Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan
dalam kenyataan. (Harold I, 1998)
Etiologi Waham
Menurut World Health Organization (2016) secara medis ada banyak
kemungkinan penyebab waham, termasuk gangguan
neurodegeneratif, gangguan sistem saraf pusat, penyakit pembuluh
darah, penyakit menular, penyakit metabolisme, gangguan endokrin,
defisiensi vitamin, pengaruh obat-obatan, racun, dan zat psikoaktif.
1. Faktor predisposisi
2. Faktor Presipitasi
Rentang Respon Waham
1. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus
yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
2. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan
3. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara
berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan
4. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
5. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
6. Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan ke dalam
pikirannya
7. Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut.
8. Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di luar
dirinya.
Tanda dan Gejala Waham
Menurut Herman (2011 dalam Prakasa, 2020) bahwa tanda dan
gejala gangguan proses pikir waham terbagi menjadi 8 gejala yaitu,
menolak makan, perawatan diri, emosi, gerakan tidak terkontrol,
pembicaraan tidak sesuai, menghindar, mendominasi pembicaraan,
berbicara kasar.
Manifestasi Klinis
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi
lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni,
terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang
semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan waham pada
gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi sebagai
suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
Asuhan Keperawatan Waham
Pengkajian
1. Kerusakan komunikasi : Verbal
Data subjektif :
Klien mengatakan bahwa orang lain tidak mengerti dengan ucapannya.
Data Objektif :
Klien tampak banyak bicara dan mendominasi pembicaraan.
Klien tampak sulit diberi pengertian, hanya mau bicara dengan orang-orang tertentu saja.
2. Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga
Data Subjektif :
Klien mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya akan mencederai dirinya dan dikatakan
berulang-ulang.
Klien mengatakan tidak mau kontak dengan orang lain.
Data Objektif :Klien tampak mondar-mandir tak menentu
Lanjutan……..
4. Koping keluarga in efektif
Data Subjektif :
Klien mengatakan tidak diperhatikan keluarga. Data Objektif Keluarga tidak
mampu merawat klien.
5. Regimen Terapeutik In Efektif
Data Subjektif :
Keluarga mengatakan bahwa Klien dirawat untuk yang ke 3 kalinya.
3. Harga Diri Rendah
Data Subjektif :
Klien mengatakansaya tidak mempunyai masa depan lagi.
Klien mengatakan sedih karna kehilangan pekerjaan.
Data Objektif :
Ekspresi muka klien tampak sedih dan murung.
Klien tampak menatap sebentar kemudian memalingkan muka.
Diagnosa Keperawatan
1. Evaluasi /Validasi
“Bagaimana perasaan mas Agus hari ini? Ada keluhan yang mas rasakan? tampaknya mas terlihat segar, tetapi
apa yang membuat mas terlihat begitu curiga terhadap saya? Jika anda tidak keberatan anda bisa. Ceritakan
apa yang anda rasakan?”
Lanjutan…
2. Kontrak
a) Tujuan interaksi
“Baik mas tujuan saya menemui anda saat ini adalah ingin berbincang-bincang dan mengenal lebih dekat
tentang anda sehingga kita bisa saling kenal, dan dapat meningkatkan hubungan saling percaya antara
mas dan saya.”
b) Topik
“Baiklah mas topik yang akan kita bicarakan tentang membina hubungan saling percaya antara mas Agus
dengan perawat.”
c) Tempat
“Tempatnya di sini ya mas”
d) Waktu
“Mas mau bertemu jam berapa? Bagaimana jika jam 10.00, tidak lama mas sekitar 20 menit. Bagaimana
mas, apakah mas setuju?
Lanjutan….
2. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan dan keadaan mas Agus hari ini?”
“Apakah ada yang dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita berbincang-bincang?”
“Mas nggak usah kawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya dan perawat-perawat di sini akan
selalu menjadi teman dan membantu mas Agus”
“Mas Agus, bisa saya tahu sekarang identitas mas, baik alamat, keluarga, hobi atau mungkin keinginan
sekarang?”
“Wah terima kasih mas Agus karena sudah mau berkenalan dengan saya.”
Lanjutan….
Fase Kerja
“Penampilan mas Agus hari ini bagus, rapi dan bersih, bagus sekali dipertahankan ya.”
“Sudah mandi ya mas tadi, kelihatan segar sekali.”
“Mas Agus seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat mas berkenalan dengan teman (klien)
dan perawat, coba sekarang mas praktikkan”
“Bagus sekali, ternyata anda mampu berkenalan. Bagaimana senang kan punya banyak teman.”
”Mas Agus sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya, coba disebutkan kembali.” bagus mas,
dipertahankan ya!”
