Anda di halaman 1dari 54

Peraturan Pengelolaan Kelelahan Kerja (Fatigue)

di Pertambangan Mineral dan Batubara


Bimbingan Teknis “Developing Human Risk Management Program”

Warid Nurdiansyah , S.KM, MOHS.Sc

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA


DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT JENDERAL
MINERAL DAN BATUBARA
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Pertambangan
Jam kerja panjang (long
hours of work) atau night shift

Terdapat banyak pekerjaan


monoton (Repetitive work)

Terdapat banyak pekerjaan


berat (Complex physical or
mental tasks)

Stress and Adverse Working


Conditions
Tujuan Pengelolaan Kesehatan
Kerja….

FITNESS (KEBUGARAN)
PEKERJA
Fatigue…

• Fatigue adalah penurunan fungsi fisik


dan/atau mental yang disebabkan oleh
aktivitas fisik dan / atau mental yang
berlebihan.
• Hal tersebut akan mengurangi kemampuan
seseorang sampai tingkat yang dapat
mengganggu kekuatan, kecepatan, waktu
reaksi, koordinasi, pengambilan keputusan,
serta keseimbangan yang disebabkan oleh
beban aktivitas fisik dan mental, faktor
lingkungan, faktor pekerjaan, faktor tidur dan
faktor internal, serta pola hidup.
• Fatigue merupakan manifestasi penurunan
performa fisiologis dan gangguan kognitif
Fatigue Psikologis vs.
Fatigue Fisiologis

• Kelelahan psikologis adalah


keadaan kelelahan yang terkait
dengan berkurangnya motivasi dan
berhubungan dengan efek negatif
dari kondisi-kondisi seperti stres,
depresi atau kecemasan.
• Kelelahan fisiologis adalah
hilangnya kemampuan untuk
menghasilkan tenaga tenaga pada
otot atau organ

(Shen et al., 2006)


Fatigue Akut vs.
Fatigue Kronis

• Kelelahan akut dapat terjadi ketika


ada waktu yang tidak memadai
untuk beristirahat dan pulih dari
suatu periode kerja
• Kelelahan kronis (kumulatif) terjadi
ketika pemulihan tidak cukup dari
kelelahan akut dari waktu ke
waktu. Fatigue menjadi kronis
setelah 6 minggu sampai 6 bulan

(Shen et al., 2006)


Contoh di Pertambangan??
Contoh di Pertambangan??
Indikator Kelelahan
Pada Pengemudi
1. Perasaan kantuk
2. Memperpanjang waktu tidur selama hari libur
3. Kecenderungan yang lebih besar untuk jatuh
tertidur saat bekerja
4. Tidur siang lebih sering selama waktu libur
5. Tidak merasa segar setelah tidur
6. Berulang kali mengemudi seperti melayang dan
keluar dari jalur lalu lintas
7. Peningkatan kesalahan dan kehilangan konsentrasi
di tempat kerja
8. Kehilangan kendali terhadap perubahan gigi dan
tidak bersemangat
Contoh di Pertambangan??
Tanda-tanda awal seorang pengemudi mengalami fatigue seperti:
Konsekuensi Fatigue terhadap Safety

decreased slowed reaction poor hand-eye poor


alertness time coordination communication

poor judgement
reduced
higher error reduced of performance,
decision-making
rates vigilance especially when
ability
assessing risks

being easily loss of inability to


difficulty
distracted awareness of remember the
responding to
during complex critical sequence of
emergencies
tasks situations events
Dampak Fatigue
Dampak kelelahan secara umum :
(Wood 2011)

Kriteria Dampak Dampak pada Individu Dampak pada Organisasi


Biologis • ↑ kantuk dan kelesuan • ↑ cuti sakit
• ↑ terkantuk-kantuk • ↑ kecelakaan/ cedera
• ↑ masalah medis /↓kesehatan • ↑ absensi
• ↓ kewaspadaan • ↑ kematian
• ↓ waktu reaksi
• ↓ koordinasi tangan dan mata
Sosial/Terasing • ↑ terasing secara sosial • ↑ isolasi
• ↑ masalah dalam berhubungan dengan orang
lain
• ↓ komunikasi
Dampak Fatigue
Dampak kelelahan secara umum :
(Wood 2011)

