Anda di halaman 1dari 40

ASKEP PASIEN

ASMA
Keperawatan Keluarga
Disusun Oleh:
● Gathut Dirgantoro (10.010)
● Putri A’uliyatus S (19.015)
● Syifa Salsabila (19.017)
A.   PENGERTIAN ASMA
§   Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang mengalami radang kronik bersifat
hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat
karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012)
§   Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul
disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia sekitar
30 tahunan (Saheb, 2011)
§   Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik
menyebabkan peningkatan hiperresponsivitas saluran napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas,
dada terasa berat, batuk terutama malam hari dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi saluran napas
yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan (Boushey, 2005; Bousquet, 2008)
§   Istilah asma berasal dari kata Yunani yang artinya “terengah-engah” dan berarti serangan nafas pendek (Price, 1995 cit
Purnomo 2008). Nelson (1996) dalam Purnomo (2008) mendefinisikan asma sebagai kumpulan tanda dan gejala wheezing (mengi)
dan atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut; timbul secara episodik dan atau kronik, cenderung pada malam hari/dini hari
(nocturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya aktivitas fisik dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan
penyumbatan, serta adanya riwayat asma atau atopi lain pada pasien/keluarga, sedangkan sebab-sebab lain sudah disingkirkan
       B.   KLASIFIKASI ASMA
1.  Berdasarkan kegawatan asma, maka asma dapat dibagi menjadi :
a.      Asma bronkhiale
b.      Status asmatikus
c.      Asthmatic Emergency
2.  Klasifikasi asma yaitu (Hartantyo, 1997, cit Purnomo 2008)
a.      Asma ekstrinsik
b.      Asma intrinsic
3.  Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) (2006) penggolongan asma berdasarkan beratnya penyakit dibagi 4 (empat) yaitu:
1)     Asma Intermiten (asma jarang)
2)     Asma mild persistent (asma persisten ringan)
3)     Asma moderate persistent (asma persisten sedang)
4)     Asma severe persistent (asma persisten berat)
4.  Selain berdasarkan gejala klinis di atas, asma dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat serangan asma yaitu: (GINA, 2006)
a.      Serangan asma ringan dengan aktivitas masih dapat berjalan, bicara satu kalimat, bisa berbaring, tidak ada sianosis dan mengi
kadang hanya pada akhir ekspirasi,
b.      Serangan asma sedang dengan pengurangan aktivitas, bicara memenggal kalimat, lebih suka duduk, tidak ada sianosis, mengi
nyaring sepanjang ekspirasi dan kadang -kadang terdengar pada saat inspirasi,
c.      Serangan asma berat dengan aktivitas hanya istirahat dengan posisi duduk bertopang lengan, bicara kata demi kata, mulai ada
sianosis dan mengi sangat nyaring terdengar tanpa stetoskop,
d.      Serangan asma dengan ancaman henti nafas, tampak kebingunan, sudah tidak terdengar mengi dan timbul bradikardi.
Perlu dibedakan derajat klinis asma harian dan derajat serangan asma. Seorang penderita asma persisten (asma berat) dapat
mengalami serangan asma ringan. Sedangkan asma ringan dapat mengalami serangan asma berat, bahkan serangan asma berat yang
mengancam terjadi henti nafas yang dapat menyebabkan kematian
C.   ETIOLOGI ASMA

Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui. Suatu hal yang yang menonjol pada penderita Asma adalah
fenomena hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi.
 
 
1.      Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan Asma adalah: (Smeltzer & Bare, 2002).
a.     Faktor ekstrinsik (alergik)
b.     Faktor intrinsik(non-alergik)
c.      Asma gabungan
2.      Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi pencetus asma :
a.     Pemicu Asma (Trigger) 
b.     Penyebab Asma (Inducer)
Sedangkan Lewis et al. (2000) tidak membagi pencetus asma secara spesifik. Menurut mereka, secara umum pemicu asma adalah:
a.     Faktor predisposisi
b.     Faktor presipitasi
D.   ANATOMI, FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI ASMA
1.      Anatomi
 Organ Pernapasan