“Mas Agus sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh mas. Kalau saya lihat selama di
ruangan ini mas Agus jarang beraktivitas, jadi saya ingin tahu kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki
oleh mas Agus apa saja? Misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur sendiri dll. Wah hebat
sekali.”
lanjutan,….
Fase Terminasi
“Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita”
“Saya senang mas Agus mau mengobrol dengan saya. Tadi mas Agus sudah bagus bisa berkenalan dan
mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki dengan baik, pertahankan ya….”
“Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-kebutuhan mas Agus yang belum
terpenuhi, anda setuju?” Bagaimana kalau jam 10.00 lagi. Disini lagi ya mas?”
“Baik, saya permisi dulu, anda bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya terimakasih ya atas waktunya?”
Lanjutan……
3. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 3 Px)
Masalah : Waham Curiga
Pertemuan : Ke 3 (tiga)
a. Proses keperawatan
Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk bersama pasien lain.
Diagnosa keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan gangguan proses pikir :
waham.
Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
Tindakan keperawatan
Mempertahankan hubungan saling percaya dengan klien.
SP3 :
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan SP2).
Pilih kemampuan yang dapat dilakukan.
Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki.
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
Lanjutan….
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 3 Px)
Fase Orientasi
“Selamat pagi mas Agus?”
“Apa kabar? Bagaimana keadaan hari ini? Semalam bisa tidur tidak? Tadi makan pagi dengan lauk dan
sayur apa?”
“Masih ingat kan nama saya? Belum lupa kan?”
“Bagus sekali mas Agus mampu mengingat nama saya.”
“Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita, hari ini kita akan mencoba
menilai kagiatan kita yang kemarin-kemarin, dan kita juga akan membicarakan tentang kemampuan lain
yang dimiliki mas Agus. Waktunya 30 menit saja, kita ngobrol bagaimana mas?”
Lanjutan….
Fase Kerja
“Penampilan mas Agus hari ini bagus, rapi dan bersih, bagus sekali dipertahankan ya.”
“Sudah mandi ya mas tadi, kelihatan segar sekali.”
“Mas Agus seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin bertanya nama (klien) dan perawat, kemarin
kan sudah kenalan”
“Bagus sekali, ternyata anda mampu mengingat. Bagaimana senang kan punya banyak teman.”
”Mas Agus sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya, dipertahankan ya!”
“Sekarang mas Agus menyebutkan nama perawat juga ya…ayo ini ada bu perawat, silahkan disebutkan
namanya juga.” “Wah hebat mas Agus ingat nama perawat yang baru di lihat. Bagaimana senang kan
mempunyai kenalan banyak. Hebat sekali mas, daya ingatannya bagus sekali.”
“Mas Agus sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh mas Agus. Kalau saya lihat
selama di ruangan ini mas Agus jarang beraktivitas, Jadi saya ingin tahu kemampuan atau ketrampilan yang
dimiliki oleh mas Agus apa saja? Misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur sendiri dll. Wah
hebat sekali. Selain itu apa lagi mas, Bagus sekali ternyata mas Agus pandai mengukir ya. Mas Agus kalau di
rumah pekerjaannya mengukir ya? Tapi apakah ibu mas Agus mengerjakan apa yang disebutkan tadi?”
“Kalau dirumah aktivitas sehari-hari apa yang mas kerjakan? Oh ya, di sini mas Agus bisa juga melakukan,
bisa dianggap rumah sendiri jadi harus dipertahankan kemampuan yang dimiliki. Terus mas Agus bisa juga
menonton TV, melakukan aktifitas seperti di rumah ataupun merawat diri seperti mandi, gosok gigi, keramas
dll.”
Lanjutan…..
Fase Terminasi
“Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita”
“Saya senang mas Agus mau mengobrol dengan saya. Tadi mas Agus sudah bagus bisa mengingat dan
mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki dengan baik, pertahankan ya….”
“Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-kebutuhan mas Agus yang belum
terpenuhi, anda setuju?” Bagaimana kalau jam 10.00 lagi. Disini lagi ya mas?”
“Baik, saya permisi dulu, anda bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya terimakasih ya atas waktunya?”
Lanjutan….
SP SPTK Keluarga
1. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 1 Keluarga Px)
SP1 :
Membina hubungan saling percaya dengan keluarga.
Mengidentifikasi masalah.
Menjelaskan proses terjadinya masalah.
Menjelaskan pemberian obat pasien.
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 1 Px)
1. Fase Orientasi
“Assalamualaikum pak, pekenalkan nama saya Maya, saya perawat yang dinas di ruang ini. Saya yang merawat
mas Agus selama ini. Kalau bisa saya tahu nama ibu siapa?”
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah mas Agus dan cara merawat mas Agus
dirumah.”
“Dimana ibu mau berbicara dengan saya? Bagaimana kalau diruang itu?”
“Berapa lama ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 20 menit saja?”
Lanjutan…
2. Fase Kerja
“Bu, apa masalah yang dirasakan dalam merawat mas Agus? apa yang sudah mas Agus lakukan dirumah?
Dalam menghadapi sikap mas Agus yang selalu merasa waspada terhadap orang lain yang merupakan salah
satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali mas
Agus berkata bahwa ia ketakutan, ibu bisa bersikap dengan mengatakan :
Pertama : Ibu mengerti bahwa mas Agus merasa ketakutan, tapi sulit bagi ibu untuk mengatasinya karena
sikap waspada terhadap orang yang mendekatinya.
Kedua : Ibu harus lebih sering memuji mas Agus jika ia melakukan hal-hal yang baik.
Ketiga : hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan mas Agus. Ibu dapat
bercakap-cakap dengan mas Agus tentang kebutuhan yang diinginkan oleh mas Agus, misalnya Ibu percaya
kalau mas Agus punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada kami tentang kemampuan mas
Agus.
Lanjutan….
Keempat : Ibu mengatakan kepada mas Agus, bagaimana kalau kemampuan untuk bermain game dan
menyapu dengan baik dicoba sekarang dan kemudian setelah dia melakukannya, Ibu harus memberikan
pujian.
Ibu jangan lupa, mas Agus ini perlu minum obat agar pikirannya jadi tenang. “Obatnya ada tiga macam bu,
yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks,
dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali
sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter
karena dapat menyebabkan mas Agus bisa kambuh kembali. Mas Agus sudah punya jadwal minum obat.
Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera berikan pujian!”
3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang cara merawat mas Agus dirumah
nanti?”
“Setelah ini coba ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali berkunjung kerumah sakit.”
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi ibu datang kembali kesini dan kita akan mencoba melakukan
langsung cara merawat mas Agus sesuai dengan pembicaraan kita tadi.”
“Baik kalau begitu pertemuan kita kali ini kita akhiri dulu, saya tunggu kedatangan ibu lagi, kita ketemu
ditempat ini ya bu.”
Lanjutan….
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih cara merawat mas Agus?”
“Setelah ini coba ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali ibu membesuk mas Agus!”
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi ibu datang kembali ke sini dan kita akan mencoba lagi cara merawat
mas Agus sampai ibu lancar melakukannya?”
“Jam berapa ibu bisa kemari?” Baik, kita akan ketemu lagi di tempat ini ya bu.”
Lanjutan….
Fase Kerja
“Bu, ini jadwal mas Agus selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah kira-kira dapat dilaksanakan
semuanya di rumah? Jangan lupa perhatikan mas Agus agar ia tetap melaksanakannya dirumah dan jangan
lupa member tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakannya).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh mas Agus selama
dirumah. Misalnya mas Agus terus menerus ketakutan dan tidak memeperlihatkan perbaikan, menolak
minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
petugas rumah sakit, agar petugas rumah sakit dapat memantaunya.”
Fase Terminasi
“Apa yang ingin ibu tanyakan? Bagaimana perasaan ibu? Sudah siap unutk melanjutkan dirumah?”
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk bisa kontrol lagi. Kalau ada apa-apa, ibu segera
menghubungi kami. Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan, mohon maaf bila ada kata-kata saya yang
menyinggung perasaan ibu mohon dimaafkan. Terimakasih atas kerjasamanya bu.”
“Silahkan ibu untuk dapat menyelesaikan administrasinya ke kantor depan!”
Lanjutan…
4. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 4 Keluarga Px)
SP4 :
Mengomunikasikan kembali tentang keadaan pasien dengan keluarga.
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP 4 Keluarga Px)
1. Fase Orientasi
“Assalamualaikum bu, bagaimana kabar mas Agus? Apakah sudah semakin membaik bu?”
“Baiklah kalau sudah ada perubahan yang lebih baik”
“Bagaimana kalau berbincang-bincang tentang kebiasaan mas Agus selama di rumah bu? 15 menit saja”
2. Fase Kerja
“Kebiasaan baik apa saja yang sudah dilakukan mas Agus di rumah bu?”
“Apakah sikap curiga dan ketakutan nya sudah berkurang bu?”
“Apakah ada yang ingin ibu ceritakan lagi? Atau ada yang pelu ditanyakan mengenai perawatan mas Agus
bu?”
3. Fase Terminasi
“Baik bu, kalau begitu cukup sekian berbincang-bincangnya. Apabila ada yang ingin ibu tanyakan atau
ceritakan bisa langsung menghubungi saya ya bu.”
“Saya pamit dulu bu, assalamualaikum.”