Kriteria Dampak Dampak pada Individu Dampak pada Organisasi


Psikologis • ↑ stres • ↓ moral
• ↓ motivasi • ↓ komunikasi
• ↓ kewaspadaan
• ↓ kemampuan pengambilan keputusan
• ↓ fungsi kognitif
• ↓ suasana hati/↑perubahan mood
• ↓ perhatian/konsentrasi
• ↓ memori jangka pendek

Risiko • ↑ kecelakaan saat perjalanan ke/dari tempat • ↑ Risiko keselamatan


kerja
• ↑ tingkat kesalahan
Bagaimana
Kementer ian ESDM
mengatur
pengelolaan
kelelahan kerja ?
PERATURAN PENGELOLAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
Dasar Hukum
 UU No. 1 Tahun 1970
 UU No. 13 Tahun 2003 PENGELOLAAN
 UU No. 4 Tahun 2009
KESELAMATAN
 PP No. 19 Tahun 1973
 PP No. 55 Tahun 2010 PERTAMBANGAN
 Permen ESDM No. 26 Tahun 2018
 Permen ESDM No. 11 Tahun 2018
 Kepmen ESDM No 1827.K/30/MEM/2018
 Kepmen ESDM No 1806.K/30/MEM/2018

Karakteristik Pertambangan
 Padat Modal
 Padat Teknologi Konsep Akademis
 Risiko Besar & Spesifik Pengelolaan KP
 Dinamis (Hazard & Risiko Berpindah) Membangun Budaya KP
DASAR HUKUM PENGELOLAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

UUD 1945 UUD 1945


Pasal 27 (2) Pasal 33 (2 & 3)

UU Keselamatan Kerja UU Ketenagakerjaan UU Minerba


UU No.1/1970 UU No.13 /2003, Pasal 86 & 87 UU No.4 /2009, Pasal 96 & 141

Penerapan SMK3 Binwas Minerba


PP No. 50 / 2012 Pasal 4 (2) & 19 PP No.55 /2010, Pasal 16, 26 & 27

PP Keselamatan Kerja Tambang


Permen ESDM No. 26/2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
PP No.19/1973 Pengawasan Pertambangan Minerba
Permen ESDM No. 11/2018 tentang Wilayah, Perizinan dan Laporan pada
Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba

Kepmen ESDM No. 1806.K/2018 tentang RKAB dan Pelaporan


KepMen ESDM No. 1827.K/2018 tentang Pedoman Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

Kepdirjen Nomor 308/30/DJB/2018 tentang Juknis KTT/PTL, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dll
Kepdirjen Nomor 309/30/DJB/2018 tentang Bahan Peledak dan Peledakan dan Tangki Bahan Bakar Cair
UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009
Pasal 96
Pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan :
• Ketentuan K3 pertambangan
• Keselamatan Operasi Pertambangan
Pasal 96
Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan pengelolaan usaha
pertambangan oleh pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota
Pasal 140
sesuai kewenangan.
Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota melakukan
Pasal 141 pengawasan kegiatan usaha pertambangan oleh pemegang
IUP, IPR, IUPK
Pasal 141
Pengawasan dimaksud pasal 140 meliputi :
K3 pertambangan dan Keselamatan operasi pertambangan
UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009
PASAL 141

K3 KO
PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN

KAIDAH TEKNIK
KONSERVASI PERTAMBANGAN
TEKNIK
PERTAMBANGAN
MINERAL DAN YANG BAIK/
BATUBARA GOOD MINING
PRACTICE
PENGUASAAN PENGELOLAAN
PENGEMBANGAN LINGKUNGAN
& PENERAPAN HIDUP REKLAMASI
TEKNOLOGI & PASCATAMBANG
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 55 TAHUN 2010
I. K3 PERTAMBANGAN II. KESELAMATAN OPERASI (KO)
(Pasal 26) PERTAMBANGAN
(Pasal 27)

Sasaran: Sasaran:
Terciptanya kegiatan operasi pertambangan
Menghindari Kecelakaan dan
yang aman dan selamat.
Penyakit Akibat Kerja.
Objek:
Objek: a. Sistem dan Pelaksanaan
a. Keselamatan Kerja Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana,
Instalasi dan Peralatan Pertambangan;
b. Kesehatan Kerja b. Pengamanan Instalasi;
c. Lingkungan Kerja c. Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan
d. Sistem Manajemen K3 Peralatan Pertambangan
d. Kompetensi Tenaga Teknik
e. Evaluasi Laporan 18 Hasil Kajian Teknis
Pertambangan
BAB III
BAB II PELAKSANAAN TATA BAB IV
BAB I PELAKSANAAN KELOLA PENGAWASAN
9 BAB KETENTUAN KAIDAH TEKNIK PENGUSAHAAN PENYELENGGARAAN
PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN PENGELOLAAN USAHA
UMUM MINERAL DAN PERTAMBANGAN
YANG BAIK
BATUBARA

