Anda di halaman 1dari 18

ERGONOMI&

ANTROPOMETR
I

Kelompok 5
 Ilvana Trisnawati
 Lidia
 Natasya Dwi Fanni
 Risa Octavianty
Ergonomi, yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran
penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja
dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan
kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress
yang akan dihadapi.
Tujuan Penerapan Ergonomi Adalah Sebagai
Berikut :

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan


meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental),
mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan
kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan
meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja,
pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem
kebersamaan dalam tempat kerja.
3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara
aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari
sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi
sistem manusia-mesin.
Manfaat Pelaksanaan Ergonomi

1. Menurunnya angka 5. Produktivitas


kesakitan akibat membaik.
kerja.
2. Menurunnya 6. Alur kerja bertambah
kecelakaan kerja. baik.
3. Biaya pengobatan 7. Rasa aman karena
dan kompensasi bebas dari gangguan
berkurang. cedera.
4. Stress akibat kerja 8. Kepuasan kerja
berkurang.
meningkat.
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya,
antara lain meliputi :

1. Tehnik 5. Anthropometri
2. Fisik 6. Sosiologi
3. Pengalaman psikis 7. Fisiologi, terutama
4. Anatomi, utamanya berhubungan dengan
yang berhubungan temperatur tubuh,
dengan kekuatan dan Oxygen up take, pols,
gerakan otot dan dan aktivitas otot.
persendian 8. Desain.
Metode Ergonomi

Diagnosis Treatment Follow-up


Aplikasi atau penerapan ergonomik

Posisi kerja Proses kerja

Tata letak tempat


Mengangkat beban
kerja
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat
supervisi medis teratur. Supervisi medis yang biasanya
dilakukan terhadap pekerja antara lain :

1. Pemeriksaan sebelum bekerja


Bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban
kerjanya.
2. Pemeriksaan berkala
Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan
pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.
3. Nasehat
Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,
khususnya pada wanita muda dan yang sudah
berumur.
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya
terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan
harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli
membedakan / membaginya sebagai berikut :

Kelelahan yang
Kelelahan fisik
patologis

Psikologis dan
emotional fatique
ANTROPOMETRI
Antropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan
(desain) produk maupun sistem kerja yang memerlukan
interaksi manusia. Data Antropometri yang berhasil
diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam
hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, seperti pakaia
interior mobil, dll)
2. Perancangan produk-produk konsumtif seperti
pakaian, kursi/meja komputer.
3. Perancangan peralatan seperti mesin, equipment,
perkakas (tools) dan sebagainya.
Alat Ukur Antropometri
a. Goniometer, dipakai untuk mengukur
sudut/lekukan-lekukan tubuh manusia.
b. Macam-macam antropometer alat ini di pakai
untuk mengukur bagian-bagian tubuh manusia
c. Kursi antropometri dipakai untuk mengukur data-
data antropometri manusia dalam posisi duduk.
Data Antropometri

Dimensi tubuh manusia untuk perancangan produk


terdiri dari dua jenis, yaitu struktural dan fungsional.
Dimensi tubuh struktural yaitu pengukuran tubuh
manusia dalam keadaan tidak bergerak. Sedangkan
dimensi tubuh fungsional adalah pengukuran tubuh
manusia dalam keadaan bergerak.
CARA PENGUKURAN
1. Locator
Yang mengidentifikasikan suatu titik atau daerah dari tubhn
yang menjadi dasar pengukuran titik atau bidang
2. Orientator
Yang mengidentifikasikan arah atau tujuan dari suatu dimensi
tubuh.
3. Potensioner
Yang menandakan asumsi dari posisi tubuh subyek dalam
pengukuran, seperti posisi duduk. Berikut cara-cara pengukuran
yang sering digunakan
STUDI KASUS

a. Permasalahan ergonomi
Penanggulangan permasalahan ergonomi di setiap jenis
pekerjaan dapat dilakukan setelah mengetahui terlebih
dahulu bagaimana proses kerja dan posisi kerjanya. Di
bawah ini akan diuraikan contoh masalah ergonomi yang
dapat timbul akibat ketidaksesuaian antara pekerja dan
pekerjaannya :
Perajin Kerupuk
Pekerjaan membuat kerupuk menggunakan bahan baku: tepung tapioka,
kanji, bahan tambahan pewarna dan penyedap. Hasil produksinya
berupa kerupuk yang siap dimakan.

Proses dan Posisi Kerja:

1. Pembuatan adonan kerupuk


Tepung tapioka dalam karung seberat 50 kg diangkat berdua dari
tempat penampungan ke tempat pembuatan adonan yang berjarak
2-8 meter. Bahan baku tersebut diaduk rata secara mekanis selama
3-5 menit atau secara manual selama 7-10 menit. Selanjutnya
adonan tersebut diuleni kembali secara manual selama 2 menit
untuk mendapatkan adonan homogen.

Posisi kerja :
Proses menguleni adonan dilakukan sambil berdiri dengan meja kerja
permanen setinggi 70 cm yang terbuat dari ubin/kayu dan berat
adonan 6-8 kg.
2. Pencetakan
Selanjutnya adoanan yang sudah homogen tersebut dimasukkan ke dalam
pencetak dan dimampatkan secara mekanis atau manual dan didapat
keluaran berupa benang-benang adonan setebal 1 mm dari lobang
pencetak, benang-benang adonan ditampung pada pencetak kerupuk
sambil diputar-putar sehingga didapat bentuk yang bulat.

Posisi kerja :
Pekerjaan pencetakan dilakukan sambil duduk di lantai.

3. Pengkukusan
Kerupuk mentah tersebut segera dimatangkan dengan cara pengkukusan
selama 5 – 10 menit dan setelah matang dipindah satu persatu dengan
cara menjepit dengan jari-jari tangan ke tempat yang lebih besar untuk
dijemur di luar ruangan. Pemindahan ke luar ruangan dilakukan dengan
mengangkat tampah tersebut tinggi-tinggi dengan kedua tangan.

Posisi kerja :
Pekerjaan memindahkan kerupuk setelah selesai dikukus dilakukan pada
posisi duduk di lantai / jongkok.
4. Penjemuran
Kerupuk dijemur. Setelah kering ditampung dalam keranjang plastik dengan
berat per keranjang 17-20 kg untuk disimpan sementara menunggu untuk
digoreng.

Posisi kerja :
berdiri dengan tempat jemuran (para-para) yang terlalu rendah.

5. Penggorengan
Kerupuk kering dalam keranjang dipindah ke tempat penggorengan yang
berjarak 10 – 12 meter. Proses penggorengan kerupuk dilakukan dalam 2
tahap, dengan minyak dingin dilanjutkan dengan minyak panas.

Posisi kerja :
Proses penggorengan dilakukan dengan posisi berdiri dengan 2 penggorengan
dan tinggi wajan 70 cm; selesai digoreng kerupuk dikemas dalam kaleng
besar. Aliran udara di bagian ini kurang baik.

6. Pengemasan
Posisi kerja :
proses pengemasan dalam posisi berdiri membungkuk.
Penanggulangan permasalahan ergonomi

Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip pemecahan


masalah; tahap awal adalah identifikasi masalah yang sedang
dihadapi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi. Langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas
masalah, masalah yang paling mencolok harus ditangani lebih dahulu.
Setelah analisis dikerjakan, maka satu atau dua alternatif intervensi
harus diusulkan. Pada pengenalan/rekognisi ada 3 hal yang harus
diperhatikan, ketiganya berinteraksi dalam penerapan ergonomi
dengan fokus utama pada sumber daya manusia.

Anda mungkin juga menyukai