Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Balance Exercise terhadap Kekuatan Otot pada Lansia di Desa German Kecamatan

Sugio Kapupaten Lamongan 2018

PENGARUH BALANCE EXERCISE TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA LANSIA


DI DESA GERMAN KECAMATAN SUGIO KAPUPATEN LAMONGAN 2018

Arifal Aris, S.Kep., Ns., M.Kes*, Primadani Kharisma**


*Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan
**Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan

ABSTRAK

Lansia banyak mengalami perubahan fisik, diantaranya penurunan kekuatan otot, hal ini bisa
ditingkatkan dengan Balance Exercise (latihan keseimbangan) merupakan aktifitas fisik yang
dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh Balance Exercise terhadap kekuatan otot pada lansia di Desa German Kecamatan Sugio
Kabupaten Lamongan.
Desain penelitian ini adalah pre-eksperimental design dengan pendekatan one group pre test and
post test design. Metode sampling menggunakan teknik probability sampling dengan pendekatan
simple random sampling. Besar populasi yaitu 31 lansia di Desa German Kecamatan Sugio
Kabupaten Lamongan pada Februari-Maret 2018. Data diambil menggunakan lembar skala nilai
kekuatan otot. Dan menggunakan uji Wilcoxone sign rank test dengan p=0,05.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai Z -4.583 a dan P= 0.000, artinya ada pengaruh Balance
Exercise terhadap kekuatan otot pada lansia di Desa German Kecamatan Sugio Kabupaten
Lamongan. Hasil penelitian sebelum perlakuan sebagian besar lansia memiliki skala kekuatan otot
nilai 3 sebanyak 16 responden (51,6%) dan setelah perlakuan hampir sebagian lansia memiliki
skala kekuatan otot nilai 3 sebanyak 12 responden (38,7%), dan kekuatan otot nilai 4 sebanyak 11
responden (35,5%).
Berdasarkan penelitian tersebut, upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kekuatan otot
lansia melalui Balance Exercise, sehingga dapat mengurangi masalah resiko jatuh pada lansia.

Kata kunci : Balance Exercise, kekuatan otot

PENDAHULUAN jumlah daya yang dihasilkan oleh otot


menurun dengan bertambahnya usia.
Penuaan atau menjadi tua adalah Kekuatan otot ekstermitas bawah berkurang
suatu proses yang natural dan kadang-kadang sebesar 40% anatara usia 30 sampai 80 tahun.
tidak tampak mencolok. Proses ini terjadi Perubahan gaya hidup dan penurunan
secara alami dan disertai dengan adanya penggunaan sistem neuromuskular adalah
penurunan kondisi fisik, psikologi maupun penyebab utama untuk kehilangan kekuatan
sosial yang akan saling berinteraksi satu sama otot (Stanley, 2007).
lain. Proses menua yang terjadi pada lansia Masalah kesehatan otot yang sering
secara linear dapat digambarkan melalui tiga muncul pada lansia yaitu tetanus dan
tahap yaitu, kelemaan (impairment), atrofiotot. Pada lansia yang sehat masih
keterbatasan fungsional (fungtional terjadi penurunan kadar masa otot hingga 40%
limitations), ketidakmampuan (disability), dan dan digantikan jaringan lemak. Kualitas
keterhambatan (handicap), yang akan dialami kekuatan otot yang ada pada lansia juga
bersama dengan proses kemunduran. Salah turun. Perubahan lain dalam system
satu sistem yang mengalami kemunduran musculoskeletal lansia mencakup perubahan
adalah sistem kongnitif atau intelektual yang kekuatan dan komposisi tulang. Ketika
sering disebut dimensia (Muharyani, 2010). manusia mengalami penuaan, jumlah, massa
Lansia mengalami penurunan pada otot tubuh mengalami penurunan. Hilangnya
sistem muskuloskeletal. Salah satu lemak subkutan perifer cenderung untuk
diantaranya adalah penurunan kekuatan otot mempertajam kontur tubuh dan memperdalam
yang disebabkan oleh penurunan massa otot cekungan disekitar kelopak mata, aksila,
(atrofi otot). Sel otot yang mati digantikan bahu, dan tulang rusuk.Tonjolan tulang
oleh jaringan ikat dan lemak. Kekuatan atau (vertebra, Krista iliaka, tulang rusuk, skapula)

