Pendahuluan
Profesi keperawatan bersifat luwes dan mencakup segala kondisi, dimana perawat tidak hanya terbatas
pada pemberian asuhan dirumah sakit saja melainkan juga dituntut mampu bekerja dalam kondisi siaga
tanggap bencana. Situasi penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal memang sangat
berbeda, sehingga perawat harus mampu secara skill dan teknik dalam menghadapi kondisi seperti
ini.Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam keadaan siaga bencana dapat dilakukan oleh
proesi keperawatan. Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seorang perawat bisa
melakukan pertolongan siaga bencana dalam berbagai bentuk.Dalam penulisan makalah ini akan
dijelaskan pentingnya peran perawat dalam situasi tanggap bencana, bentuk dan peran yang bisa
dilakukan perawat dalam keadaan tanggap bencana.
1.3 Tujuan
BAB II
Pembahasan
Perawat adalah salah satu profesi di bidang kesehatan , sesuai dengan makna dari profesi maka
seseorang yang telah mengikuti pendidikan profesi keperawatan seyogyanya mempunyai kemampuan
untuk memberikan pelayanan yang etikal dan sesuai standar profesi serta sesuai dengan kompetensi
dan kewenangannya baik melalui pendidikan formal maupun informal, serta mempunyai komitmen
Perry & Potter (2001), mendifinisikan bahwa seorang perawat dalam tugasnya harus berperan
karakteristik profesi yaitu memiliki body of knowledge yang berbeda dengan profesi lain, altruistik,
memiliki wadah profesi, mempunyai standar dan etika profesi, akontabilitas, otonomi dan kesejawatan
Berdasarkan karakteristik di atas maka pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional yang
manusiawi untuk memenuhi kebutuhan klien yang unik dan individualistik diberikan oleh tenaga
keperawatan yang telah dipersiapkan melalui pendidikan lama dan pengalaman klinik yang memadai.
Perawat harus memiliki karakteristik sikap caring yaitu competence,confidence, compassion, conscience
and commitment (ANA, 1995 dalam Nurachmah, 2004). Pelayanan keperawatan yang optimal dapat
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dengan
fungsi individu pada berbagai kelompok sosial. Tiap individu mempunyai berbagai peran yang
terintegrasi dalam pola fungsi individu. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap kedudukannya dalam sistem ( Zaidin Ali , 2002,). Menurut Gaffar (1995) peran
perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat untuk menjalankan tugas dan
Pelayanan keperawatan tidak hanya terbatas diberikan pada instansi pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit saja. Tetapi, pelayanan keperawatan tersebut juga sangat dibutuhkan dalam situasi tanggap
bencana.
Perawat tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar praktek keperawatan
saja, Lebih dari itu, kemampuan tanggap bencana juga sangat di butuhkan saaat keadaan darurat. Hal
ini diharapkan menjadi bekal bagi perawat untuk bisa terjun memberikan pertolongan dalam situasi
bencana.
Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan sangat berbeda, kita lebih banyak melihat tenaga
relawan dan LSM lain yang memberikan pertolongan lebih dahulu dibandingkan dengan perawat,
Perawat sebagai bagian dari petugas kesehatan yang ikut dalam penanggulangan bencana dapat
berada di berbagai tempat seperti di rumah sakit, di pusat evakuasi, di klinik berjalan atau di
puskesmas. Berikut dibawah ini akan diuraikan peran perawat sesuai dengan tempat tugasnya.
Peran perawat di rumah sakit yang terkena bencana (ICN, 2009) yaitu:
a. Sebagai manager, perawat mempunyai tugas antara lain: mengelola pelayanan gawat darurat,
mengelola fasilitas, peralatan, dan obat-obatan live saving, mengelola administrasi dan keuangan ugd,
melaksanakan pengendalian mutu pelayanan gadar, melakukan koordinasi dengan unit RS lain.
b. Sebagai Leadership, memiliki tugas untuk: mengelola tenaga medis, tenaga keperawatan dan
c. Sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver), perawat harus melakukan pelayanan siaga
bencana dan memilah masalah fisik dan psikologis yang terjadi pada pasien
2.5 . Peran Perawat di Pusat Evakuasi
b. Sebagai pelaksana evakuasi: perawat harus melakukan transportasi pasien, stabilisasi pasien, merujuk
pasien dan membantu penyediaan air bersih dan sanitasi di daerah bencana.
Peran perawat di klinik berjalan (mobile clinic) adalah melakukan: triage, penanganan trauma,
perawatan emergency, perawatan akut, pertolongan pertama, kontrol infeksi, pemberian supportive,
palliative.
Peran perawat di puskesmas saat terjadi bencana adalah melakukan: perawatan pasien ringan,
pemberian obat ringan, merujuk pasien.
a. Fase Pra-bencana:
a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam penanggulangan ancaman
bencana untuk setiap fasenya.
b. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah
nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi
persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.
c. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam
menghadapi bencana yang meliputi hal-hal berikut.
- Pelatihan pertolongan pertama pada keluarga seperti menolong anggota keluarga yang lain.
- Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa persediaan makanan dan
penggunaan air yang aman.
- Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas kebakaran,
rumah sakit, dan ambulans.
- Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa seperti pakaian seperlunya, radio
portable, senter beserta baterainya, dan lainnya.
b. Fase Bencana:
- Bertindak cepat
- Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti, dengan maksud
memberikan harapan yang besar pada para korban selamat.
- Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat mendiskusikan dan merancang master
plan of revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.
- Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaaan fisik, sosial, dan psikologis korban.
- Stres psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi posttraumatic stress disorder
(PTSD) yang merupakan sindrom dengan tiga kriteria utama. pertama, gejala trauma pasti dapat
dikenali. Kedua, individu tersebut mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun
peristiwaperistiwa yang memacunya. Ketga, individu akan menunjukkan gangguan fisik. Selain itu,
individu dengan PTSD dapat mengalami penurunan konsentrasi, perasaan bersalah, dan gangguan
memori.
- Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan unsur lintas
sektor menangani masalah kesehatan masyarakat pascagawat darurat serta mempercepat fase
pemulihan menuju keadaan sehat dan aman.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Perawat sebagai bagian dari petugas kesehatan yang ikut dalam penanggulangan bencana dapat berada
di berbagai tempat seperti di rumah sakit, di pusat evakuasi, di klinik berjalan atau di puskesmas. Di
rumah sakit, perawat dapat berperan sebagai manager, Leadershift dan Care Giver. Di pusat evakuasi
peran perawat sebagai kordinator dan pelaksana evakuasi. Peran dan tugas perawat selama bencana
mengikuti siklus bencana, yaitu sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana
3.2 Saran
Daftar Pustaka
https://tubuh1.blogspot.com/2018/04/makalah-tugas-perawat-dan-peran-pada.html
http://repository.uki.ac.id/2714/1/BUKUMATERIPEMBELAJARANMANAJEMENGAWATDARURAT.pdf
Affeltrnger, B., Alcedo, Amman, W.J., Arnold, M., 2006. Living with Risk, “A Global Review of Disaster
Reduction Initiatives”. Buku terjemahan oleh MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia),
Jakarta.
WHO – ICN, 2009. ICN Framework of Disaster Nursing Competencies, WHO and ICN, Geneva,
Switzerland.
UN - ISDR, 2004. Living with Risk “A Hundred Positive Examples of How People are Making The World
Safer”, United Nation Publication, Geneva, Switzerland.
BNPB (2010). Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia, BNPB,
Jakarta.
Kemenkes R.I (2011). Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, Jakarta. UU No.
24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
Veenema, TG ed (2003). Disaster Nursing and Emergency Preparedness for Chemical,Biological, and
Radiological Terrorism and Other Hazards, Springer Publishing company.
http://puslit.kemsos.go.id/download/pdf/evaluasi-program-penanggulangan-bencana.pdf, diunduh
tanggal19-10-2015.
http://ppnikabpekalongan.blogspot.co.id/2012/01/peran-perawat-dalam-penangananbencana, diunduh
tanggal 25-11-2015.