a.     Hidung
b.     Faring
c.      Laring
d.     Trakea
e.     Bronkus
f.       Paru-paru
2.      Fisiologi Asma
Proses terjadi pernapasan
Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Jadi, dalam paru-paru
terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dan udara masuk kedalam darah dan CO2  dikeluarkan dari darah secara osmosis. Kemudian CO2  dikeluarkan
melalui traktus respiratorius (jalan pernapasan) dan masuk kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis  kemudian  massuk  ke serambi  kiri  jantung 
(atrium  sinistra) menuju ke aorta kemudian ke seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan sel- sel), di sini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran
adalah  CO2   dan  dikeluarkan  melalui  peredaran  darah  vena  masuk  ke jantung (serambi kanan atau atrium dekstra) menuju ke bilik kanan (ventrikel  dekstra) 
dan  dari  sini  keluar  melalui  arteri  pulmonalis  ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini
adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit.
Setelah udara dari luar diproses, di dalam hidung masih terjadi perjalanan  panjang  menuju  paru-paru  (sampai  alveoli).  Pada  laring terdapat epiglotis
yang berguna untuk menutup laring sewaktu menelan, sehingga makanan tidak  masuk ke trakhea, sedangkan waktu bernapas epiglotis terbuka, begitu seterusnya.
Jika makanan masuk ke dalam laring, maka  akan  mendapat  serangan  batuk,  hal  tersebut  untuk  mencoba mengeluarkan makanan tersebt dari laring.
Terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas). Bernapas berarti melakukan inpirasi dan eskpirasi secara
bergantian, teratur, berirama, dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Refleks bernapas ini diatur oleh pusat
pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata). Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat, atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas juga dibawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2  dalam darah
dan kekurangan dalam darah. Inspirai terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenikus lalu mengerut datar.
Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah ,mendapat rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi datar. Dengan demikian
jarak antara sternum (tulang dada) dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru sehingga
tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.
Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan demikian 
rongga  dan  dengan  demikian  rongga  dada  menjadi  kecil
kembali,   maka   udara   didorong   keluar.   Jadi   proses   respirasi   atau pernapasan  ini  terjadi  karena  adanya  perbedaan  tekanan  antara  rongga
pleura dan paru-paru.
Pernapasan dada, pada waktu seseorang bernapas, rangka dada terbesar bergerak, pernapasan ini dinamakan pernapasan dada. Ini terdapat pada rangka
dada  yang lunak,  yaitu pada orang-orang muda dan pada perempuan.
Pernapasan perut, jika pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka  ini  dinamakan  pernapasan  perut.  Kebanyakan  pada  orang  tua, Karena
tulang rawannya tidak begitu lembek dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur yang mengendap di dalamnya dan banyak ditemukan pada laki-laki.
3.      Patofisiologi Asma

●Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma adalah spasme otot polos, edema
dan inflamasi membran mukosa jalan udara, dan eksudasi mucus intraliminal, sel-sel radang dan debris selular.
Obstruksi menyebabkan pertambahan resistensi jalan udara yang merendahkan volume ekspresi paksa dan
kecepatan aliran, penutupan prematur jalan udara, hiperinflasi paru, bertambahnya kerja pernafasan, perubahan
sifat elastik dan frekuensi pernafasan. Walaupun jalan udara bersifat difus, obstruksi menyebabkan perbedaaan
satu bagian dengan bagian lain, ini berakibat perfusi bagian paru tidak cukup mendapat ventilasi dan
menyebabkan kelainan gas-gas darah terutama penurunan pCO2  akibat hiperventilasi.
●Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen menyebabkan degranulasi sel
mast. Akibat degranulasi tersebut, histamin dilepaskan. Histamin menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus.
Apabila respon histamin berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik. Karena histamin juga merangsang
pembentukan mukkus dan meningkatkan permiabilitas kapiler, maka juga akan terjadi kongesti dan
pembengkakan ruang iterstisium paru.
●Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif berlebihan terhadap sesuatu
alergen atau sel-sel mast-nya terlalu mudah mengalami degranulasi. Di manapun letak hipersensitivitas respon
peradangan tersebut, hasil akhirnya adalah bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran
udara.
E. Pathway Asma
Lanjutan.....
F.   MANIFESTASI KLINIS ASMA
Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas, batuk-batuk dan mengi (whezzing) telah dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk
diketahui. Batuk-batuk kronis dapat merupakan satu-satunya gejala asma dan demikian pula rasa sesak dan berat didada.
Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat digolongkan menjadi :
1.      Asma tingkat I
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal  tanpa tanda dan gejala asma  atau keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun
fungsi paru. Asma akan muncul bila penderita terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan tes provokasi bronchial di laboratorium.
2.      Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya
obstruksi saluran pernafasan. Biasanya terjadi setelah sembuh dari serangan asma.
3.      Asma tingkat III
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik dan tes fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi.
Biasanya penderita merasa tidak sakit tetapi bila pengobatan dihentikan asma akan kambuh.
4.      Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu dengan keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi.
Pada serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang makin banyak antara lain :
a.     Kontraksi otot-otot bantu pernafasan, terutama sternokliedo mastoideus
b.     Sianosis
c.      Silent Chest
d.     Gangguan kesadaran
e.     Tampak lelah
f.       Hiperinflasi thoraks dan takhikardi
5.      Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapa serangan asma yang  berat bersifat refrakter sementara
terhadap pengobatan yang lazim dipakai. Karena pada dasarnya asma bersifat reversible maka dalam kondisi apapun diusahakan
untuk mengembalikan nafas ke kondisi normal
G.     KOMPLIKASI ASMA
1.         Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa  dan gagal nafas
2.         Chronic persisten bronhitis
3.         Bronchitis
4.         Pneumonia
5.         Emphysema
6.         Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadireaksi kontinu yang
lebih berat, yang disebut “status asmatikus”, kondisi ini mengancam hidup (Smeltzer & Bare,
2002).
H.   PEMERIKSAAN PENUNJANG ASMA
1.      Pemeriksaan sputum
   2. Pemeriksaan darah
3.      Foto rontgen
4.      Pemeriksaan faal paru
5.      Elektrokardiografi
I.    PENATALAKSANAAN MEDIS ASMA
Pengobatan asthma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik dan pengobatan farmakologik.
1.      Penobatan non farmakologik
a.     Penyuluhan 
b.     Menghindari faktor pencetus
c.      Fisioterapi 
2.      Pengobatan farmakologik
a)     Agonis beta
b)     Metil Xantin
c)     Kortikosteroid
d)     Kromolin
  e)     Ketotifen
f)      Iprutropioum bromide (Atroven)
3.      Pengobatan selama serangan status asthmatikus    
a.     Infus RL : D5  = 3 : 1 tiap 24 jam
b.     Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c.      Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit dilanjutka drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit)
dengan dosis 20 mg/kg bb/24 jam.
d.     Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
e.     Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
f.       Antibiotik spektrum luas.
DAFTAR PUSTAKA

● http://ners-novriadi.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-keluarga-d
engan_5135.html?m=1
●  
● https://www.academia.edu/attachments/37047007/download_file?st=MTY
wODc3NTEzNSwxMTQuMTI1LjEyNi41LDEyNzUwMTcxOA%3D%3D
&s=swp-toolbar&ct=MTYwODc3NTE3MywxNjA4Nzc1MTczLDEyNzU
wMTcxOA==&iid=9a2f586a-5517-475d-9d8a-10e82b6eb4d2
SOMETIMES, REVIEWING CONCEPTS IS A GOOD
IDEA

MERCURY VENUS MARS


Mercury is the closest Venus has a beautiful name, Despite being red, Mars is
planet to the Sun but it’s terribly hot a cold place

JUPITER SATURN NEPTUNE


It’s the biggest planet in the Saturn is the ringed one and Neptune is the farthest
Solar System a gas giant planet from the Sun
I. IDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. Winarto Pendidikan : Tamatan SLTA


