Anda di halaman 1dari 23

Sumardiyono, SKM, M.Kes.

Definisi
 Keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah
keluhan pada bagian-bagian otot rangka yang
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat
ringan sampai sangat sakit
 Apabila otot menerima beban statis secara berulang
dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan
tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang
biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) atau cedera pada sistem
muskuloskeletal.
Kategori keluhan otot
 Keluhan sementara (reversible), terjadi pada saat otot
menerima beban statis, namun demikian keluhan
tersebut akan segera hilang apabila pemberian beban
dihentikan.
 Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang
bersifat menetap. Walaupun pemberian beban kerja
telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih
terus berlanjut.
Hasil penelitian
 Bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka
yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari,
punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah.
 Berbagai keluhan sistem muskuloskeletal tersebut,
yang paling banyak dialami oleh pekerja adalah otot-
otot bagian pinggang (low back pain = LBP).
Faktor Penyebab Keluhan pada
Sistem Muskuloskeletal
 Peregangan otot berlebihan, Aktivitas berulang, Sikap
kerja tidak alamiah, Faktor penyebab sekunder
(tekanan, getaran, mikroklimat), Penyebab kombinasi.
 umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas
fisik, kekuatan fisik, dan ukuran tubuh
PEREGANGAN OTOT BERLEBIHAN
 Pekerjaan dengan pengarahan tenaga besar
(mengangkat, mendorong, menarik, menahan beban
berat).
 Melampaui kekuatan otot optimum.
SIKAP KERJA TIDAK ALAMIAH
 Pergerakan tangan mengangkat, punggung terlalu
membungkuk, kepala terangkat.
 Semakin jauh posisi tubuh dari pusat gravitasi,
semakin tinggi risikonya.
 Disebabkan ketidaksesuaian antara dimensi alat dan
stasiun kerja dengan ukuran tubuh pekerja.
FAKTOR PENYEBAB SEKUNDER
 Tekanan: tekanan langsung pada jaringan otot yg
lunak. Misal: tangan memegang alat  jaringan lunak
menerima tekanan langsung.
 Getaran: Getaran dg frekuensi tinggi menyebabkan
kontraksi otot bertambah  peredaran darah tidak
lancar  penimbunan asam laktat meningkat  nyeri
otot.
 Mikroklimat: Peredaran darah kurang lancar akibat
paparan dingin dan panas.
UMUR
 usia 25 – 65 tahun, dirasakan pada umur 35 tahun dan
terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur,
karena kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun.
 Hasil penelitian: kekuatan otot statik, untuk pria dan
wanita dengan usia antara 20 – 60 tahun (otot lengan,
punggung, dan kaki). Kekuatan otot maksimal 20 –
29 tahun, selanjutnya terus terjadi penurunan sejalan
dengan bertambahnya umur. Pada saat umur
mencapai 60 tahun, rerata kekuatan otot menurun
sampai 20%, maka risiko terjadinya keluhan otot akan
meningkat.
JENIS KELAMIN
 Secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah
dibanding pria (sekitar 2/3), sehingga daya tahan otot
pria pun lebih tinggi dibandingkan dengan wanita
(otot lengan, punggung, dan kaki).
 Perempuan lebih banyak merasakan keluhan pada
punggung bagian atas dan bawah, sedangkan laki-laki
lebih merasakan keluhan pada lutut dan tangan.
KEBIASAAN MEROKOK
 Semakin lama dan semakin tinggi frekuensi merokok,
semakin tinggi pula tingkat keluhan otot yang
dirasakan.
 Boshuizen, et al. (1993): hubungan signifikan
kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang,
pada pekerjaan yang memerlukan pengerahan otot.
 Kebiasaan merokok akan dapat menurunkan kapasitas
paru-paru, sehingga kemampuan untuk
mengkonsumsi oksigen menurun, dan sebagai
akibatnya, tingkat kesegaran tubuh juga menurun.
KESEGARAN JASMANI
 Keseharian memerlukan pengerahan tenaga yang
besar, di sisi lain tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk istirahat, hampir dapat dipastikan akan terjadi
keluahan otot.
 Tingkat kesegaran tubuh rendah, berrisiko terjadinya
keluhan 7,1%, tingkat kesegaran tubuh sedang 3,2%,
dan tingkat kesegaran tubuh tinggi 0,8%.
 Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan
mempertinggi risiko terjadinya keluhan otot. Keluhan
otot akan meningkat sejalan dengan bertambahnya
aktivitas fisik.
UKURAN TUBUH (ANTROPOMETRI)
 Walaupun pengaruhnya kecil, berat badan, tinggi badan,
dan massa tubuh merupakan faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya keluhan sistem muskuloskeletal.
 Wanita yang gemuk mempunyai risiko dua kali lipat
dibanding wanita kurus.
 Pasien yang gemuk (IMT > 29) berrisiko 2,5 lebih tinggi
dibandingkan yang kurus (IMT < 20), khususnya untuk
otot kaki.
 Choobineh, et al., (2006): faktor penyebab gangguan
muskuloskeletal sebagian besar dapat disebabkan oleh
kurang ergonomisnya sarana kerja, sehingga perlu
pendesainan sarana kerja berdasarkan prinsip ergonomi.
NORDIC BODY MAP
 Nordic Body Map merupakan salah satu cara untuk
menilai tingkat keparahan (severity) sistem
muskuloskeletal. Metode ini telah secara luas
digunakan oleh para ahli ergonomi untuk menilai
tingkat keparahan gangguan pada sistem
muskuloskeletal dan mempunyai validitas dan
reliabilitas yang cukup baik.
 Nordic Body Map, meliputi 28 bagian otot-otot skeletal
pada kedua sisi tubuh kanan dan kiri, yang dimulai
dari anggota tubuh bagian atas, yaitu otot leher
sampai dengan bagian paling bawah, yaitu otot kaki.
 desain penilaian dengan skoring (4 skala Likert).
 Definisi operasional yang jelas dan mudah dipahami oleh
responden.
Skor 1 : Tidak ada keluhan/kenyerian atau tidak ada rasa
sakit sama sekali yang dirasakan oleh pekerja (tidak
sakit).
Skor 2 : Dirasakan sedikit adanya keluhan atau kenyerian
pada otot skeletal (agak sakit).
Skor 3 : Responden merasakan adanya keluhan/kenyerian
atau sakit pada otot skeletal (sakit).
Skor 4 : Responden merasakan adanya keluhan sangat sakit
atau sangat nyeri pada otot skeletal (sangat sakit).
KUESIONER : NORDIC BODY MAP
 IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ……………………………….. Bagian: ……………………
Umur : ………tahun Masa Kerja: ……tahun……bulan
Jenis Kelamin : L/ P Tingga Badan: cm, Berat Badan : ….kg

 KUESIONER 28 ITEM KELUHAN MUSKULOSKLELETAL


NORDIC BODY MAP DENGAN 4 SKALA LIKERT
(Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan
member tanda ( √ ) pada jawaban yang sesuai dengan
kondisi / perasaan Saudara)
 Selanjutnya, menghitung total skor individu dari
seluruh otot skeletal (28 bagian otot skeletal) yang
diobservasi.
 Pada desain 4 skala Likert ini, akan diperoleh skor
individu terendah adalah 28 dan skor tertinggi 112.
 Banyak penelitian menggunakan uji statistik, seperti
pre and post test design), maka total skor individu
tersebut dapat langsung digunakan dalam entri data
statistik.
Klasifikasi Subjektivitas Tingkat Risiko Otot
Skeletal Bardasarkan Total Skor Individu
Tingkat Total Skor Tingkat Risiko Tindakan Perbaikan
Aksi Individu
1 28 – 49 Rendah Belum diperlukan adanya tindakan
perbaikan
2 50 – 70 Sedang Mungkin diperlukan tindakan
perbaikan di kemudian hari
3 71 – 91 Tinggi Diperlukan tindakan segera

4 92 – 112 Sangat Tinggi Diperlukan tindakan menyeluruh


sesegera mungkin.

Anda mungkin juga menyukai