Anda di halaman 1dari 41

KEPERAWATAN GERONTIK

Defisit Perawatan Diri

Dosen Pengajar : Ibu Ninik Murtiyani, S.KM.,M.Kep.,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH :
1. Aprilya Vera Damayanti [19.004]
2. Bayu Ferdianto [19.007]
3. Melinda Aprilia Eka Maviroh [19.014]
4. Shinta Yulia Dewi [19.016]
5. Wahyu Eko Febri Saykoni [19.019]

AKADEMI KEPERAWATAN DIAN HUSADA


MOJOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan askep “Defisit Keperawatan Diri”. Dengan
adanya makalah ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran serta dapat
menambah pengetahuan pembaca. Kami selaku penyusun makalah ini juga tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
dorongan dan doa sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa, kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini,
dikarenakan masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
 

Mojokerto, 4 Oktober 2021


Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... 2


Daftar Isi ............................................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................. 4
1.1 Latar belakang ......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan penulisan ..................................................................................................... 5
Bab II Pembahasan ............................................................................................................ 6
2.1 Definisi perawatan diri ............................................................................................ 6
2.2 Etiologi perawatan diri ............................................................................................ 6
2.3 Manifestasi klinis perawatan diri ............................................................................. 8
2.4 Mekanisme koping perawatan diri .......................................................................... 8
2.5 Rentang respon kognitif perawatan diri .................................................................. 9
2.6 Tujuan perawatan diri ............................................................................................. 9
2.7 Faktor pengaruh perawatan diri ............................................................................. 9
2.8 Dampak perawatan diri .......................................................................................... 11
2.9 Upaya perawat dalam melakukan perawatan diri pasien ...................................... 11
2.10 Asuhan keperawatan defisit perawatan diri ........................................................ 12
Bab III Penutup .................................................................................................................. 39
3.1 Simpulan ................................................................................................................. 39
3.2 Saran ....................................................................................................................... 39
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 40

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan. Dengan tubuh
yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit,
terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk. Hal-hal yang
muncul bila lansia kurang menjaga kebersihan dirinya diantaranya adalah badan gatal-
gatal dan tubuh lebih mudah terkena penyakit, terutama penyakit kulit. Pada rambut
terdapat ketombe/kutu, penampilan tidak rapi dan bau badan tidak sedap, serta kuku
yang panjang dan kotor dapat menjadi sarang kuman penyebab penyakit saluran
pencernaan, dan bila telinga tidak dibersihkan maka akan dapat menimbulkan
gangguan pendengaran akibat penumpukan kotoran telinga dan dapat menimbulkan
infeksi pada telinga. Pada gigi dan mulut akan menyebabkan karies gigi, gigi
berlubang, sakit gigi, dan bau mulut. (Andarmoyo, 2012).
Penurunan fungsi tubuh pada lansia atau ketidakmampuan lansia dalam
memenuhi personal hygiene dapat mempengaruhi dan mengakibatkan perubahan kecil
yang terjadi dalam kemampuan lansia yaitu: perubahan fisik, perubahan mental dan
psikososial, sehingga mempunyai dampak atau sebab untuk meningkatkan
kepercayaan pada lansia. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
adalah: Dampak fisik: Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas
kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan
gangguan fisik pada kuku, Dampak Psikososial: Masalah social yang berhubungan
dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan di bahas yaitu :
1. Apa definisi “Perawatan Diri” ?
2. Apa saja etiologi “Perawatan Diri” ?
3. Apa manifestasi klinis “Perawatan Diri” ?
4. Apa saja mekanisme koping “Perawatan Diri” ?
5. Apa saja rentang respon kognitif “Perawatan Diri” ?
6. Apa saja tujuan “Perawatan Diri”?
7. Apa saja faktor pengaruh “Perawatan Diri” ?
8. Apa saja dampak “Perawatan Diri” ?
9. Bagaimana upaya perawat dalam melakukan perawatan diri pasien ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan “Defisit Perawatan Diri” ?

4
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik;
2. Agar pembaca mengetahui apa itu defisit perawatan diri dan bagaimana asuhan
keperawatannya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perawatan Diri


Menurut Poter&Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Defisit Perawatan Diri adalah Suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara
mandiri (Tarwoto dan Wartonah 2000).
Sindrom kurang perawatan diri adalah keadaan dimana individu mengalami
suatu kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif yang menyebabkan penurunan
kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima aktivitas perawatan diri
(Carpenito,2000) yang meliputi :
1) Kurang perawatan diri : makan.
2) Kurang perawatan diri : mandi/higiene.
3) Kurang perawatan diri : berpakaian/berdandan.
4) Kurang perawatan diri : instrumental.
Personal higiene atau kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Dampak fisik banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Dampak psikososial yang
berhubungan dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Tarwoto,2003).

2.2 Etiologi Perawatan Diri


1. Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
2. Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor predisposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.

6
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c) Kemampuan realistis turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya
situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
a) Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah /
lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
3. Menurut Depkes (2000 : 59) faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah :
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri,
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
b. Praktik sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pada personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia
harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.
g. Kondisi fisik atau psikis

7
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya. Dampak yang sering timbul pada masalah
personal hygiene :
a) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

2.3 Manifestasi Klinis Perawatan Diri


Menurut Depkes (2000:20) tanda dan gejala klien dengan deficit perawatan diri
adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB disembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.

2.4 Mekanisme Koping Perawatan Diri


a. Regresi
Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu
taraf perkembangan yang lebih dini.
b. Penyangkalan

8
c. Isolasi diri, menarik diri
Disini isolasi diri adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang
mengganggu dapat bersifat sementara atau dalam jangka waktu yang lama.
d. Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.

2.5 Rentang Respon Kognitif Perawatan Diri


Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri
sendiri adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
3. Membimbing dan menolong klien merawat diri
a. Bantu klien merawat diri.
b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap.
c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari.
4. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi
yang dekat dan tertutup.

2.6 Tujuan Perawatan Diri


1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
2. Memelihara kebersihan diri seseorang.
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
4. Pencegahan penyakit.
5. Meningkatkan percaya diri seseorang.
6. Menciptakan keindahan.

2.7 Faktor Pengaruh Perawatan Diri


Menurut Potter & Perry (2005), sikap seseorang melakukan perawatan diri
(personal hygiene) dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu :
a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan

9
citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1991). Citra tubuh ini dapat seringkali
berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene seseorang.
b. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang individu berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Praktik hygiene lansia dapat berubah
dikarenakan situasi kehidupan. Misalnya, lansia yang tinggal di rumah perawatan
tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungan yang baru. Mereka tidak
mempunyai kemampuan fisik untuk membungkuk keluar masuk bak mandi kecuali
kamar mandi telah dibentuk untuk mengakomodasi keterbatasan fisik mereka.
c. Status Sosial Ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Dari segi ekonomi, harus diperhatikan apakah
Universitas Sumatera Utara individu dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi, dan kosmetik. Sedangkan dari aspek
sosial dilihat apakah penggunaan produk-produk tersebut merupakan bagian dari
kebiasaan sosial yang dipraktikkan oleh kelompok sosial individu.
d. Pengetahuan
Pengetahuan akan pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktek hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Seseorang juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan
diri sehingga akan terus meningkatkan perawatan dirinya.
e. Variabel Kebudayaan
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan
hygiene. Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik
perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan
definisi tentang kesehatan dan perawatan diri.
f. Pilihan Pribadi
Menurut pilihan dan kebutuhan pribadi, setiap individu memiliki keinginan
dan pilihan tentang kapan untuk melakukan perawatan diri dan bagaimana ia
melakukannya.
g. Kondisi Fisik
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama
di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-
peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang
lain.

