Anda di halaman 1dari 6

1

Perkembangan Bahasa Indonesia

1. Bahasa Indonesia termasuk Rumpun Bahasa Austronesia


Menurut ahli sejarah, bahasa Indonesia berasal dari bahasa Daerah Melayu Riau. Bahasa
Melayu merupakan bagian dari bahasa Nusantara. Bahasa Nusantara termasuk rumpun bahasa
Austronesia. Karena itu, bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa Austronesia.

2. Rumpun Bahasa
a. Pengertian rumpun bahasa
Rumpun bahasa adalah sekelompok besar bahasa di dunia yang sama asal dan
jenisnya. Artinya beberapa bahasa itu berasal dari satu bahasa induk dan mempunyai
kesamaan dalam hal fonologi, morfologi maupun sintaksis.
b. Rumpun bahasa yang ada di dunia
Rumpun bahasa Indojerman
Rumpun bahasa Indojerman adalah sekelompok bahasa yang terdapat di daerah Eropa,
kecuali bahasa-bahasa Rusia, Hongaria, dan Armenia.
Contoh:
bahasa Belanda
bahasa Yunani
bahasa Perancis
bahasa Inggris
Rumpun bahasa Semit
Rumpun bahasa Semit adalah sekelompok bahasa yang dipergunakan oleh
bangsa-bangsa Yahudi, Arab, dan Abesinia. Pada umumnya keluarga bahasa ini terdapat di
daratan Timur Tengah.
Rumpun bahasa Altai
Rumpun bahasa Altai adalah sekelompok bahasa yang dipergunakan oleh
bangsa-bangsa Jepang, Mongolia, Mancuria, dan Turki. Keluarga bahasa ini terdapat di
daratan utara Asia dan Eropa.

Contoh:
bahasa Jepang
bahasa Rusia
bahasa Armenia

Rumpun bahasa Austria


Rumpun bahasa Austria adalah sekelompok bahasa yang dipergunakan oleh
bangsa-bangsa di daratan Asia Tenggara dan pulau-pulau yang terletak di sebelah selatan
dan timur Asia.
Contoh:
bahasa Munda di India Muka
bahasa Tagalok di Filipina
bahasa Malagasi di Madagaskar
bahasa Melayu di Malaysia

Rumpun bahasa Austria dikelompokkan menjadi dua rumpun besar, yaitu:


1. Rumpun bahasa Austro-Asia
Rumpun bahasa Austro-Asia adalah sekelompok bahasa yang terdapat di daratan
Asia Tenggara
Contoh:
bahasa Munda di India Muka
bahasa Santali di India Muka
bahasa Mon-Khmer di India Belakang
bahasa Semang di Malaka
2. Rumpun bahasa Austronesia
Rumpun bahasa Austronesia adalah sekelompok bahasa yang terdapat di pulau-
pulau sebelah selatan dan timur Asia Tenggara. Wilayahnya amat luas. Batas-batasnya,
sebelah utara Pulau Taiwan, sebelah selatan Kepulauan Selandia Baru, sebelah barat
Pulau Madagskar, dan sebelah timur Pulau Paska.

Rumpun bahasa ini dapat dikelompokkan menjadi:


- Bahasa Nusantara
2
Bahasa Nusantara adalah sekelompok bahasa yang terdapat di pulau-pulau besar
bagian barat wilayah Austronesia, seperti Madagaskar, Sumatera, Jawa, Taiwan,
Filipina, dan sebagainya.
Contoh:
bahasa Malagasi di Madagaskar
bahasa Jawa di Jawa
bahasa Tagalok di Filipina
bahasa Minang di Sumatera

- Bahasa Oceania
Bahasa Oceania adalah sekelompok bahasa yang terdapat di pulau-pulau kecil di
Samudera Pasifik.
Contoh :
bahasa Polinesia
bahasa Melanesia
bahasa Mikronesia.

3. Sebab-sebab Diangkatnya Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia.


Ada beberapa pertimbangan dalam pengangkatan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia.
Di antara pertimbangan-pertimbangan yang dimaksud adalah :
a. Bahasa Melayu telah lama dipakai sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di antara suku –
suku bangsa di Indonesia.
b. Bahasa Melayu bersifat demokratis. Artinya, bahasa Melayu tidak mengenal berbagai
tingkatan sepeti bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Karena sifatnya yang sederhana, maka
bahasa Melayu mudah dipelajari.
c. Bahasa Melayu telah banyak digunakan dalam berbagai prasasti, seperti prasasti Karang
Brahi, prasasti Karang Kapur, prasasti Kedukan Bukit, dan sebagainya.
d. Bahasa Melayu telah lama digunakan dalam buku-buku bacaan yang tersebar di seluruh
Indonesia
.
4. Perkembangan Kosakata
Setelah diangkat menjadi bahasa Indonesia secara resmi, bahasa Melayu banyak menerima
atau menyerap kata-kata baru baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Hal ini dilakukan
untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia.
Dalam menerima atau menyerap kata-kata dari bahasa lain, kita harus mengutamakan
bahasa daerah. Apabila dalam bahasa daerah tidak ada, kita dapat menerima kata-kata dari
bahasa yang serumpun. Jika dalam bahasa yang serumpun tidak ada, baru kita menerima kata-
kata dari bahasa asing.
Bahasa asing yang banyak mempengaruhi bahasa Indonesia antara lain: bahasa Inggris,
bahasa Belanda, bahasa Sansekerta, bahasa Mandarin, bahasa Persia, dan bahasa Arab.

5. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia


Telah disebutkan di atas bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Hal ini dapat
dibuktikan berdasarkan tulisan-tulisan dalam prasasti Kota Kapur, prasasti Keduka Bukit,
prasati Karang Brahi, dan prasasti Talang Tuo peninggalan zaman Sriwijaya, ternyata bahwa :
a. Bahasa Melayu lebih tua daripada bahasa Jawa Kuna.
b. Bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa persatuan pada masa Sriwijaya.
c. Bahasa Melayu telah lama menerima pengaruh dari bahasa Sansekerta.
d. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di kalangan
masyarakat.
Pada tahun 1275 Sriwijaya jatuh. Pusat perdagangan pindah ke Malaka. Begitu pula pusat
pemerintahannya. Sementara itu agama Islam mulai masuk ke Malaka. Bahasa Melayu
digunakan sebagai bahasa pengantar dalam penyebaran agama Islam. Ketika itu Portugis
mendirikan sekolah-sekolah di Maluku, ia menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa
pengantar.
Pada tahun 1596, Belanda datang di Indonesia. Pada saat itu bahasa Melayu sudah tersebar
di seluruh Indonesia. Menurut Brugmens, ketika itu bahasa Melayu dipergunakan sebagai
bahasa pengantar di sekolah-sekolah sebagai pengganti bahasa Belanda. Di samping itu dalam
adminisrasi pemerintahan selain bahasa Belanda digunakan pula bahasa Melayu.
3
Perkembangan Bahasa

1. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah ucapan, pikiran, dan perasaan seseorang yang teratur, dan digunakan
sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat. Bahasa terdiri dari dua bagian, yaitu
bagian lahir dan bagian makna. Bagian lahir berupa bunyi yang teratur. Inilah yang
dinamakan bentuk bahasa. Sedangkan bagian makna berupa pikiran dan perasaan manusia.
Inilah yang dinamakan isi bahasa.