SURYA 40 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Pengaruh Balance Exercise terhadap Kekuatan Otot pada Lansia di Desa German Kecamatan
Sugio Kapupaten Lamongan 2018

menjadi lebih menonjol. Lemahnya kekuatan sendi dapat menyebabkan terjadi resiko jatuh
otot pada lansia merupakan disabilitas cara pada lansia (Utomo, 2012).
berjalan, keseimbangan dan kemampuan Salah satu upaya untuk meningkatkan
(Stanley, 2007). kekuatan otot adalah dengan cara Balance
WHO (World Healh Organitation) Exercise (latihan keseimbangan) adalah
mencatat, bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia serangkaian gerakan yang dilakukan dengan
pada tahun 2012 di seluruh dunia. Hasil tujuan untuk meningkatkan keseimbangan
sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan, baik statis maupun dinamis melaui stretching,
bahwa jumlah penduduk lansia di indonesia strengthening. Latihan khusus untuk
berjumlah 18,57 juta jiwa, meningkat sekitar membantu meningkatkan kekuatan otot pada
7,93% dari tahun 2000 yang sebanyak 14,44 anggota gerak bawah dan sistem vestibular
juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk atau keseimbangan tubuh. Ada beberapa
lansia di indonesia akan terus bertambah gerakan yang digunakan dalam balance
sekitar 450 ribu jiwa per tahun (Maryam Exercise, seperti gerakan plantar fleksi, hip
2011). fleksi, hip ekstensi, knee fleksi, side leg rise.
Berdasarkan survey awal yang Program balance Exercise untuk
dilakukan peneliti pada tanggal 23 Oktober meningkatkan keseimbangan postural
2017 di Desa German Kecamatan Sugio dilakukan dengan frekuensi 3 kali seminggu
Kabupaten dari 10 lansia diperoleh hasil 2 selama 5 minggu, Intensitas 60-70% Dari
atau 20% lansia mengalami kekuatan otot Denyut Jantung Maksimal, Tipe latihan
nilai = 5,3 atau 30% lansia mengalami kalistenik dan kelenturan, dan time 90 detik
kekuatan otot nilai = 4, dan 5 atau 50% lansia dengan repetisi 9-11 kali dan istirahat 30
mengalami kekuatan otot nilai = 3. detik.
Berdasarkan data diatas, menyimpulkan masih Salah satu latihan fisik yang baik dan
banyaknya lansia yang mengalami kelemahan benar adalah latihan kesimbangan. Latihan
otot. keseimbangan ditujukan untuk membantu
Penurunan kekuatan otot pada lansia meningkatkan kekuatan otot pada anggota
terjadi karena adanya perubahan struktur otot bawah (kaki) dan untuk meningkatkan sistem
akibat penuaan. Bentuk-bentuk perubahan vestibular/ kesimbangan tubuh. Latihan
struktur otot tersebut berupa penurunan keseimbangan sangat penting pada lansia
jumlah dan ukuran serabut otot, atropi pada karena latihan ini sangat membantu
beberapa serabut otot dan hipertropi pada mempertahankan tubuhnya agar stabil
beberapa serabut otot yang lain, peningkatan sehingga mencegah terjatuh yang sering
jaringan lemak dan jaringan penghubung dan terjadi pada lansia (Ceranski, 2006).
lain-lain mengakibatkan efek negatif. Efek Berdasarkan latar belakang diatas,
tersebut adalah penurunan kekuatan, menujukkan bahwa banyaknya lansia yang
penurunan fleksibilitas, perlambatan waktu mengalami penurunan otot. Salah satu upaya
reaksi dan penurunan kemampuan fungsional untuk meningkatkan tekanan kekuatan
(Utomo, 2012). ototyaitu dengan melakukan Balance
Faktor usia biasanya menyerang pada Exercise. Oleh karena itu penulis tertarik
lansia awal sampai lansia akhir rentang umur melakukan penelitian mengenai Pengaruh
60 ke atas. Jenis kelamin lebih banyak Balance Exercise terhadap kekuatan otot pada
menyerang wanita dari pada laki-laki karena lansia di Desa German Kecamatan Sugio
wanita memiliki hormon ekstrogen hormon Kabupaten Lamongan.
ini bisa menimbulakan sistem imun yang tidak
baik. METODE PENELITIAN
Perubahan yang terjadi pada lansia
salah satunya adalah perubahan penurunan Desain penelitian yang digunakan
kekuatan otot, dampak dari penurunan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental
kekuatan adalah meningkatkan resiko jatuh design dengan pendekatan one group pre test
karena gangguan muskuloskeletal misalnya and post test design,dimana desain ini tidak
menyebabkan gangguan gaya berjalan, ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi
kelemahan ekstremitas bawah, dan kekakuan sudah dilakukan observasi pertama (pretest)
yang memungkinkan penelitian dapat menguji