10
2.8 Dampak Perawatan Diri
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b. Gangguan psikosoial
Masalah sosial yang berhubungan dengan defisit perawatan diri adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, aktualisasi
diri menurun dan gangguan dalam interaksi sosial.

2.9 Upaya Perawat Dalam Melakukan Perawatan Diri Pasien


Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi
kebutuhan personal hygiene pasien. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara
melakukan proses keperawatan yaitu (Hidayat, 2006) :
1. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana
yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene individu
baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
2. Pemeriksaan fisik pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari
ekstremitas atas sampai bawah:
a. Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak
kusam? Apakah ditemukan kerontokan?
b. Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya
ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
c. Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, secret pada
kelopak mata, kemerahan dan gata-gatal pada kelopak mata.
d. Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan
hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tandatanda alergi, atau
perubahan pada daya penciuman. Universitas Sumatera Utara
e. Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembabannya. Perhatikan adanya lesi,
tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.
f. Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tandatanda karang
gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.
g. Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau
kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.
h. Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya perubahan warna kulit, kulit keriput, lesi, atau pruritus.

11
i. Kuku tangan&kaki : Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya
kelainan atau luka.
j. Personal hygiene secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara
umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau bentuk tubuh.

2.10 Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri


PENGKAJIAN
1. Identitas Klien / data biografi
 Nama : Ny. P
 Tempat tgl lahir/Umur : Mojokerto, 31-7-1948
 Alamat : Dsn.Glatik - RT.RW 5/2 - Ds.Gebangsari -
Kec.Jatirejo - Kab.Mojokerto - Jawa Timur
 Orang terdekat yang bisa dihub : Tn. I
 Hubungan dengan klien : Anak kandung
 Jenis kelamin : Perempuan
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
 Pendidikan terakhir : SD
 Status Perkawinan : Cerai mati
 Penampilan umum : Klien berpakaian tampak rapi dan bersih
 Tanggal Pengkajian : 7 Oktober 2021
 Tanggal masuk ke panti werda : - (di rumah)

2. Genogram : Riwayat Keluarga

1. Tn. K 2. Ny. P 3. Ny. S


Ny. S Tn. M Ny. K
Tn. I
Tn. Y
Ny. K
Ny. T
Tn. S

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan jika kedua orang tua (alm) dan anak (Ny.K, Tn.I/yang tinggal
serumah saat ini, Tn.S) juga mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
4. Riwayat Pekerjaan
a. Pekerjaan saat ini / sumber penghasilan sekarang : klien mengatakan tidak
bekerja, sumber penghasilan hanya dari anak-anaknya.
12
b. Pekerjaan sebelumnya : klien mengatakan tidak bekerja / hanya mengurus
rumah tangga.

5. Riwayat Lingkungan hidup


Keluarga klien mengatakan bahwa lingkungan tempat tinggal bersih dan
nyaman, dekat persawahan (banyak) dan ada 2 pabrik besar (batu dan beton),
rata-rata penduduknya buruh tani dan pekerja pabrik.

6. Riwayat Rekreasi
Keluarga klien (anak) mengatakan jika klien jarang berekreasi, hanya saat
diajak jalan-jalan oleh cucu nya, interval waktu tidak pasti.

7. Sistem Pendukung
Klien mengatakan ketika dirinya sakit atau hanya periksa dan membeli obat
biasanya pergi ke bidan, fasilitas kesehatan lain ada posyandu dan puskesmas
namun tidak pernah pergi kesana.

8. Deskripsi Kekhususan
Klien dan keluarga klien mengatakan bahwa klien tidur malam setelah sholat
isya’, jarang menonton TV, sering makan nasi 3-4x sehari dan jam 6.30 sudah
sarapan, jam 3 bangun sholat malam, lebih banyak bersantai (duduk di kursi dan
teras rumah).

9. Status Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dulu
Klien mengatakan bahwa dulu masih muda (kisaran 20-25 tahun) tidak
mempunyai riwayat penyakit bawaan. Semenjak usia ±35-40 tahun, klien
mengatakan mempunyai penyakit darah tinggi diketahui setelah mengalami
pusing yang sangat hebat dan diperiksakan ke bidan. Interval ±1 tahun, klien
mengatakan memiliki alergi terhadap makanan (udang) dan udara dingin/panas
(gatal-gatal/bidur) sampai saat ini.

b. Status Kesehatan Saat ini


Keluhan-keluhan kesehatan utama (sekarang)
P : Posisi tidur yang kurang benar dan proses penyakit sehingga menimbulkan
nyeri.
Q : Nyeri yang dirasakan seperti kram/kesemutan, saat-saat tertentu saja.
R : Lokasi yang sering terjadi nyeri yaitu bagian punggung, kaki, dan leher.
S : Skala nyeri 4 (agak mengganggu).
T : Nyeri hilang timbul.

10. Tinjauan Sistem (Jelaskan tentang kondisi sistem-sistem di bawah ini &
bagaimana pemenuhannya)
a. Keadaan Umum : sedikit lemah
b. Tingkat Kesadaran : compos menthis
c. GCS : normal (G4;C5;S5)
d. TTV
TD : 170/90
Suhu : 36,2oC
RR : 20x/menit
Nadi : 70x/menit
Meliputi Sistem :

13
a. Sistem Integumen
1) Kulit : tampak keriput dan agak bergelambir, terdapat banyak bekas gatal-
gatal berwarna hitam.
2) Kuku : terdapat jamur kuku pada jempol kaki kanan klien tampak
menumpuk dan tebal, pada kuku jempol kaki kiri klien terdapat bentuk
kurang bagus (keriput kuku), jari kuku lain dan jari tangan normal.
3) Rambut : rambut berwarna putih (dominan) dan ada sedikit hitam, tampak
bersih, kulit kepala tidak ada ketombe, ada sedikit bekas goresan (digaruk),
rambut bagian tengah lurus (atas) jarang ada rambut yang tumbuh.

b. Sistem Imun
1) Status imunisasi waktu kecil : klien mengatakan tidak pernah imunisasi,
karena pada waktu kecil tidak ada imunisasi.
2) Alergi makanan : klien mengatakan memiliki alergi pada beberapa makanan
(ketika sudah lansia, bukan bawaan dari lahir) sehingga menyebabkan kulit
mudah iritasi/gatal (biduran).
3) Pemeriksaan luka/edema dan kebersihan diri : terdapat lesi bekas gatal-
gatal (biduran) relatif banyak di seluruh permukaan kulit, punggung dan
leher belakang berwarna agak kemerah-merahan (gatal).