2. Fungsi Bahasa
Bahasa mempunyai bermacam-macam fungsi. Menilik tujuannya, fungsi bahasa dapat
dibedakan menjadi :
a. Tujuan praktis, bahasa digunakan sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat
dalam pergaulan hidup sehari-hari
b. Tujuan kultural, bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan, dan
mengembangkan kebudayaan.
c. Tujuan filologis, bahasa digunakan sebagai alat untuk menyelidiki benda-benda
purbakala, khususnya yang berbentuk naskah-naskah kuno.
d. Tujuan artistik, bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis melalui
seni sastra.
e. Tujuan politis, bahasa digunakan sebagai alat untuk mempersatukan bangsa dan untuk
menyelenggarakan administrasi pemerintahan.
f. Tujuan edukatif, bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Bentuk Bahasa
Dilihat dari cara penyampaiannya, bahasa dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bentuk,
yaitu :
a. Bahasa lisan
Bahasa lisan adalah bentuk bahasa yang diucapkan atau dilisankan. Alat yang
dipergunakan untuk menyampaikan berupa bunyi. Untuk memperjelas bahasa lisan,
digunakan intonasi atau lagu kalimat. Bahasa lisan kita gunakan dalam pergaulan hidup
sehari-hari.
b. Bahasa tulisan
Bahasa tulisan adalah bentuk bahasa yang dipergunakan secara tertulis. Alat
yang dipergunakan untuk menyampaikannya berupa tulisan. Untuk memperjelas bahasa
tulisan digunakan fungtuasi atau tanda baca. Bahasa tulisan pada umumnya digunakan
dalam surat-menyurat, administrasi kenegaraan, perundang-undangan dan sebagainya.
c. Bahasa isyarat
Bahasa isyarat adalah bentuk bahasa yang disampaikan melalui gerak-gerik.
Alat yang dipergunakan untuk menyampaikannya berupa pantomimik (gerak-gerik
anggota badan) dan mimik (gerak-gerik raut muka). Bahasa isyarat banyak
dipergunakan oleh orang-orang yang tunanetra, tunarungu, tunawicara dan sebagainya.

4. Macam-macam Bahasa
Ada beberapa macam bahasa yang perlu kita perhatikan, yaitu:
a. Idiolek
Idiolek adalah keseluruhan ciri ucapan perseorangan. Kita tahu bahwa setiap
orang mempunyai ciri-ciri ucapan yang berbeda. Hal ini terbukti bila kita menerima
telepon dari seseorang. Kita dapat mengetahui bahwa telepon itu berasal dari Amin
karena kita mengenal ciri-ciri ucapan Amin.
b. Dialek
Dialek adalah kumpulan idiolek yang ditandai adanya kesamaan dalam
tatabunyi, kosakata, ungkapan, dan sebagainya. Pada umumnya ucapan sekelompok
orang dari daerah tertentu akan menampakkan ucapan tertentu pula.
c. Bahasa daerah
Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan oleh suku bangsa tertentu. Bahasa
daerah biasanya merupakan kumpulan dari beberapa bahasa dialek. Di negara kita ini
terdapat bermacam-macam bahasa daerah.
d. Bahasa nasional
4
Bahasa nasional adalah bahasa yang dipergunakan oleh suatu bangsa dalam satu
negara. Bahasa nasional merupakan lambang dan identitas negara yang bersangkutan.
Biasanya bahasa nasional dipakai sebagai alat untuk mempersatukan bangsa.
e. Bahasa negara
Bahasa negara adalah bahasa yang dipergunakan dalam urusan kenegaraan,
seperti dalam administrasi kenegaraan, surat-surat dinas maupun dalam perundang-
undangan. Biasanya, bahasa negara dilindungi oleh undang-undang dasar negara yang
bersangkutan. Bahasa negara disebut juga bahasa resmi.

Sejak permulaan abad XX timbullah kesadaran di kalangan kaum terpelajar, bahwa hanya
dengan persatuanlah bangsa Indonesia dapat terlepas dari penjajahan. Untuk itu diperlukan bahasa
persatuan atau bahasa nasional.

Usaha-usaha yang dilakukan kaum terpelajar dalam rangka mewujudkan bahasa nasional:
a. Usaha Dewan Rakyat.
Para anggota Dewan Rakyat (Volkstraad) mengusulkan kepada raja Belanda untuk mengubah
keharusan pemakaian bahasa Belanda dalam. Dewan Rakyat. Usul tersebut dikabulkan. Akhirnya
dipakailah bahasa Melayu dalam perundingan-perundingan.
b. Usaha Wartawan
Setelah usaha di kalangan Dewan Rakyat berhasil, maka para wartawan banyak menerbitkan
majalah dan surat kabar yang berbahasa Melayu. Wartawan-wartawan pada waktu itu. antara lain :
Adinegoro, Haji Agus Salim, Mr. Sumanang, Mr. Mohammad Yamin, Dr. A. Rivai, dan Dr. Amir.
c. Usaha kaum politikus
Kaum Politikus tidak mau ketinggalan dalam mewujudkan persatuan bangsa. Oleh karena itu,
dalam ceramah-ceramahnya mereka menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantarnya.
Organisasi-organisasi pada waktu itu, antara lain : Budi Utomo, Serikat Islam, dan Partai Nasional
Indonesia.
d. Usaha Balai Pustaka
Setelah Commissie Voor de Volkslectuur diubah menjadi Balai Pustaka, maka dipakailah
bahasa Melayu dan bahasa Daerah lainnya dalam buku-buku bacaan maupun majalah. Kita
mengenal Seri Pustaka dan Panji Pustaka sebagai majalah yang berbahasa Melayu. Demikian pula
kita banyak mengenal buku-buku Balai Pustaka yang berbahasa Melayu, seperti Azab dan
Sengsara, Siti Nurbaya dan sebagainya. Itulah sebabnya, Balai Pustaka dikatakan ikut berjasa dalam
mempercepat pertumbuhan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia.
e. Usaha Kaum Muda
Pada tanggal 28 Oktober 1928 pemuda Indonesia berhasil menyelenggarakan kongres yang
berhasil mencetuskan sumpah, yang terkenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Bunyi Sumpah Pemuda
1. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu. Tanah Air Indonesia.
2. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sejak adanya peristiwa Sumpah Pemuda, bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Pada tahun 1933 meuncullah sekelompok sastrawan yang menamakan dirinya Ankatan
Pujangga Baru. Tujuannya untuk membentuk kebudayaan Indonesia baru. Dalam mengembangkan
bahasa Indonesia, kelompok ini terlihat lebih giat dibandingkan dengan Balai Pustaka. Mereka
dipimpin empat serangkai, yaitu Sutan Takdir Alisyahbana, Sanusi Pane, Armyn Pane, dan Amir
Hamzah.
Tahun 1942 Jepang datang di Indonesia. Sejak itu Indonesia dijajah oleh Jepang. Selama
penjajahan Jepang segala yang berbau Belanda dihapus. Termasuk penghapusan pemakaian bahasa
Belanda. Sebagai gantinya, bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa resmi negara.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, atas nama bangsa
Indonesia, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian diresmikan pemakaian
Undang-Undang Dasar 1945. Dalam bab XV pasal 36 dinyatakan bahwa bahasa negara adalah
bahasa Indonesia. Sejak itulah Bahaa Indonesia secara resmi dinyatakan sebagai bahasa negara.
Karena kedudukannya yang begitu penting, maka bahasa Indonesia merupakan masalah
nasional. Untuk itu Pemerintah Republik Indonesia mendirikan Lembaga Bahasa Nasional yang
kemudian disebut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Tugas pokok lembaga ini adalah
menyelenggarakan kebijaksanaan nasional yang berhubungan dengan perkembangan dan
petumbuhan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Kebijaksanaan nasional inilah yang disebut
Politik Bahasa Indonesia.
5
Kedudukan Bahasa Indonesia

 Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional/persatuan


Setelah mengalami pelbagai perkembangan dan pertumbuhan, bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional
sejak adanya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
- lambang kebanggaan nasional
- lambang identitas nasional.
- alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan
bahasanya.
- alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.

 Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara


Bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa negara sejak diresmikan UUD 1945 tanggal 18
Agustus 1945. Hal itu tercantum dalam bab XV pasal 36. Dalam kedudukannya sebagai bahasa
negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
- bahasa resmi kenegaraan
- bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan
- bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan
- bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi

► Tahun – tahun Penting dalam Sejarah Pertumbuhan Bahasa Indonesia

a. Tahun 1901
Pada tahun ini disusunlah ejaan resmi untuk bahasa Melayu, yaitu Ejaan van Ophuysen oleh
Ch. A. van Ophuysen. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.

b. Tahun 1908
Pada tahun ini didirikan Commissie Voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat) yang
kemudian diubah menjadi Balai Pustaka. Lembaga ini ikut membantu perkembangan dan
pertumbuhan bahasa Melayu.

c. Tanggal 25 Juli 1918


Pemerintah Hindia Belanda menetapkan pemakaian bahasa Melayu dalam sidang-sidang yang
diselenggarakan oleh Dewan Rakyat. Ini merupakan kesempatan yang baik bagi pertumbuhan
bahasa Melayu.

d. Tanggal 28 Oktober 1928


Di jakarta diadakan Kongres Pemuda yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Sejak peristiwa
itulah bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia dan berkedudukan sebagai bahasa
persatuan atau bahasa nasional.

e. Tahun 1933
Pada tahun ini sekelompok sastrawan yang merasa tidak puas dengan adanya Balai Pustaka
mendirikan majalah Pujangga baru. Kelompok sastrawan tersebut akhirnya bernama Angkatan
Pujangga Baru.

f. Tahun 1938
Di Surakarta, Jawa Tengah, diselenggarakan kongres bahasa Indonesia yang pertama. Dalam
kongres itu diambil keputusan penyusunan kamus istilah. Di samping itu, bahasa Indonesia
diusulkan sebagai pengantar dalam badan-badan perwakilan.

g. Tahun 1942
Oleh pemerintah Jepang didirikan Komisi Bahasa Indonesia yang berpusat di Jakarta. Hasil
usaha komisi itu antara lain, pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa utama baik dalam
percakapan resmi maupun dalam pergaulan sehari-hari.
6
h. Tahun 1945
Indonesia Memproklamasikan kemerdekaannya. Sehari setelah proklamasi, UUD 1945
diresmikan sebagai undang-undang dasar negara Indonesia. Berdasarkan undang-undang dasar
tersebut, bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa negara.

i. Tanggal 19 Maret 1947


Pada tahun ini ditetapkanlah pemakaian Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik sebagai aturan
tatatulis bahasa Indonesia.

j. Tahun 1950
Kemerdekaan Indonesia diakui secara penuh oleh Belanda. Sejak itulah diadakan pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak saja digunakan sebagai bahasa
pergaulan, tetapi juga digunakan sebagi bahasa ilmu, bahasa hukum, bahasa seni, bahasa politik
dan sebagainya.

k. Tahun 1954
Di Medan, Sumatera Utara, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia yang kedua. Kongres
itu mengusulkan kepada pemerintah agar pembinaan dan perkembangan bahasa Indonesia
ditangani oleh lembaga tertentu. Di samping itu, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa
budaya.

l. Tahun 1966
Di Jakrta diselenggarakan Simposium Bahasa Indonesia dan Kesusastraan Indonesia.
Simposium itu diprakarsai oleh Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, Fakultas Sastra IKIP
Jakarta dan KASI Jaya. Simposium itu memutuskan agar diadakan peninjauan terhadap bahasa
Indonesia sebagai manusia baru Indonesia.

m. Tahun 1972
Di Puncak, Bogor, Jawa Barat, diadakan Seminar Bahasa Indonesia. Seminar itu membahas
ejaan bahasa Indonesia.

n. Tanggal 17 Agustus 1972


Presiden meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah.

o. Tanggal 31 Agustus 1975


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia meresmikan berlakunya Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah.

p. Tahun 1978
Dalam rangka penyempurnaan Bahasa Indonesia pemerintah menyelenggarakan Kongres
Bahasa Indonesia yang ketiga. Kongres ini diselenggarakan di Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai