BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ergonomi merupakan salah satu wahana dalam meningkatkan produktifitas
berupa aturan dalam bekerja yang bermaksud membuat sistem kerja selamat, sehat,
aman dan nyaman. Ergonomi menjamin manusia bekerja sesuai dengan kemampuan,
kebolehan dan keterbatasan yang hasil akhirnya manusia mampu berproduksi lebih
optimal selama umur produktifnya tanpa harus mengorbankan keselamatan dan
kesehatannya (Adiputera, 2004). Ergonomi sikap kerja dalam bekerja sangat perlu
diperhatikan, jika sikap kerja bertentangan dengan sikap alami tubuh akan
menimbulkan kelelahan dan cedera pada otot. Dalam sikap yang tidak alami tersebut
akan banyak terjadi pergerakan otot yang tidak seharusnya terjadi sehingga gerakan itu
akan boros energi yang menimbulkan strain dan cedera otot (Adiputera, 2004). Sikap
kerja saat melakukan setiap pekerjaan dapat menentukan atau berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu pekerjaan, untuk menghindari hal itu dibutuhkan sikap kerja yang
efektif untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Sikap kerja adalah posisi kerja
secara alamiah dibentuk oleh tubuh pekerja akibat berinteraksi dengan fasilitas yang
digunakan ataupun kebiasaan kerja.
Dengan semakin berkembangnya industri saat ini dimana sebagian besar dari
aktivitas fisik manusia dalam industri terjadi dalam kegiatan manual material handling,
dengan kata lain manusia lebih banyak melakukan pekerjaan secara manual dalam
melakukan pemindahan barang atau objek ditunjang lagi dengan posis kerja yang tidak
sesuai dengan aspek ergonomis maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya cidera
tubuh, sakit, dan cacat. Masalah dari kegiatan manual material handling dikarenakan
postur tubuh yang salah, repetitif (berulang-ulang), berat, dan durasi yang terkait
dengan pemindahan beban. Salah satu penyebab cedera atau keluhan muskuloskeletal
tersebut jika terdapat ketidakesuaian antara tuntutan tugas (task demand) dan
kemampuan pekerja (worker capability), sehingga sistem muskuloskeletal secara fisik
overexerted.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menulis makalah
dengan judul posisi kerja sesuai ergonomis. Dalam makalah ini juga akan dibahas
tentang dampak posisi kerja yang tidak sesuai ergonomis.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
a. Apa pengertian sikap kerja ?
b. Apa saja macam sikap kerja ?
c. Apa saja dampak sikap kerja yang tidak sesuai ergonomis dan rekomendasi yang
sesuai agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian sikap kerja
b. Untuk mengetahui macam sikap kerja
c. Untuk mengetahui dampak sikap kerja yang tidak sesuai ergonomis dan rekomendasi
yang sesuai agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan
1.4 Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode studi kepustakaan
dimana menggunakan referensi dari buku dan artikel dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sikap Kerja
Sikap tubuh dalam bekerja atau sikap kerja adalah suatu gambaran tentang
posisi badan, kepala dan anggota tubuh (tangan dan kaki) baik dalam hubungan antar
bagian-bagian tubuh tersebut maupun letak pusat gravitasinya. Faktor-faktor yang
paling berpengaruh meliputi sudut persendian, inklinasi vertikal badan, kepala, tangan
dan kaki serta derajat penambahan atau pengurangan bentuk kurva tulang belakang.
Faktor-faktor tersebut akan menentukan efisien atau tidaknya sikap tubuh dalam
bekerja. Sikap tubuh bisa dikatakan efisien adalah jika :
a. menempatkan tekanan yang seimbang pada bagian-bagian tubuh yang berbeda, atau
b. membutuhkan sedikit usaha otot untuk bertahan, atau
c. terasa nyaman bagi masing-masing orang.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam
melakukan pekerjaan, yaitu :
a. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara
bergantian.
b. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak
memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil.
c. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani melainkan
dapat memberikan relaksasi pada otot – otot yang sedang tidak dipakai untuk bekerja
dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha). Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya gangguan sirkulasi darah dan juga untuk mencegah keluhan
kesemutan yang dapat mengganggu aktivitas (Tarwaka, 2004).
2.2 Macam sikap kerja
Sikap tubuh dalam bekerja terdiri dari :
1. Sikap Kerja Duduk.
Sikap kerja duduk merupakan sikap kerja yang kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Duduk memerlukan lebih sedikit
energi daripada berdiri karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis
pada kaki. Kegiatan bekerja sambil duduk harus dilakukan secara ergonomi sehingga
dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja.
Sikap duduk yang keliru merupakan penyebab adanya masalah – masalah
punggung. Hal ini dapat terjadi karena tekanan pada bagian tulang belakang akan
meningkat pada saat duduk dibandingkan dengan saat berdiri ataupun berbaring. Jika
diasumsikan tekanan tersebut sekitar 100% ; maka cara duduk yang tegang atau kaku
(erect posture) dapat menyebabkan tekanan tersebut mencapai 140% dan cara duduk
yang dilakukan dengan membungkuk ke depan menyebabkan tekanan tersebut sampai
190% (Nurmianto, 2004). Sikap duduk paling baik yang tidak berpengaruh buruk
terhadap sikap badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lardosa
pada pinggang dan sedikit mungkin kifosa pada punggung (Suma’mur, 1989). Sikap
duduk yang benar yaitu sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada
dibelakang serta bokong menyentuh belakang kursi. Selain itu, duduklah dengan lutut
tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan penyangga kaki) dan
sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak
menggantung dan hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit.
Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan pada kursi, jaga bahu tetap rileks (Wasisto,
2005).
Gambar 2.1
Sikap kerja pada Visual Display Terminal (VDT) yang direkomendasikan oleh
Cakir et al. (1980) (kiri) dan Grandjean et al. (1982, 1984) (kanan).
(Sumber : Pheasant, S, 1986)
Keuntungan bekerja sambil duduk adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan tumpuan berat badan pada kaki.
2. Memungkinkan tubuh menghindari sikap yang tidak alamiah.
3. Kurangnya penggunaan energi sehingga bisa mengurangi atau memperlambat
terjadinya kelelahan.
4. Kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah.
5. Memberikan kestabilan lebih besar pada pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan
ketepatan dan ketelitian.
6. Memungkinkan pengoperasian alat kendali kaki dengan lebih mudah, tepat dan aman
dalam posisi tubuh yang tetap baik.
Namun, kegiatan bekerja sambil duduk juga dapat menimbulkan kerugian/
masalah bila dilakukan secara tidak ergonomis. Kerugian tersebut antara lain :
a. Melembeknya otot – otot perut.
b. Melengkungnya punggung.
c. Tidak baik bagi organ dalam tubuh, khususnya pada organ pada sistem pencernaan jika
posisi dilakukan secara membungkuk.
2.3 Dampak Sikap Kerja Yang Tidak Sesuai Ergonomis Dan Rekomendasi Yang
Sesuai Agar Dapat Meminimalisir Dampak Yang Ditimbulkan
Keluhan Muskuloskeletal :
Definisi Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila
otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan
hingga kerusakan ini biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders
atau cedera pada sistem muskuloskeletal. Secara garis besar keluhan otot dapat
dikelompokkan menjadi dua (Tarwaka, 2004), yaitu :
Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative Trauma
Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak teratur. Gejala ini muncul karena
terkumpulnya kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan
cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit.
bul karena:
Overexertion: Proses penggunaan yang berlebihan.
Overstretching: Proses peregangan yang berlebihan.
Overcompression: Proses penekanan yang berlebihan.
REKOMENDASI :
Posisi Awal Pekerja
Posisi jongkok merupakan posisi dimana seorang pekerja melakukan
pekerjaanya dengan bagian antara betis dan paha yang menempel kemudian ditopang
oleh kedua kaki. Posisi jongkok seperti ini tanpa adanya bantuan alat seperti kursi kecil.
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa pekerja sedang memegang besi yang
sedang dilas. Dengan posisi jongkok seperti yang dilakukan pekerja tersebut maka
terdapat beberapa anggota tubuh yang nantinya dapat menyebabkan cidera pada otot,
apalagi pekerjaan ini dilakukan secara berulang-ulang dan dalam waktu yang tidak
sebentar. Dalam pengerjaan sebuah proyek pembangunan rumah sakit ini tidak
membutuhkan waktu yang sebentar karena rumah sakit yang dibangun sebanyak 4
lantai dan material yang digunakan pun lebih banyak. Pada gambar tersebut terlihat
bahwa punngung pekerja membugkuk, hal ini juga dapat menyebabkan sakit
punggung. Dengan posisi antara betis dan paha yang menmpel seperti itu dalam waktu
yang lama juga dapat menyebabkan keram pada kaki.
REKOMENDASI PERBAIKAN
Usulan perbaikan merupakan sarana yang digunakan untuk meminimalisir
terjadinya resiko cidera pada musculoskeletal. Berdasarkan hasil analisa menggunakan
RULA pada CATIA dan analisa REBA telah diperoleh bahwa posisi kerja pada pekerja
pertama dengan posisi jongkok memiiki tingkat resiko cidera yang tinggi, maka akan
diadakan rekomendasi atau usulan perbaikan pada posisi kerja pekerja pengelasan
sebagai berikut.
Usulan Perbaikan
3.1 Simpulan
a. Sikap tubuh dalam bekerja atau sikap kerja adalah suatu gambaran tentang posisi
badan, kepala dan anggota tubuh (tangan dan kaki) baik dalam hubungan antar bagian-
bagian tubuh tersebut maupun letak pusat gravitasinya.
b. Sikap tubuh dalam bekerja terdiri dari :
1. Sikap Kerja Duduk.
Sikap kerja duduk merupakan sikap kerja yang kaki tidak terbebani dengan berat tubuh
dan posisi stabil selama bekerja. Duduk memerlukan lebih sedikit energi daripada
berdiri karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki
2. Sikap kerja berdiri
Sikap kerja berdiri merupakan sikap kerja yang posisi tulang belakang vertikal dan
berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki
3. Sikap kerja duduk-berdiri
Posisi kerja duduk-berdiri yaitu posisi atau sikap kerja yang dapat dilakukan dengan
berdiri atapun duduk.
c. Dampak sikap tubuh yang tidak ergonomis
1. keluhan kepala, leher, bahu, pinggang, bokong, lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha
akibat posisi atau sikap kerja yang tidak sesuai ergonomi.
2. Kelelahann fisik akibat kerja terlalu berat(misalnya mengangkat beban secara
berlebihan).
3.2 Saran
Bagi pekerja sebaiknya memperhatikan sikap atau posisi kerjanya agar tidak
mengalami dampak neggatif bagi kesehatannya. Sedangkan bagi penyedia lapangan
pekerjaan atau industri harap memperhatikan kelengkapan alat kerja yang sesuai aspek
ergonomi agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi pekerjanya. Saran lainnya
dilakukanya penyuluhan mengenai bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat posisi
kerja yang salah kepada para pekerja, agar dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan
kerja.