Anda di halaman 1dari 4

KUIS

1. Jelaskan tujuan dan manfaat Ergonomi.


Tujuan ergonomi :
Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan

promosi dan kepuasan kerja.


Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama

kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.


Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis
dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas
hidup yang tinggi.

Manfaat ergonomi :

Pekerjaan lebih capat selesai.


Resiko kecelakaan lebih kecil
Man days / hours tidak banyak hilang.
Resiko penyakit akibat kerja menjadi kecil.
Gairah kerja lebih tinggi.
Ekstra biaya dapat ditekan.
Absensi rendah.
Kelelahan berkurang
Rasa sakit berkurang / tidak ada
dll.

2. Ada tiga dasar filosofi perancangan yang digunakan oleh para ergonom sebagai dasar
aplikasi data antropometri untuk merancang sistem kerja. Jelaskan ! Filosofi mana yang
sering digunakan?
3. Stasiun kerja dapat dirancang untuk kerja dengan posisi duduk dan posisi berdiri.
Jelaskan faktor utama perancangan untuk menentukan stasiun kerja harus dirancang
untuk pososi duduk dan posisi berdiri.
4. Prinsip ergonomi apa saja yang harus dipertimbangkan untuk merancang tempat kerja
agar sesuai dengan harapan pengguna? Jelaskan minimal enam prinsip.
Bekerja dalam posisi atau postur normal.
Mengurangi beban berlebihan.
Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.
Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
Minimalisasi gerakan statis.
Minimalisasikan titik beban.

Mencakup jarak ruang.


Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja.
Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.
5. Jelaskan perbedaan antara dua tipe pengukuran antropometri yaitu pengukuran struktural
dan pengukuran fungsional. Berikan contohnya.
6. Jelaskan secara singkat misi ergonomi dan aspekaspek apa yang harus dipertimbangkan
dalam ergonomi yang terkait dengan stress kerja.

Aspek pertama berhubungan dengan lingkungan kerja, antara lain: tempat stasiun
kerja diletakkan, tempat stasiun kerja dimanfaatkan, dan kondisi lingkungan

kerja.
Aspek kedua berhubungan dengan durasi kerja, antara lain: lama penggunaan

stasiun kerja tersebut digunakan, misalnya empat jam sehari, sepuluh jam sehari
Aspek ketiga berfokus pada tipe pekerjaan, antara lain kebutuhan gerak motoric

dan persepsi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan


Aspek keempat terkait antara lain dengan beban psikologi yang dihadapi selama
ia mengerjakan pekerjaannya, misalnya pekerjaan yang menyenangkan atau
membosankan, tantangan yang diberikan oleh pekerjaan tersebut, dan arti khusus
dari suatu pekerjaan kepada para pekerja.

7. Berdasarkan pengukuran antropomteri yang dilakukan pada sampel terpilh secara random
(n 30) dari sebuah populasi didapat rerata tinggi mata adalah 160 cm dengan standar
deviasi 12 cm. Hitung Tinggi mata untuk persentil ke- 95 dan ke-50.
8. Jelaskan konsep perancangan sistem kerja kalau kita menggunakan data antropometri.
Dan jelaskan juga apa yang dimaksud dengan antropometri statis dan dinamis.
9. Apa yang dimaksud dengan Cumulative Trauma Disorders (CTDs).
Cumulative Trauma Disorders (CTDs) adalah sekumpulan gangguan atau kekacauan
pada sistem muskuloskeletal (musculosceletal disorders) berupa cedera pada syaraf, otot,
tendon, ligamen, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim tubuh bagian atas (tangan,
pergelangan, siku dan bahu), tubuh bagian bawah (kaki, lutut dan pinggul) dan tulang
belakang (punggung dan leher).
10. Jelaskan faktor-faktor risiko dari CTDs
A. Faktor pekerjaan
Beberapa faktor yang berhubungan dengan pekerjaan penyebab timbulnya CTDs adalah :
1. Gerakan berulang
Gerakan lengan dan tangan yang dilakukan secara berulang-ulang terutama pada saat
bekerja mempunyai risiko bahaya yang tinggi terhadap timbulnya CTDs. Tingkat risiko

