Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR ERGONOMI

Disusun Oleh:
Cahaya Putih Ramadan : 200143207012
Windy : 2001432070
Khadafi : 2001432070

Pembimbing:
Irma Handayani, SKM.,MKM

STIKES SEHAT MEDAN DIII KEPERAWATAN


TAHUN AJARAN
2022-2023
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….

1.3 Tujuan Penulisan.…………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Faktor Ergonomi…………………………………………………………………………..

2.2 Gangguan Kesehatan Akibat Faktor ergonomi……………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan, artinya peralatan dan teknologi merupakan salah
satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis
pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi
bahaya potensial yang mungkin akan timbul.

Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai risiko, antara lain
kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini
harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan
lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi.'

Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu
Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan ketentuan pokok tenaga kerja
merupakan subjek dan objek pembangunan. Ergonomi yang bersasaran akhir efisiensi dan
keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subjek maupun objek.
Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomi bagi para
pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan perusahaan dan para pekerja itu sendiri.'

Pada umumnya ergonomi belum diterapkan secara merata pada sektor kegiatan ekonomi.
Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsur hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
(hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan,
khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat
perintisan. Fungsi pembinaan ergonomi secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina
Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan
pengembangan penerapannya.

Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan
masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya. Dalam
hal menunggu kesiapan tersebut maka perlu pemberitahuan kepada masyarakat itu sendiri
mengenai ergonomi ini. Salah satu cara dalam pemberitahuan tersebut adalah melalui tulisan-
tulisan formal maupun informal, dimana salah satunya adalah melalui pembuatan makalah.
Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk membuat makalah yang berjudul ergonomi di
tempat kerja.

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Kuliah dan meningkatkan
pemahaman penulis maupun pembaca mengenai Faktor Ergonomi

1.3. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat,


khususnya para pekerja mengenai aspek ergonomis di tempat kerja sehingga dapat mencegah
terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan
akibat kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Hasil akhir dari semua ini
adalah dapat meningkatkan kesehatan para pekerja dan meningkatkan produktivitas dari
perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor Ergonomi


A. Definisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang penerapannya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-optimalnya.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan
kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara
lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan,
pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh
manusia. Contoh: suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan
bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi,
menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat,
menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-keluhan
tenaga kerja berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-masalah
ketenagakerjaan. Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari pemasaran.
Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia.
Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi. Salah satu upaya
yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak
melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban. Hal ini bertujuan agar sesuai dengan
kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa ergonomi
bertujuan untuk “fitting the job to the worker”. Ergonomi juga bertujuan sebagai ilmu terapan
biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya,
agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.

B. Tujuan Ergonomi
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana
dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan
yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan
(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama
pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam
tempat kerja.
3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi,
antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem
manusia-mesin.

C. Ruang Lingkup Ergonomi


Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
1. Tehnik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
5. Sosiologi
6. Fisiologi, kaitanya dengan temperatur tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot
7. Desain, dll

D. Manfaat Ergonomi
1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja
2. Menurunnya kecelakaan kerja
3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang
4. Stres akibat kerja berkurang
5. Produktivitas membaik
6. Alur kerja bertambah baik
7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera
8. Kepuasan kerja meningkat

E. Metode-metodeErgonomi
1. Diagnosis : Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja,
penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist dan pengukuran lingkungan kerja
lainnya. Variasi akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2. Terapi : Dapat dilakukan dengan cara perubahan posisi mebel, letak pencahayaan atau
jendela yang sesuai, Membeli furnitur sesuai dengan dimensi fisik pekerja.
3. Follow up : Bisa dilakukan dengan cara menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.

F. Pengembangan Penerapan Ergonomi


1. Pengorganisasian kerja
a. Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus dihindari. Fleksi
tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk ke depan. Sikap
tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman.
b. Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus
dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi ketepatan
kerja dan keterampilan aktivitas tangan.
c. Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja dengan kemungkinan
duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan.
d. Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang berlawanan. Bila hanya
satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya akan
berkontraksi statis. Gerakan berlawanan memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih
cermat terhadap kegiatan pekerjaan tangan.

2. Bangku atau meja kerja


Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin sering-sering adalah penyebab kerja
otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-syarat bangku kerja yang benar
adalah sebagai berikut :
a. Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan mudah dengan jarak
optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil ukuran benda, makin dekat jarak lihat optimal
dan makin tinggi area kerja.
b. Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus ditempatkan
sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-gerakan yang paling sering dilakukan
dalam keadaan fleksi.
c. Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan pemberian penunjang siku,
lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-topangan tersebut harus diberi bahan lembut
dan dapat di stel, sehingga sesuai bagi pemakainya.

3. Sikap
a. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan sikap
duduk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian
tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
b. Meja kerja tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap
tubuh pada saat bekerja.
c. Luas pandangan daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi
mata

4. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

5. Tata letak tempat kerja


Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

6. Mengangkat beban
Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dan
lain-lain. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot
dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-
kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah sebagai berikut :
a. Beban yang diperkenakan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
b. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun, dan lain-lain.
c. Keterampilan bekerja
d. Peralatan kerja beserta keamanannya.

Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis, yaitu:
1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot
tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan
2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan. Penerapannya adalah
sebagai berikut :
1. Pegangan harus tepat
2. Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus
3. Punggung harus diluruskan
4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaangerakan
5. Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang
terjadi dalam posisi mengangkat
6. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat
grafitas tubuh
7. Menjinjing beban.

G. Keluhan-keluhan di Tempat Kerja yang Berkaitan dengan Ergonomi


1. Ketidaktepatan kursi kerja, menyebabkan keluhan kepala, leher, bahu, pinggang, bokong,
lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha.
2. Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang
setelah istirahat dan tidur yang cukup.
a. Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual). Mata merupakan indera
yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.
b. Kebisingan

Pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:


1. Kerusakan pada indera pendengaran
2. Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian
3. Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonom
4. Efek psikologis

H. Waktu Bekerja dan Istirahat yang Baik bagi Pekerja


1. Lama bekerja. Lamanya bekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6-8 jam sisanya untuk
istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi
ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi
kerja secara khusus. Pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan
kesegaran jasmani serta rohani dapat dipertahankan.
2. Istirahat
Terdapat 4 jenis istirahat yaitu :
1. Istirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah pembebanan
2. Istirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh kemampuan kerja
3. Istirahat yang ditetapkan adalah istirahat atas dasar ketentuan perundang-undangan
4. Istirahat oleh karena proses kerja tergantung dari bekerjanya mesin peralatan atau prosedur-
prosedur kerja.

I. Upaya kesehatan kerja


1. Gizi dan produktivitas. Dalam bekerja seorang pekerja dalam kehidupannya memerlukan
kalori makanan yang cukup demi menunjang aktivitas para pekerja. Adapun susunan yang baik
bagi pekerja adalah sebagai berikut :
a. Makan pokok, yakni : Bahan makan yang lazim dimakan dengan porsi besar sehingga
diharapkan dapat menjamin tenaga (kalori) yang besar. Bahan makanan setempat, yang mudah
didapatkan atau yang sesuai dengan selera keluarga. Bahan-bahan ini berupa beras, jagung,
sagu, ubi, dan lain-lain.
b. Lauk pauk, yakni : Bahan makan yang lazim dapat menjamin pertumbuhan tubuh atau
mengganti bagian badan yang aus dan rusak. Bahan-bahan ini berupa kedelai, kacang, tempe,
tahu, dan lain-lain.
c. Sayuran, yakni : Bahan makan yang lazim dapat mempertahankan tubuh, dalam keadaan
sehat atau mempertahankan tubuh terhadap serangan atau penyakit. Sayuran yang berwarna
lebih baik khasiatnya misalnya kangkung, bayam, wortel, tomat, dan lain-lain.
d. Buah, yakni : Bahan makan yang gunanya hampir seperti sayuran. Di Indonesia buah terkenal
sebagai pencuci mulut. Setelah makan dan biasa dimakan dan sebagai maknan ekstra diluar
waktu-waktu makan. Sebaiknya buah-buahan yang sesuai dengan musimnya sebab relatif lebih
murah.
2. Penerangan dan dekorasi
Penerangan dan dekorasi yaitu keserasian fungsi mata terhadap pekerjaan dan kegairahan atas
dasar faktor kejiwaan.
2.2 Gangguan kesehatan akibat faktor ergonomi
Yang seringkali kurang diperhatikan adalah : KELELAHAN
• Suatu keadaan yang terjadi akibat pembebanan yang berlebihan sehingga terjadi kelelahan otot.
• Kelelahan pada tenaga kerja berakibat :
- Perlambatan / hambatan persepsi
- Lambat dan sukar berpikir
- Effisiensi dan mental menurun
- Kewaspadaan menurun.
Kelelahan yang terus menerus akhirnya menyebabkan stress kerja, dengan gejala-gejala sebagai
berikut :
- Pusing dan sakit kepala
- Jantung berdebar-debar Sesak nafas
- Nafsu makan hilang
- Gngguan pencernaan, sukar tidur.

> AKUT: kecelakaan kerja/cedera


> KRONIS: GOTRAK (gangguan otot-tulang rangka akibat kerja)
Yaitu semua gangguan kesehatan yang mengenai sistem gerak tubuh (otot, tendon, selaput
tendon, ligamen, tulang rangka, sendi, tulang rawan, bursa, diskus spinal, pembuluh darah dan
saraf) yang disebabkan atau diperberat oleh berbagai faktor risiko pekerjaan dan atau lingkungan
kerja.

Jenis Muskuloskeletal disorders (Penyakit Musculo Skeletal terkait pekerjaan)


1. Bursitis
Bursitis adalah peradangan /pembengkakan kantong cairan : letaknya di bawah kulit /
biasanya di atas sendi, yang berfungsi sebagai bantalan di antara tulang dan tendon.
*Kantung cairan ini disebut juga sebagai bursa.
Penyebab : Berlutut, tekukan pada siku, gerakan bahu yang berulang.
Tanda & Gejala : Nyeri & bengkak pada tempat yang sakit, terasa kaku serta
bengkak.
Pekerjaan yang berisiko : PRT misalnya mengepel, petani (mencangkul), pandai besi,
tukang bangunan, pekerja bengkel

2. Epicondilitis
Epicondilitis adalah Inflamsi otot dan jaringan penghubung yg berada di sekitar siku
Penyebab : Rotasi dan putaran yg terlalu sering
Gejala : Nyeri dan bengkak di pinggiran luka,
Pekerja yg berisiko : Petenis

3. Ganglion kista
Ganglion Kista adalah pembengkakan/ benjolan kecil yang berisi bahan tebal seperti
jelly.Kista di selaput sendi atau tendon. Biasanya di punggung, tangan dan tungkai.
Penyebab : Pengulangan gerakan
Gejala adanya pembengkakan atau benjolan, biasanya sangat halus dan bulat.
Benjolan pada gangglion dapat bervariasi, bisa sekecil kacang dan lebih besar lagi
darinya, keras, kecil, bengkak sekelilingnya, biasanya nyeri Ganglion

4. Tendinitis
Tendinitis adalah Inflamasi pd tendon biasanya terjadi pd tangan & pergelangan
tangan (radang tendon)
Penyebab pekerjaan dgn postur yg tiodak biasa scr terus menerus
Gejala Nyeri, bengkak, ngilu dan bengkak dari tangan, kaki, lengan, susah
digerakkan, tendon yang meradang biasanya terasa nyeri saat digerakkan atau
ditekan.
Pekerja yang beresiko atlit, pekerja buruh

5. Sprain & strain

Terjadi saat ligamen/otot terlalu tertekan karena postur yg memberi beban terhadap
tubuh
✓ Sprain terjadi ketika ligamen yg mengelilingi sendi terjadi kerusakan, cairan sendi
dapat keluar →sakit & bengkak
✓ Strain terjadi ketegangan & robekan pd otot, tendon & ligamen