Permen ESDM No 26 Tahun 2018


Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara

BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX
TERHADAP SANKSI KETENTUAN LAIN- KETENTUAN KETENTUAN
ADMINISTRATIF LAIN
KEGIATAN USAHA PERALIHAN PENUTUP
PERTAMBANGAN
KEPMEN ESDM NO 1827K/30/MEM/2018

Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV


Pedoman Permohonan, Pedoman Pengelolaan Pedoman Pelaksanaan
Evaluasi dan/atau Pengesahan Keselamatan
Pedoman Penerapan
Teknis Pertambangan
Kepala Teknik Tambang, Pertambangan dan SMKP Minerba
Penanggung Jawab Teknik dan Keselamatan
Lingkungan, Kepala Tambang Pengolahan dan/atau
Pemurnian Minerba
Bawah Tanah, Pengawas
Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau Penanggung Jawab
Operasional

Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII Lampiran VIII


Pedoman Pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Pedoman Kaidah Teknik
Pengelolaan Lingkungan Reklamasi dan
Konservasi Mineral dan Usaha Jasa
Hidup Pertambangan Pascatambang serta
Batubara Pertambangan dan
Pascaoperasi pada
Minerba Evaluasi Kaidah Teknik
Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Usaha Jasa
Batubara Pertambangan
KESELAMATAN PERTAMBANGAN

adalah segala kegiatan yang meliputi pengelolaan keselamatan dan kesehatan


kerja pertambangan dan keselamatan operasional pertambangan.
Keselamatan Pertambangan

KO
K3

Keselamatan Pertambangan meliputi K3 dan KO.


Fatigue manajemen diatur pada aspek K3, di antaranya dengan pengaturan manajemen risiko,
pengelolaan Kesehatan Kerja Pertambangan, dan SMKP Minerba.
PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

adalah segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi pekerja
tambang agar selamat dan sehat
melalui upaya pengelolaan
keselamatan kerja, kesehatan kerja,
lingkungan kerja, dan sistem
manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.
Inspeksi
Pertemuan
KESELAMATAN KERJA
Kampanye
Penyediaan Rambu Lalu Lintas
Tambang
Pengadaan APD dan Alat Keselamatan
Manajemen Risiko
Pelatihan dan Pendidikan
Tim dan simulasi tanggap darurat
Pencegahan dan Penyelidikan Kecelakaan
Safety Patrol
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko LOREM
Keselamatan IPSUM
Keselamatan
Kerja
DOLOR Kerja
consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod
tempor incididunt ut labore et dolore
magna aliqua

Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamatan Keadaan Keselamatan
dan Kejadian
Kerja Darurat Kerja Berbahaya
MANAJEMEN RISIKO

komunikasi dan konsultasi

penetapan konteks,

identifikasi bahaya

penilaian dan pengendalian


risiko, dan

pemantauan dan peninjauan.


Perbedaan Risiko Kesehatan vs. Risiko Keselamatan

Jenis Risiko Probabilitas Konsekuensi


(Dampak)
Kesehatan Tinggi atau sering Rendah atau
ringan
Keselamatan Rendah atau Tinggi atau Parah
jarang
Bagaimana Manajemen Risiko untuk Kelelahan?

Fatigue Risk Management


Dalam menerapkan Fatigue Risk Management ,
perusahaan diminta untuk mengukur,
mengurangi dan mengelola risiko kelelahan yang
sebenarnya dimana perusahaan dan
karyawannya terpapar.
Merupakan proses berbasis eviden dan data yang
terdokumentasi yang memungkinkan
perusahaan mengembangkan tingkat
pengendalian yang sesuai dengan potensi
peningkatan tingkat fatigue sebagai bagian
integral dari Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan (SMKP) Minerba.
Pertimbangan perlunya FATIGUE RISK MANAGEMENT