c. Sistem Persyarafan
1) Nervous 1 olfaktorius (penciuman) : normal, klien mampu mengenali bau
benda yang di berikan.
2) Nervous 2 optikus (penglihatan) : klien mengalami penurunan fungsi
penglihatan terutama pada mata sebelah kiri yang lebih parah (lebih buruk
penglihatannya), jika membaca buku kelihatan tidak jelas dan buram, jika
melihat banner atau tulisan ukuran besar terlihat tapi tidak begitu jelas
seperti dulu.
3) Nervous 3 okulomotorius (gerak bola mata) : mata simetris kanan-kiri,
gerak bola mata sama kanan-kiri, pupil mengecil pada mata kanan-kiri jika
di dekatkan penlight.
4) Nervous 4 trachlearis (gerak bola mata) : mata simetris kanan-kiri, gerak
bola mata sama kanan-kiri, pupil mengecil pada mata kanan-kiri jika di
dekatkan penlight.
5) Nervous 5 trigeminus (sensasi wajah) : normal, klien mengatakan terasa
saat digoreskan kapas di wajahnya.
6) Nervous 6 abdusen (gerak bola mata) : mata simetris kanan-kiri, gerak bola
mata sama kanan-kiri, pupil mengecil pada mata kanan-kiri jika di dekatkan
penlight.
7) Nervous 7 facialis (motorik, sensorik) kelainan wajah : secara anatomis
wajah klien normal, wajah klien tampak keriput dan ada bintik-bintik hitam
(hiperpimentasi).
8) Nervous 8 auditori/akustikus (pendengaran) : klien mengalami penurunan
fungsi pendengaran, jika dipanggil dengan suara pelan/biasa tidak
terdengar, bisa mendengar jika suara di keraskan dan menghadap wajah
yang mengajak klien bicara.
9) Nervous 9 glosofaringeal (reflek menelan, rasa) : normal, tidak ada rasa
sakit/nyeri saat menelan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun
sekitar area leher.

14
10) Nervous 10 vagus (reflek menelan, rasa) : normal, tidak ada rasa sakit/nyeri
saat menelan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun sekitar area
leher.
11) Nervous 11 asesorius (motorik, kekuatan otot leher bahu) : agak lemah
karena faktor usia.
12) Nervous 12 hipoglosus (mengukur otot lidah) : normal, berfungsi dengan
baik, tampak warna lidah ke merah mudaan sedikit ada putih.
13) Kekuatan otot fisik : kekuatan otot sedikit lemah, kurang kekuatan
melawan beban (penekanan perawat).
14) Syaraf sensoris (reflek kaki, tangan) : normal, syaraf tangan dan kaki masih
berfungsi dengan baik.

d. Sistem Pernafasan
1) Inspeksi : dada simetris, hidung simetris, kulit tampak keriput dan ada
bintik-bintik hitam (hiperpimentasi), tidak ada luka/bekas luka.
2) Palpasi : tidak ada odema.
3) Perkusi : normal, tidak ada nyeri tekan area dada, bunyi berongga
(torsonan).
4) Auskultasi : normal tidak ada bunyi rongkhi.

e. Sistem Kardiovaskuler jantung


1) Inspeksi : dada tampak simetris, tidak terdapat luka, terdapat bekas gatal-
gatal (bidur) pada area dada.
2) Palpasi : tidak ada odema.
3) Perkusi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada tanda pembesaran pada jantung.
4) Auskultasi : normal, detak jatung berdegup kencang.

f. Sistem Gastrointestinal
1) Inspeksi : abdomen tampak simetris (lambung), kulit keriput berbintik
hitam (hiperpimentasi).
2) Palpasi : tidak ada odema.
3) Perkusi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada tanda pembesaran pada lambung.
4) Auskultasi : suara bising usus berbunyi krutt-ssrrrr terus menerus.

g. Sistem Perkemihan
1) Inspeksi : tampak simetris tapi keriput, tidak ada bekas luka.
2) Palpasi : tidak ada odema.
3) Perkusi : tidak ada nyeri tekan.
Air kencing tidak terkaji.

h. Sistem Genitoreproduksi (Wanita)


Tidak terkaji

i. Sistem Muskuloskeletal
1) Inspeksi : otot terlihat, tampak simetris (anatomis), tidak ada bekas luka,
adanya bekas gatal berwarna kehitaman.
2) Palpasi : tidak ada kelainan anatomis tulang dan otot, tidak ada odema.
3) Perkusi : tidak ada nyeri tekan.
Kekuatan otot menurun.
Rentang gerak terbatas.
15
j. Sistem Endokrin
1) Inspeksi : tampak simetris, terlihat keriput dan kulit berwarna coklat sedikit
bintik kehitaman (hiperpimentasi).
2) Palpasi : tidak ada tanda pembesaran kelenjar tiroid dan area sekitar
kelenjar tiroid.

11. Pengkajian Psikososial, Emosional & Spiritual


a. Psikososial
Klien mengatakan jarang berbincang-bincang dengan tetangga sekitar
rumah, biasanya klien duduk-duduk di teras rumah atau kursi dalam rumah.
Klien memang tidak ingin banyak berinteraksi dengan tetangga sekitar, hanya
keluarga klien saja yang diajak berbicara terutama cucunya, karena dianggap
yang paling mengerti dirinya.

b. Identifikasi Masalah Emosional


PERTANYAAN TAHAP 1
 Apakah klien mengalami sukar tidur? ya
 Apakah klien sering merasa gelisah? tidak
 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? tidak
 Apakah klien sering was-was atau kuatir? ya
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya”

PERTANYAAN TAHAP 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Pegal linu,
alergi udara (bidur)
 Ada masalah atau banyak pikiran? tidak
 Ada gangguan / masalah dengan keluarga lain? tidak
 Menggunakan obat tidur / penenang atau anjuran dokter? tidak
 Cenderung mengurung diri? tidak
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya”: Masalah Emosional Positif (+)

c. Spiritual
Klien mengatakan ibadah 5 waktu setiap hari dan tepat waktu. Klien
beranggapan bahwa sudah tua hanya memikirkan banyak ibadah.

12. Pengkajian Fungsional Klien / ADL


a. KATZ Indeks :
1. MANDI (dengan spon, pancuran, atau bak rendam)
M : Tidak membutuhkan bantuan (keluar dan masuk ke dalam bak rendam, bila
mandi yang dimaksudkan menggunakan sarana tersebut)
D : Menerima bantuan saat mandi hanya pada bagian tubuh tertentu (seperti
punggung atau tungkai)
T : Memerlukan bantuan terhadap lebih dari satu bagian tubuhnya (atau tidak
mandi sama sekali)

16
2. BERPAKAIAN
M : Mampu mengambil dan mengenakan pakaian secara lengkap tanpa
memerlukan bantuan
D : Berpakaian lengkap tanpa memerlukan bantuan kecuali saat menalikan
sepatu
T : Memerlukan bantuan mengambil dan mengenakan pakaian atau bila tidak
pasien tidak akan berpakaian lengkap atau tidak berpakaian sama sekali

3. TOILETING
M : Mampu pergi ke toilet, membersihkan diri sendiri dan mampu memilih baju
tanpa bantuan (mungkin menggunakan objek sebagai penopang seperti
tongkat, tongkat kaki tiga, kursi roda. Juga mungkin mampu menggunakan
tampungan selama di tempat tidur atau juga pispot yang akan dikosongkan
saat pagi hari)
D : Memerlukan bantuan untuk pergi ke toilet, membersihkan diri sendiri atau
bahkan dalam dalam memilih atau memperbaiki pakaian yang akan
dikenakan, setelah eliminasi baik dengan alat tampung malam hari maupun
dengan mempergunakan pispot
T : Tidak pergi ke kamar mandi dalam proses eliminasinya

4. BERPINDAH
M : Bergerak naik turun dari tempat tidur dan kursi tanpa memerlukan bantuan
(mungkin mempergunakan objek penopang seperti tongkat atau walker)
D : Naik turun dari tempat tidur atau kursi dengan bantuan
T : Tidak turun dari tempat tidur sama sekali (bila turun harus dengan bantuan
atau pertolongan sepenuhnya)

5. KONTINENSIA
M : Mengendalikan perkemihan dan defekasi secara mandiri sepenuhnya
D : Kadang terjadi “ketaksengajaan”
T : Pengawasan yang diberikan merupakan bantuan dalam mengendalikan
perkemihan dan defekasi pasien, dapat menggunakan kateter, atau bahkan
terjadi inkontinensia sepenuhnya.