6. Tenosynovitis
Tenosynovitis Adanya inflamasi (radang) tendon & pelapisnya dgn pembekakan pd
pergelangan tangan.
penyebab : Beban dan pergerakan yang berulang

7. Tringger finger
Tringer finger keadaan kaku & gemetar pd jari : Gerakan yang berulang dan
penggunaan yang berlebihan dr jari

8. Low Back Pain

Defenisi : Suatu sindroma yang terjadi pada region punggung bagian bawah antara
sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor).
Penyebap :
1. lBP Karena trauma : Misal jatuh
2. LBP Karena Perubahan Jaringan : Misal: Osteoarthritis fibrositis, penyakit infeksi,
HNP
3. LBP karena pengaruh gaya berat
a. gaya berat tubuh : posisi berdiri, duduk dan berjalan
b. Pekerjaan misal: Sikap tubuh dan desain tempat kerja sikap dengan posisi
menunduk terlalu lama dalam jangka waktu yang lama
c. Kehamilan dan obesitas

9. Carpal Tunel Syndrom

Definisi (sindrom terowongan/lorong karpal) : Penekanan syaraf yang melewati


pergelangan tangan.
Penyebab Terjepitnya nervus medianus dalam terowongan carpal pada pergelangan
tangan.
Gejala nyeri, kebas (mati rasa), kesemutan pada pada beberapa bagian tangan.
Pekerjaan yang berisiko : Pengulangan pekerjaan pergelangan tangan dengan
menggunakan peralatan yang bergetar, cedera pada pergelangan tangan, pekerjaan
berat dan berulang-ulang dengan memakai tangan, seperti mengetik tanpa henti.
Pekerjaan yang berisiko : wanita pemetik melati, pekerjaan mengetik, memegang
mouse.
BAB III
KESIMPULAN

Ergonomi (ergonomics) berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti kerja dan nomos yang
berarti hukum, dimana ergonomi sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaannya. Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai
dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan
dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan
sistem serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat. Metode Ergonomi dilakukan
dengan pendekatan diagnosis, treatment, dan follow up. Sedangkan penerapannya dilakukan
dalam mengatur sikap kerja, proses kerja, tataletak tempat kerja, dan mengangkat beban.

Masalah terbesar yang dihadapi para pekerja setelah melakukan pekerjaannya adalah
kelelahan. Menurut Tarwaka (2004) kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh
agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemuliham setelah istirahat.
Sebab-sebab kelelahan yang utama adalah pekerjaan yang monoton, beban dan lama kerja
terlalu berat, lingkungan pekerjaan, sakit dan gizi yang buruk, dan kurangnya waktu istirahat.
Penanggulangan terhadap kelelahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur lingkungan
kerja, pengaturan jam kerja, dan memberikan istirahat kepada pekerja.

Tujuan akhir dari ergonomi adalah menurunkan angka kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
serta meningkatkan produktivitas dari pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. 1. http://www.ergoweb.com/news/SubscribeNewsletter.cfm
2. 2. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/
3. 3. Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan
4. Keselamatan Kerja. Jakarta, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
5. 2005.
6. 4. Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI
7. http://ariagusti.wordpress.com/2010/10/17/tugas-kelompok-ergonomi di-tempat-
kerja/
8. 5. Silalahi, Bennett N.B, dkk, 1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
9. 6. Suma'mur, 1985, Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan, Jakarta: Gunung
Agung.
10. 7. Suma’mur, 1989, Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja, Jakarta, Cermin Dunia
Kedokteran No. 154, 2007.
11. 8. Suma’mur, 1990, Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia, Jakarta:
Direktorat Bina Peran Masyarakat Depkes RT.
12. 9. Suma'mur, 1991, Higene perusahaan dan kesehatan kerja, Jakarta: Gunung Agung.

Anda mungkin juga menyukai