Anda di halaman 1dari 16

UPAYA MEMPERTAHANKAN ERGONOMIK PADA POSISI

BERBARING, DUDUK, BERDIRI, DAN BERJALAN

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah K3
Yang dibina oleh Ibu Murniati, S. Kep., Ners, MM

Kelompok 5
Disusun Oleh :

Eva Rosmiati Harahap


Resa Aulia Daryanti
Devi Kuswidianti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes ) BUDI LUHUR


Jl. Kerkof No.243, Leuwigajah, Kec.Cimahi Selatan
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Upaya Mempertahankan Ergonomik Pada Posisi Berbaring, Duduk,
Berdiri, dan Berjalan” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keselamatan
pasien dan keselamatan kesehatan kerja dalam keperawatan . Selain itu, makalah
ini disusun untuk memperluas ilmu tentang “Upaya Mempertahankan Ergonomik
Pada Posisi Berbaring, Duduk, Berdiri, dan Berjalan”.
Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini
karena pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki masih kurang. Oleh karena
itu, kami berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan tentang upaya mempertahankan
ergonomik pada posisi berbaring, duduk, berdiri, dan berjalan.

Cimahi, 16 Februari 2023

Penulis

ii
D A FT A R ISI

K A T A P E NG A NT AR..............................................................................i i

D A FT AR IS I............................................................................................i i i

BA B I P E N D A HU LU A N

1.1 La t a r b e l ak an g..........................................................................1
1.2 R um us an m as a l a h....................................................................2
1.3 T uj u an P en uli s an......................................................................2

BA B I I P E M BA HAS A N

2 . 1 Pengertian Ergonomik…........................................................................3

2.2 Tujuan Ergonomik..................................................................................4

2 . 3 Manfaat Ergonomik................................................................................4

2.4
Faktor Ergonomik.....................................................................................4

2.5
Sikap Tubuh dalam Bekerja.....................................................................5

2.6
Berbagai Posisi Tubuh dalam bekerja .....................................................5

2.7
Hal yang harus di perhatikan sikap tubuh dalam melakukan

pekerjaan ................................................................................................11

BA B I I I P E N UT UP

3.1 K e s im pul a n...................................................................................12

D A FT AR P US TA KA.......................................................................13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan
sudah menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan . Artinya peralatan
dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya
meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Di samping itu,
akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya
potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat dicegah dengan
adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lain kemungkinan terjadinya
penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan
kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian.
Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian
antara pekerja, proses kerjadan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal
sebagai pendekatan ergonomik.
Ergonomik yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja
memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun
obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek
ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para
pekerja itu sendiri.
Pada umumnya ergonomik belum diterapkan secara merata pada
sektor kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai
unsure hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat
ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada
pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat
perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas
pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi
pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya.
Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan-kegiatannya baru
diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima
ergonomic dan penerapannya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari ergonomik?
1.2.2 Apa tujuan ergonomik?
1.2.3 Apa manfaat dari ergonomik?
1.2.4 Apa saja faktor yang mempengaruhi ergonomik?
1.2.5 Bagaimana sikap tubuh dalam bekerja?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari ergonomik
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dari ergonomik
1.3.3 Untuk mengetahui manfaat dari ergonomik
1.3.4 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ergonomi
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana sikap tubuh dalam bekerja

2
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Pengertian Ergonomik


Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dua kata yaitu
“ergon”berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara
ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di
Indonesia memakai istilah ergonomi, tetapi di beberapa negara seperti di
Skandinavia menggunakan istilah “Bioteknologi” sedangkan di negara
Amerika menggunakan istilah “Human Engineering” atau “Human Factors
Engineering”. Namun demikian, kesemuanya membahas hal yang sama yaitu
tentang optimalisasi fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan. Dari
pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitasatau pekerjaan yang
dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan
ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibatkerja
meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan efisiensi
dan daya kerja. Di bawah ini ditampilkan beberapa definisi ergonomi yang
berhubungan dengan tugas, pekerjaan dan desain :
 Ergonomics is the aplication of scientific information about human being
(and scientificmethods of acquiring such information) to the problems of
design (Pheasant,1988).
 Ergonomics is the study of human abilities and characteristics which
affect the design ofequipment, systems and job (Corlett & Clark, 1995)
 Ergonomics is the ability to apply information regarding human
characters, capacities,and limitation to the design of human tasks,
machine system, living spaces, and environmentso that people can live,
work and play safely, comfortably and efficiently (Annis &McConville,
1996).
 Ergonomic design is the application of human factors, information to the
design of tools,machines, systems, tasks, jobs and environments for
productive, safe, comfortable and effective human functioning
(Manuaba, 1998)

3
2.2 Tujuan Ergonomik
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya
pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja
fisik dan mental,mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas
kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna
dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia
produktif maupun setelah tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek
teknis,ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang
dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang
tinggi.