• Apakah ada perjalanan ke tempat kerja yang dapat memperpanjang hari kerja?
• Apakah pekerja diharuskan bekerja dengan jam kerja yang tidak teratur, pola shift
atau "on-call"?
• Apakah tugas pekerja secara mental adalah hal yang penting?
• Apakah pekerja melakukan pekerjaan secara aktif atau tidak aktif (sedentary)?
• Apa terdapat insiden, kerusakan properti, kehilangan produksi, kesalahan klerikal,
bencana atau sesuatu yang lebih buruk yang terkait dengan kelelahan yang benar-
benar terjadi pada pekerja?
• Apakah kondisi kerja fisik membutuhkan aktivitas berat atau bekerja dalam kondisi
ekstrim?
• Apakah ada kerugian atau kejadian yang tidak dapat dijelaskan, di mana tidak ada
penyebab yang dapat diidentifikasi namun kelelahan tidak dapat dikesampingkan?
• Apakah ada persyaratan untuk harus merespon terhadap alarm atau peringatan?
• Apakah urutan tugas atau alur kerja memicu terjadinya kesalahan terkait kelelahan?
Faktor Risiko Fatigue
Sleep and schedules
• Sleep quantity/ quality Occupational and sectoral factors
• Napping • Working hours
• Actual schedules • Psychosocial work factors
• Sleep opportunities (demands/workload, control support)
• Coping with sleep • Physical workload
• Cargo type
Faktor Health-related factors
• Perceived colleague norms related
to fatigue
Risiko • Break times
Fatigue • Health status • Economic pressures
• Dietary habits • Employment contract
• Physical activity • Payment system
• Sleep disorders • Employer-employee relations.
• Body-mass index
Demographics Non-work factors
• Age • Social activity
• Socioeconomic status • Life outside work
• Educational level
• Domestic status
Ross Owen Phillips, 2014
Contoh Fatigue Risk Assessment

Contoh
Driver fatigue risk
assessment
Faktor Fatigue Risk Assessment

Contoh
Driver fatigue risk
assessment
Pemeriksaan Kesehatan
Pengelolaan higienis dan
sanitasi
KESEHATAN KERJA Pengelolaan ergonomis

Pengelolaan makanan/minuman, dan gizi pekerja

Diagnosis dan pemeriksaan


penyakit akibat kerja
Inspeksi

Pendidikan dan Pelatihan


Kampanye
Pelaporan
Penyediaan Obat-obatan dan P3K
Pengelolaan Kesehatan Kerja meliputi

Program Kesehatan Kerja

Higiene dan Sanitasi

Pengelolaan Ergonomi

Pengelolaan Makanan, Minuman,


dan Gizi Pekerja Tambang

Diagnosis dan Pemeriksaan


Penyakit Akibat Kerja
Program Kesehatan Kerja
(Kepmen 1827K/30/MEM/2018
Pelayanan Pengelolaan Kelelahan
Kesehatan Kerja Kerja (fatigue)

Pengelolaan pekerja
tambang yang bekerja
pada tempat
yang memiliki risiko
tinggi

Pemeriksaan Rekaman Data


Kesehatan Kesehatan Kerja
Pertolongan Pertama
Kerja
pada Kecelakaan
Pengelolaan Kelelahan Kerja (Fatigue)
(Kepmen 1827K/30/MEM/2018
Pengelolaan kelelahan kerja (fatigue) meliputi:
a. melakukan identifikasi, evaluasi, dan
pengendalian faktor yang dapat menimbulkan
kelelahan pekerja tambang;
b. memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada
semua pekerja tambang tentang
pengetahuan pengelolaan dan pencegahan
kelelahan khususnya bagi pekerja dengan
waktu kerja bergilir (shift);
c. mengatur pola gilir kerja (shift) pekerja
tambang; dan
d. melakukan penilaian dan pengelolaan tingkat
kelelahan pada pekerja tambang sebelum
awal gilir kerja (shift) dan saat pekerjaan
berlangsung.
Contoh …

Sosialisasi Pengelolaan Kelelahan Kerja


Contoh …

Sosialisasi Prosedur “Fit to Work” oleh Dokter Karyawan


Contoh …
Penyediaan Peralatan Pemeriksaan Fit to Work
Contoh …
Sosialisasi “Pentingnya Istirahat yang Cukup” ke Keluarga Karyawan
Contoh Temuan Inspeksi
GAMBAR KETERANGAN
Lokasi :
Gudang Umum
Temuan :
1.Tidak terlaksananya implementasi SOP Fatigue
Management and Policy.
2.Terdapat karyawan yang tidak mengikuti tool box
meeting.