6. MAKAN
M : Menyuap sendiri tanpa bantuan
D : Makan tanpa memerlukan bantuan kecuali pada saat memotong daging atau
mengoles roti dengan mentega
T : Memerlukan bantuan saat makan atau makan melalui selang atau cairan baik
sebagian menu atau sepenuhnya.
Ket. Singkatan : M, Mandiri ; D, Dibantu; T, Tergantung
Termasuk kategori yang manakah klien ?
A. Mandiri dalam makan, kontinensia, (BAK & BAB), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
C. Mandiri, kecuali mandi, dan satu fungsi yang lain
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi yang lain
F. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi
yang lain
G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.

17
Lain-lain : tergantung pd sedikitnya 2 fungsi tetapi tidak dapat diklasifikasikan
pada C, D, E, F

b. Barthel Indeks
Termasuk yang manakah klien?

NO. KRITERIA SKOR NILAI


0 : Tidak mampu
1. Makan / feeding 1 : Butuh bantuan memotong, mengoles mentega dll 1
2 : mandiri
2. Mandi / bathing 0 : Tergantung orang lain 1
1 : Mandiri
Perawatan diri / 0 : Membutuhkan bantuan orang lain
3. 1 : Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi & 0
grooming
bercukur
0 : Tergantung orang lain
4. Berpakaian / dressing 1 : Sebagian dibantu, missal mengancing baju 2
2 : Mandiri
Buang air kecil / 0 : Inkontinensia atau pakai kateter & tidak terkontrol
5. 1 : Kadang inkontinensia (maks 1x24 jam) 1
bledder
2 : Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
0 : Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
6. Buang air besar / bowel 1 : Kadang inkontinensia (sekali seminggu)) 2
2 : Kontinensia teratur
0 : Tergantung bantuan orang lain
7. Penggunaan toilet 1 : Membutuhkan bantuan tapi dapat melakukan 1
beberapa hal sendiri
2 : Mandiri
0 : Tidak Mampu
8. Transfer/berpindah 1 : Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang) 3
2 : Bantuan kecil (1 orang)
3 : Mandiri
0 : Immobil (tidak Mampu)
1 : Menggunakan kursi roda
9. Mobilitas/aktifitas 2 : berjalan dengan bantuan 1 orang 3
3 : Mandiri meskipun menggunakan alat bantu,
missal tongkat
0 : Tidak mampu
10. Naik turun tangga 1 : Membutuhkan bantuan (alat bantu) 1
2 : Mandiri

Keterangan :
a. 20 : Mandiri
b. 12-19 : Ketergantungan ringan (15)
c. 9-11 : Ketergantungan sedang
d. 5-8 : Ketergantungan Berat
e. 0-4 : Ketergantungan total

13. Pengkajian Status Mental Gerontik


a. Identifikasi fungsi intelektual lansia dengan menggunakan Short Portable
Mental Status Questioner (SPMSQ)
BENAR SALAH NO. PERTANYAAN
√ 1. Tanggal berapa hari ini ?
√ 2. Hari apa sekarang ?
√ 3. Apa nama tempat ini ?

18
√ 4. Di mana alamat Anda ?
√ 5. Berapa umur Anda ?
√ 6. Kapan Anda lahir ? (minimal tahun lahir )
√ 7. Siapa Presiden Indonesia sekarang ?
√ 8. Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
√ 9. Siapa nama ibu Anda?
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
√ 10. angka baru, semua secara menurun sampai bilangan
terkecil.

Seri total =  B3, S7

Catatan :
Apabila ada suatu kesulitan dari lansia untuk menjawab setiap pertanyaan,
ada beberapa alternatif pertanyaan untuk lansia di antaranya :
1. - Tanggal dan tahun berapa Indonesia merdeka? benar
- Sekarang tahun berapa? salah
2. - Hari apa sekarang? salah
- Sekarang jam berapa? salah
- Sekarang malam, siang, atau pagi? benar
3. Apa nama tempat ini? benar
4. - Di mana alamat Anda? benar
- Lahir di mana? benar
5. Berapa umur Anda? salah
6. - Kapan Anda lahir? salah (tidak ingat, tanggal jawa)
- Tahun berapa? salah (tidak ingat, tanggal jawa)
- Zaman pemerintahannya siapa? salah
7. - Siapa Presiden Indonesia sekarang? salah
- Siapa ketua panti sekarang? x
- Siapa ketua asrama sekarang? x
8. - Siapa Presiden Indonesia sebelumnya? salah
- Siapa Presiden Indonesia pertama kali? salah
9. - Siapa nama ibu Anda? benar
- Sebutkan nama anak-anak Anda! benar
Interpretasi hasil :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang (7, tabel)
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE


(Mini Mental Status Exam)
Angka
Orientasi
Maksimum
2 (Tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan) apakah ini ?
2 Di (negara bagian) (pedesaan) (kota) (rumah sakit) (wilayah) manakah
kita ?
2 Registrasi
Namai tiga obyek : satu detik untuk setiap nama, kemudian minta pasien
untuk mengulangi setelah Anda menyebutkannya. Beri satu hal untuk
setiap jawaban yang benar. Ulangi kembali sampai pasien mengerti
ketiga obyek tersebut. Hitung banyaknya pasien mencoba dan masukkan

19
jumlah percobaan tersebut ke dalam rekaman data.
2 Perhatian dan Kalkulasi
Mulai dari angka 100 dan hitung mundur setiap kali 7 angka (hentikan
setelah jawaban ke lima)
Atau sebagai alternatif pengganti, ejaan “dunia” dari belakang ke depan.
3 Mengingat
Tanyakanlah ketiga obyek yang telah disebutkan tadi di atas.
2 Bahasa
Perlihatkan sebatang pensil serta sebuah jam tangan, dan minta pasien
untuk menamai kedua obyek tersebut.
2 Ulangi hal berikut : “Tanpa jika, dan, atau tetapi”
2 Suatu perintah bertahap tiga : “Ambil secarik kertas dengan tangan
kanan Anda, lipat menjadi dua, dan letakkan di atas lantai.”
1 Baca dan ikuti perintah ini (perlihatkan bahan-bahan tertulis)
TUTUP MATA ANDA
0 Tuliskan sebaris kalimat

0 Salin suatu desain (poligon kompleks)

Interpretasi Hasil :
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang (18)
0 – 17 : Gangguan kognitif berat