Umur : 50 Pekerjaan : wiraswasta
Agama : islam Alamat : dsn.Sambiroto rt/rw 03/01
Suku : jawa No Tlp :-
 
b. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan


1 Tn. Winarto L 50 Tamat SLTA Wiraswasta suami
2 Ny. Tatik P 40 Tamat SLTA IRT istri
3 An. Ali L 18 Tamat SLTA - anak
a. Genogram

b. Type Keluarga

( * ) Keluarga inti ( ) Keluarga besar


( ) Janda / duda ( ) Lain-lain:........................................................................
 
c. Sifat Keluarga
1. Siapa pengambilan Keputusan didalam keluarga
( ) Ayah (*) Bersama-sama
( ) Ibu
2. Bagaimana kebiasaan tidur/istirahat keluarga sehari-hari
(*) Tidur malam saja ( ) Tidur siang dan malam
( ) Tidur siang saja
3. Apakah mempunyai kebiasaan rekreasi saat memanfaat waktu luang anggota keluarga
(*) Ya , sebutkan berpa kali selama sebulan : 1 kali
( ) Tidak
4. Apakah keluarga punya kebiasaan untuk selalu makan bersama keluarga
(*) Ya
( ) Tidak
5. Status Sosial Ekonomi Keluarga
1) Total pendapatan keluarga per bulan :
( ) Dibawah Rp. 600.000,-
( *) Rp. 600.000,- s/d Rp. 1.000.000,-
( ) Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,-
( ) Di atas dari Rp. 2.000.000,-
2)Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya sehari – hari ?
(*) Ya ( ) Tidak
Bila tidak apa yang dilakukan keluarga : ___________________________________
3)Apakah keluarga mempunyai tabungan ?
( ) Ya (*) Tidak
4)Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga ?
( ) Ada (*) Tidak
Bila ada, siapa : ______________________________________________________
5)Siapa yang mengelola keuangan dalam keluarga ?
( ) Ayah (*) Ibu ( ) Lain - lain

6. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)


Penggunan obat herbal (daun sirih, kunyit, jahe dan sebagainya) lebih diutamakan
7. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
Berdo’a untuk kesehtan dan kesembuhan bila sakit.
 
8. Aktivitas Rekreasi
1) Kebiasaan rekreasi keluarga
(*) Tidak tentu ( ) 1 kali sebulan
( ) 2 kali sebulan ( ) 3 kali sebulan
( ) Lain – lain sebutkan : _______________________________________________
 
2) Penggunaan waktu senggang
(*) Nonton TV ( ) Mendengarkan radio
( ) Membaca ( ) Nonton bioskop
( ) Lain – lain sebutkan : ________________________________________________

 
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
Families with teenager / keluarga dengan anak remaja.
b. Tugas Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Pemberian kebebasan belum terlaksana, kendala : anak masih dirasa labil
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Px mengatakan kondisi kesehatan keluarga baik – baik saja
b) Riwayat penyakit keturunan:
-
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No Nama U BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan Yang
mu Kesehatan (BCG/Polio/DPT/ Kesehata Telah
r HB/Campak) n Dilakukan

1. Tn. 50 50 Baik - - -
  winarto            
2. Ny. tatik 40 63 Kurang - Sesak Pemeriksaa
        baik   nafas kesehatan
3. An. Ali 18 50 Baik - - -
 
 
 
 
 
 
 
LANJUTAN . . .

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Rumah sakit, kartu BPJS
a) Riwayat keluarga sebelumnya
-
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
1) Jenis rumah
( * ) permanen ( ) Semi permanen ( ) Non permanen
2) Luas bangunan rumah: 3 X 7 m2
3) Status kepemilikan rumah :
(*) Milik pribadi ( ) Sewa bulanan
( ) Kontrakan ( ) Lain-lain :........................................................................
4) Atap rumah
(*) Genting ( ) Seng/Asbes
( ) Sirap/atap ( ) Lain-lain : ......................................................................
5) Ventilasi rumah :
(*) Ada ( ) Tidak
6) Bila Ada berapa luasnya
(*) > 10% luas lantai ( ) < 10% luas lantai
7) Apakah ada cahaya dapat masuk rumah pada siang hari
(*) Ya ( ) Tidak
8) Penerangan rumah
(*) Listrik ( ) Petromak
( ) Lampu tempel ( ) Lain - lain
9) Lantai rumah :
( ) Keramik ( ) Ubin (*) Tanah

