Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI

NIM : A2A019061

BAB IX PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA


A. Definisi Pengendalian Bahaya Lingkungan Kerja
Bahaya (Hazard) merupakan kondisi pada suatu proses, alat,
mesin, bahan atau cara kerja secara alamiah menyebabkan luka, cidera
hingga kematian pada manusia dan menyebabkan kerusakan pada alat dan
lingkungan.1Pengendalian merupakan bagian dari manajemen, dilakukan
supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan
mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian bahaya
di lingkungan kerja adalah upaya dari intansi atau perusahaan dalam
mencapai tujuan agar para pekerja dapat menghindari resiko aktivitas yang
dapat berpotensi terjadinya cedera dan penyakit akibat kerja sebagai tujuan
awal dari suatu perusahaan.2

B. Tujuan Pengendalian Bahaya Lingkungan Kerja


Tujuan dari pengendalian yaitu mengupayakan apa yang sudah
direncanakan dan direalisasikan dapat terwujud nyata sesuai tujuan
utamanya. Untuk itu maka perlu juga pengawasan agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan intruksi yang dikeluarkan dan untuk mengetahui
kelemahan dan kesulitan yang dihadapi dalam pelaksana rencana
berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk
memperbaiki baik pada waktu itu maupun waktu yang akan dating.3

C. Hirarki Pengendalian Bahaya


Hirarki pengendalian risiko dalam keselamatan dan kesehatan kerja,
menurut ISO 45001 antara lain:
1. Eliminasi
Eliminasi adalah upaya untuk menghilangkan kemungkinan
bahaya. Contohnya eliminasi bahaya yang dapat dilakukan yaitu
mengganti bahan-bahan kimia berbahaya, penerapan ergonomi
dalam perencanaan kerja, eliminasi jenis-jenis pekerjaan yang
memiliki dampak negatif terhadap para pekerja, dan penghilangan
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

aktivitas-aktivitas lain yang dinilai berbahaya dan memiliki


dampak buruk bagi keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Subtitusi
Subtitusi merupakan pengendalian bahaya dengan
mengganti bahan, proses, operasi ataupun peralatan dari yang
berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Contoh yaitu sistem
otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi mesin-mesin
berbahaya dengan operator, menggunakan bahan pembersih kimia
yang kurang berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus
listrik, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu
menjadi bahan yang cair atau basah, mengganti bahan dasar cat
dari solven ke bahan berbasis air atau penggantian permukaan
lantai dari yang licin ke permukaan yang agak kasar agar tidak
membahayakan orang yang berjalan di atasnya.
3. Engineering control/ rekayasa teknis
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan
bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan
manusia. Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin
atau peralatan.Contoh implementasinya adalah adanya penutup
mesin/machine guard, circuit breaker, interlock system, start-up
alarm, ventilation system, sensor, sound enclosure.
4. Pengendalian administrasi
Pengendalian administratif merupakan pengendalian yang
mengatur pekerja untuk membatasi waktu pemaparan dengan
faktor bahaya .Kontrol administratif ditujukan pengandalian dari
sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan
metode kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki
kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan
secara aman.Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan,
adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan,
modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan,
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi atau


pemeriksaan kesehatan.4
5. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri adalaha seperangkat alat yang digunakan
tenaga kerja sebagai pelindung seluruh atau sebagian tubuhnya
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya kerja. Alat
pelindung diri keselamatan ada berbagai jenis dan fungsi yang
dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Alat pelindung kepala
Tujuannya untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur
dengan benda tajam atau benda keras, baik yang sifatnya
jatuh, melayang dan meluncur termasuk melindungi diri
dari panas radiasi bahan-bahan kimia korosif dan mencegah
rambut yang rontok dengan mesin-mesin yang berputar.
b. Alat pelindung muka dan mata
Tujuannya untuk melindungi muka dan mata dari lemparan
benda-benda kecil dan benda-benda panas, pengaruh
cahaya dan radiasi tertentu. Secara umum pelindungan mata
dan wajah terdiri atas kaca mata pelindung, goggle,
pelindung wajah.
c. Alat pelindung pernapasan
Tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap
pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap
logam), pencemaran oleh gas atau uap. Alat pelindung
pernapasa sangat beragam seperti masker debu, masker
kimia, respirator dan breathing apparatus (BA).
d. Alat pelindung pendengaran
Tujuannya untuk melindungi organ pendengaran dari suara
yang bising misalnya sumbat telinga (ear plug), dan katup
telinga (ear muff).
e. Alat pelindung tangan
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

Tujuannya untuk melindungi tangan melepuh karena


gesekan, melindungi tangan dari panas, untuk melindungi
tangan dari benda-benda tajam seperti lembaran logam atau
baja. untuk melindungi tangan dari bahan kimia berbahaya.
f. Alat pelindung kaki
Tujuannya untuk melindungi bagian telapak kaki, tumit
atau betis dari benda panas, cair, kejatuhan benda, tertusuk
benda tajam dan lainnya misalnya sepatu karet, sepatu kulit,
sepatu asbes. Untuk melindungi dari kejatuhan benda,
sepatu keselamatan dilengkapai dengan pelindung logam
di bagian ujungnya.
g. Alat pelindung badan
Tujuannya untuk melindungi bagian tubuh khususnya dada
dari percikan benda cair, padat, radiasi sinar dan panas
misalnya apron dari kulit, plastic dan asbes.5

D. Prinsip-prinsip Dasar Pengendalian


Dalam upaya pengendalia bahaya di lingkungan kerja diperlukan
pemahaman mengenai prinsip-prinsip dasar pengendalian, antara lain:
1. Pengenalan kekuatan bahaya dan risiko yang ada (Hazard
Identification).
2. Penilaian tingkat risiko yang mungkin muncul (Risk Assessment).
3. Penetapan serta penentuan tindakan pencegahan dan pengendalian
yang tepat (Risk Control).
4. Penempatan terhadap siapa yang akan diberi tugas dan tanggung
jawab untukmbertimdak pencegahan serta pengendalian.
5. Meninjau kembali untuk mengukur efektifitas penerapan fasilitas
pengendalian yang sudag diaplikasikan (Review of Control).6
NAMA : RIZKY SUKMA WULANDARI
NIM : A2A019061

REFERENSI
1
Putri Dwi Helga, “ Pentingnya Upaya Pengendalian Hazard ergonomic dan Psikososial” dalam
https://osf.io/4jw7k/download/?format=pdf [Diakses : Rabu, 10 November 2021, Pukul 22.28 WIB]
2
Safetynesia, “Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja” dalam
http://safetynesia.blogspot.com/2018/02/pengendalianbahaya-di-tempat-kerja.html [Diakses : Rabu, 10
November 2021, Pukul 22.35WIB]
3
Sri Rahmi Putri. “Pengendalian Lingkungan Kerja” dalam
https://www.scribd.com/document/335182803/pengendalian-lingkungan-kerja [Diakses : Selasa, 09
November 2021, Pukul 21.08 WIB]
4
Ruang HSE, “Hierraki Pengendalian Risiko K3” dalam https://www.ruanghse.com/2021/02/hierarki-
pengendalian-risiko-k3-ini.html [Diakses: Jumat, 12 November 2021, Pukul 18.29 WIB]
5
Sri Rahmi Putri. “Pengendalian Lingkungan Kerja” dalam
https://www.scribd.com/document/335182803/pengendalian-lingkungan-kerja [Diakses : Selasa, 09
November 2021, Pukul 21.08 WIB]
6
Safetyshoe, “Prinsip-prinsip Pengendalian Potensi Bahaya” dalam
https://www.safetyshoe.com/prinsip-prinsip-pengendalian-potensi-bahaya/ [Diakses: Jumat, 12
November 2021, Pukul 19.22 WIB]

Anda mungkin juga menyukai