SURYA 41 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Pengaruh Balance Exercise terhadap Kekuatan Otot pada Lansia di Desa German Kecamatan
Sugio Kapupaten Lamongan 2018

perubahan-perubahan yang terjadi setelah Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan


adanya eksperimen (program) (Notoatmodjo, Pendidikan Terakhir
2012). No. Pendidikan Terakhir F %
Populasi pada penelitian ini adalah 1. SD 22 71,0
seluruh Seluruh lansia di Desa German 2. SMP 9 29,0
Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan 3. SMA 0 0
sebanyak 33 lansia. Sampel dalam penelitian Jumlah 31 100
ini adalah Sebagian lansia di Desa German
Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Karakteristik responden tersebut
sebanyak 31 lansia. Kriteria inklusi dalam berjenis kelamin perempuan sebanyak 18
penelitian ini terdiri dari: 1) Responden yang orang, yang sebagian besar responden tidak
bersedia untuk diteliti dan menandatangani bekerja sebanyak 14 orang. Sedangkan usia
informed consent dan 2)Sehat jasmani dan pada responden rata-rata berusia 60-75 tahun
mental. Kriteria eksklusi pada penelitian ini sebanyak 20 orang dengan mayoritas
yaitu responden berada di tempat lain saat responden pendidikan terakhirnya SD.
pengambilan data.
Instrumen pengumpulan data yang 2. Data Khusus
digunakan pada penelitian ini adalah melalui Tabel 5 Nilai Kekuatan Otot Pada Lansia
pengukuran otot, interval yang dipakai adalah Sebelum Dilakukan Balance Exercise
ceklist MMT (Manual Muscle Testing) untuk No. Skala Kekuatan Otot F %
mengukur kekuatan otot. 1. Skala 0 0 0
2. Skala 1 0 0
HASIL PENELITIAN 3. Skala 2 7 22,6
4. Skala 3 16 51,6
1. Data Umum 5. Skala 4 6 19,4
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan 6. Skala 5 2 6,5
Usia Jumlah 31 100
No. Umur F %
1. 60 - 75 tahun 20 64,5 Tabel 6 Nilai Kekuatan Otot Pada Lansia
2. 76 - 90 tahun 11 35,5 Sesudah dilakukan Balance Exercise
Jumlah 31 100 No. Skala Kekuatan Otot F %
1. Skala 0 0 0
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan 2. Skala 1 0 0
Jenis Kelamin 3. Skala 2 1 3,2
No. Jenis Kelamin F % 4. Skala 3 12 38,7
1. Laki-laki 13 41,9 5. Skala 4 11 35,5
2. Perempuan 18 58,1 6. Skala 5 7 22,6
Jumlah 31 100 Jumlah 31 100

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tabel 7 Tabel Silang Berdasarkan Skala


Pekerjaan Pengukuran Kekuatan Otot Pada
No. Pekerjaan F % Lansia
1. TNI/ POLRI 0 0 Skala Kekuatan Otot
2. PNS 0 0 No Kekuatan Sebelum Sesudah
3. Wiraswasta 8 25,8 Otot F % F %
4. Swasta 0 0
1. Skala 0 0 0 0 0
5. Petani 9 29,0
2. Skala 1 0 0 0 0
6. Tidak Bekerja 14 45,2
3. Skala 2 7 22,6 1 3,2
Jumlah 31 100
4. Skala 3 16 51,6 12 38,7
5. Skala 4 6 19,4 11 35,5
6. Skala 5 2 6,5 7 22,6
Jumlah 31 100 31 100
Nilai Z -4.583a Nilai P 0.000

SURYA 42 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Pengaruh Balance Exercise terhadap Kekuatan Otot pada Lansia di Desa German Kecamatan
Sugio Kapupaten Lamongan 2018

