Anda di halaman 1dari 4

Ferryntino Rio Pradana

A2A022058

ERGONOMI
Ergonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Ergon : kerja Nomi :
Peraturan. Secara keseluruhan Ergonomi merupakan peraturan mengenai
bagaimana melakukan kerja serta bagaimana sikap saat kerja
Tarwaka (2004) menyebutkan ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan
teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang
digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan
keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara
keseluruhan menjadi lebih baik.
A. JENIS-JENIS BAHAYA ERGONOMI
Bahaya Ergonomi atau Hazard Ergonomi merupakan salah satu jenis bahaya yang
kerap kali ditemukan dalam pekerjaan. Pengukuran dan pengendalian faktor
ergonomi harus dilakukan pada tempat kerja yang memiliki potensi bahaya faktor
ergonomi. Potensi bahaya faktor ergonomi meliputi:
a Cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh yang tidak sesuai saat melakukan
pekerjaan.
b Desain alat kerja dan tempat kerja yang tidak sesuai dengan antropometri tenaga
kerja.
c Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas kerja.
Potensi bahaya bisa dikendalikan dengan beberapa cara sesuai dengan pasal 23
ayat 4. Permenaker No.5 Tahun 2018 dibawah ini:
a Mengatur waktu kerja dan waktu istirahat.
b Melakukan pekerjaan dengan sikap tubuh dalam posisi netral atau baik.
c Memodifikasi tempat kerja, objek bahan kerja, desain tempat kerja, dan
peralatan kerja.
d Menghindari posisi kerja yang janggal.
e Memperbaiki cara kerja dan posisi kerja.
f Menggunakan alat bantu.
B. Penyakit Akibat Faktor Egonomi
1. Low Back Pain
Nyeri pada punggung bagian bawah disebabkan oleh muscle strain (tegangan
otot), Muscle strain terjadi karena berbagai kondisi, diantaranya:
a. Duduk terlalu lama dengan postur tidak ergonomis
b. Gerakan melakukan peregangan otot punggung secara
Ferryntino Rio Pradana
A2A022058

berlebihan
c. Mengangkat beban yang terlalu berlebihan
2. Carpal Tunnel Syndrome
Kondisi yang membuat tangan mengalami sensasi kesemutan, mati rasa, nyeri,
atau lemah. Kondisi ini terjadi akibat pergelangan tangan terhimpit atau tertekan.
Penyebab:
a. Paparan alat bergetar pada tangan
b. Posisi tangan salah dalam memegang alat kerja
3. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Penyakit ini terjadi ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan
saraf tulang belakang. HNP juga sering dikenal dengan istilah syaraf terjepit
4. Tension Neck Syndrome (TNS)
Tension Neck Syndrome merupakan sekumpulan gejala berupa nyeri, kekakuan,
kelemahan, kesemutan, dan kebas pada otot leher, pundak, lengan, hingga jari.
Prinsip ergonomi dapat mencegah terjadinya TNS sebesar 50%.
B. Perbaikan Ergonomi
Perbaikan Ergonomi merupakan upaya Preventif agar pekerja dapat
bekerja dengan nyaman dan terhindar dari penyakit akibat kerja. Perbaikan
dilakukan dengan menyesuaikan tuntutan tugas dengan kemampuan fisik dan
mental pekerja serta mengendalikan factor risiko Ergonomi yang bersumber dari
pekerjaan. Perbaikan ergonomi dilakukan sebagai upaya pencegahan CTDs
(Cumulative Trauma Disorder) yaitu mencegah terjadinya gangguan trauma
kumulatif pada tulang dan otot rangka. Upaya perbaikan ergonomi dalam
pencegahan CTDs dapat diterapkan untuk:
1. Perbaikan posisi atau postur kerja statis seperti saat duduk atau berdiri
2. Perbaikan posisi kerja dinamik seperti mencangkul, memahat dan mengebor
atau gerakan tubuh lainnya seperti kepala, tengkuk, tulang belakang, badan,
lengan, tangan, jari tangan, tungkai, kaki dan jari kaki.
3. Perbaikan tata letak tempat dan peralatan kerja dan proses kerja
4. Perbaikan kerja metode manual seperti mengangkat, mengangkut, menarik,
mendorong, menjinjing beban, atau bekerja halus dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
Konsep Ergonomi
1. Kapasitas dan keterbatasan manusia dalam bekerja Mempekerjakan manusia
dengan rasa kemanusiaan dan sesuai dengan kemampuan.
Ferryntino Rio Pradana
A2A022058

2. System kerja
System kerja atau proses kerja dan linhkungan kerja dalam kondisi fisik,
fisiologis, dan psikis manusia / kariawan untuk menyesuaikan aspek pekerjaan
dengan kodisi kariawan sehingga kariawan dapat bekerja denga naman, nyaman
efisien, dan produktif
3. Matching (kesesuaian) Kesesuaian interaksi antara
1) Kapasitas dan keterbatasan manusia dengan disain pekerjanya
2) Kapasitas dan keterbatasan manusia dengan desain peralatan yang digunakan
3) Kapasitas dan keterbatasan manusia dengan disain lingkungan kerja
4. Desain yang ergonomis
Untuk mencapai matching seperti diatas kuncinya adalah dengan mendisain
system kerja. Yaitu disain pada pekerjaan, peralatan, lingkungan kerja yang cocok
dengan kapasitas dan keterbatasan manusia.
5. Faktor resiko ergonomi
Menyesuaikan dengan faktor-faktor yang ada di dalam sub-sistem yang saling
berinteraksi.
6. Bahaya ergonomi
Secara singkat dapat dikatakan Bahaya Ergonomi adalah hal-hal yang berkaitan
dengan disain yang buruk pada sistem kerja. Bahaya ergonomi akan menimbulkan
beberapa penyebab antara pada pekerja, yang berakhir pada kecelakaan kerja dan
gangguan kesehatan. Bisa timbul error, gagal mengoperasikan, dan berakhir pada
kecelakaan. Mudah difahami bahwa hazard ergonomi bisa berdampak luas
daripada sekedar low back pain. Bila anda memahami variasi variasi kapasitas dan
keterbatasan fungsi tubuh manusia, maka bahaya ergonomi akan lebih mudah
ditemukan.
Bahaya ergonomic dibagi menjadi 3:
1. Bahaya terkait pekerjaan, terdiri dari durasi, frekuensi, beban, urutan pekerjaan,
prioritas pekerjaan, dan postur kerja.
2. Bahaya terkait peralatan, terdiri dari dimensi, bentuk, desain, dan penempatan
dari fasilitas yang digunakan untuk mendukung pekerjaan.
3. Bahaya terkait lingkungan atau tempat kerja, terdiri dari dimensi, luas, dan
layout tempat kerja.

REFERENSI
1. Shinta Christina Shitorus. Risiko Ergonomi Penyakit Akibat Kerja pada
Perawat Marketing. 2018 November 29. Available from:
Ferryntino Rio Pradana
A2A022058

http://nusantaratraisser.co.id/responsiveweb/blog/2018/11/29/jenis-bahaya- dalam-
k3/
2. Issu. Leaflet Pengenalan Penyakit Akibat Kerja Faktor Ergonomi
[Internet]. [cited at 27 May 2023]. Available from:
https://issuu.com/nidanurauliam/docs/proker5leafletpak
3. Suhardi, B. (2008). Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Suhardi, B. (2008).
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.

Anda mungkin juga menyukai