( ) Papan ( ) Plester
10) Bagaimana kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan
(*) Bersih ( ) Banyak lalat ( )Berdebu
( ) Sampah bertebaran ( ) Banyak lawa-lawa ( ) Lain-lain
2. Denah Rumah

R. KELUARGA K.M

R. TAMU K.1 K.2 DAPUR


K.3

3. Pengolahan sampah
1) Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
(-) Ya ( ) Tidak
2) Bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga
( ) Dibuang di got/ sungai ( ) Diambil petugas
( ) Ditimbun (-) Dibakar ( ) Lain-lain :
4. Sumber Air
1) Sumber air yang digunakan oleh keluarga:
(- ) Sumur gali ( ) Pompa listrik ( ) Pompa tangan
( ) Sungai ( ) Membeli ( ) Lain-lain: ........................
2)Sumber air minum yang digunakan oleh keluarga
( ) Sumur gali ( ) Pompa listrik ( ) Pompa tangan
( ) Sungai ( ) PAM (-) Air isi ulang
( ) Lain-lain :...........................
5. Jamban Keluarga
1) Apakah keluarga mempunyai WC sendiri
( - ) Ya ( ) Tidak
2) Bila ya apa jenis jamban keluarga
( - ) Leher angsa ( ) Cemplung ( ) Lain – lain ____________
3)Beberapa jarak antara sumber air dengan penampungan tinja ?
( ) < 10 meter ( - ) > 10 meter
6. Pembuangan Air Limbah

Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor) ?


(-) Ya, bagaimana kondisinya : terbuka, lancar
( ) Tidak, dimana pembuangannya ______________________________________________
7. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan
2) Adakah perkumpulan sosial dalam kegiatan di masyarakat setempat ?
( ) Tidak
(- ) Ada, apa jenisnya : PKK, posyandu
2) Adakah fasilitas kesehatan di masyarakat

( ) Tidak
( -) Ada, apa jenisnya : posyandu / bidan desa
3)Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut ?

( ) Tidak
(- ) Ada, apa alasannya : memahami bahwa kesehatan diri sangat penting
4)Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga dengan kendaraan umum ?

( ) Bila ya dengan kendaraan apa .........................................................................................


(- ) Bila tidak bagaimana cara mengatasinya : dapat dijangkau dengan jalan kaki
 
8. Sarana komunikasi dan transportasi
1) Sarana komunikasi apa yang digunakan oleh keluarga untuk berkomunikasi :
( ) Telepon rumah ( - ) Hp ( ) lain-lain:..............................................
2) Sarana Transportasi yang digunakan keluarga untuk beraktifitas sehari-hari
( - ) Sepeda ( - ) Sepeda Motor ( ) Mobil
( ) Lain-lain : ......................................................................................................................
9. Fasilitas hiburan
Fasilitas hibura8n yang ada dirumah:
(- ) Televisi ( - ) Radio
( ) Tape Recorder ( -) VCD/DVD ( ) Lain-lain:....................
 