akan bertambah jika pekerjaan dilakukan dengan tenaga besar, dalam waktu yang sangat
cepat dan waktu pemulihan kurang.
2. Sikap paksa tubuh
Sikap tubuh yang buruk dalam bekerja baik dalam posisi duduk maupun berdiri akan
meningkatkan risiko terjadinya CTDs. Posisi-posisi tubuh yang ekstrim akan
meningkatkan tekanan pada otot, tendon dan syaraf.
3. Manual handling
Salah satu penyebab terjadinya cedera muskuloskeletal adalah pekerjaan manual
handling. Manual handling adalah pekerjaan yang memerlukan penggunaan tenaga yang
besar oleh manusia untuk mengangkat, mendorong, menarik, menyeret, melempar, dan
membawa.
4. Peralatan kerja tidak sesuai
Penggunaan alat-alat yang menekan tajam ke telapak tangan dan menimbulkan iritasi
pada tendon bisa menyebabkan terjadinya CTDs. Cara memegang alat atau benda dengan
menekankan jari-jari ke ibu jari atau membawa benda dengan posisi pegangan pada titik
yang jauh dari pusat gravitasinya juga bisa menimbulkan CTDs.
B. Faktor lingkungan
1. Getaran mekanis
Getaran atau vibrasi adalah suatu gerakan osilatoris dalam area frekuensi infrasonik dan
sebagian dalam rentang frekuensi suara yang bisa didengar manusia. Respon tubuh
manusia terhadap getaran sangat bergantung pada bagian atau anggota-anggota tubuh
yang terpapar. Semakin kecil bentuk anggota tubuh maka semakin cepat gerakan atau
getaran yang ditimbulkan dan semakin tinggi frekuensi resonansinya.
2. Mikroklimat
Paparan suhu dingin maupun panas yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan,
kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak
dan kekuatan otot menurun.
C. Faktor manusia/pekerja
1, Umur
Pada umumnya keluhan muskuloskeletal mulai dirasakan pada umur 30 tahun dan
semakin meningkat pada umur 40 tahun ke atas. Hal ini disebabkan secara alamiah pada
usia paruh baya kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga resiko terjadinya
keluhan pada otot meningkat.

2. Jenis kelamin
Otot-otot wanita mempunyai ukuran yang lebih kecil dan kekuatannya hanya dua pertiga
(60%) daripada otot-otot pria terutama otot lengan, punggung dan kaki. Dengan kondisi
alamiah yang demikian maka wanita mempunyai tingkat risiko terkena CTDs lebih
tinggi. Perbandingan keluhan otot antara wanita dan pria adalah 3 dibanding 1.
3. Ukuran tubuh / antropometri
Meskipun pengaruhnya relatif kecil, berat badan, tinggi badan dan massa tubuh
mempengaruhi terjadinya keluhan otot. Misalnya wanita yang gemuk mempunyai risiko
keluhan otot dua kali lipat dibandingkan wanita kurus. Ukuran tubuh yang tinggi pada
umumnya juga sering menderita sakit punggung. Kemudian orang-orang yang
mempunyai ukuran lingkar pergelangan tangan kecil juga lebih rentan terhadap
timbulnya CTDs.
4. Kesehatan / kesegaran jasmani
Pada umumnya keluhan otot lebih jarang ditemukan pada orang yang mempunyai cukup
waktu istirahat dalam aktivitas sehari-harinya. Laporan dari NIOSH menyebutkan bahwa
tingkat kesegaran tubuh yang rendah mempunyai tingkat keluhan 7,1%, tingkat kesegaran
tubuh sedang 3,2% dan tingkat kesegaran tubuh tinggi sebesar 0,8%.

Anda mungkin juga menyukai