Anda di halaman 1dari 9

NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI

NIM : A2A019061

BAB V POTENSI BAHAYA ERGONOMI


A. Definisi Bahaya Ergonomi
Ergonomi atau Ergonomic berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ergo
yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan. Di Indonesia disepakati
bahwa Ergonomi merupakan ilmu serta penerapannya yang berusaha
untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau
sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang
setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimalnya
(Nurmianto, 1996).1
Menurut International Ergonomics Association (2000), ergonomi
merupakan disiplin ilmu yang menaruh perhatian kepada interaksi antara
manusia dengan elemen-elemen lainnya dalam suatu sistem dan profesi
yang menggunakan teori, prinsip-prinsip, data, dan metode untuk
mendesain sebuah perancangan yang bertujuan untuk mengoptimasikan
kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara keseluruhan. Jadi, bahaya
ergonomi merupakan bahaya akibat hubungan antara aktivitas kerja,
penggunaan alat/fasilitas, dan lingkungan kerja yang tidak baik sehingga
menyebabkan cedera atau penyakit pada pekerja.2

B. Tujuan Ergonomi
Menurut Dr. Gempus (2004), tujuan ergonomik adalah untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja pada suatu isntitusi, apabila
terjadi kesesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya. Hal ini dapat
tercapai dengan cara memperhatikan empat tujuan ergonomik sebagai
berikut :
1. Memaksimalkan efisiensi karyawan
2. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja
3. Menyarankan agar bekerja secara aman (comfort), nyaman
(convenience),bersemangat, serta memaksimalkan performance
kerja.3
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

C. Jenis-jenis Ilmu Ergonomi


Menurut Sutalaksana (1979) ilmu ergonomi dapat dikelompokkan
menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
1. Antropometri, merupakan studi mengenai pengukuran keadaan
fisik manusia. Dalam merancang alat atau sistem kerja yang aman
dan nyaman membutuhkan informasi tentang dimesi tubuh yang
sesuai.
2. Faal Kerja, merupakan ilmu yang mempelajari tentang pekerjaan
manusia yang bersifat fisik dan mental serta mempunyai intensitas
yang berbeda. Intensitas yang tinggi menunjukkan bahwa
pemakaian energi terlalu berlebihan, namun intensitas rendah dapat
menimbulakn rasa bosan.
3. Biomekanika Kerja adalah salah satu aplikasi mekanika teknik
untuk meganalisa sistem dalam kerangka otot manusia.
4. Penginderaan, terdiri dari penglihatan, pendengaran, penciuman,
dan perasa. Dimana pengindraan ini akan memberikan respon
terhadap kerja indera lainnya.
5. Psikologi Kerja adalah ilmu yang membahas perbedaan khusus
pada manusia, seperti pendidikan, pengalaman, kepribadian, usia,
nilai, motivasi, dan lainnya.4

D. Jenis Faktor Resiko Ergonomi


Jenis-jenis faktor resiko ergonomi (Commission on Health and Safety and
Workers’ Compensation [CHSWC], 2010):
1. Repetition (gerakan berulang),yaitu melakukan gerakan yang sama
secara berulang. Upaya penanganannya dengan Redesign task
untuk mengurangi pengulangan, meningkatkan waktu istirahat dan
melakukan gerakan berbeda dengan mengerjakan pekerjaan lain.
2. Awkward posture (postur tubuh yang tidak baik), yaitu gerakan
membungkuk, berlutut, jongkok dalam waktu yang lama atau
memutar setiap bagian dari tubuh. Upaya penanganannya dengan
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

Redesign task, furnitur, dan peralatan agar tubuh dalam posisi lebih
nyaman dan mengurangi gerakan seperti mencapai, membungkuk,
dan memutar.
3. Forceful Motion, yaitu upaya berlebihan untuk melakukan gerakan
seperti menarik, menghentakkan, mendorong, dan mengangkat.
Upaya penanganannya dengan melakukan desain ulang tugas untuk
mengurangi tenaga yang dibutuhkan, menetapkan lebih banyak
staf; dan menggunakan bantuan mekanis.
4. Stationary position, yaitu tubuh berdiri pada satu posisi terlalu
lama, menyebabkan kelelahan pada otot dan sendi. Upaya
penanganannya dengan desain ulang tugas untuk menghindari
posisi stasioner; memberikan kesempatan untuk mengubah posisi.
5. Direct pressure, yaitu kontak antara tubuh dengan permukaan atau
tepi yang keras dalam waktu yang cukup lama. Upaya
penagannannya dengan meningkatkan desain alat atau tata letak
untuk menghilangkan tekanan dan menyediakan bahan bantalan.
6. Vibration, yaitu peralatan yang mengeluarkan getaran. Upaya
penanganannya dengan melindungi tangan atau tubuh dari getaran
secara langsung, menjaga alat atau peralatan dalam kondisi baik
untuk mengurangi getaran yang berlebihan.
7. Extreme temperature, yaitu Bekerja pada tempat dengan suhu
terlalu panas atau terlalu dingin. Suhu dingin dapat menurunkan
rasa, aliran darah, dan kekuatan. Sementara suhu panas dapat
meningkatkan kelelahan. Upaya penannganannya dengan
melakukan kontrol suhu yang memungkinkan, melindungi tubuh
terhadap dingin dengan memakai sarung tangan dan pakaian
hangat, menyediakan istirahat dan penyejuk di lingkungan yang
panas.
8. Work stress, yaitu kerja dengan mesin yang berbeda-beda, istirahat
yang kurang, tugas monoton, dikejar target, organisasi kerja yang
atau pengawasan yang buruk. Upaya penanganannya dengan
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

menetapkan beban kerja yang wajar, memberikan istirahat yang


cukup dan variasi tugas.5

E. Penerapan Ergonomi
Ergonomi dapat diterapkan pada beberapa aspek dalam bekerja, seperti :
1. Posisi kerja, meliputi posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil
selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada
dua kaki.
2. Proses kerja, dimana pekerja dapat menjangkau peralatan kerja
sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
anthropometrinya.
3. Tata letak tempat kerja, tata letak harus jelas terlihat saat
melakukan aktivitas kerja.
4. Mengangkat, meliputi mengangkat beban dengan kepala, bahu,
tangan, punggung, dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat
menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.
a. Menngangkat beban. Aturan yang ditetapkan ILO untuk
mengangkat beban sebagai berikut :
1) Laki-laki dewasa 40 kg 11
2) Wanita dewasa 15-20 kg
3) Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
4) Wanita (16-18 th) 12-15 kg
b. Organisasi kerja harus diatur dengan berbagai cara:
1) Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
2) Frekuensi pergerakan dikurangi
3) Jarak mengangkat beban dikurangi
4) Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya
tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

5) Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.


c. Metode mengangkat beban.Metode kinetik dari pedoman
penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua
prinsip:
1) Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot
punggung
2) Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan
momentum berat badan.
Metoda ini termasuk faktor dasar :
1) Posisi kaki yang benar
2) Punggung kuat dan kekar
3) Posisi lengan dekat dengan tubuh
4) Mengangkat dengan benar
5) Menggunakan berat badan
d. Supervisi medis
1) Melakuakn pemeriksaan sebelum bekerja untuk
menyesuaikan dengan beban kerjanya.
2) Melakukan pemeriksaan berkala untuk memastikan
pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi
bila ada kelainan.
3) Memberikan ilmu tentang hygiene dan kesehatan,
khususnya pada wanita muda dan yang sudah
berumur.6

F. Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Bahaya Ergonomi


1. Bahaya ergonomic pada penjahit :
a. CTD (Cummulative Trauma Disorders)
Merupakan gangguan pada sistem syaraf
musculoskeletal berupa cedera pada syaraf, otot tendon,
ligament, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim
tubuh atas (tangan, pergelangan tangan, siku dan bahu),
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

tubuh bagian bawah (kaki, lutut, dan pinggul) dan tulang


belakang (punggung dan leher).
b. CTS (Carpal Tunnel Syndrom)
Penyakit akibat terjebaknya nervus medianus dalam
terowongan carpal pada pergelangan tangan dengan gejala
nyeri, kebas dan kesemutan pada jari-jari dan tangan di
daerah persarafan nervusenzedianus. Hal ini terjadisaat
menjahit yang statis dan gerakan berulang-ulang serta
getaran saat proses menjahit.7
2. Bahaya ergonomi pada perawat gigi
a. Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Muskuloskeletal disorder adalah gangguan pada
otot skeletal karena otot menerima beban statis secara
berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama
sehingga menyebabkan keluhan seperti kerusakan pada
sendi, ligamen dan tendon. Secara garis besar keluhan otot
ada 2 macam, yaitu: 1) Keluhan sementara (reversible)
yaitu keluhan otot pada saat otot menerima beban statis
namun keluhan hilang jika beban dihentikan.2) Keluhan
menetap (persistent) yaitu keluhan otot yang bersifat
menetap, meskipun pembebanan kerja dihentikan, tetapi
rasa sakit pada otot masih terus berlanjut. Studi tentang
MSDs pada berbagai jenis industri menunjukkan bahwa
bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka
(skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan,
jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah.
b. Low Back Pain (LBP) atau Nyeri Punggung Bagian Bawah
(NPB)
Merupakan nyeri pada daerah punggung bawah yang
berkaitan dengan masalah vertebra lumbar, diskus
intervertebralis, ligamentum di antara tulang belakang
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