10. Mobilitas Geografis keluarga:
hanya memindahkan sedikit kedepan lahan
11. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Terjalin baik,
12. Sistem pendukung keluarga
-
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi keluarga : cukup baik sopan dan ramah
b. Struktur kekuatan keluarga: cukup baik
c. Struktur peran (peran masing/masing anggota keluarga): semua anggota melakukan pernaya dengan baik,
d. Nilai dan norma keluarga: cukup baik
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Baik, setiap anggota keluarga bisa berkomunikasi dengan baik.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga:
Baik, tidak ada masalah. Hanya bila ada perselisihan bisa ditangani dengan cepat.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Cukup baik,  
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Suami, ayah, kepala rumha tangga (Tn. Winarto )
d) Kegiatan keluarga waktu senggang
Menghabiskan waktu bersama untuk bersantai,
e) Partisipasi dalam kegiatan social
Cukup baik,
c. Fungsi perawatan kesehatan
Cukup baik,
d. Fungsi reproduksi
b) Perencanaan jumlah anak : 1 saja, tidak ada rencana selanjutnya
c) Akseptor : Ya ………..yang digunakan…………lamanya…………………………......
d) Akseptor: Belum………, alasannya: ……………………………………………….......
e) Keterangan lain : ……………………………………………………………………......
e. Fungsi ekonomi
f) Upaya pemenuhan sandang pangan : tercukupi
g) Pemanfaatan sumber dimasyarakat: -
 
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek : lingkungan
b. Stressor jangka panjang : perekonomian
c. Respon keluarga terhadap stressor : mencoba beradaptasi dan menyelesaikan masalah yang ada.
d. Strategi koping : musyawarah dan saling menasehati.
e. Strategi adaptasi disfungisonal : -
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
a. Pemenuhan gizi : tercukupi
b. Upaya lain : mencukupkan gizi seimbang dalam keluarga
VIII. HARAPAN KELUARGA
c. Terhadap masalah kesehatannya : yang sakit membaik , sembuh. Yang tidak ada masalah semoga tetap sehat.
d. Terhadap petugas kesehatan yang ada : upaya petugas kesehatan menghasilkan manfaat yang lebih lagi.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
No VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA
Tn. Winarto Ny. Tatik An. Ali
1 Riwayat penyakit saat ini - Sesak nafas -
2 Keluhan yang dirasakan - sesak -
3 Tanda dan gejala - Terdapat suara whezzing, -
kesulitan bernafas

4 Riwayat penyakit sebelumnya - - -


5 Tanda-tanda vital TD = 120/80mmgh TD = 120/80mmhg TD =100/60mmhg
N = 80 N = 65 N = 70
S = 36,5 c S = 36,5 S = 36,5
RR = 15x/menit RR = 25x/menit RR = 12x/menit

6 Sistem Kardiovaskuler - - -
7 Sisteam Respirasi Normal Abnormal Normal
8 Sistem GI Tract Normal Normal Normal
9 Sistem Persyarafan Normal Normal Normal
10 Sistem Muskuloskeletal Normal Normal Normal
11 Sistem Genetalia - - -
X. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

1) Ayah : - (lelah setelah bekerja)

2) Ibu : masalah pernafasan (sesak nafas)

3) Anak : -
Keluarga berencana : -
Imunisasi : -
Tumbuh kembang

4) Pemeriksaan tumbuh kembang anak

a) Anak I : baik sesuai dengan perkembangan usia

b) Anak II: -

c) dll

5) Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak :


Standar,
 
XI. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
1. Pemeriksaan fisik Bapak Tn. Winarto
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tanda-tanda vital : stabil
TD : 120/80 mmhg
N : 80
RR : 15x/menit
S : 36,5 c
4) Kepala : simetris
Rambut : hitam sedikit beruban, bau rambut
Mata : 2 simetris
Hidung : bersih tidak ada screet
Telinga : simetris
Mulut : bersih
5) Dada / Thorax :
I:-
P:-
P:-
A: -
6) Perut / Abdomen :
I:-
A: -
P:-
P:-
7) Genetalia / Anus : -
8) Ekstremitas : cukup baik
2. Pemeriksaan fisik Ibu Ny. Tatik
1) Keadaan umum : kurang baik
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tanda-tanda vital : tidak setabil
TD : 120 / 80 mmhg
N : 65
RR : 25 x/ menit
S : 36,5 c
4) Kepala : simteris
Rambut : panjang sedikit beruban, bau khas rambut
Mata : simetris, minus deksta -/+ 2
Hidung : cukup baik
Telinga : baik
Mulut : bersih
 
