Disusun Oleh:
Cahaya Putih Ramadan : 200143207012
Windy : 2001432070
Khadafi : 2001432070
Pembimbing:
Irma Handayani, SKM.,MKM
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan, artinya peralatan dan teknologi merupakan salah
satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis
pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi
bahaya potensial yang mungkin akan timbul.
Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai risiko, antara lain
kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini
harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan
lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi.'
Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu
Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan ketentuan pokok tenaga kerja
merupakan subjek dan objek pembangunan. Ergonomi yang bersasaran akhir efisiensi dan
keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subjek maupun objek.
Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomi bagi para
pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan perusahaan dan para pekerja itu sendiri.'
Pada umumnya ergonomi belum diterapkan secara merata pada sektor kegiatan ekonomi.
Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsur hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
(hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan,
khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat
perintisan. Fungsi pembinaan ergonomi secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina
Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan
pengembangan penerapannya.
Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan
masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya. Dalam
hal menunggu kesiapan tersebut maka perlu pemberitahuan kepada masyarakat itu sendiri
mengenai ergonomi ini. Salah satu cara dalam pemberitahuan tersebut adalah melalui tulisan-
tulisan formal maupun informal, dimana salah satunya adalah melalui pembuatan makalah.
Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk membuat makalah yang berjudul ergonomi di
tempat kerja.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Kuliah dan meningkatkan
pemahaman penulis maupun pembaca mengenai Faktor Ergonomi
1.3. Manfaat
B. Tujuan Ergonomi
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana
dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan
yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan
(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama
pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam
tempat kerja.
3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi,
antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem
manusia-mesin.
D. Manfaat Ergonomi
1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja
2. Menurunnya kecelakaan kerja
3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang
4. Stres akibat kerja berkurang
5. Produktivitas membaik
6. Alur kerja bertambah baik
7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera
8. Kepuasan kerja meningkat
E. Metode-metodeErgonomi
1. Diagnosis : Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja,
penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist dan pengukuran lingkungan kerja
lainnya. Variasi akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2. Terapi : Dapat dilakukan dengan cara perubahan posisi mebel, letak pencahayaan atau
jendela yang sesuai, Membeli furnitur sesuai dengan dimensi fisik pekerja.
3. Follow up : Bisa dilakukan dengan cara menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.
3. Sikap
a. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan sikap
duduk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian
tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
b. Meja kerja tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap
tubuh pada saat bekerja.
c. Luas pandangan daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi
mata
4. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
6. Mengangkat beban
Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dan
lain-lain. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot
dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-
kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah sebagai berikut :
a. Beban yang diperkenakan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
b. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun, dan lain-lain.
c. Keterampilan bekerja
d. Peralatan kerja beserta keamanannya.
Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis, yaitu:
1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot
tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan
2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan. Penerapannya adalah
sebagai berikut :
1. Pegangan harus tepat
2. Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus
3. Punggung harus diluruskan
4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaangerakan
5. Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang
terjadi dalam posisi mengangkat
6. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat
grafitas tubuh
7. Menjinjing beban.
2. Epicondilitis
Epicondilitis adalah Inflamsi otot dan jaringan penghubung yg berada di sekitar siku
Penyebab : Rotasi dan putaran yg terlalu sering
Gejala : Nyeri dan bengkak di pinggiran luka,
Pekerja yg berisiko : Petenis
3. Ganglion kista
Ganglion Kista adalah pembengkakan/ benjolan kecil yang berisi bahan tebal seperti
jelly.Kista di selaput sendi atau tendon. Biasanya di punggung, tangan dan tungkai.
Penyebab : Pengulangan gerakan
Gejala adanya pembengkakan atau benjolan, biasanya sangat halus dan bulat.
Benjolan pada gangglion dapat bervariasi, bisa sekecil kacang dan lebih besar lagi
darinya, keras, kecil, bengkak sekelilingnya, biasanya nyeri Ganglion
4. Tendinitis
Tendinitis adalah Inflamasi pd tendon biasanya terjadi pd tangan & pergelangan
tangan (radang tendon)
Penyebab pekerjaan dgn postur yg tiodak biasa scr terus menerus
Gejala Nyeri, bengkak, ngilu dan bengkak dari tangan, kaki, lengan, susah
digerakkan, tendon yang meradang biasanya terasa nyeri saat digerakkan atau
ditekan.
Pekerja yang beresiko atlit, pekerja buruh
Terjadi saat ligamen/otot terlalu tertekan karena postur yg memberi beban terhadap
tubuh
✓ Sprain terjadi ketika ligamen yg mengelilingi sendi terjadi kerusakan, cairan sendi
dapat keluar →sakit & bengkak
✓ Strain terjadi ketegangan & robekan pd otot, tendon & ligamen
6. Tenosynovitis
Tenosynovitis Adanya inflamasi (radang) tendon & pelapisnya dgn pembekakan pd
pergelangan tangan.
penyebab : Beban dan pergerakan yang berulang
7. Tringger finger
Tringer finger keadaan kaku & gemetar pd jari : Gerakan yang berulang dan
penggunaan yang berlebihan dr jari
Defenisi : Suatu sindroma yang terjadi pada region punggung bagian bawah antara
sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor).
Penyebap :
1. lBP Karena trauma : Misal jatuh
2. LBP Karena Perubahan Jaringan : Misal: Osteoarthritis fibrositis, penyakit infeksi,
HNP
3. LBP karena pengaruh gaya berat
a. gaya berat tubuh : posisi berdiri, duduk dan berjalan
b. Pekerjaan misal: Sikap tubuh dan desain tempat kerja sikap dengan posisi
menunduk terlalu lama dalam jangka waktu yang lama
c. Kehamilan dan obesitas
Ergonomi (ergonomics) berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti kerja dan nomos yang
berarti hukum, dimana ergonomi sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaannya. Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai
dari yang sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan
dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan
sistem serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat. Metode Ergonomi dilakukan
dengan pendekatan diagnosis, treatment, dan follow up. Sedangkan penerapannya dilakukan
dalam mengatur sikap kerja, proses kerja, tataletak tempat kerja, dan mengangkat beban.
Masalah terbesar yang dihadapi para pekerja setelah melakukan pekerjaannya adalah
kelelahan. Menurut Tarwaka (2004) kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh
agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemuliham setelah istirahat.
Sebab-sebab kelelahan yang utama adalah pekerjaan yang monoton, beban dan lama kerja
terlalu berat, lingkungan pekerjaan, sakit dan gizi yang buruk, dan kurangnya waktu istirahat.
Penanggulangan terhadap kelelahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur lingkungan
kerja, pengaturan jam kerja, dan memberikan istirahat kepada pekerja.
Tujuan akhir dari ergonomi adalah menurunkan angka kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
serta meningkatkan produktivitas dari pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. 1. http://www.ergoweb.com/news/SubscribeNewsletter.cfm
2. 2. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/
3. 3. Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan
4. Keselamatan Kerja. Jakarta, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
5. 2005.
6. 4. Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI
7. http://ariagusti.wordpress.com/2010/10/17/tugas-kelompok-ergonomi di-tempat-
kerja/
8. 5. Silalahi, Bennett N.B, dkk, 1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
9. 6. Suma'mur, 1985, Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan, Jakarta: Gunung
Agung.
10. 7. Suma’mur, 1989, Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja, Jakarta, Cermin Dunia
Kedokteran No. 154, 2007.
11. 8. Suma’mur, 1990, Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia, Jakarta:
Direktorat Bina Peran Masyarakat Depkes RT.
12. 9. Suma'mur, 1991, Higene perusahaan dan kesehatan kerja, Jakarta: Gunung Agung.