2.1 Ergonomi
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan informasi-
informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu
sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik secara
EASNE (Efektif, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien). Secara etimologi, istilah ergonomi
berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri dari dua suku kata yaitu ergo ( yang berarti kerja
) dan nomos ( yang berarti hukum). Berdasarkan etimologi tersebut, ergonomi juga dapat
diartikan sebagai suatu disiplin ilmu yang mempelajari manusia beserta perilakunya di dalam
suatu sistem kerja.
Pengertian Ergonomi menurut Sutalaksana (1979) adalah ilmu atau prinsip yang mempelajari
manusia sebagai komponen suatu sistem kerja yang meliputi ciri fisik dan non fisik, kiem
eterbatasan manusia, dan kemampuannya merancang sistem yang efektif, aman, sehat,
nyaman, dan efisien.
2.2 Biomekanika
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada
sistem biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu
mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika
menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika
prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep,analisis, desain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran.
Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan
ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia (Chaffin,1991).
Kelelahan dan keletihan terus menerus yang disebabkan oleh frekuensi atau periode waktu
yang lama dari usaha otot, dihubungkan dengan pengulangan atau usaha yang terus menerus
dari bagian tubuh yang sama meliputi posisi tubuh yang statis Kerusakan ini terjadi tiba-tiba
yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat kuat / berat atau pergerakan yang tak terduga
Pencegahan Musculoskeletal :
Memastikan pekerja memahami
-Job requirement dan tipe alat yang diperlukan dalam pekerjaan
-Cara melakukan pekerjaan dengan posisi yang nyaman dan aman
Melakukan posisi mengangkat yang benar
RWL (1991), yaitu batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan
cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dalam durasi kerja
tertentu (misal nya = 8 jam / hari) dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Pada tahun 1981, Nasional Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)
mengidentifikasi adanya masalah back injuries yang dipublikasikan dalam The Work
Practices Guide for Manual Lifting (Henry, et al, 1993). Metode ini untuk mengetahui gaya
yang terjadi pada punggung manusia. Salah satu metode NIOSH adalah RWL.
Metode RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat. Metode RWL
adalah metode yang merekomendasikan batas beban yang diangkat oleh manusia tanpa
menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitif dan dalam
jangka waktu yang lama. Input metode RWL adalah jarak beban terhadap manusia, jarak
perpindahan, dan postur tubuh (sudut yang dibentuk).
Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan (Waters, et al, 1994):
1. )Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun pengurangan
beban ditengah-tengah pekerjaan.
2.) Beban diangkat dengan kedua tangan.
3.) Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
4.) Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk atau berlutut.
5. )Tempat kerja tidak sempit.
Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat seorang pekerja
dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sebagai berikut (Waters, et al, 1993):
RWL=LC × HM × VM × DM × AM × FM ×CM
Keterangan:
LC : (Lifting Constanta) konstanta pembebanan = 23 kg
HM : (Horizontal Multiplier) faktor pengali horizontal = 25/H
VM : (Vertical Multiplier) faktor pengali vertikal = 1 – 0,003 ǀV – 75ǀ VM untuk orang
Indonesia = 1 – 0,00326 ǀV – 69ǀ
DM : (Distance Multiplier) faktor pengali perpindahan = 0,82 + 4,5/D AM : (Asymentric
Multiplier) faktor pengali asimentrik = 1 – 0,0032(°) FM : (Frequency Multiplier) faktor
pengali frekuensi
CM : (Coupling Multiplier) faktor pengali kopling (handle)
Catatan:
H = Jarak horizontal posisi tangan yang memegang beban dengan titik pusat tubuh. V = Jarak
vertikal posisi tangan yang memegang beban terhadap lantai
D = Jarak perpindahan beban secara vertikal antara tempat asal sampai tujuan
A = Sudut simetri putaran yang dibentuk antara tangan dan kaki.
Ke-enam pengali (koefisien) didapat dari sejumlah iterasi dimana koefisien yang telah
direvisi ini dipergunakan untuk memperkirakan beban yang boleh diangkat. Beban yang
didapat dari perhitungan ini selanjutnya dibandingkan secara empiris dengan studi tentang
psiko- fisik. Adapun komponen-komponen pembentuk persamaan tersebut adalah
[Applications Manual For The Revised NIOSH Lifting Equation, 1994] :
Beban pada tingkat-bahu (shoulder level) atau pada jarak vertikal 150 cm (60
inch). Untuk pengangkatan beban tersebut hasil dari pengali vertikal adalah :
VM = ( 1- 0,003 |V - 75| )
dimana : V = tinggi vertikal dalam cm
VM = ( 1- 0,007 |V - 30| )
dimana : V = tinggi vertikal dalam inchi
Nilai RWL harus dihitung untuk masing-masing kondisi, dan dipakai RWL yang paling
kecil. Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk
mengetahui indeks pengangkatan yang tidak mengandung resiko cedera tulang belakang,
dengan menggunakan persamaan :