PEMBAHASAN keseimbangan tubuh, hambatan dalam gerak


duduk ke berdiri, meningkatkan resiko jatuh,
1. Skala Kekuatan Otot pada Lansia dan perubahan postur tubuh.
sebelum Pemberian Balance Exercise Dan dari fakta di yang diperoleh dan
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4 pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
yaitu skala kekuatan otot sebelum melakukan yang lebih banyak mengalami penurunan
Balance Exercise di Desa German Kecamatan kekuatan otot adalah perempuan dari pada
Sugio Kabupaten Lamongan, dapat dijelaskan laki-laki dan semakin bertambahnya umur
bahwa dari 31 lansia yang memiliki skala akan sangat mempengaruhi penurunan
kekuatan otot 2 sebanyak 7 responden kekuatan otot.
(22,6%), dan yang memiliki skala kekuatan
otot 3 sebanyak 16 responden (51,6%), 2. Skala Kekuatan Otot pada Lansia
sedangkan yang memiliki skala kekuatan otot sesudah Pemberian Balance Exercise
4 sebanyak 6 responden (16,.6%) dan yang Berdasarkan hasil penelitian pada
memiliki skala kekuatan otot 5 sebanyak 2 tabel 5 yaitu skala kekuatan otot sesudah
responden (6,5%). Artinya sebagian besar melakukan Balance Exercise di Desa German
responden memiliki skala kekuatan otot 3, Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan,
biasanya lansia masih dapat mengikuti dapat dijelaskan bahwa dari 31 lansia yang
perintah dengan baik, dengan demikian memiliki skala kekuatan otot 2 sebanyak 1
perawat pada saat melayani pasien harus responden (3,2%), dan yang memiliki skala
menduga bahwa mereka sedang kesusahan kekuatan otot 3 sebanyak 12 responden
atau menahan sakit agar perawat tidak (38,7%), edangkan yang memiliki skala
memandang sebelah mata kepada klien yang kekuatan otot 4 sebanyak 11 responden
mengalami penurunan kekuatan otot dan (35,5%) dan yang memiliki skala kekuatan
harus memberikan pendekatan agar klien otot 5 sebanyak 7 responden (22,6%). Artinya
dapat percaya pada perawat dan mau hampir sebagian lansia memiliki skala
mengutarakan keluhan yang dirasakan. kekuatan otot 3 dan kekuatan otot 4. Setelah
Dari lansia yang di teliti didapatkan diberikan Balance Exercise tingkat kekuatan
sebagian besar dari jumlah keseluruhan otot pada lansia mengalami peningkatan.
responden berjenis kelamin perempuan yaitu Balance Exercise mencegah kemunduran
18 orang (58,1%), hal ini didukung oleh gerak sendi memelihara dan mempertahankan
penelitian yang dilakukan Utomo (2012) kekuatan otot serta memelihara mobilitas
menunjukkan bahwa jenis kelamin persendian, sehingga dapat meningkatkan
berpengaruh juga terhadap fleksibilitas sendi kekuatan otot pada lansia.
seseorang. Wanita lebih lentur dari pada laki- Balance Exercise (latihan
laki karena tulang-tulangnya lebih kecil dan keseimbangan) adalah serangkaian gerakan
otot-ototnya lebih sedikit dari pada laki-laki yang dilakukan dengan tujuan untuk
dan pada lansia yang diteliti juga didapatkan meningkatkan keseimbangan baik statis
sebagian besar berusia 60-75 tahun (64,5%), maupun dinamis melaui stretching,
hal ini juga didukung oleh penelitian yang strengthening. Latihan khusus untuk
dilakukan Jowir (2012) kekuatan otot membantu meningkatkan kekuatan otot pada
merupakan kekuatan sewaktu otot atau grup anggota gerak bawah dan sistem vestibular
otot yang dihasilkan untuk dapat melawan atau keseimbangan tubuh.
tahanan dengan usaha yang maksimum. Balance Exercise sangat penting pada
Kekuatan otot merupakan suatu hal yang lansia karena latihan ini sangat membantu
penting untuk semua orang, karena kekuatan mempertahankan tubuhnya agar stabil
otot merupakan suatu daya dukung gerakan sehingga mencegah terjatuh yang sering
dalam menyelesaikan tugas-tugas. Setelah terjadi pada lansia. Balance erxercise ini
umur 30 tahun, manusia akan kehilangan kira- sangat berguna untuk mendirikan dari dampak
kira 3-5% jaringan otot per dekade. Kekuatan yang terjadi yang disebabkan karena
otot akan berkurang secara bertahap seiring ketidakmampuannya (Jowir, 2012).
bertambahnya umur. Penurunan fungsi dan Dan dari fakta di yang diperoleh dan
kekuatan otot dan akan mengakibatkan: pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
penurunan kemampuan mempertahankan Balance Exercise dapat berpengaruh terhadap

