mandi
Klien mandi 2x sehari dan klien mandi dngan benar jarang menggosok
gigi.
d) Berpakaian/Berhias
Klien mengatakan sudah bisa berpakaian dengan benar. Namun belum
bisa berhias / bercukur sendiri.
e) Istirahat/tidur
32

Klien mengatakan tidur dengan nyenyak dimalam hari jarang tidur


siang, sebelum tidur klien tidak mencuci kaki, tangan dan gosok
gigi.
f) Penggunaan obat
Klien mengatakan minum obat secara teratur selama dirumah sakit.
Risperidon
Lorazepam.
g) Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan akan selalu minum obat sampai dirinya sembuh
Kegiatan didalam rumah Klien mandi tanpa dibantu orang lain.

h) Kegiatan/aktivitas di luar rumah


Klien tidak memiliki pekerjaan. Klien sering berjalan keluar rumah dan
pulang pada malam hari.

H. Mekanisme Koping
a) Koping adaptif
Klien mampu berbicara dengan orang lain. Klien bisa menyelesaikan
masalah sederhana dengan bantuan orang lain.
b) Koping maldaptif
Jika klien sedang pusing, klien sering marah tanpa sebab.

I. Masalah Psikososial dan Lingkungan


a) Masalah dengan dukungan kelompok
Klien mengatakan dalam kelompok bisa diterima dan tidak diasingkan,
hanya saja kelompok mempunyai penilaian berbeda kepada dirinya.
b) Masalah berhubungan dengan lingkungan
33

Klien mengatakan tidak ada masalah antara dirinya dan lingkungan


masyarakat. Klien merasa tidak pernah melakukan hal yang
meresahkan masyarakat dan lingkungan sekitar.
c) Masalah dengan Pendidikan
Klien mengatakan menyelesaikan bangku sekolah hingga SMP. Klien
tidak melanjutkan ke SMA.
d) Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan tidak memiliki pekerjaan.
e) Masalah dengan perumahan
Klien tidak memiliki rumah.
f) Masalah ekonomi
Klien tidak memiliki pekerjaan.

g) Masalah dengan pelayanan Kesehatan


Klien tidak mampu berobat sendiri. Tidak ada keluarga yang mendukung
pengobatan klien.

J. Pengetahuan
Klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya tetapi dia berharap
dapat sembuh dari proses pengobatannya dan dapat mencari pekerjaan.

K. Askep Medis
Diagnosa Medik : klien didiagnosa skizofrenia ytt
Terapi Medik :
1) Risperidon 2 x 1 mg
2) Lorazepam 1 x 2 mg
3) Ketokonazole 1 x 200 mg

L. Analisa Data
34

No Data Masalah
1 DS:
 Klien mengatakan ia tidak
memukul orang
 Klien mengatakan jika
emosi ia menggepalkan
tagan Resiko Perilaku Kekerasan
 Klien mengatakan ia tidak
suka marah marah lagi
DO:
 Emosi klien masih labil
 Klien tampak waspada
 Klien tampak kesal jika
ditanya banyak-banyak
2 DS:
 Klien mengatakan mandi 2x
sehari
DO:
 Saat makan masih Defisit perawatan diri
 berserakan dan ada sisa-
 sisa makanan dimulut
 Kuku tamapak panjang dan
 kotor
 Klien mandi masih disuruh,
 badan bau
3 DS:
 Klien mengatakan lebih
35

suka
 sendirian di kamar
 Klien mengatakan tidak
 memiliki kemampuan untuk
 melakukan aktivitas
DO: Harga diri rendah
 Klien tidak mau menatap
mata
 pada saat wawancara
 Klien tampak sering
 menyendiri
 Klien tampak mudah
 tersinggung

M. Masalah Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Harga diri rendah
3. Resiko perilaku kekerasan

4.2 Pohon Masalah

Effect Isolasi sosial

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Harga diri rendah kronis


36

4.3 Diagnosa

 Defisit perawatan diri

4.4 Intervensi
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
. Keperawatan
1 Defisit Pasien mampu: Setelah 2-4x SP 1 Pasien:
Perawatan Menjaga kebersih pertemuan: pengkajian dan
Diri an diri sesuai Klien mampu melatih cara
strategi pelaksan menjaga menjaga
aan tindakan kebersihan diri kebersihan diri :
keperaw atan dengan cara: mandi, cuci
sehingga klien 1. Member rambut, sikat
merasa nyaman sihkan diri gigi, potong kuku
dan rapi. dengan cara 1. Identifikasi
mandi masalah
2. Mampu perawat
berhias dan diri:kebersihan
berdanda diri,berdandan,
3. Mampu makan/minum,
melakukan BAB/BAK
makan dan 2. Jelaskan
minum pentingnya
dengan baik kebersihan diri.
4. Mampu 3. Jelaskan alat
melakuk an dan cara
BAB/BA K
37

dengan kebersihan diri


baik. 4. Latih cara
menjaga
membersihkan
diri : mandi dan
ganti pakaian,
sikat gigi, cuci
rambut, potong
kuku
5. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
mandi dan sikat
gigi (2 kali per
hari), cuci
rambut ( 2 kali
per minggu)
potong kuku
( satu kali per
minggu)

SP 2 Pasien:
melatih cara
berdandan
setelah
kebersihan diri :
sisian, rias muka
untuk
perempuan,
cukuran untuk
38

pria
1. Evaluasi
kegiatan
kebersihan diri.
Beri pujian
2. Jelaskan cara
dan alat untuk
berdandan.
3. Latih cara
berdandan
setelah
kebersihan
diri : sisiran,
cukuran untuk
pria.
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk
kebersihan diri
dan berdandan.

SP 3 Pasien :
melatih cara
makan dan
minum dan baik
1. Evaluasi
kegiatan
kebersihan diri
dan berdandan .
Beri pujian
39

2. Jelaskan cara
dan alat makan
dan minum
3. Latih cara
makan dan
minum yang
baik
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
kebersihan diri,
berdandan dan
makan/minum
yang baik.

SP 4 Pasien :
melatih BAB dan
BAK yang baik
1. Evaluasi
kegiatan
kebersihan diri,
berdandan,
makan/minum.
Beri pujian
2. Jelaskan cara
BAB/BAK
yang baik
3. Latih cara
BAB/BAK
yang baik.
40

4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk
kebersihan
diri, berdandan,
makan/minum,
BAB/BAK

4.5 Implementasi dan Evaluasi

HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


/ KEPERAWATAN
TGL
17 Defisit SP 1 Pasien: pengkajian S : Klien Putri
Mei perawatan dan melatih cara menjaga mengatakan
2017 diri kebersihan diri : cuci malas untuk
rambut, sikat gigi, potong menyisir
kuku rambutnya,
a. Identifikasi Klien
masalah perawatan mengatakan
diri: kebersihan malas untuk
diri, berdandan, mencuci
makan/minum, rambutnya
41

BAB/BAK O : Tampak
b. Jelaskan rambut klien
pentingnya kusut,
kebersihan diri. tampak ada
c. Jelaskan alat dan ketombe,
cara kebersihan diri klien
d. Latih cara menjaga mengerti cara
membersihkan untuk
diri : mandi dan mencuci
ganti pakaian, sikat rambut
gigi, cuci rambut,
potong kuku A: Klien
dapat
melakukan
kegiatan
tetapi dengan
bantuan

P :
Optimalkan
SP 1,
lanjutkan SP
2
18 Defisit SP 2 Pasien: melatih cara S : Klien Putri
Mei perawatan berdandan setelah mengatakan
2017 diri kebersihan diri : sisiran, nyaman
bercukur untuk pria dengan
a) Evaluasi kegiatan penampilan
kebersihan diri. saat ini
Beri pujian
42

b) Jelaskan cara dan O : Klien


alat untuk tampak
berdandan/bercukur masih kusut,
c) Latih cara tampak klien
berdandan setelah sudah
kebersihan diri : bercukur,
bercukur tetapi dengan
bantuan
petugas

A : Depisit
perawatan
diri : berhias
diri masih
ada, Klien
dapat
melakukan
kegiatan
dengan
bantuan

P : Optimalkan
SP 2 dan
lanjutkan SP 3
19 Defisit SP 3 Pasien : melatih cara S : Klien Putri
Mei perawatan makan dan minum dan mengatakan
2017 diri baik sudah bisa
a. Evaluasi kegiatan melakukan
kebersihan diri dan cara makan
berdandan . Beri yang baik
43

pujian dan benar


b. Jelaskan cara dan
alat makan dan O : Klien
minum tampak bisa
c. Latih cara makan mempraktek
dan minum yang k an cara
baik makan yang
baik dan
benar A :
Klien mampu
melakukan
kegiatan
dengan baik
tanpa arahan
P :
Optimalkan
SP 3 dan
lanjut SP 4
20 Defisit SP 4 Pasien : melatih BAB S : Klien Putri
Mei perawatan dan BAK yang baik mengatakan
2017 diri a. Evaluasi kegiatan mengetahui
pendengaran kebersihan diri, cara
berdandan, BAB/BAK
makan/minum. Beri yang benar
pujian
b. Jelaskan cara O : Klien
BAB/BAK yang tampak rapi
baik dan bersih,
c. Latih cara klien dapat
BAB/BAK yang menyebutkan
44

baik. alat dan cara


BAB/BAK
yang benar

Anda mungkin juga menyukai