2.3 Manfaat Ergonomik


Manfaat dari ergonomi adalah sebagai berikut :
1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
2. Menurunnya kecelakaan kerja.
3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4. Stress akibat kerja berkurang.
5. Produktivitas membaik.
6. Alur kerja bertambah baik.
7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8. Kepuasan kerja meningkat.

2.4 Faktor Ergonomik


Faktor yang mempengaruhi Ergonomik adalah sebagai berikut :
1. Desain lokasi kerja yang buruk
2. Tata ruang kerja buruk
3. Persyaratan penanganan material berlebihan
4. Penanganan material terlalu berlebihan
5. Desain peralatan dan alat kerja yang buruk
6. Beban tanggung jawab berlebihan

4
7. Pekerjaan yang mengharuskan perpindahan bolak balik
8. Ketidakserasian jam kerja dengan istirahat
9. Pengaturan shift yang jelek

2.5 Sikap Tubuh dalam Bekerja


Masih banyak industri dan berbagai sektor, lebih-lebih sektor informal,
belum menjadikan ergonomi sebagai prioritas dalam merancang lingkungan
kerja. Sebagian bahkan tidak menganggap penting sama sekali. Keberhasilan
maupun kegagalan peran manusia dalam menguasai alat-alat produksi
tergantung pada kemampuannya dan kesanggupannya maupun
keterbatasannya, sehingga untuk memperoleh hasil yang optimal, alat-alat
produksi harus direncanakan dalam konstruksi maupun operasional sesuai
kemampuan dan kesanggupan tenaga kerja. Demikian pula tata ruang kerja,
penempatan alat-alat maupun kondisi ruang kerja, harus memungkinkan
pekerjaan yang nyaman. Penting pula penataan jam kerja yang sesuai dengan
pasang surutnya daya kerja alami (circadian rhythm) tenaga kerja.
Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan,
ukuran dan tata letak peralatan, penempatan alat-alat petunjuk, cara-cara
memperlakukan peralatan seperti macam gerak, arah dan kekuatan. Dalam hal
normalisasi ukuran peralatan, harus diambil ukuran terbesar sebagai dasar,
untuk selanjutnya dapat diatur, misalnya ukuran dibesarkan dan dikecilkan,
atau dapat dinaik turunkan, disetel maju atau mundur dan lain-lain.

2.6 Berbagai Posisi SikapTubuh dalam Bekerja


1) Sikap Duduk
Tulang punggung merupakan bagian tubuh yang memiliki peranan
sangat besar dalam menjaga kestabilan tubuh. sebagian besar aktivitas
sehari-hari dapat dilakukan dalam posisi duduk, sehingga penting untuk
mengetahui posisi tubuh saat duduk yang benar untuk menjaga kesehatan
tulang punggung.
Dari sudut otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit
membungkuk, Namun dari sudut tulang lebih baik tegak, agar punggung
tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Untuk itu dianjurkan memiliki
sikap duduk yang tegak, diselingi istirahat dengan sedikit membungkuk,
5
Pekerjaan sejauh mungkin harus dilakukan sambil duduk. Duduk
memerlukan sedikit energy daripada berdiri, karena hal itu mengurangi
banyaknya beban otot kaki. Posisi yang baik yaitu fleksi lutut 90 derajat,
fleksi badan – paha 90 derajat, rotasi ke belakang pelvis lebih besar atau
sama dengan 30 derajat.
Sikap duduk yang keliru merupakan penyebab adanya masalah-
masalah punggung. Operator dengan sikap duduk yang salah akan
menderita pada bagian punggungnya. Tekanan pada bagian tulang
belakang akan meningkat pada saat duduk, dibandingkan pada saat
berdiri ataupun berbaring. Sikap duduk yang tegang lebih banyak
memerlukan aktivitas otot atau urat syaraf belakang daripada sikap duduk
yang condong ke depan. Selain akibat diatas, bekerja sambil duduk dapat
menyebabkan :
a. Melembeknya otot perut
b. Melengkungnya punggung
c. Tidak baik bagi alat-alat dalam, khususnya
peralatan pencernaan jika posisi duduk
dilakukan secara membungkuk
d. Keluhan sakit pada punggung bagian bawah
(law back pain).

 Posisi Duduk Yang Benar :


1. Duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu ke belakang. Paha
menempel di dudukan kursi dan bokong harus menyentuh bagian
belakang kursi. Tulang punggung memiliki bentuk yang sedikit
melengkung ke depan pada bagian punggung, sehingga dapat diletakkan
bantal untuk menyangga kelengkungan tulang punggung tersebut.
2. Pusatkan beban tubuh pada satu titik agar seimbang. Usahakan jangan
sampai membungkuk. Jika diperlukan, kursi dapat ditarik mendekati meja
agar posisi duduk tidak membungkuk.
3. Posisi lutut mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut
hingga sejajar dengan pinggul. Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki.
4. Jika dudukan kursinya terlalu tinggi, penggunaan pengganjal kaki juga
membantu menyalurkan beban dari tungkai.
6
5. Jika ingin menulis tanpa meja, gunakanlah pijakan di bawah kaki namun
posisi kaki tetap sejajar dengan lantai. Akan tetapi hal ini sebaiknya tidak
dilakukan terlalu lama karena akan membuat tulang ekor menahan
sebagian beban yang berasal dari paha.
6. Usahakanlah istirahat setiap 2 jam sekali dengan cara berdiri, peregangan
sesaat, atau berjalan-jalan di sekitar ruangan untuk mengembalikan
kesegaran tubuh agar dapat tetap berkonsentrasi dalam belajar
7. Tangan dibuat senyaman mungkin di atas meja, namun jangan lupa untuk
mengistirahatkan lengan dan siku. Jika diperlukan, dapat menggunakan
sandaran tangan untuk membantu mengurangi beban pada bahu dan leher
anda agar tidak mudah lelah.
8. Jika ingin mengambil sesuatu yang berada disamping atau di belakang,
jangan memuntir punggung. Putarlah keseluruhan tubuh sebagai satu
kesatuan.

2) Sikap Berdiri
Ketika mengangkat, berjalan, atau melakukan kegiatan tubuh,
keselarasan tubuh yang tepat penting untuk menjaga keseimbangan. Ketika
tubuh seseorang di alignment yang benar, Semua otot bekerja sama untuk
gerakan paling aman dan paling efisien, tanpa ketegangan otot. Peregangan
tubuh setinggi mungkin menghasilkan keselarasan. Ini dapat dicapai melalui
tepat postur. Ketika berdiri, berat badan sedikit ke depan dan didukung di
bagian luar kaki. Sekali lagi, kepala tegak, punggung lurus, dan perut
terselipin.
Berdiri seimbang ditandai dengan garis vertikal berada
dalam bidang tumpuan, gaya pada masing-masing sendi = 0,
keseimbangan tergantung pada tinggi pusat gaya berat
& besarnya bidang tumpuan, Berdiri ada 2 macam :
1. simetris dengan kedua tungkai bebannya sama
2. asimetris dengan kedua tungkai beban tidak sama.
Arah penglihatan untuk pekerjaan yang berdiri adalah
23-37 derajat ke bawah, sedangkan untuk pekerjaan duduk
32-44 derajat ke bawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan
7
sikap kepala yang istirahat, sehingga tidak mudah lelah.
3) Sikap Berjalan
Berjalan kaki adalah salah satu latihan fisik benturan ringan yang
bermanfaat bagi kesehatan. Selain bisa memperbaiki suasana hati, berjalan
kaki juga membantu mengatasi depresi. Penelitian menunjukkan bahwa
tingkat obesitas di negara-negara yang penduduknya biasa berjalan kaki
lebih rendah daripada negara-negara yang penduduknya mengandalkan
mobil sebagai sarana transportasi.
 Cara berjalan yang baik adalah:
1. Biasakan berjalan dengan tubuh yang tegak. Walaupun setiap orang
memiliki cara berjalan yang unik, ada sikap tertentu yang banyak
orang lakukan saat berjalan, terutama dalam hal postur tubuh.
Biasakan berjalan dengan punggung tegak dan mengangkat dagu agar
sejajar dengan lantai. Dengan menjaga postur ini selama berjalan,
Anda bisa bernapas lebih leluasa sebab tulang punggung Anda tetap
lurus sehingga tidak menekan diafragma. Jangan berjalan sambil
menunduk atau membungkuk sebab postur tubuh yang buruk lambat
laun membuat punggung terasa nyeri, leher kaku, dan bahkan muncul
keluhan lain yang lebih serius.
2. Gunakan otot betis, paha belakang, dan kuadrisep agar Anda bisa
berjalan dengan baik. Gerakan berjalan yang efektif melibatkan
hampir semua otot tungkai, bukan hanya satu. Visualisasikan bahwa
saat ini Anda sedang berjalan. Langkahkan kaki kanan ke depan
dengan meletakkan tumit di lantai lalu gunakan otot paha belakang
dan kuadrisep kaki kiri untuk menggerakkan tubuh ke depan sampai
Anda bisa memindahkan tumit kiri ke depan. Biasakan melangkah
dengan gerakan menggulung telapak kaki, yaitu mengangkat telapak
kaki dimulai dari tumit sampai ke jari-jari kaki dengan arah lurus ke
depan. Cara ini akan mengaktifkan otot betis sehingga telapak kaki
membentuk sudut yang tepat saat terangkat dari lantai setiap kali Anda
melangkah.
3. Tariklah kedua bahu sedikit ke belakang, tetapi biarkan tetap rileks.
Saat berjalan, Anda akan lebih banyak mengandalkan otot kaki dan
otot perut. Walau demikian, Anda harus tetap memperhatikan postur
8
tubuh atas. Menarik bahu sedikit ke belakang dalam kondisi rileks
akan banyak manfaatnya. Postur ini menjaga tubuh Anda agar tetap
kuat dan stabil saat Anda meluruskan punggung dari leher sampai
pinggul. Melakukan postur ini sambil menegakkan punggung dan
mengangkat dagu akan mencegah ketegangan di punggung dan
menghindari terjadinya cedera. Selain itu, cara ini membantu Anda
membentuk kebiasaan berjalan yang baik sehingga tubuh Anda tidak
bungkuk yang cenderung menimbulkan nyeri dan ketegangan bahu.
Terakhir, dengan menarik bahu sedikit ke belakang, penampilan Anda
akan lebih baik karena postur ini menunjukkan kepercayaan diri dan
kekuatan. Walaupun terkesan sepele, hal ini sangatlah penting.
4. Ayunkan lengan selama Anda berjalan. Mengayunkan lengan adalah
hal biasa bagi banyak orang. Biarkan kedua lengan tergantung ke
bawah secara alami. Saat mulai berjalan, lengan Anda akan berayun
sedikit. Semakin cepat Anda berjalan, semakin lebar ayunannya.
Mengayunkan lengan adalah sesuatu yang alami ketika Anda berjalan.
Penelitian membuktikan bahwa cara ini bisa meningkatkan efisiensi
dari setiap langkah Anda. Berjalan sambil mengayunkan lengan
membantu Anda melangkah lebih lebar dengan energi metabolik yang
sama besarnya seperti jika Anda tidak mengayunkan lengan. Jadi,
jangan takut mengayunkan lengan saat berjalan. Jangan khawatir,
Anda tidak akan terlihat seperti pendekar. Jika cuaca tidak terlalu
dingin, jangan masukkan tangan ke dalam saku agar Anda bisa
mengayunkan lengan. Dengan demikian, Anda akan memperoleh
manfaatnya, yaitu berjalan lebih cepat dan lebih jauh.

4) Sikap Berbaring
Jika berbaring, perlu diperhatikan bahwa jika berbaring lordosis
dipertahankan, posisi yang paling baik adalah “semi Fowler” yaitu
berbaring dengan paha dan lutut 45º, membantu venous return, otot perut
(Illiopsus) relaks, bantal, menjadikan kepala & leher netral. Bantal
bulu/kapuk lebih baik dari pada spon.
Posisi klien penting telentang (dorsal RACKBIKE — tergeletak di
belakang), rawan (berbaring pada perut), Sims' (semi-rawan-berbaring di
9
samping [biasanya kiri] — dengan atas lutut tertekuk), Fowler di (tergeletak
di belakang, dengan kepala tinggi), lutut-dada atau genupectoral (berbaring
di lutut, dengan dada beristirahat di tempat tidur), dorsal lithotomy
(tergeletak di belakang, dengan kaki di sanggurdi), dan lateral (berbaring di
samping). Posisi telentang dapat dimodifikasi dengan menekuk lutut dan
menempatkan kaki datar di tempat tidur. Trendelenburg's (posisi kepala-
down — berbaring dengan kepala lebih rendah dari kaki)-digunakan untuk
mengobati sengatan, dengan mempromosikan aliran darah ke otak.
Posisi ini juga digunakan untuk beberapa bagian dari postural drainase,
untuk membantu mengeringkan sekresi dari segmen paru-paru. Posisi
terbalik Trendelenburg dapat digunakan untuk meningkatkan tabung pakan
dan sebagai prosedur darurat untuk membantu menghentikan pendarahan di
cedera kepala. Dua lainnya, kurang posisi umum digunakan adalah posisi
berdiri diubah (berdiri sementara membungkuk ke depan), dan posisi yang
digunakan untuk pungsi lumbal.

 Tekhnik Cara Mengangkat beban


1. Pemanasan : Sama halnya seperti olahraga yang mengharuskan
pelakunya untuk pemanasan supaya terhindar dari cedera.
Kemudian, jaga bagian kaki dalam posisi lebar atau terbuka.
Tujuannya agar dapat menopang tubuh Anda saat mulai
mengangkat barang. Posisi kaki harus kuat, sama halnya seperti
posisi kuda-kuda dalam olahraga karate.
2. Jongkokan badan ke bawah, pastikan Anda membengkokan bagian
pinggul dan lutut. Lipat satu kaki di depan dan lipat satu kaki
lainnya di lantai, posisi ini biasa disebut half kneeling. Kondisikan
posisi badan Anda agar selalu tegak karena dapat meluruskan tulang
belakang. Angkat barang secara perlahan sambil meluruskan lutut
dan pinggul Anda. Ketika mengangkat barang hindari gerakan
memutar.
3. Angkat barang agar tetap dekat dengan bagian perut. Ketika
mengganti arah, putar bagian pinggul terlebih dahulu kemudian
bahu. Saat menurunkan badan jongkokan badan secara perlahan
diikuti dengan bengkokan lutut dan pinggul.
1
0
4. Jangan gunakan pinggang Anda untuk mengangkat dan
menurunkan barang. Sebagian besar cedera dikarenakan melakukan
posisi membungkuk ketika mengambil barang. Posisi membungkuk
dapat memberikan tekanan pada pinggang bagian bawah.

2.7 Hal yang harus di perhatikan sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh
dalam melakukan pekerjaan, yaitu :
1. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap
berdiri secara bergantian
2. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini
tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statik diperkecil.
3. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani,
melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot-otot yang sedang tidak
pakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh
(paha). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan
sirkulasi darah dan sensibilitas pada paha, mencegah keluhan kesemutan
yang dapat menganggu aktivitas.
Dampak penyerasian atau penyesuaian alat-alat kerja dan lingkungan
kerja pada kesanggupan dan kemampuan tenaga kerja, akan menimbulkan
suasana kerja yang nyaman, lebih cepat, lebih teliti, produktivitas meningkat
secara kuantitatif maupun kualitatif.

1
1
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di Indonesia
memakai istilah ergonomi, tetapi di beberapa negara seperti di Skandinavia
menggunakan istilah “Bioteknologi” sedangkan di negara Amerika
menggunakan istilah “Human Engineering” atau “Human Factors
Engineering”. Namun demikian, kesemuanya membahas hal yang sama yaitu
tentang optimalisasi fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan. Dari
pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang
dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan
ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan efisiensi
dan daya kerja.

1
2
DAFTAR PUSTAKA

Tarwaka. 2014. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan


Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.

Atin. 2015. Masalah Ergonomi di Tempat Kerja. Jakarta: Cahaya Press.

Wahyudi. 2013. Ergonomi. (https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/iv)


diakses tanggal 31 Oktober 2018

1
3

Anda mungkin juga menyukai