Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN PRIMER

Disusun Oleh Kelompok 2:


Azzah Hasnah F (P278204210)
Citra Ausyatun N (P278204210)
Dewi Sofilisti (P27820421017)
Diva Nadia C (P278204210)
Nuril Indi W (P278204210)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA


PRODI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
BAB I
1.1. Hh
1.2. Ss
1.3. Dfr
1.4. Fe
BAB II
2.1.FF

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Profesi keperawatan bersifat luwes dan mencakup segala kondisi, dimana perawat
tidak hanya terbatas pada pemberian asuhan dirumah sakit saja melainkan juga dituntut
mampu bekerja dalam kondisi siaga tanggap bencana. Situasi penanganan antara keadaan
siaga dankeadaan normal memang sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara
skill danteknik dalam menghadapi kondisi seperti ini.Kegiatan pertolongan medis dan
perawatan dalam keadaan siaga bencana dapatdilakukan oleh proesi keperawatan. Berbekal
pengetahuan dan kemampuan yang dimilikiseorang perawat bisa melakukan pertolongan
siaga bencana dalam berbagai bentuk. Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan
pentingnya peran perawat dalam situasitanggap bencana, bentuk dan peran yang bisa
dilakukan perawat dalam keadaan tanggap bencana
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:
1. Bagaimana Bencana
2. .Bagaimana fase-fase bencana
3. Bagaimana peran perawat dalam managemen Bencana
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui Bencana.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fase-fase bencana.
3. Mahasiswa dapat mengetahui peran perawat dalam managemen Bencana.

BAB II
TINJAU PUSTAKA
2.1.Definisi
2.1.1.Bencana
Bencana menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan
gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan dalam skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat dan
wilayah yang terkena.
Bencana dapat juga didefinisikan sebagai situasi dankondisi yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Jenis-jenis bencana:
1. Bencana alam (natural disaster), yaitu kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan,
gempa bumi, gunung meletus dan lain sebagainya.
2. Bencana ulah manusia (man-made disaster), yaiut kejadian-kejadian karena perbuatan
manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, ledakan, sabotase dan
lainnya.
Bencana berdasarkan cakupan wilayahnya terdiri atas:
1. Bencan Lokal, bencana ini memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan,
misalnya kebakaran, ledakan, kebocoran kimia dan lainnya
2. Bencana regional, jenis bencan ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis
yang cukup luas dan biasanya disebabkan leh faktor alam seperti alam, banjir. letusan gunung
dan lainnya.

2.1.2.Fase Fase Bencana


Menurut Barbara santamaria (1995),ada tiga fase dapat terjadinya suatu bencana yaitu fase
pre impact,impact,dan post impact
1. Fase pre impact merupakan warning phase tahap awal dari bencana Informasi didapat dari
badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan
dengan baik oleh pemerintah lembaga dan masyarakat.
2. Fase impact Merupakan fase terjadinya klimaks bencana inilah saat-saat dimana manusia
sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup fase impact ini terus berlanjut hingga tejadi
kerusakan dan bantuan-bantuan yang darurat dilakukan.
3. Fase post impact merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat
Juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi kualitas normal. Secara
umum pada fase post impact para korban akan mengalami tahap respons fisiologi mulai dari
penolakan (denial),marah (angry), tawar menawar (bargaing),depresi (depression) hingga
penerimaan (acceptance).
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Secara umum masyarakat Indonesia termasuk aparat pemerintah didaerah memiliki
keterbatasan pengetahuan tentang bencana seperti berikut:
1. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya
2. Sikap atau prilaku yang mengakibatkan menurunnya kualitas SDA
3. Kurangnya informasi atau peringatan dini yang mengakibatkan ketidaksiapan
4. Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya

berada di pusat area bencana, ia akan dibutuhkan untuk ikut mengevakuasi dan memberi
pertolongan pertama pada korban Sedangkan di lokasi-lokasi penampungan seorang perawat
bertanggung jawab pada evaluasi kondisi korban, melakukan tindakan keperawatan
berkelanjutan, dan mengkondisikan lingkungan terhadap perawatan korban-korban dengan
penyakit menular.5. Peran dalam Pencegahan Primer
D. Peran Perawat dalam Pencegahan Primer
Perawat adalah salah satu profesi di bidang kesehatan, sesuai dengan makna dari profesi
maka seseorang yang telah mengikuti pendidikan profesi keperawatan seyogyanya
mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang etikal dan sesuai standar profesi
serta sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya baik melalui pendidikan formal maupun
informal, serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan yang dilakukannya
(Nurachmah, E 2004)
Perry & Potter (2001), mendifinisikan bahwa seorang perawat dalam tugasnya harus berperan
sebagai kolaborator, pendidik, konselor,change agent dan peneliti. Keperawatan mempunyai
karakteristik profesi yaitu memiliki body of knowledge yang berbeda dengan profesi lain,
altruistik, memiliki wadah profesi, mempunyai standar dan etika profesi, akontabilitas,
otonomi dan kesejawatan (Leddy & Pepper, 1993 dalam Nurachmah, E, 2004) Berdasarkan
karakteristik di atas maka pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional yang
manusiawi untuk memenuhi kebutuhan klien yang unik dan individualistik diberikan oleh
tenaga keperawatan yang telah dipersiapkan melalui pendidikan lama dan pengalaman klinik
yang memadai. Perawat harus memiliki karakteristik sikap caring yaitu
competence,confidence, compassion, conscience and commitment (ANA, 1995 dalam
Nurachmah, 2004). Pelayanan keperawatan yang optimal dapat dicapai jika perawat sudah
profesional.
 Peran Perawat Dalam Manajemen Kejadian Bencana
Seorang perawat, khususnya perawat komunitas memiliki tanggung jawab peran
dalammembantu mengatasi ancaman bencana baik selama tahap preimpact, impact
Aemergency, dan postimpact. Dalam melakukan tugasnya tentu perawat tidak bisa berjalan
sendiri. Koordinasidan persiapan yang baik mulai dari pemerintah atas hingga ke cabang-
cabang di bawahnya mutlak diperlukan. Dimulai dari pusat studi bencana, badan meteorologi,
pemerintah pusat dan daerah, para teknisi, departemen kesehatan, palang merah nasional,
tenaga-tenaga kesehatan, departemen penerangan, dinas transportasi hingga dinas kebakaran
dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat, semua ikut terlibat dalam perencanaan persiapan
penanggulangan bencana.
Peran perawat disini bisa dikatakan multiple, ialah sebagai bagian dari penyusun rencana,
pendidik, pemberi asuhan keperawatan, dan bagian dari tim pengkajian kejadian bencana.
Tujuan utama dari tindakan keperawatan bencana ini adalah untuk mencapai kemungkinan
tingkat kesehatan terbaik masyarakat yang terkena bencana tersebut. jika seorang perawat
Ada 2 hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa pra bencana ini,
Antara lain:
1. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penanggulangan ancaman bencana untuk tiap fasenya (pre impact, impact, post
impact).
2. Para perawat ini, khususnya perawat komunitas mendapat pelatihan tentang berbagai
tindakan dalam penanggulan ancaman dan dampak bencana. Misalnya:
a) Mengenali instruksi ancaman bahaya
b) Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan, air,
obat-obatan, pakaian dan selimut, serta tenda) dan mengikuti pelatihan
penanganan pertama korban bencana.

Perawat ikut terlibat bersama berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang
merah nasional maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan
dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.

Program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapai


bencana seharusnya merupakan bagian dari perencanaan perawat komunitas. Penyuluhan atau
usaha edukasi publik harus meliputi:
1. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)
2. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga
dengan kecurigaan fraktur tulang. Perdarahan, dan pertolongan pertama luka bakar.
Pelatihan ini akan lebih baik jika keluarga juga diberikan informasi mengenai
perlengkapan kesehatan (first aid kit) yang seharusnya ada di rumah seperti obat-obat
penurun panas (parasetamol), tablet antasida, obat antidiare, alkohol antiseptik,
laksatif, pencuci mata, ternmometer, perban, plester, bidai, dan sarung tangan.
3. Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa persediaan
makanan dan penggunaan air yang aman.
4. Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti
dinas kebakaran, rumah sakit dan ambulans.
5. Memberikan infomasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal pakaian
seperlunya, portable radio, senter, baterai).
6. Memberikan informasi tempat-tempat alteratif penampungan atau posko-posko
bencana.

DAFTAR PUSTAKA
Efendi,Ferry 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan praktik dalam keperawatan
Jakarta. Penerbit Salemba Medika
Mepsa,Putra 2012 Peran Mahasiswa Di dalam Penerimaan Bencana
20http://fkep.unand.ac.id/images/peran mahasiswa keperawatan dalam tanggap
bencana.docx.
Bencana, Pujiono, (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana Paragdima Penanggulangan.

Anda mungkin juga menyukai