PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang
mempengaruhi kehidupan para pekerja. berbagai risiko tersebut adalah
kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat
menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh
semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan
lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Ergonomi
2
Manfaat pelaksanaan ergonomi adalah sebagai berikut:
1. Tehnik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan
otot dan persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up
take, pols, dan aktivitas otot.
8. Desain, dll.
C. Metode-metode Ergonomi
1. Diagnosis
2. Treatment
3
3. Follow-up
Aplikasi/penerapan Ergonomik:
1. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki
tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan
berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
4. Mengangkat beban
a. Menjinjing beban
-Laki-laki dewasa 40 kg
4
-Wanita dewasa 15-20 kg
b. Organisasi kerja
5
1. Pemeriksaan sebelum bekerja
2. Bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya.
3. Pemeriksaan berkala
4. Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan
mendeteksi bila ada kelainan.
5. Nasehat
6. Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita
muda dan yang sudah berumur.
1. Kelelahan fisik
6
c. Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
d. Tempo kegiatan tidak harus terus menerus.
e. Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat
mungkin, kalau memungkinkan.
f. Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam
peningkatan semangat kerja.
g. Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
h. Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
i. Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
Pekerja remaja
Wanita hamil dan menyusui
Pekerja yang telah berumur
Pekerja shift
Migrant
j. Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat
stimulan atau zat addiktif lainnya perlu diawasi.
Pemeriksaan kelelahan :
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes
pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan
mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan
sebagainya.
Ergonomi HNP,LBP,
Beban Angkat hernia
7
syndrome
Kelelahan,
Konstraksi Statis nyeri otot
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
Daftar Pustaka
http://www.ergoweb.com/news/SubscribeNewsletter.cfm
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/
10