Rekomendasi :
Meningkatkan pengetahuan pekerja dan
pengawasnya sesuai dengan tugas, wewenang,
dan kompetensinya.
KEBIJAKAN

TINJAUAN
MANAJEMEN DAN
SMKP PENINGKATAN
KINERJA
PERENCANAAN

MINERBA DOKUMENTASI

and
Everyone here works
ORGANISASI
directly with
& PERSONIL
our clients, so if a client has a
question that relates to the design

teks
PEMANTAUAN,
they’ll speak to the designer that
EVALUASI DAN
TINDAK LANJUT
worked on it.
IMPLEMENTASI
SMKP MINERBA

ELEMEN III
ELEMEN VI
ORGANISASI
ELEMEN I DOKUMENTASI
DAN ELEMEN IV
KEBIJAKAN PERSONEL IMPLEMENTASI ELEMEN V ELEMEN VII
PEMANTAUAN, TINJAUAN
ELEMEN II EVALUASI, MANAJEMEN DAN
PERENCANAAN PENINGKATAN
DAN TINDAK KINERJA
LANJUT

SMKP Minerba, yang merupakan bagian dari sistem yang ada di perusahaan secara keseluruhan, membantu perusahaan untuk
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan dan Pelaksanaan Keselamatan Operasional (KO)
Pertambangan
SIKLUS Perusahaan
menetapkan,
Wajib menyusun,
menerapkan,
memelihara dan
SMKP MINERBA mendokumentasikan kebijakan K3
dan KO, serta mengomunikasikan
KEBIJAKAN
ke seluruh pihak yg bekerja atas
nama perusahaan, dan selalu
Manajemen puncak wajib melakukan tinjauan
TINJAUAN melakukan tinjauan ulang secara
manajemen terhadap implementasi SMKP Minerba
MANAJEMEN periodik
DAN Melakukan penelaahan awal untuk mengetahui
PERENCANAAN
secara berkala dan terencana, PENINGKATAN
dan rekaman sejauh mana ketaatan terhadap peraturan K3 & KO;
KINERJA
terhadap pelaksanaan tinjauan manajemen harus Melakukan manajemen risiko; Mengidentifikasi dan
dipelihara dan dikomunikasikan untuk peningkatan meninjau ulang peraturan dan persyaratan yg harus
kinerja dipenuhi; Membuat, menetapkan, menerapkan, dan
memelihara serta mendokumentasikan TSP;
Menyusun dan menetapakan rencana anggaran KP
dalam RKAB
Menetapkan, memelihara dan melakukan
pengendalian sistem dokumentasi dengan baik ORGANISASI DAN
DOKUMENTASI
Struktur PERSONIL KTT, Pengawas Operasional
Organisasi
mulai dari kebijakan, TSP, pedoman, prosedur, IK,
standar, dan rekaman & Pengawas Teknis, Pengelola K3 & KO; Pelatihan
 Kompeten dan mandiri

Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap Pelaksanaan SMKP berdasarkan pereencanaan


kinerja K3 dan KO dan menindaklanjutiPEMANTAUAN,
adanya yang telah dibuat, peraturan perundang-undangan,
EVALUASI DAN IMPLEMENTASI
ketidaksesuaian TINDAK LANJUT dan prosedur kerja yang telah ditetapkan
Fatigue Risk Management, berupa rencana
atau sistem pengendalian berbasis risiko
yang mengidentifikasi, memantau dan
mengelola risiko kelelahan, harus
terintegrasi dengan SMKP Minerba.

Komponen Fatigue Risk Management


sekurang-kurangnya meliputi:
1. fatigue management policy,
2. fatigue risk assessment and mitigation,
3. fatigue reporting systems,
4. fatigue incident investigation,
5. fatigue training, and
6. continuous monitoring of system
effects.
Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2018
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi khusus
Pasal untuk pengolahan dan/atau pemurnian, atau IUP Operasi Produksi
81 khusus untuk pengangkutan dan penjualan, dan IUJP wajib
menyusun dan menyampaikan laporan yang meliputi:

Laporan Berkala Laporan Akhir Laporan Khusus

 Lap. Pemberitahuan awal


 Laporan Bulanan (paling  Lap. Lengkap eksplorasi kecelakaan;
lambat 5 hari setelah  Lap. Studi Kelayakan  Lap. Pemberitahuan awal kejadian
berakhirnya Bulan) berbahaya;
 Laporan Triwulan (Paling  Lap. Pemberitahuan awal kejadian
lambat 30 hari setelah akibat penyakit tenaga kerja;
berakhirnya triwulan)  Lap. Audit eksternal penerapan
SMKP Minerba
List Pelaporan Keselamatan Pertambangan Minerba
1. Bentuk III-i. Laporan Statistik Kecelakaan Tambang
2. Bentuk X-i. Pemberitahuan Kejadian berbahaya
3. Rencana dan Realisasi Program dan Biaya KP TW. I/II/III/IV
4. Pengelolaan Lingkungan Kerja Pertambangan dikirimkan pada TW. IV
5. Pengelolaan Kesehatan Kerja Pertambangan dikirimkan pada TW. IV
6. Bentuk XII-i. Data Kompetensi Tenaga Kerja dikirimkan pada TW. IV
7. Bentuk IV-i. Daftar Persediaan dan Pemakaian Bahan Peledak
8. Bentuk XIV-i. Laporan Persediaan dan Pemakaian Bahan Bakar Cair
9. Laporan Persediaan dan Pemakaian Bahan Berbahaya dan Beracun
10. Bentuk V-i. Daftar Kecelakaan Tambang
11. Bentuk VI-i. Daftar Jumlah Tenaga Kerja
12. Bentuk VII-i. Daftar Jumlah Jam Kerja
13. Bentuk VIII-i. Daftar Frequency Rate (FR) dan Severity Rate (SR)
14. Bentuk IX-i. Perhitungan Biaya Kecelakaan Tambang
15. Bentuk XI-i. Rekapitulasi Kejadian berbahaya
16. Bentuk XIII-i. Daftar Penyakit Tenaga Kerja
17. Laporan Audit Internal SMKP Minerba
18. Pemberitahuan Awal Kecelakaan Kepada KaIT
19. Pemberitahuan Awal Kejadian berbahaya Kepada KaIT
20. Pemberitahuan Awal Kejadian Akibat Penyakit Kepada KaIT
21. Pemberitahuan Penyakit Akibat Kerja Hasil Diagnosis Kepada KaIT
22. Audit Eksternal Penerapan SMKP Minerba
Kepmen ESDM No. 1806.K/30/MEM/2018
Laporan Rencana dan Realisasi Program dan Biaya Keselamatan Pertambangan
Tahun N-1 dan Rencana Tahun N

Keterangan
Dilaporkan paling lambat tanggal 30 (tiga puluh)
hari kalender setelah berakhirnya tiap triwulan.
Kepmen ESDM No. 1806.K/30/MEM/2018
Laporan Pengelolaan Kesehatan Kerja Pertambangan

Keterangan:
Dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari setelah Triwulan ke - IV yang isinya
mencakup kinerja pengelolaan kesehatan
kerja pertambangan selama tahun berjalan.
Upaya
Pemerintah
Lainnya..
Surat Edaran Kepala Inspektur Tambang

Surat Edaran KaIT


Tanggal 17 Mei 2018

“Himbauan Bulan Suci Ramadhan


dan Hari Raya Idul Fitri”
Surat Edaran Kepala Inspektur Tambang

Surat Edaran KaIT


Tanggal 13 Desember 2018

“Peningkatan Keselamatan Pertambangan”


PENUTUP
Pemerintah menghimbau agar pengelolaan fatigue risk management dikembangkan atas dasar
sharing responsibility dan masing-masing melaksanakan tanggung jawabnya.

Organisasi / Perusahaan Individu / Pekerja


• Memberikan dukungan: • Menggunakan waktu libur secara
- Pemenuhan peraturan tepat untuk mendapatkan
- Pengembangan kebijakan istirahat dan pemulihan yang
- Training dan Pendidikan cukup
- Sistem pelaporan error/incident • Melaporkan setiap potensi risiko
• Memastikan skedul kerja memberikan kepada pimpinan jika mengalami
kesempatan yang cukup untuk istirahat dan gejala-gejala terkait fatigue
pemulihan diantara shift • Melaporkan setiap situasi yang
• Melakukan penilaian risiko terkait fatigue dapat menimbulkan risiko terkait
terhadap tugas-tugas yang ada secara spesifik fatigue
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai