Anda di halaman 1dari 12

Pengelolaan Bantuan Pada Bencana

DISUSUN OLEH :

1. FLORENDA DEVARA [18.013]

2. AJENG ACNES MEYLISA S. [19.001]

3. APRILYA VERA DAMAYANTI [19.004]

4. SYIFA SALSABILA [19.017]

5. WINDI PUTRI ANDINI [19.020]


1. Pengelolaan Bantuan SDM
PADA SAAT TERJADI BENCANA PERLU ADANYA MOBILISASI SDM KESEHATAN YANG TERGABUNG DALAM SUATU TIM PENANGGULANGAN KRISIS YANG
MELIPUTI :

a. Tim Reaksi Cepat

TIM YANG DIHARAPKAN DAPAT SEGERA BERGERAK DALAM WAKTU 0–24 JAM SETELAH ADA INFORMASI KEJADIAN BENCANA, TERDIRI DARI :

1. Pelayanan Medik

2. Surveilans Epidemiolog/Sanitarian : 1 orang

3. Petugas Komunikasi : 1 orang

b. Tim Penilaian Cepat (Tim RHA)

TIM YANG BISA DIBERANGKATKAN BERSAMAAN DENGAN TIM REAKSI CEPAT ATAU MENYUSUL DALAM WAKTU KURANG DARI 24 JAM, TERDIRI DARI :

1. Dokter Umum

2. Epidemiolog

3. Sanitarian

c. Tim Bantuan Kesehatan


TIM YANG DIBERANGKATKAN BERDASARKAN KEBUTUHAN SETELAH TIM REAKSI CEPAT DAN TIM RHA KEMBALI DENGAN LAPORAN HASIL KEGIATAN MEREKA
DI LAPANGAN
SEBAGAI KOORDINATOR TIM ADALAH KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI/KABUPATEN/KOTA (MENGACU SURAT KEPMENKES NOMOR 066 TAHUN 2006).
Pengertian
Amstrong, mendefinisikan MSDM secara sederhana yaitu, bagaimana orang-orang dapat dikelola dengan cara yang terbaik dalam kepentingan
organisasi (Alan Price, 1997).
Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan hakikatnya menyangkut hal-hal berikut :
Produktivitas kerja.
Efisiensi.
Kerusakan.
Kecelakaan.
Pelayanan.
Moral.
Karier.
Konseptual.
Kepemimpinan.
Balas jasa.
Konsumen.
Jenis Pengembangan
a. Pengembangan secara informal
b. Pengembangan secara formal
Metode Pengembangan
Metode pengembangan terdiri dari :
a. Metode latihan atau training
b. Metode pendidikan atau education
Pendayagunaan Tenaga
1. Distribusi Penanggung jawab dalam pendistribusian SDM kesehatan
2. Mobilisasi Mobilisasi SDM kesehatan dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan SDM kesehatan pada
saat dan pasca bencana
Langkah-Langkah Mobilisasi
1. Menyiagakan SDM kesehatan untuk ditugaskan ke wilayah yang terkena bencana.
2. Menginformasikan kejadian bencana dan meminta bantuan melalui :
- Jalur administrasi/Depdagri
- Jalur administrasi/Depkes
- Jalur rujukan medik
2 Pengelolaan Bantuan Obat dan Perbekalan Kesehatan

Pengertian
Penyediaan obat dalam situasi bencana merupakan salah satu unsur penunjang yang sangat penting dalam pelayanan
kesehatan pada saat bencana.
Pengaturan dan Pendistribusian
- Posko Kesehatan langsung meminta obat dan perbekalan kesehatan kepada Dinas Kesehatan setempat.
- Obat dan Perbekalan Kesehatan yang tersedia di Pustu dan Puskesmas dapat langsung dimanfaatkan untuk melayani
korban bencana, bila terjadi kekurangan minta tambahan ke Dinkes Kab/Kota (Instalasi Farmasi Kab/Kota).
- Dinkes Kab/Kota (Instalasi Farmasi Kab/Kota) menyiapkan obat dan perbekalan kesehatan selama 24 jam untuk
seluruh sarana kesehatan yang melayani korban bencana baik di Puskesmas, pos kesehatan, RSU, Sarana Pelayanan
Kesehatan TNI dan POLRI maupun Swasta.
- Bila persediaan obat di Dinkes Kab/Kota mengalami kekurangan dapat segera meminta kepada Dinkes Provinsi dan
atau Depkes, kemudian Pusat Penanggulangan Krisis berkoordinasi dengan Ditjen Binfar dan Alkes
Ketentuan
jenis obat dan perbekalan kesehatan harus sesuai dengan jenis penyakit. Obat dan perbekalan paska bencana harus diperlakukan sesuai dengan aturan yang ada.
Pengelolaan obat untuk mendukung pelayanan kesehatan harus ditangani oleh petugas kesehatan yang memiliki keahlian dibidangnya. Mengingat obat
mempunyai efek terapi dan efek samping, maka obat paska bencana yang tersebar diluar sarana kesehatan dan dikelola oleh tenaga yang tidak kompeten dan
tidak memiliki kewenangan, maka harus dilakukan penarikan. Langkah yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan, khususnya pengelola obat dan
perbekalan kesehatan setelah pasca bencana harus melakukan inventarisasi terhadap obat dan perbekalan kesehatan yang masih tersebar.
3 Pengelolaan Bantuan SDM Internasional

PENGERTIAN

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INTERNASIONAL ADALAH PENGGUNAAN SUMBER DAYA INTERNASIONAL
UNTUK MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI TANPA MEMANDANG BATASAN GEOGRAFIS.

RUANG LINGKUP

SECARA UMUM, DOWLING DALAM SCHULER (1994) MEMBATASI RUANG LINGKUP MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA INTERNASIONAL MELIPUTI FUNGSI MSDM, TIPE PEKERJA DAN NEGARA YANG TERLIBAT. RUANG
LINGKUP YANG DIMAKSUD SECARA LEBIH TERPERINCI DAPAT DIJELASKAN SEBAGAI BERIKUT :

a. FUNGSI MSDM MELIPUTI EMPAT AKTIFITAS YAITU :

1) FUNGSI AKUISISI

2) FUNGSI PENGEMBANGAN

3) FUNGSI PEMELIHARAAN,

4) FUNGSI MOTIVASI
Morgan menggambarkan MSDM Global damal 3 dimensi yang meliputi :
1. Aktivitas-aktivitas SDM yang luas meliputi pengadaan tenaga kerja, alokasi dan pemanfaatan (ketiga aktifitas luas ini dapat dengan mudah diperluas kedalam enam
aktifitas SDM).
2. Kategori negara atau bangsa yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas MSDM Internasional :
a. Negara tuan rumah (host-country) dimana sebuah cabang dapat ditempatkan.
b. Negara asal (home-country) dimana perusahaan itu memiliki kantor pusat.
c. Negara-negara lain yang mungkin menjadi sumber tenaga kerja modal dan input-input lainnya.
3. Tiga kategori karyawan dalam perusahaan multinasional :
a. Karyawan Negara tuan rumah (host-country nationals/HCNs).
b. Karyawan Negara asal (parent-country nationals/PCNs).
c. Karyawan Negara ketiga (third-country nationals/TCNs).
3 Konsep Manajemen
Konsep manajemen sumber daya manusia (MSDM) telah memikat banyak perhatian akademisi dan praktisi sejak konsep ini pertama kali diperkenalkan pada pertengahan
tahun 1980an. konsep MSDM yang eksplisit, dilakukan oleh kelompok Michigan (Fombrun et al., 1984 dalam Michael Armstrong; 2003: 11) menyatakan bahwa sistem SDM
dan struktur organisasi harus dikelola dalam cara yang kongruen dengan strategi organisasi. Empat proses dasar atau fungsi yang dilakukan di semua organisasi adalah :
- Seleksi, mencocokkan sumber daya manusia yang ada dengan jabatan.
- Penilaian (manajemen kinerja).
- Imbalan.
- Pengembangan, mengembangkan karyawan berkualitas bagus.
Fambrun et al. menyatakan bahwa fungsi SDM harus dikaitkan dengan prosedur organisasi dengan memberikan data dasar SDM bagi bisnis, dengan memastikan bahwa
manajer senior memberikan perhatian mengenai permasalahan SDM sebagaimana memberikan perhatian untuk fungsi yang lain dan dengan mengukur kontribusi fungsi SDM
pada tingkat stratejik, manajerial dan operasional.
4 Pengelolaan Bantuan Donasi Obat Internasional