SURYA 43 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Pengaruh Balance Exercise terhadap Kekuatan Otot pada Lansia di Desa German Kecamatan
Sugio Kapupaten Lamongan 2018

keseimbangan postural dan peningkatan KESIMPULAN


kekuatan otot pada lansia.
1. Sebagian besar lansia di Desa German
3. Pengaruh Balance Exercise Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
TerhadapKekuatan Otot Pada Lansia sebelum pemberianBalance Exercise
Berdasarkan hasil tabel 6 sebelum memiliki kekuatan otot skala 3 yaitu
melakukan Balance Exercise Di Desa German Subyek bergerak dengan LGS melawan
Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan, gravitasi tanpa melawan tahanan.
dapat dijelaskan bahwa dari 31 lansia yang 2. Hampir sebagian lansia Desa German
memiliki skala kekuatan otot 2 sebanyak 7 Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
responden (22,6%), dan yang memiliki skala sesudah pemberian Balance Exercise
kekuatan otot 3 sebanyak 16 responden nnnmemiliki kekuatan otot skala 3 yaitu
(51,6%), sedangkan yang memiliki skala Subyek bergerak dengan LGS melawan
kekuatan otot 4 sebanyak 6 responden gravitasi tanpa melawan tahanan dan
(16,.6%) dan yang memiliki skala kekuatan skala otot 4yaitu Subyek bergerak dengan
otot 5 sebanyak 2 responden (6,5%). Artinya penuh gravitasi tanpa melawan tahanan.
sebagian besar responden memiliki skala 3. Adapengaruh tingkat kekuatan otot
kekuatan otot 3 dan setelah diberikan Balance sebelum dan sesudah pemberianBalance
Exercise memiliki skala kekuatan otot 2 Exercise jadi dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 1 responden (3,2%), dan yang ada pengaruh Balance Exercise terhadap
memiliki skala kekuatan otot 3 sebanyak 12 tingkat kekuatan otot pada lansia.
responden (38,7%), edangkan yang memiliki
skala kekuatan otot 4 sebanyak 11 responden DAFTAR PUSTAKA
(35,5%) dan yang memiliki skala kekuatan
otot 5 sebanyak 7 responden (22,6%). Artinya Ceranski, Sandy. 2006. Fall prevention and
hampir sebagian lansia memiliki skala modifable risk factor.
kekuatan otot 3 dan kekuatan otot 4. http://www.rfw.org/AgingConf/2006/
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Handouts/12_FallPrevention_Ceransk
wilcoxon pada kekuatan otot menunjukkan i.pdf. diakses tanggal 15 November
nilai (p sign= 0,000) dimana hal ini berarti p 2017
sign < 0,05 sehingga H1 diterima artinya
terdapat pengaruh Balance Exercise terhadap Jowir, Rico, 2012, Latihan Keseimbangan,
kekuatan otot lansia di Desa German http//seripakyu,blogspot.com/2012/04
Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan pada /latihan keseimbangan.html, diakses 8
Tahun 2018. april 2018
Balance Exercise bermanfaat untuk
meningkatkan keseimbangan postural, Maryam, R. Siti. Dkk. 2011. Mengenal Usia
menurunkan terjadinya resiko jatuh pada Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta:
lansia dan memberikan efek peningkatan Salemba Medika.
kekuatan otot ekstermitas bawah (Nyman,
2007). Muharyani , Putri. Widitya. 2010. Demensia
Meskipun sebagian besar lansia yang dan gaangguan Aktivitas Kehidupan
melakukan Balance Exercise terjadi Sehari-hari (AKS) Lansia di Panti
peningkatan kekuatan otot, akan tetapi masih Sosial Tresna Werdha Wargatama
ada sebagian kecil lansia yang masih tetap Inderalaya. Jurnal Ilmu Kesehatan
atau tidak meningkat skala kekuatan ototnya. Masyarakat, Volume 1, No.1.
Hal ini dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php
dikarenakan pola makan yang tidak teratur /jikm/article/download/4/pdf.
dan terjadi obesitas akhirnya memberikan diakses tanggal 25 oktober 2017
beban yang berat pada persendian atau
kekuatan otot Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

SURYA 44 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018


Pengaruh Balance Exercise terhadap Kekuatan Otot pada Lansia di Desa German Kecamatan
Sugio Kapupaten Lamongan 2018

Nyman. 2007. Why do I need to improve my


balance?.Dari
http://www.Balanceraining.org.uk.
Diakses tanggal 15 November 2017.

Stanley, M dan Beare, P. G. 2007. Buku ajar


keperawatan Gerontik Edisi2. Jakarta:
Buku Kedokteran

Utomo, Budi. 2012. Hubungan Antara


Kekuatan Otot dan Daya Tahan Otot
Anggota Gerak Bawah Dengan
Kemampuan Fungsional. Skripsi
Program Sarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
http://eprints.uns.ac.id/10321/1/15396
2108201005361.pdf.
Diakses 15 November 2017

SURYA 45 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai