3. Patofisiologi
Kelenjar tiroid membutuhkan yodium untuk sintesis dan
sekresi hormon tiroid: T4, triiodotironin (T3), dan tirokalsitonin
(kalsitonin). Produksi hormon tiroid bergantung pada sekresi
TSH dari hipofisis anterior dan asupan adekuat dari protein dan
yodium. Hipotalamus mengatur sekresi TSH.
4. Manifestasi Klinis
Kulit dan rambut
Muskoloskeletal
Neurologik
Kardioresepiratorik
Gastrointestinal
Renalis
Hematologi
Sistem endokrin
5. Pemeriksaan Diagnostik
T3 dan T4 serum rendah.
TSH meningkat pada hipotiroid primer.
TSH rendah pada hipotoid sekunder.
Titer autoantibody tiroid tinggi pada > 80 % kasus.
Peningkatan kolesterol.
Pembesaran jantung pada sinar X dada.
EKG
6. Komplikasi
Koma miksedema adalah komplikasi hipotiroidisme yang
paling sering terjadi, biasanya terjadi selama bulan-bulan musim
dingin ,ketika stressor pengatur suhu berada pada tingkat
maksimum.
7. Penatalaksanaan Medis
Medikamentosa
Terapi sulih hormon
Pembedahan
B. Hipertiroidsm
1. Definisi
Hipertiroidisme adalah hipofungsi atau kurangnya aktivitas kelenjar tiroid
(penurunan produksi hormon tiroid) atau sebagai kegagalan tiroid ringan. (Price, 2006)
2. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
Penyakit Graves
Toxic Nodular Goiter
Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Produksi TSH yang Abnormal
Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Konsumsi Yoidum Berlebihan
3. Faktor Risiko
Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki.
Pada usia lebih dari 30 dan 40 tahun.
Post trauma emosional.
Peningkatan stress.
4. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukkan adanya sekresi
hormone tiroid yang lebih banyak, karena berbagai faktor
penyebab yang tidak dikontrol melalui mekanisme normal.
Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis.
5. Manifestasi Klinis
Hiperteroidisme pada penyakit Graves adalah skibat antibody
reseptor TSH yang merangsang aktivitas tiroid, sedang pada gada
goiter multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu
sendiri.
Perjalanan penyakit hiperteriodisme biasanya perlahan- lahan
dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis yang
paling sering adalah penurunan berat badan, kelelahan, termor, gugup,
berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpitasi, dan pembesaran
tiroid.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan diantaranya yaitu (Norman,
2011) :
Thyroid-stimulating hormone (TSH)
Hormon tiroid sendiri (T3, T4)
Yodium tiroid scan
7. Komplikasi
Penyakit jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung.
Stroma tiroid (tirotoksikosis).
Eksoftalmus.
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis bertujuan untuk membawa tingkat
hormone tiroid ke keadaan normal, sehingga mencegah
komplikasi jangka panjang, dan mengurangi gejala tidak nyaman.
Tidak bekerja pengobatan tunggal untuk semua orang. Tiga
pilihan pemberian obat-obata, terapi radioiod, dan pembedahan.
1. Obat-obatan anti tiroid (OAT)
2. Radioiod Terapi
3. Bedah Tiroid
1. Asuhan Keperawatan Hipotiroidsm
1. Pengkajian
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
2. Diagnosa
a. D.0131 - Hipotermia b.d penurunan metabolisme.
b. D.0056 - Intoleransi aktivitas b.d kelelahan dan penurunan
proses kognitif.
c. D.0049 - Konstipasi b.d penurunan fungsi gastrointestinal.
d. D.0005 - Pola nafas tidak efektif b.d depresi ventilasi.
e. D.0019 - Defisit nutrisi b.d lambatnya laju metabolisme tubuh.
3. Intervensi
Dx : (D.0131 - Hipotermia b.d penurunan metabolisme)
Manajemen hipotermia (I.14507)
Observasi :
- Monitor suhu tubuh.
- Identifikasi penyebab hipotermia.
- Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia.
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan yang hangat.
- Ganti pakaian dan/atau linen yang basah.
- Lakukan penghangatan pasif.
- Lakukan penghangatan aktif eksternal.
- Lakukan penghangatan aktif internal.
Edukasi :
- Anjurkan makan/minum hangat.
4. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
5. Evaluasi
S : Data subjektif.
O : Data objektif.
A : Analisa.
P : Planning.
2. Asuhan Keperawatan Hipertiroidsm
1. Pengkajian
2. Diagnosa
a. D.0008 - Penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
b. D.0054 - Keletihan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
c. D.0032 - Risiko defisit nutrisi b.d peningkatan metabolisme (peningkatan
nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
d. D.0129 - Gangguan integritas kulit/jaringan b.d perubahan mekanisme
perlindungan dari mata : kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
e. D.0080 - Ansietas b.d faktor fisiologis : status hipermetabolik.
f. D.0111 - Defisit pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan b.d tidak mengenal sumber informasi.
3. Intervensi
Dx : Keletihan (D.0054) b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
Manajemen energi (I.05178)
Observasi :
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
- Monitor kelelahan fisik dan emosional.
- Monitor pola dan jam tidur.
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas.
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus.
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif.
- Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan.
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan.
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring.
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap.
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang.
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan.
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.
4. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik
yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan
intervensi keperawatan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
5. Evaluasi
S : Data subjektif.
O : Data objektif.
A : Analisa.
P : Planning.
TERIMAKASIH