5) Dada / Thorax :
I : abnormal, pergerakan lebih cepat
P:
P:
A : terdengar suara whezzing
6) Perut / Abdomen :
I : terpantau lamban
A: -
P:-
P:-
7) Genetalia / Anus : -
8) Ekstremitas : baik
3. Pemeriksaan fisik Anak An. Ali
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda-tanda vital : stabil
TD : 100/60 mmgh
N : 70
RR : 12 x/ menit
S : 36,5
4) Kepala : simetris
Rambut : bersih, tebal
Mata : simetris
Hidung : bersih
Telinga : bersih, simetris
Mulut : bersih
5) Dada / Thorax : -
I:-
P:-
P:-
A: -
6) Perut / Abdomen : -
I:-
A: -
P:-
P:-
7) Genetalia / Anus : -
8) Ekstremitas :baik
DAFTAR MASALAH
NO DATA PROBLEM
1. O:
  - RR 25 x/ menit Gangguan pertukaran gas
  - Nadi 65  
  S:  
  - Ny. Mengatakan terkadang pusing  
  - Ny. Megatakan mudah merasa lelah  
     
 
2. O:  
-batuk tidak efektif Bersihan jalan nafas tidak eketif
-wheezing  
S:  
-Ny. Mengatakan mudah merasa lelah  
 
   
   
   
 
 
 
 
 
 
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Perawatan TTD


1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi -perfusi d.d pola napas abnormal  
  (D.0003)
 
2. Bersihan jalan nafas tidak ektif b.d respon alergi d.d suara wheezing
  (D.0001)
   
   
   
   
   
   
   
 
 
 
 
 
SKORING MASALAH

Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi -perfusi d.d pola napas abnormal
(D.0003)
No Kriteria Skor Bobot Nilai

1 Sifat Masalah   1  
 Kurang/tidak sehat 3
 Resiko 2
 Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah   2  
 Mudah  
 Sebagian 2
 Tidak dapat 1
0

3 Potensial masalah dapat dicegah   1  


 Tinggi 3
 Cukup 2
 Rendah 1
4 Menonjolnya masalah   1  
 Masalah dirasakan dan harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1
 Masalah tidak dirasakan  
0
SKORING MASALAH

Diagnosa Keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak ektif b.d respon alergi d.d suara wheezing
(D.0001)
No Kriteria Skor Bobot Nilai

1 Sifat Masalah   1  
 Kurang/tidak sehat 3
 Resiko 2
 Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah   2  
 Mudah  
 Sebagian 2
 Tidak dapat 1
0
3 Potensial masalah dapat dicegah   1  
 Tinggi 3
 Cukup 2
 Rendah 1
4 Menonjolnya masalah   1  
 Masalah dirasakan dan harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1
 Masalah tidak dirasakan  
0
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil & Tujuan Intervensi
   
1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi Kriteria hasil : Meningkat - Monitor frekuensi,irama, kedalaman , dan upaya napas
  -perfusi d.d pola napas abnormal Tujuan : Setelah diberikan askep, - Monitor pola napas (seperti
  (D.0003) diharapkan oksigenasi karbondioksida bradipnea,takipnea,hiperventilasi,kussmaul,Cheyne-stokes,
    pada membran alveolus kapiler dalam blot,ataksik)
    batas normal - Monitor adanya sumbatan jalan napas
    (L.01003) - Auskultasi bunyi napas
      (I.01014)
     
   
   
   
   
2. Bersihan jalan nafas tidak ektif b.d respon alergi d.d suara Kriteria hasil : Meningkat - Monitor Bunyi napas (mis. Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
wheezing Tujuan : Setelah diberikan askep, kering)
(D.0001) diharapkan mampu untuk - Posisikan semi fowler atau fowler
mempertahankan jalan napas - berikan minum hangat
(L.01001)  
   
   
   
   
EVALUASI
 
No. Diagnosa
No. Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. D.0001 Bersihan jalan nafas membaik/meningkat @
2. D.0003 Pertukaran gas membaik/ meningkat @
     
DAFTAR PUSTAKA
 
SDKI 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
SIKI 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
SLKI 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
 
 
● .

Anda mungkin juga menyukai