14. PENGKAJIAN RESIKO JATUH


(MORSE FALL SCALE)
SKOR
VARIABEL SKOR
KX
Riwayat jatuh Tidak ada 0
ada 25 √
Diagnosis sekunder Tidak ada 0 √
ada 15
Alat bantu gerak Tidak ada / tirah baring / berdiri dengan 0 √
bantuan total
Kruk / tongkat / walker 15
furniture 30
infus Tidak ada 0 √
ada 20
Gait / langkah Normal / tirah baring / kursi roda 0
Lemah 10 √
Terganggu / tidak mampu 20
Status mental Tahu keterbatasan diri 0 √
Tidak Tahu keterbatasan diri 15
Skor Total 35

Kriteria skor total ≥ 50 : resiko jatuh +

15. MENGIDENTIFIKASI TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA


INVENTARIS DEPRESI BECK
Skore Uraian
A. Kesedihan (1)

20
3 Saya sangat sedih / tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme (0)
3 Saya merasa bahwa msa depan adalah sis-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa tidak berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan (0)
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami / istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa gagal melebihi orang pada umumnya.
0 Saya merasa tidak gagal
D. Ketidakpuasan (0)
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah (0)
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk / tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri (0)
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri (0)
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
H. Menarik Diri dari Sosial (1)
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka semuanya.
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka.
1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat kepada orang lain.
I. Keragu-raguan (0)
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya tidak emmpunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. perubahan gambaran diri (0)
3 Saya merasa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan
saya ini dan membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K. Kesulitan kerja (2)
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali

21
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Saya memerlukan tambahan untuk mulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
L. Keletihan (0)
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah lebih dari biasanya
0 Saya tidak merasa lelah lebih dari biasanya
M. Anoreksia (0)
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya

0-4 Depresi tidak ada atau minimal (4)


5-7 Depresi ringan
8-15 Depresi sedang
16+ Depresi berat
Dari beck AT, Beck RW : Screening depresed patient in family practice (1972)

16. MENGIDENTIFIKASI TINGKAT NYERI PADA LANSIA


PAINAD
ITEM 0 1 2 Skor
Bernafas Normal Kadang sulit Nafas sulit dan 0
bernafas, berbunyi /
Periode periode
hiperventilasi hiperventilasi
singkat panjang /
pernafasan
cheyne - stokes
Vokalisasi Tidak ada Kadang mengerang Kesulitan 1
negatif / pembicaraan memanggil /
terbatas pada meraung keras /
ketidaksetujuan menangis
Ekspresi Senyum/tiada Sedih / takut / Grimas / meringis 0
wajah ekspresi mengernyit
Bahasa tubuh Rileks Tegang / Badan kaku / 0
distressed pacing / tangan
fidgeting mengepal / lutut
ditarik /
menendang-
nendang
Consolability Tidak perlu Bisa ditenangkan Tidak bisa 0
ditenangkan dengan suara atau ditenangkan
sentuhan
Total 1

Total skor berkisar antara 0-10 poin. Interpretasi yang mungkin dari skor adalah :
0 = tidak ada nyeri
1-3 = nyeri ringan
4-6 = nyeri sedang
22
7-10 = nyeri berat

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA


Suatu Alat Singkat Yang Dapat Digunakan Untuk Mengkaji Fungsi Sosial Lansia

Nama Klien : Ny. P Tanggal : 7/10/2021


Jenis Kelamin :P Umur : 73 tahun TB/BB : 134cm / 41kg
Agama : Islam Suku : Jawa Gol darah : -
Tahun pendidikan : - (lupa, hanya SD) SD, ……… SLTP, …….SLTA ……… PT
Alamat : Dsn. Galtik - RT.05/RW.02 - Ds. Gebangsari - Kec. Jatirejo - Kab.
Mojokerto - Jatim
No Uraian Fungsi Skore
1. Saya puas saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman)
saya utnuk membantu pada waktu sasuatu menyusahkan Adaption 1
saya
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
Partnershi
membicarakan sesuatu dengan saya dan emngungkapkan 2
p
masalah dengan saya
3. Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktiviats Growth 1
atau arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan efek atau berespons terhadap emosi-emosi Affection 1
saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5. Saya puas dengan teman-teman saya dan saya menyediakan
Resolve 0
waktu bersama-sama

Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab :
- Selalau : skore 2 Total 5
- Kadang-kadang : skore 1
- Hampir tidak pernah : skore 0
Dari : smilksteion G : 1982

SKRINING STATUS NUTRISI


DIADOPSI DARI MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT – NESTLE NUTRITION INSTITUTE
BB : 43 kg
TB : 134 cm
BMI : 23,94
BB = 43
TB2 1342
SKOR
VARIABEL SKOR
KX
Apakah asupan makanan dalam 3 bulan terakhir Sangat berkurang 0
ini berkurang karena kehilangan nafsu makan Agak berkurang 1
atau masalah dalam mengunyah, menelan atau Tidak berkurang 2 √
mencerna makanan?
Adakah penurunan BB 3 bulan terakhir? >3 kg 0
Tidak tahu 1
1-3 kg 2
Tidak ada 3 √

23
Mobilitas Hanya di tempat tidur/kursi 0
Bisa bangkit dari tempat 1
tidur/kursi tapi tidak keluar
rumah
Bisa keluar rumah 2 √
Mengalami stress psikologis atau penyakit akut ya 0
dalam 3 bulan terakhir tidak 2 √
Body massa indeks < 19 0
19 - < 21 1
21 - < 23 2
≥ 23 3 √
Skor total 12
Kriteria :
Skor 12 - 14 : Status nutrisi normal
Skor 8 - 11 : Resiko malnutrisi
Skor ≤ 7 : Malnutrisi
Skor ≤ 11 : Rujuk ke ahli gizi untuk pemeriksaan lanjut

ANALISA DATA
NO
KELOMPOK DATA PROBLEM
.
1. DS :
- Klien mengatakan jika membutuhkan
bantuan saat mandi pada bagian tertentu
saja.
- Klien mengatakan jika membutuhkan
bantuan saat makan (misal mengambilkan
makan, mengambilkan minum, memotong
lauk).
Gangguan mobilitas fisik
DO :
- Rentang gerak (ROM) menurun.
- Kekuatan otot menurun (proses penuaan).
- Gerakan terbatas.
- Nervous 11 asesorius : agak lemah karena
faktor usia.
- Kurang kekuatan melawan beban
(penekanan perawat).
2. DS :
- Klien mengeluh sulit tidur (kurangnya kontrol
tidur).
- Klien mengeluh kemampuan beraktivitas Gangguan pola tidur
menurun.
DO :
-
3. DS :
- Tidak mampu mengingat informasi faktual.
- Merasa mudah lupa.
Gangguan memori
DO :
- Tidak mampu melakukan kemampuan yang
dipelajari sebelumnya.
4. DS :
Gangguan rasa nyaman
- Klien mengatakan jika posisi tidur sering
24
kurang benar.
- Klien mengeluh tidak nyaman.
- Klien mengatakan merasa gatal (alergi udara
dingin/panas saat tidur).
DO :
-
5. DS :
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan
seperti kram/kesemutan, saat-saat tertentu
saja.
- Klien mengeluh nyeri.
- Klien mengatakan nyeri hilang timbul.
- Klien mengatakan pegal linu.
DO : Nyeri akut
- Skala nyeri 4.
- PAINAD skore 1 (nyeri ringan).
- Klien merasa sulit tidur.
- Tekanan darah meningkat : TD 170/90.
- Proses berpikir terganggu (banyak salah
ketika di tanya tanggal, hari, presiden, umur,
tahun lahir).
6. DS :
- Klien mengatakan jika mandi membutuhkan
bantuan pada saat-saat tertentu (tidak bisa
menjangkau area punggung).
- Klien mengatakan jika membutuhkan
bantuan ketika makan (mengambilkan
makan, mengambilkan minum, memotong
lauk).
DO :
- Tidak mampu mandi/mengenakan
pakaian/makan/ke toilet/berhias secara Defisit perawatan diri
mandiri.
- Keadaan umum klien sedikit lemah
(gangguan muskuloskeletal, neuromuskuler).
- MFS : gait/langkah lemah (kelemahan).
- Terdapat jamur kuku pada jempol kaki kiri
klien. (defisit tentang berhias)
- Kekuatan otot fisik lemah, kurang kekuatan
melawan beban (penekanan perawat).
- Nervous 11 asesorius : agak lemah karena
faktor usia.
7. DS : Isolasi sosial
- Klien mengatakan jarang berbincang-bincang
dengan tetangga sekitar rumah.
- Klien mengatakan tidak ingin banyak
berinteraksi dengan tetangga sekitar.
- Klien mengatakan hanya berbicara dengan
keluarga terutama cucunya yang dianggap
paling mengerti dirinya.
25
- Klien mengatakan bahwa kurang berminat
pada orang lain daripada sebelumnya :
tingkat depresi (depresi beck) point 1.
DO :
- Klien tidak berminat/menolak berinteraksi
dengan orang lain atau lingkungan.
- Afek sedih : tingkat depresi (depresi beck)
point 1 merasa sedih/galau.
8. DS :
-
DO :
- Skala nyeri 4.
- Terdapat jamur kuku pada jempol kaki kiri
klien.
- Kulit tampak keriput dan agak bergelambir : Gangguan integritas
proses penuaan. kulit/jaringan
- Terdapat lesi bekas gatal-gatal (biduran)
relatif banyak di seluruh permukaan kulit.
- Punggung dan leher belakang berwarna agak
kemerah-merahan (gatal).
- Adanya bintik berwarna hitam : perubahan
pigmentasi.
9. DS :
- Klien mengatakan jika memiliki riwayat alergi
makanan 1 tahun setelah mengetahui
memiliki penyakit darah tinggi : makanan.
- Klien mengatakan jika udara dingin/panas, Risiko alergi
kulit menjadi gatal/bidur : terpapar alergen
lingkungan.
DO :
-

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS : (Abraham Maslow)


1. D.0109 - Defisit perawatan diri
2. D.0077 - Nyeri akut
3. D.0054 - Gangguan mobilitas fisik
4. D.0055 - Gangguan pola tidur
5. D.0129 - Gangguan integritas kulit/jaringan
6. D.0074 - Gangguan rasa nyaman
7. D.0062 - Gangguan memori
8. D.0121 - Isolasi sosial
9. D.0134 - Risiko alergi

NURSING CARE PLAN (TUJUAN, KRITERIA HASIL, INTERVENSI & RASIONAL)


Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan

26
1. D.0109 - L.11103 - Perawatan diri I.11351 - Dukungan perawatan diri
Defisit Setelah di lakukan tindakan : makan/minum
perawatan diri keperawatan, diharapkan Observasi :
perawatan diri meningkat. - Identifikasi diet yang dianjurkan.
Dengan Kriteria Hasil : - Monitor kemampuan menelan.
1. Kemampuan mandi - Monitor ststus hidrasi pasien,
meningkat. jika perlu.
2. Kemampuan makan Terapeutik :
meningkat. - Ciptakan lingkunga yang
menyenangkan selama makan.
- Atur posisi yang nyaman untuk
makan/minum.
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu.
- Letakkan makanan di sisi yang
mata yang sehat.
- Sediakan sedotan untuk minum,
sesuai kebutuhan.
- Siapkan makanan dengan suhu
yang meningkatkan nafsu makan.
- Sediakan makanan dan minuman
yang disukai.
- Berikan bantuan saat
makan/minum sesuai tingkat
kemandirian, jika perlu.
- Motivasi untuk makan di ruang
makan, jika tersedia.

27
Edukasi :
- Jelakan posisi makanan pada
pasien yang mengalami gangguan
penglihatan dengan
menggunakan arah jarum jam.
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat,
sesuai indikasi.

I.11352 - Dukungan perawatan diri


: mandi
Observasi :
- Identifikasi usia dan budaya
dalam membantu kebersihan
diri.
- Identifikasi jenis bantuan yang
dibutuhkan.
- Monitor kebersihan tubuh.
- Monitor integritas kulit.
Terapeutik :
- Sediakan peralatan mandi.
- Sediakan lingkungan yang aman
dan nyaman.
- Fasilitasi menggosok gigi, sesuai
kebutuhan.
- Fasilitasi mandi, sesuai
kebutuhan.
- Pertahankan kebiasaan
kebersihan diri.
- Berikan bantuan sesuai tingkat
kemandirian.
Edukasi :
- Jelaskan manfaat mandi dan
dampak tidak mandi terhadap
kesehatan.
- Ajarkan pada keluarga cara
memandikan pasien, jika perlu.
2. D.0077 - Nyeri L.08066 - Tingkat nyeri I.08238 - Manajemen Nyeri
akut Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama, - Identifikasi lokasi, karakteristik,
diharapkan tingkat nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
menurun. intensitas nyeri.
Dengan Kriteria Hasil : - Identifikasi skala nyeri.
1. Keluhan nyeri menurun. - Identifikasi respon nyeri non
2. Meringis menurun. verbal.
3. Sikap protektif menurun. - Identifikasi faktor yang
4. Gelisah menurun. memperberat dan memperingan
5. Kesulitan tidur menurun. nyeri.

28
- Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri.
- Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri.
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup.
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan.
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik.
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
- Fasilitasi istirahat dan tidur.
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara cepat.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik.
3. D.0054 - L.05042 - Mobilitas fisik I.05173 - Dukungan Mobilisasi
Gangguan Setelah di lakukan tindakan Observasi :
mobilitas fisik keperawatan, diharapkan - Identifikasi adanya nyeri atau
mobilitas fisik meningkat. keluhan fisik lainnya.
Dengan Kriteria Hasil : - Identifikasi toleransi fisik
1. Kemampuan dalam melakukan ambulasi.
bergerak lebih ekstermitas - Monitor frekuensi jantung dan
secara mandiri. tekanan darah sebelum memulai
2. Gerakan tidak lagi ambulasi.
terbatas. - Monitor kondisi umum selama
3. Kelemahan fisik menurun. melakukan ambulasi.

29
Terapeutik :
- Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu
- Fasilitasi melakukan.
- Mobilisasi fisik, jika perlu.
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi.
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi.
- Anjurkan melakukan ambulasi
dini.
- Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan.
4. D.0055 - L.05045 - Pola tidur I.05174 - Dukungan Tidur
Gangguan Setelah di lakukan tindakan Observasi :
pola tidur keperawatan selama, - Identifikasi pola aktivitas dan
diharapkan pola tidur tidur.
membaik. - Identifikasi faktor pengganggu
Dengan Kriteria Hasil : tidur.
1. Waktu tidur menjadi - Identifikasi makanan dan
teratur. minuman yang mengganggu
tidur.
Terapeutik :
- Batasi waktu tidur siang, jika
perlu.
- Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur.
- Tetapkan jadwal tidur rutin.
- Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan.
- Sesuaikan jadwal pemberian
obat atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur terjaga.
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit.
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur.
- Anjurkan menghindari
makanan / minuman
pengganggu tidur.

30
5. D.0129 - L.14125 - Integritas kulit dan I.11353 - Perawatan integritas
Gangguan jaringan kulit
integritas Setelah dilakukan tindakan Observasi :
kulit/jaringan keperawatan, diharapkan - Identifikasi penyebab gangguan
integritas kulit dan jaringan integritas kulit.
meningkat. Terapeutik :
Dengan Kriteria Hasil : - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
1. Kerusakan jaringan baring.
menurun. - Lakukan pemijatan pada area
2. Kerusakan lapisan kulit penonjolan tulang, jika perlu.
menurun. - Bersihkan perineal dengan air
hangat, terutama selama
periode diare.
- Gunakan produk berbahan
petrolium atau minyak pada kulit
kering.
- Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik
pada kulit sensitif.
- Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering.
Edukasi :
- Anjurkan menggunakan
pelembab.
- Anjurkan minum air yang cukup.
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi.
- Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur.
- Anjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrem.
- Anjurkan menggunakan tabir
surya SPF minimal 30 saat
berada di luar rumah.
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya.

31
6. D.0074 - L.08064 - Status I.09326 - Terapi relaksasi
Gangguan rasa Kenyamanan Observasi :
nyaman Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi penurunan tingkat
keperawatan, diharapkan energi, ketidakmampuan
status kenyamanan berkonsentrasi, atau gejala lain
meningkat. yang mengganggu kemampuan
Dengan Kriteria Hasil : kognitif.
1. Kelihan tidak nyaman - Identifikasi teknik relaksasi yang
menurun. pernah efektif digunakan.
2. Gelisah menurun. - Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan penggunaan
teknik sebelumnya.
- Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah,
dan suhu sebelum dan sesudah
latihan.
- Monitor respon terhadap terapi
relaksasi.
Terapeutik :
- Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan.
- Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan prosedur
teknik relaksasi.
- Gunakan pakaian longgar.
- Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama.
- Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain, jika sesuai.
Edukasi :
- Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi yang
tersedia.
- Jelaskan secara rinci intervensi
yang dipilih.
- Anjurkan mengambil posisi
nyaman.
- Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi.
- Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih.
- Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi.

32
7. D.0062 - Memori I.06188 - Latihan memori
Gangguan (lembar SIKI salah, tidak ada Observasi :
memori Luaran Memori) - Identifikasi masalah memori
yang dialami.
- Identifikasi kesalahan terhadap
orientasi.
- Monitor perilaku dan perubahan
memori selama terapi.
Terapeutik :
- Rencanakan metode mengajar
sesuai kemampuan pasien.
- Stimulasi memori dengan
mengulang pikiran yang terakhir
kali diucapkan, jika perlu.
- Koreksi kesalahan orientasi.
- Fasilitasi mengingat kembali
pengalaman masalalu, jika perlu.
- Fasilitasi tugas pembelajaran.
- Fasilitasi kemampuan
konsentrasi, jika perlu.
- Stimulasi menggunakan memori
pada peristiwa yang baru terjadi,
jika perlu.
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur
latihan.
- Ajarkan teknik memori yang
tepat.
Kolaborasi :
- Rujuk pada terapi okupasi, jika
perlu.

33
8. D.0121 - Isolasi L.13115 - Keterlibatan sosial I.05186 - Terapi aktivitas
sosial Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan, diharapkan - Identifikasi defisit tingkat
keterlibatan sosial aktivitas.
meningkat. - Identifikasi kemampuan
1. Minat interaksi meningkat. berpartisipasi dalam aktivitas
2. Verbalisasi isolasi tertentu.
menurun. - Identifikasi sumber daya untuk
3. Perilaku menarik diri aktivitas yang diinginkan.
menurun. - Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi dalam
aktivitas.
- Identifikasi makna aktivitas rutin
dan waktu luang.
- Monitor respons emosional, fisik,
sosial, dan spiritual terhadap
aktivitas.
Terapeutik :
- Fasilitasi fokus pada
kemampuan, bukan defisit yang
dialami.
- Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan
rentang aktivitas.
- Fasilitasi memilih aktivitas dan
tetapkan tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai kemampuan
fisik, psikologis, dan sosial.
- Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia.
- Fasilitasi makna aktivitas yang
dipilih.
- Fasilitasi transportasi untuk
menghadiri aktivitas, jika perlu.
- Fasilitasi pasien dan keluarga
dalam menyesuaikan lingkungan
untuk mengakomodasi aktivitas
yang dipilih.
- Fasilitasi aktivitas fisik rutin,
sesuai kebutuhan.
- Fasilitasi aktivitas pengganti saat
mengalami keterbatasan waktu,
energi, atau gerak.
- Fasilitasi aktivitas motorik kasar
untuk pasien hiperaktif.
- Tingkatkan aktivitas fisik untuk
memelihara berat badan, jika
sesuai.
- Fasilitasi aktivitas motorik untuk
merelaksasi otot.
34
- Fasilitasi aktivitas dengan
komponen memori implisit dan
emosional untuk pasien
demensia, jika sesuai.
- Libatkan dalam permainan
kelompok yang tidak kompetitif,
terstruktur dan aktif.
- Tingkatkan keterlibatan dalam
aktivitas rekreasi dan
diversifikasi untuk menurunkan
kecemasan.
- Libatkan keluarga dalam
aktivitas, jika perlu.
- Fasilitasi mengembangkan
motivasi dan penguatan diri.
- Fasilitasi pasien dan keluarga
memantau kemajuannya sendiri
untuk mencapai tujuan.
- Jadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari-hari.
- Berikan penguatan positif atas
partisipasi dalam aktivitas.
Edukasi :
- Jelaskan metode aktivitas sehari-
hari, jika perlu.
- Ajarkan cara melakukan aktivitas
yang dipilih.
- Anjurkan melakukan aktivitas
fisik, sosial, spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi dan
kesehatan.
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok atau terapi, jika
sesuai.
- Anjurkan keluarga untuk
memberi penguatan positif atas
partisipasi dalam aktivitas.
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam merencanakan
dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai.
- Rujuk pada pusat atau program
aktivitas komunitas, jika perlu.

35
9. D.0134 - Risiko L.14131 - Respons alergi I.14535 - Pencegahan alergi
alergi lokal Observasi :
Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi riwayat alergi.
keperawatan, diharapkan - Monitor terhadap reaksi obat,
respons alergi lokal makanan, lateks, transfusi darah
menurun. atau produk darah atau alergen
1. Nyeri menurun. lainnya.
2. Gatal lokal menurun. Terapeutik :
- Berikan tanda alergi pada rekam
medis.
- Pasang gelang tangan alergi pada
lengan.
- Hentikan paparan alergen.
- Lakukan tes alergi sebelum
pemberian obat.
Edukasi :
- Ajarkan menghindari dan
mencegah paparan alergen
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan dalam pencegahan
alergi.

IMPLEMENTASI /CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Klien : Ny. P Dx. Medis : -
No. Register : - Ruangan : -

Tgl. / Jam Dx. Tindakan Keperawatan Respon Klien/Evaluasi TTD

9/10/21 D.0109 - 1. Melatih klien cara-cara S : Klien mengatakan @


9.00-9.30 Defisit perawatan diri : merasa segar dan lebih
perawatan a. Menjelaskan pentingnya nyaman setelah mandi.
diri menjaga kebersihan diri. O:
b. Menjelaskan alat-alat - Kulit klien terlihat
untuk menjaga sedikit bersih.
kebersihan diri. - Klien belum mampu
c. Menjelaskan cara-cara membersihkan diri
melakukan kebersihan (mandi) secara baik
diri. dan benar.
d. Melatih klien - Klien mampu
mempraktekkan cara melakukan perawatan
menjaga kebersihan diri. mulut secara mandiri.
2. Melatih klien makan/ - Klien belum mampu
minum secara mandiri : menyiapkan alat
a. Menjelaskan cara makan/minum dengan
mempersiapkan baik.
makan/minum. A: Defisit perawatan diri
b. Menjelaskan cara (mandi, makan /
makan/minum yang minum) (+)
tertib. P: Intervensi dilanjutkan.

36
c. Menjelaskan cara Bantuan perawatan diri
merapikan peralatan (mandi, makan /
makan/minum setelah minum).
dipakai. - Menjelaskan cara
d. Mempraktekkan cara membersihkan diri
makan sesuai dengan (mandi) dan
tahapan makan yang baik. makan/minum yang
baik dan benar.
10/10/21 D.0109 - 1. Melatih klien cara-cara S: @
9.00-9.30 Defisit perawatan diri : - Klien mengatakan
perawatan a. Mendemonstrasikan alat- merasa segar dan lebih
diri alat untuk menjaga nyaman setelah mandi.
kebersihan diri. - Klien mengatakan saat
b. Mendemonstrasikan cara- makan/minum lebih
cara melakukan nyaman dari
kebersihan diri. sebelumnya.
c. Mendemonstrasikan klien O :
secara mandiri dalam - Kulit klien terlihat
mempraktekkan cara bersih.
menjaga kebersihan diri. - Klien belum mampu
2. Melatih klien makan/ membersihkan diri
minum secara mandiri : (mandi) secara baik
a. Mendemonstrasikan cara dan benar.
klien mempersiapkan - Klien mampu
makan/minum. melakukan perawatan
b. Mendemonstrasikan cara mulut secara mandiri.
makan/minum yang - Klien mampu
tertib. menyiapkan alat
c. Mendemonstrasikan cara makan/minum secara
merapikan peralatan mandiri.
makan/minum setelah A: Defisit perawatan diri
dipakai. (mandi, makan /
d. Mendemonstrasikan klien minum) (+)
cara makan sesuai dengan P: Intervensi dilanjutkan.
tahapan makan yang baik. Bantuan perawatan diri
(mandi, makan /
minum).
- Menjelaskan cara
membersihkan diri
(mandi) dan
makan/minum yang
baik dan benar.
11/10/21 D.0109 - 1. Menilai pemahaman klien S: @
9.00-9.30 Defisit cara-cara perawatan diri : - Klien mengatakan
perawatan a. Mendemonstrasikan cara- merasa segar dan lebih
diri cara melakukan nyaman setelah mandi.
kebersihan diri secara - Klien mengatakan saat
mandiri. makan/minum lebih
b. Mendemonstrasikan klien nyaman dari
secara mandiri dalam sebelumnya.
37
mempraktekkan cara O:
menjaga kebersihan diri - Kulit klien terlihat lebih
sendiri. bersih.
2. Melatih klien makan/ - Klien mampu
minum secara mandiri : membersihkan diri
a. Mendemonstrasikan cara (mandi) secara baik
klien mempersiapkan dan benar.
makan/minum secara - Klien mampu
mandiri. melakukan perawatan
b. Mendemonstrasikan cara mulut secara mandiri.
makan/minum yang tertib - Klien mampu
secara mandiri. menyiapkan alat
c. Mendemonstrasikan cara makan/minum secara
merapikan peralatan mandiri.
makan/minum setelah A: Defisit perawatan diri
dipakai secara mandiri. (mandi, makan /
d. Mendemonstrasikan klien minum) (+)
cara makan sesuai dengan P: Intervensi dihentikan.
tahapan makan yang baik Perawatan diri secara
secara mandiri. mandiri sudah
membaik, klien bisa
melakukannya sendiri
meski ada
keterbatasan faktor
usia.

EVALUASI
DX Keperawatan Evaluasi SOAP
D.0109 - Defisit Perawatan Diri 9/10/2021
S : Klien mengatakan merasa segar dan
lebih nyaman setelah mandi.
O:
- Kulit klien terlihat sedikit bersih.
- Klien belum mampu membersihkan diri
(mandi) secara baik dan benar.
- Klien mampu melakukan perawatan
mulut secara mandiri.
- Klien belum mampu menyiapkan alat
makan/minum dengan baik.
A: Defisit perawatan diri (mandi, makan /
minum) (+)
P: Intervensi dilanjutkan.
Bantuan perawatan diri (mandi, makan /
minum).
- Menjelaskan cara membersihkan diri
(mandi) dan makan/minum yang baik
dan benar.
10/10/2021
S:

38
- Klien mengatakan merasa segar dan
lebih nyaman setelah mandi.
- Klien mengatakan saat makan/minum
lebih nyaman dari sebelumnya.
O:
- Kulit klien terlihat bersih.
- Klien belum mampu membersihkan diri
(mandi) secara baik dan benar.
- Klien mampu melakukan perawatan
mulut secara mandiri.
- Klien mampu menyiapkan alat
makan/minum secara mandiri.
A: Defisit perawatan diri (mandi, makan /
minum) (+)
P: Intervensi dilanjutkan.
Bantuan perawatan diri (mandi, makan /
minum).
- Menjelaskan cara membersihkan diri
(mandi) dan makan/minum yang baik
dan benar.
11/10/2021
S:
- Klien mengatakan merasa segar dan
lebih nyaman setelah mandi.
- Klien mengatakan saat makan/minum
lebih nyaman dari sebelumnya.
O:
- Kulit klien terlihat lebih bersih.
- Klien mampu membersihkan diri (mandi)
secara baik dan benar.
- Klien mampu melakukan perawatan
mulut secara mandiri.
- Klien mampu menyiapkan alat
makan/minum secara mandiri.
A: Defisit perawatan diri (mandi, makan /
minum) (+)
P: Intervensi dihentikan.
- Perawatan diri secara mandiri sudah
membaik, klien bisa melakukannya
sendiri meski ada keterbatasan faktor
usia.

39
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Menurut Poter&Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan diri
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Sedangkan menurut Depkes
(2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah faktor predisposisi
(perkembangan, biologis, kemampuan realistis turun, sosial) dan faktor presipitasi.
Tujuan perawatan diri yaitu meningkatkan derajat kesehatan seseorang,
memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki personal hygiene yang kurang,
pencegahan penyakit, meningkatkan percaya diri seseorang serta menciptakan
keindahan.

3.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami isi dari makalah ini, yaitu apa defisit
perawatan diri dan bagaimana asuhan keperawatannya pada lansia.

40
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/286238602/231702613-Askep-Defisit-Perawatan-Diri-
Pada-Lansia
SDKI 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
SLKI 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
SIKI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

41

Anda mungkin juga menyukai