1PRINSIP DASAR

PRINSIP DASAR DARI PENGELOLAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN PADA SITUASI BENCANA ADALAH HARUS CEPAT, TEPAT
DAN SESUAI KEBUTUHAN. OLEH KARENA ITU, DENGAN BANYAKNYA INSTITUSI KESEHATAN YANG TERLIBAT PERLU DILAKUKAN
KOORDINASI DAN PEMBAGIAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB. PRINSIP UTAMA YANG HARUS DIPENUHI DALAM PROSES
PEMBERIAN BANTUAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN MENGACU LEPADA “GUIDELINES FOR DRUG DONATIONS”, YAITU:

A. PRINSIP PERTAMA

OBAT SUMBANGAN HARUS MEMBERIKAN KEUNTUNGAN YANG SEBESAR-BESARNYA BAGI NEGARA PENERIMA, SEHINGGA
BANTUAN HARUS DIDASARKAN PADA KEBUTUHAN, SEHINGGA KALAU ADA OBAT YANG TIDAK DIINGINKAN, MAKA KITA DAPAT
MENOLAKNYA.

B. PRINSIP KEDUA

OBAT SUMBANGAN HARUS MENGACU KEPADA KEPERLUAN DAN SESUAI DENGAN OTORITAS PENERIMA DAN HARUS MENDUKUNG
KEBIJAKAN PEMERINTAH DIBIDANG KESEHATAN DAN SESUAI DENGAN PERSYARATAN ADMINISTRASI YANG BERLAKU.
c. Prinsip ketiga
Tidak boleh terjadi standar ganda penetapan kualitas jika kualitas
salah satu item obat tidak diterima di negara donor, sebaiknya hal
ini juga diberlakukan di negara penerima.

d. Prinsip keempat
Adalah harus ada komunikasi yang efektif antara negara donor dan
negara penerima, sumbangan harus berdasarkan permohonan dan
sebaiknya tidak dikirimkan tanpa adanya pemberitahuan. Harus ada
komunikasi yang efektif antara negara donor dan negara penerima,
sumbangan harus berdasarkan permohonan dan sebaiknya tidak
dikirimkan tanpa adanya pemberitahuan.
Persyaratan Teknis Obat Sumbangan
1. Masa Kedaluarsa obat dan Perbekalan sumbangan minimal 2 (dua) tahun pada saat diterima oleh penerima bantuan.
2. Obat dan Perbekalan kesehatan sumbangan yang diterima harus berasal dari sumber resmi dan terdaftar/mempunyai izin edar di
negeri pemberi atau mendapat pengakuan dari WHO atau lembaga independen lainnya.
3. Obat yang diterima sebaiknya sesuai dengan DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional
4. Kekuatan/potensi/dosis dari obat sebaiknya sama dengan obat yang biasa digunakan oleh petugas kesehatan.
5. Obat dan Perbekalan kesehatan sumbangan sebaiknya memenuhi aturan internasional pengiriman barang
6. Pengeluaran obat dan perbekalan kesehatan dari pelabuhan mendapat pembebasan tarif pajak apabila ada rekomendasi dari
Sekretariat Negara (Masuk dalam kategori bantuan teknis.
7. Biaya pengiriman dari negara donor, transport lokal, pergudangan / penyimpanan yang baik, urusan Bea cukai sebaiknya dibayar
oleh negara pemberi.
THANK YOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai