Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Klien Dengan Waham Dan SPTK


Waham

Titis Aisyah [18.036]


Aprilya Vera Damayanti [19.004]
Avin Dwi Agustian [19.006]
Dinik Romadhoni [19.008]
Fitri Pomalia Cindra H. [19.009]
Maya Rahmawati [19.021]
Pengertian WAHAM
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan
perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang,
pertengkaran orangtua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999)

Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan
dalam kenyataan. (Harold I, 1998)
Etiologi Waham
Menurut World Health Organization (2016) secara medis ada banyak
kemungkinan penyebab waham, termasuk gangguan
neurodegeneratif, gangguan sistem saraf pusat, penyakit pembuluh
darah, penyakit menular, penyakit metabolisme, gangguan endokrin,
defisiensi vitamin, pengaruh obat-obatan, racun, dan zat psikoaktif.
1. Faktor predisposisi
2. Faktor Presipitasi
Rentang Respon Waham

1. Respon adaptif respon maladaptif.


2. Pikiran logis disorientasi pikiran gg.pikiran/waham.
3. Persepsi akurat ilusi sulit berespon.
5. Emosi konsisten reaksi emosi ber (+/-) perilaku kacau.
6. Prilaku sesuai prilaku aneh/tdk biasa isolasi sosial.
7. Berhubungan social menarik diri.
Fase Waham
Menurut Eriawan (2019) Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :
1. Fase Lack of Human need : Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien
baik secara fisik maupun psikis
2. Fase lack of self esteem : Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan
kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui
kemampuannya
3. Fase control internal external : Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau
apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena
kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan
menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil
secara optimal
4. Fase environment support : Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam
lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang.
Jenis-Jenis Waham

1. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus
yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
2. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan
3. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara
berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan
4. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
5. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
6. Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan ke dalam
pikirannya
7. Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut.
8. Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di luar
dirinya.
Tanda dan Gejala Waham
Menurut Herman (2011 dalam Prakasa, 2020) bahwa tanda dan
gejala gangguan proses pikir waham terbagi menjadi 8 gejala yaitu,
menolak makan, perawatan diri, emosi, gerakan tidak terkontrol,
pembicaraan tidak sesuai, menghindar, mendominasi pembicaraan,
berbicara kasar.
Manifestasi Klinis

1. Status mental : Deskripsi umum, Mood, perasaan dan afek,


Pikiran
2. Kejujuran : Penderita dengan gangguan waham biasanya dapat
dipercaya informasi nya, kecuali jika hal tersebut membahayakan
wahamnya
Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi
lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni,
terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang
semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan waham pada
gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi sebagai
suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
Asuhan Keperawatan Waham
Pengkajian
1. Kerusakan komunikasi : Verbal
Data subjektif :
Klien mengatakan bahwa orang lain tidak mengerti dengan ucapannya.
Data Objektif :
Klien tampak banyak bicara dan mendominasi pembicaraan.
Klien tampak sulit diberi pengertian, hanya mau bicara dengan orang-orang tertentu saja.
2. Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga
Data Subjektif :
Klien mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya akan mencederai dirinya dan dikatakan
berulang-ulang.
Klien mengatakan tidak mau kontak dengan orang lain.
Data Objektif :Klien tampak mondar-mandir tak menentu
Lanjutan……..
4. Koping keluarga in efektif
Data Subjektif :
Klien mengatakan tidak diperhatikan keluarga. Data Objektif Keluarga tidak
mampu merawat klien.
5. Regimen Terapeutik In Efektif
Data Subjektif :
Keluarga mengatakan bahwa Klien dirawat untuk yang ke 3 kalinya.
3. Harga Diri Rendah
Data Subjektif :
Klien mengatakansaya tidak mempunyai masa depan lagi.
Klien mengatakan sedih karna kehilangan pekerjaan.
Data Objektif :
Ekspresi muka klien tampak sedih dan murung.
Klien tampak menatap sebentar kemudian memalingkan muka.
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga


2. Harga Diri Rendah
3. Koping Keluarga In Efektif
4. Regimen Terapeutik In Efektif
5. Kerusakan Komunikasi : Verbal
Intervensi
- Diagnosa
Perubahan proses pikir waham curiga
- Tujuan
mampu : * Setelah 2x pertemuan, pasien mampu
* Berorientasi kepada realitas secara bertahap. menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan dan
* Mampu berinteraksi dengan orang lain dan mampu memilih kemampuan lain yang dimiliki.
lingkungan. intervensi
• Menggunakan obat dengan prinsip 6 benar. SP2 :
- Kriteria evaluasi - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1).
* Setelah 1x pertemuan, pasien daerah memenuhi - Identifikasi potensi/ kemampuan yang dimiliki.
kebutuhannya. - Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
intervensi * Setelah 3x pertemuan, pasien dapat menyebutkan
SP1 : kegiatan yang sudah dilakukan dan mampu memilih
- Identifikasi kebutuhan pasien. kemampuan lain yang dimiliki.
- Bicara konteks realita (tidak mendukung atau Intervensi
menambah waham pasien). SP3 :
- Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan SP2).
“dasar”. - Pilih kemampuan yang dapat dilakukan.
- Masukkan dalam jadwal harian pasien. - Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang
  dimiliki.
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
Lanjutan…

* Setelah 4x pertemuan, pasien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri.


Intevensi
SP 4 :
Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan.
Nilai kemampuan mandiri.
Nilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang. Apakah waham terkontrol.
Implementasi

1. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP Menggunakan obat dengan prinsip 6


1 Px) benar.
Masalah : Waham Curiga
Pertemuan : Ke 1 (Satu)
a. Proses Keperawatan 4. Tindakan keperawatan
1. Kondisi klien Membina hubungan saling percaya dengan klien.
DS : Klien mengatakan bahwa dia mencurigai SP1 :
keluarganya. Identifikasi kebutuhan pasien.
DO : Klien tenang, kooperatif, duduk bersama Bicara konteks realita (tidak
pasien lain, berpakaian kurang rapi. mendukung atau menambah waham
2. Diagnosa Keperawatan pasien).
Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga. Latih pasien untuk memenuhi
3. Tujuan : kebutuhannya “dasar”.
Berorientasi kepada realitas secara Masukkan dalam jadwal harian
bertahap. pasien.
Mampu berinteraksi dengan orang
lain dan lingkungan.
Lanjutan…..

Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 1 Px)


1. Fase Orientasi
“Hallo, selamat siang mas’ “Bagaimana kabar mas hari ini? Aduh mas hari ini tampak segar sekali? Sudah
makan pagi apa belum? Menunya masih ingat apa tadi?.”
“Kenalkan, nama saya Fitri”. Nama mas siapa?, suka dipanggil siapa? O…nama mas Agus, suka dipanggil mas
Agus ya, baiklah.”
“Saya mahasiswa Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto, Saya bertugas di sini selama 2 hari, saya
akan merawat mas selama saya bertugas di sini, tiap hari kita akan ketemu dan bincang-bincang”.
“Hari ini kita akan bincang-bincang untuk lebih saling mengenal, waktunya ± 15 menit cukup tidak mas?”.
Dimana kita bicara? Bagaimana kalau sambil duduk di depan?”.
“Di sini saja mas, ok baiklah kalau begitu.”

1. Evaluasi /Validasi
“Bagaimana perasaan mas Agus hari ini? Ada keluhan yang mas rasakan? tampaknya mas terlihat segar, tetapi
apa yang membuat mas terlihat begitu curiga terhadap saya? Jika anda tidak keberatan anda bisa. Ceritakan
apa yang anda rasakan?”
Lanjutan…

2. Kontrak

a) Tujuan interaksi
“Baik mas tujuan saya menemui anda saat ini adalah ingin berbincang-bincang dan mengenal lebih dekat
tentang anda sehingga kita bisa saling kenal, dan dapat meningkatkan hubungan saling percaya antara
mas dan saya.”
b) Topik
“Baiklah mas topik yang akan kita bicarakan tentang membina hubungan saling percaya antara mas Agus
dengan perawat.”
c) Tempat
“Tempatnya di sini ya mas”
d) Waktu
“Mas mau bertemu jam berapa? Bagaimana jika jam 10.00, tidak lama mas sekitar 20 menit. Bagaimana
mas, apakah mas setuju?
Lanjutan….

2. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan dan keadaan mas Agus hari ini?”
“Apakah ada yang dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita berbincang-bincang?”
“Mas nggak usah kawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya dan perawat-perawat di sini akan
selalu menjadi teman dan membantu mas Agus”
“Mas Agus, bisa saya tahu sekarang identitas mas, baik alamat, keluarga, hobi atau mungkin keinginan
sekarang?”
“Wah terima kasih mas Agus karena sudah mau berkenalan dengan saya.”
Lanjutan….

3. Fase Terminasi 3. Kontrak topik yang akan datang


1. Evaluasi respons klien berharap tindakkan 1) Topik : “Besok kita akan berdiskusi membahas
keperawatan apakah perasaan curiga yang anda miliki
Subyektif : ”Bagaimana perasaan mas Agus setelah mengganggu aktivitas anda sehari-hari.? Apakah
berbincang-bincang dengan saya?” anda bersedia?”
Obyektif : “Apakah mas masih ingat dengan nama 2) Waktu: “Untuk waktunya, mas mau bertemu jam
mas sendiri, lalu apakah mas masih ingat dengan berapa, bagaimana jika jam 10.00, tidak lama mas
nama saya?. Sekarang coba mas ceritakan lagi apa hanya 20 menit”.
yang sudah kita diskusikan tadi? Ya, bagus mas, rasa 3) Tempat : “Tempatnya di ruangan ini saja.,
berharap mas lebih bisa mengungkapkan perasaan Bagaimana mas apakah anda setuju?. Baiklah mas
anda dan lebih terbuka ya mas”. saya permisi dulu.”
2. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh
klien sesuai hasil tindakan yang telah dilakukan).
“Baik dari hasil kegiatan kita hari ini kita telah
mengetahui bahwa ibu dapat menyebutkan nama
mas dan mas juga sudah bisa menceritakan
perasaan curiga yang anda alami. Saya berharap
setiap mas bertemu dengan saya dan saat
memerlukan bantuan saya, mas mau memanggil
saya, sehingga selama anda di sini dapat
bekerjasama dengan saya dan perawat lainnya,
sehingga mempercepat proses kesembuhan anda”.
Lanjutan….

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 2 Px)


Masalah : Waham Curiga
Pertemuan : Ke 2 (Dua)
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk bersama pasien lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan gangguan proses pikir :
waham
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
4. Tindakan keperawatan
Membina hubungan saling percaya dengan klien.
SP2 :
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1).
Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki.
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
Lanjutan….

Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 2 Px)


Fase Orientasi
“Selamat pagi mas Agus?”
“Apa kabar? Bagaimana keadaan hari ini? Semalam bisa tidur tidak? Tadi makan pagi dengan lauk dan
sayur apa?”
“Kemarin kita sudah berkenalan, masih ingat kan nama saya? Belum lupa kan?”
“ Bagus sekali mas Agus mampu mengingat nama saya.”
“Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepakatan kita, hari ini kita akan mencoba
mempraktekkan kembali dalam membina hubungan dengan orang lain dengan cara berkenalan baik
dengan sesama klien maupun dengan perawat, dan kita juga akan membicarakan tentang kemampuan
yang dimiliki mas Agus. Waktunya 30 menit saja, kita ngobrol bagaimana mas?”
Lanjutan….

Fase Kerja
“Penampilan mas Agus hari ini bagus, rapi dan bersih, bagus sekali dipertahankan ya.”
“Sudah mandi ya mas tadi, kelihatan segar sekali.”
“Mas Agus seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat mas berkenalan dengan teman (klien)
dan perawat, coba sekarang mas praktikkan”
“Bagus sekali, ternyata anda mampu berkenalan. Bagaimana senang kan punya banyak teman.”
”Mas Agus sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya, coba disebutkan kembali.” bagus mas,
dipertahankan ya!”
“Mas Agus sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh mas. Kalau saya lihat selama di
ruangan ini mas Agus jarang beraktivitas, jadi saya ingin tahu kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki
oleh mas Agus apa saja? Misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur sendiri dll. Wah hebat
sekali.”
lanjutan,….

Fase Terminasi
“Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita”
“Saya senang mas Agus mau mengobrol dengan saya. Tadi mas Agus sudah bagus bisa berkenalan dan
mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki dengan baik, pertahankan ya….”
“Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-kebutuhan mas Agus yang belum
terpenuhi, anda setuju?” Bagaimana kalau jam 10.00 lagi. Disini lagi ya mas?”
“Baik, saya permisi dulu, anda bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya terimakasih ya atas waktunya?”
Lanjutan……
3. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 3 Px)
Masalah : Waham Curiga
Pertemuan : Ke 3 (tiga)
a. Proses keperawatan
Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk bersama pasien lain.
Diagnosa keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan gangguan proses pikir :
waham.
Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
Tindakan keperawatan
Mempertahankan hubungan saling percaya dengan klien.
SP3 :
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan SP2).
Pilih kemampuan yang dapat dilakukan.
Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki.
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
Lanjutan….
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 3 Px)
Fase Orientasi
“Selamat pagi mas Agus?”
“Apa kabar? Bagaimana keadaan hari ini? Semalam bisa tidur tidak? Tadi makan pagi dengan lauk dan
sayur apa?”
“Masih ingat kan nama saya? Belum lupa kan?”
“Bagus sekali mas Agus mampu mengingat nama saya.”
“Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita, hari ini kita akan mencoba
menilai kagiatan kita yang kemarin-kemarin, dan kita juga akan membicarakan tentang kemampuan lain
yang dimiliki mas Agus. Waktunya 30 menit saja, kita ngobrol bagaimana mas?”
Lanjutan….

Fase Kerja
“Penampilan mas Agus hari ini bagus, rapi dan bersih, bagus sekali dipertahankan ya.”
“Sudah mandi ya mas tadi, kelihatan segar sekali.”
“Mas Agus seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin bertanya nama (klien) dan perawat, kemarin
kan sudah kenalan”
“Bagus sekali, ternyata anda mampu mengingat. Bagaimana senang kan punya banyak teman.”
”Mas Agus sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya, dipertahankan ya!”
“Sekarang mas Agus menyebutkan nama perawat juga ya…ayo ini ada bu perawat, silahkan disebutkan
namanya juga.” “Wah hebat mas Agus ingat nama perawat yang baru di lihat. Bagaimana senang kan
mempunyai kenalan banyak. Hebat sekali mas, daya ingatannya bagus sekali.”
“Mas Agus sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh mas Agus. Kalau saya lihat
selama di ruangan ini mas Agus jarang beraktivitas, Jadi saya ingin tahu kemampuan atau ketrampilan yang
dimiliki oleh mas Agus apa saja? Misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur sendiri dll. Wah
hebat sekali. Selain itu apa lagi mas, Bagus sekali ternyata mas Agus pandai mengukir ya. Mas Agus kalau di
rumah pekerjaannya mengukir ya? Tapi apakah ibu mas Agus mengerjakan apa yang disebutkan tadi?”
“Kalau dirumah aktivitas sehari-hari apa yang mas kerjakan? Oh ya, di sini mas Agus bisa juga melakukan,
bisa dianggap rumah sendiri jadi harus dipertahankan kemampuan yang dimiliki. Terus mas Agus bisa juga
menonton TV, melakukan aktifitas seperti di rumah ataupun merawat diri seperti mandi, gosok gigi, keramas
dll.”
Lanjutan…..

Fase Terminasi
“Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita”
“Saya senang mas Agus mau mengobrol dengan saya. Tadi mas Agus sudah bagus bisa mengingat dan
mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki dengan baik, pertahankan ya….”
“Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-kebutuhan mas Agus yang belum
terpenuhi, anda setuju?” Bagaimana kalau jam 10.00 lagi. Disini lagi ya mas?”
“Baik, saya permisi dulu, anda bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya terimakasih ya atas waktunya?”
Lanjutan….

4. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 4 Px)


Masalah : Waham Curiga
Pertemuan : Ke 4 (empat)
a. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk bersama pasien lain.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan gangguan proses pikir :
waham.
3. Tujuan khusus
Mempertahankan hubungan saling percaya.
4. Tindakan keperawatan
Mengidentifikasi kemampuan positif pasien yang dimiliki dan membantu mempraktekkannya.
SP4 :
Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan dan berikan pujian.
Nilai kemampuan yang telah mandiri.
Nilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang. Apakah waham terkontrol.
lanjutan,……

Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 4 Px)


Fase Orientasi
“Selamat pagi mas Agus, masih ingat dengan saya? Iya benar sekali saya perawat Dinik.”
“Bagaimana perasaan mas Agus hari ini?”
“Sesuai janji kita kemarin, bahwa hari ini melatih tentang kebutuhan yang sudah kita latih ya mas Agus.”
“Sesuai permintaan mas juga kemarin tempatnya disini saja ya.”
“Untuk waktunya sebentar saja sekitar 15 menit saja. Sekarang jam 9.00, nanti selesai jam 9.15. Apakah mas Agus
bersedia?”
 
Fase Kerja
“Apakah kebutuhan mas Agus sudah terpenuhi hari ini?”
“Bagaimana untuk menyapu lantainya apakah sudah dilakukan? Wah bagus sekali mas Agus, pertahankan ya.”
“Bagaimana perasaan mas Agus setelah melakukan kegiatan tersebut? Bagus sekali.”
 
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaannya mas Agus setelah berbincang-bincang dan berlatih tadi?”
“Apa saja yang telah kita bicarakan hari ini mas Agus?”
“Jadi, mulai sekarang mas Agus tetap melakukan dan melatih kegiatan-kegiatan tersebut sesuai jadwal ya mas.”
“Baiklah kita cukup untuk hari ini ya mas Agus, tadi mas sudah sangat bagus sekali, sudah berbincang-bincang
dan berlatih kegiatan. Saya permisi dulu ya mas Agus.”
Lanjutan….

SP SPTK Keluarga
1. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 1 Keluarga Px)
SP1 :
Membina hubungan saling percaya dengan keluarga.
Mengidentifikasi masalah.
Menjelaskan proses terjadinya masalah.
Menjelaskan pemberian obat pasien.
 
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 1 Px)
1. Fase Orientasi
“Assalamualaikum pak, pekenalkan nama saya Maya, saya perawat yang dinas di ruang ini. Saya yang merawat
mas Agus selama ini. Kalau bisa saya tahu nama ibu siapa?”
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah mas Agus dan cara merawat mas Agus
dirumah.”
“Dimana ibu mau berbicara dengan saya? Bagaimana kalau diruang itu?”
“Berapa lama ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 20 menit saja?”
Lanjutan…

2. Fase Kerja
“Bu, apa masalah yang dirasakan dalam merawat mas Agus? apa yang sudah mas Agus lakukan dirumah?
Dalam menghadapi sikap mas Agus yang selalu merasa waspada terhadap orang lain yang merupakan salah
satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali mas
Agus berkata bahwa ia ketakutan, ibu bisa bersikap dengan mengatakan :
Pertama : Ibu mengerti bahwa mas Agus merasa ketakutan, tapi sulit bagi ibu untuk mengatasinya karena
sikap waspada terhadap orang yang mendekatinya.
Kedua : Ibu harus lebih sering memuji mas Agus jika ia melakukan hal-hal yang baik.
Ketiga : hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan mas Agus. Ibu dapat
bercakap-cakap dengan mas Agus tentang kebutuhan yang diinginkan oleh mas Agus, misalnya Ibu percaya
kalau mas Agus punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada kami tentang kemampuan mas
Agus.
Lanjutan….

Keempat : Ibu mengatakan kepada mas Agus, bagaimana kalau kemampuan untuk bermain game dan
menyapu dengan baik dicoba sekarang dan kemudian setelah dia melakukannya, Ibu harus memberikan
pujian.
Ibu jangan lupa, mas Agus ini perlu minum obat agar pikirannya jadi tenang. “Obatnya ada tiga macam bu,
yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks,
dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali
sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter
karena dapat menyebabkan mas Agus bisa kambuh kembali. Mas Agus sudah punya jadwal minum obat.
Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera berikan pujian!”

3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang cara merawat mas Agus dirumah
nanti?”
“Setelah ini coba ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali berkunjung kerumah sakit.”
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi ibu datang kembali kesini dan kita akan mencoba melakukan
langsung cara merawat mas Agus sesuai dengan pembicaraan kita tadi.”
“Baik kalau begitu pertemuan kita kali ini kita akhiri dulu, saya tunggu kedatangan ibu lagi, kita ketemu
ditempat ini ya bu.”
Lanjutan….

2. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 2 Keluarga Px)


SP2 :
Melatih kelurga cara merawat pasien.
 
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 2 Keluarga Px)
Fase Orientasi
“Assalamualaikum bu, sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi. Bagaimana bu,
apa ada pertanyaan tentang cara merawat pasien seperti yang telah kita bicarakan dua hari yang lalu?,
sekarang kita akan latihan cara-cara merawat pasien tersebut ya bu.”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung pada mas Agus ya?”
 
Fase Kerja
“Sekarang anggap saja saya mas Agus yang sedang ketakutan, coba ibu praktikkan cara bicara yang benar
bila mas Agus sedang dalam keadaan seperti ini!”
“Bagus, betul begitu caranya, sekarang coba praktikkan cara memberikan pujian atas kemampuan yang
dimiliki oleh mas Agus! Bagus bu”
“Sekarang coba cara memotivasi mas Agus minum obat dan melakukan kegitan positifnya sesuai
jadwalnya!” Bagus sekali ternyata ibu sudah mengerti cara merawat mas Agus.”
“Bagaimana kalau sekarang kita coba langsung kepada mas Agus.”
Lanjutan……

Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih cara merawat mas Agus?”
“Setelah ini coba ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali ibu membesuk mas Agus!”
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi ibu datang kembali ke sini dan kita akan mencoba lagi cara merawat
mas Agus sampai ibu lancar melakukannya?”
“Jam berapa ibu bisa kemari?” Baik, kita akan ketemu lagi di tempat ini ya bu.”
Lanjutan….

3. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 3 Keluarga Px)


SP3 :
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.
 
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 3 Keluarga Px)
Fase Orientasi
“Assalamualaikum bu, karena pada hari ini mas Agus sudah boleh pulang, maka kita bicarakan jadwal mas
Agus selama dirumah.”
“Bagaimana bu, selama ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat mas Agus?”
“Nah, sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di rumah? Mari ibu ikut saya”
“Berapa lama ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 30 menit saja? Sebelum ibu
menyelesaikan administrasinya”
 
Lanjutan…

Fase Kerja
“Bu, ini jadwal mas Agus selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah kira-kira dapat dilaksanakan
semuanya di rumah? Jangan lupa perhatikan mas Agus agar ia tetap melaksanakannya dirumah dan jangan
lupa member tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakannya).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh mas Agus selama
dirumah. Misalnya mas Agus terus menerus ketakutan dan tidak memeperlihatkan perbaikan, menolak
minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
petugas rumah sakit, agar petugas rumah sakit dapat memantaunya.”

Fase Terminasi
“Apa yang ingin ibu tanyakan? Bagaimana perasaan ibu? Sudah siap unutk melanjutkan dirumah?”
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk bisa kontrol lagi. Kalau ada apa-apa, ibu segera
menghubungi kami. Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan, mohon maaf bila ada kata-kata saya yang
menyinggung perasaan ibu mohon dimaafkan. Terimakasih atas kerjasamanya bu.”
“Silahkan ibu untuk dapat menyelesaikan administrasinya ke kantor depan!”
 
Lanjutan…
4. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 4 Keluarga Px)
SP4 :
Mengomunikasikan kembali tentang keadaan pasien dengan keluarga.
 
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 4 Keluarga Px)
1. Fase Orientasi
“Assalamualaikum bu, bagaimana kabar mas Agus? Apakah sudah semakin membaik bu?”
“Baiklah kalau sudah ada perubahan yang lebih baik”
“Bagaimana kalau berbincang-bincang tentang kebiasaan mas Agus selama di rumah bu? 15 menit saja”
 
2. Fase Kerja
“Kebiasaan baik apa saja yang sudah dilakukan mas Agus di rumah bu?”
“Apakah sikap curiga dan ketakutan nya sudah berkurang bu?”
“Apakah ada yang ingin ibu ceritakan lagi? Atau ada yang pelu ditanyakan mengenai perawatan mas Agus
bu?”
 
3. Fase Terminasi
“Baik bu, kalau begitu cukup sekian berbincang-bincangnya. Apabila ada yang ingin ibu tanyakan atau
ceritakan bisa langsung menghubungi saya ya bu.”
“Saya pamit dulu bu, assalamualaikum.”
 

Anda mungkin juga menyukai