dengan diskus, medula spinalis, dan saraf otot punggung


bawah, organ internal pada pelvis dan abdomen atau kulit
yang menutupi area lumbar . Sedangkan nyeri punggung
bawah mengacu pada nyeri di daerah lumbosaral tulang
belakang .Yang paling sering menyebabkan nyeri pinggang
adalah di segmen lumbal 4(empat) dan 5 (lima).
c. Hernia Nucelus Pulposus (HNP)
Merupakan nyeri yang disebabkan oleh proses patologik
dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis
(diskogenik). Herniasi diskus intervertebralis ke segala arah
terjadi akibat trauma atau stress fisik. Herniasi ke arah
superior atau inferior melalui lempeng kartilago masuk ke
dalam korpus vertebrata dinamakan sebagai nodul schmorl
(biasanya dijumpai secara insidentil pada gambaran
radiologist atau otopsi).8

G. Upaya Pengendalian Bahaya Ergonomi


1. Eliminasi, yaitu dengan memindahkan atau mengilangkan bahaya
dari objek kerja atau tempat kerja.
2. Subtitusi, yaitu mengganti bahan dan peralatan yang berbahaya
dengan yang lebih aman. Sehingga pemaparannya dalam batas
yang masih bisa diterima.
3. Rekayasa teknik, yaitu dengan cara merubah struktur objek kerja
untuk mencegah dari paparan potensi bahaya.
4. Pengendalian administrasi, dilakukan dengan menyediakan system
kerja yang dapat mengurangi paparan bahaya biologi. Cara yang
bisa dilakukan yaitu dengan rekruitmen pekerja baru, pengaturan
waktu kerja dan istirahat, dan membuat shift kerja.
5. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), sebagai sarana
pengendalian dalam jangka pendek dan bersifat sementara.9
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

REFERENSI
1
Hestanto, “Ergonomika” dalam https://www.hestanto.web.id/ergonomi/ Selasa, 12 Oktober 2021,
Pukul 08.16 WIB
2
http://eprints.umm.ac.id/35989/3/jiptummpp-gdl-zulkiflidj-48141-3-bab2.pdf Selasa, 12 Oktober 2021,
Pukul 08.37 WIB
3
http://eprints.umm.ac.id/35989/3/jiptummpp-gdl-zulkiflidj-48141-3-bab2.pdf Selasa, 12 Oktober 2021,
Pukul 08.37 WIB
4
http://eprints.umm.ac.id/53148/3/BAB%20II.pdf Selasa, 12 Oktober 2021, Pukul 08.58 WIB
5
http://e-journal.uajy.ac.id/13281/3/TI075362.pdf Selasa, 12 Oktober 2021, Pukul 09.15 WIB
6
Yulianus Hutabarat, “ Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi” dalam
http://eprints.itn.ac.id/3450/1/Buku4_BUKU_DASAR-DASAR%20PENGETAHUAN
%20ERGONOMI.pdf Rabu, 13 Oktober 2021, Pukul 10.24 WIB
7
Courshero, “Bahaya Ergonomi” dalam https://www.coursehero.com/file/p2lbc6ov/314-Bahaya-
Ergonomi-Bahaya-ergonomi-adalah-bahaya-yang-disebabkan-karena/ Rabu, 13 Oktober 2021, Pukul
11.22 WIB
8
Shinta Cristina Sitorus, “Risiko Ergonomi Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat Gigi” dalam
https://osf.io/zam6p/download Rabu, 13 Oktober 2021, Pukul 09.31 WIB
9
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/10132/MjMwOTA=/U Rabu, 13 Oktober 2021, Pukul
18.47 WIB

Anda mungkin juga menyukai