Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN UNTUK PELAKSANAAN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN DI


PT.INTERCOAL PERSADA

Disusun Oleh :
Muhammad Hanif Hutomo
12.11.106.701.501.0578
D4-K3 B1/VI

BUKU SAKU
K3 PERTAMBANGAN
Daftar Isi
1) Profil perusahaan

2) Kebijakan dan kewajiban perusahaan

3) Tujuan K3

4) Prinsip K3

5) Manfaat K3

6) Dasar-dasar K3

7) Faktor0faktor yang mempengaruhi bekerja di pertambangan

8) APD

9) Inspeksi K3

10) Prosedur pengoperasian kendaraan ringan di daerah pertambangan

11) Evakuasi Penyelamatan

12) Fasilitas Umum

13) Jenis work permit

14) Kebersihan dan kerepihan

15) Confined space

16) Material berbahaya

17) Pengangkatan beban secara manual

18) Resiko dan tanggun jawab

19) Pengoperasian alat angkat angkut

20) Pengoperasian alat berat mekanis

21) Prosedur jam kerja dan jam lembur


1. PROFIL PERUSAHAAN
PT. Intercoal Persada adalah peruasahaan yang bergerak di bidang
pertambangan yang terletak di Balikpapan, Kalimantan timur, Indonesia. PT.
Intercoal Persada mempunyai visi dan misi serta nilai-nilai sebagai Berikut :

Visi

Menjadi perusahaan sumber daya alam nomor satu di Indonesia yang


menggunakan standar global dalam menciptakan nilai jangka panjang, melalui
keunggulan kinerja dan kepedulian terhadap manusia dan alam.

Misi

Mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan pembangunan yang


berkelanjutan.

Nilai-nilai
1. Kehidupan adalah yang terpenting
2. Menghargai karyawan
3. Menjaga kelestarian bumi
4. Melakukan hal yang benar
5. Bersama-sama menjadi lebih baik
6. Mewujudkan tujuan

2. KEBIJAKAN DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN


Kewajiban Pengusaha (Pengurus) Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 yang mana terdapat 3 (tiga) kewajiban
pengusaha (pengurus) terhadap penerapan K3 antara lain :

Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang


diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang
dipimpinnya.

Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan


semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di
tempat kerja yang dipimpinnya.
Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja
disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas
atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya

a. Dasar Hukum
PP No. 32 TAHUN 1969
PP No. 19 TAHUN 1973
UU No. 11 TAHUN 1967 Ketentuan Pokok Pertambangan
UU No. 1 TAHUN 1970 Keselamatan Kerja
UU No. 13 TAHUN 2003 - Ketenagakerjaan
KEPMEN No. 555K/201/M.PE/1993
KEPMEN No. 555K/26/M.PE/1995

3. TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

4. PRINSIP KESELAMATAN KERJA

Prinsip keselamatan kerja yaitu:


Kecelakaan dapat terjadi karena ada penyebabnya
Penyebab kecelakaan ialah (unsafe action) dan (unsafe condition).
5. MANFAAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
a. Menyelamatkan karyawan dari :
- Penderitaan sakit atau cacat
- Kehilangan waktu yang berharga
- Kehilangan nafkah
b. Menyelamatkan keluarga dari:
Kesedihan/kesusahan
Kehilangan nafkah/pemasukan uang
Masa depan yang tidak menentu
c. Menyelamatkan perusahan dari:
Kehilangan tenaga kerja
Pengeluaran biaya akibat kecelakaan
Melatih
Menurunnya produksi
Rusaknya citra perusahaan

6. DASAR-DASAR K3

A. Pengertian Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain di tempat
kerja.

Menurut Keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua


Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya Kecelakaan kerja
penyakit akibat kerja (PAK), Kebakaran peledakan dan pencemaran
lingkungan.

B. Hazard/Bahaya
Situasi, bahan, aktifitas, kejadian, atau lingkungan yang berpotensi
menyebabkan terjadinya cidera atau ganguan kesehatan (OHSAS 18001-
2007. Segala sesuatu yg berpotensi menyebakan terjadinya cidera/sakit pada
manusia, kerusakan pada aset/property maupun pencemaran terhadap
lingkungan
C. Risk/Resiko
Kombinasi antara kecendrungan terjadinya keadaan atau paparan yg
membahayakan dan keparahan dari cidera atau sakit yg disebabkan oleh
kejadian atau paparan tersebut. (OHSAS 18001 2007)

D. Incident
Kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang menimbulkan atau hampir
menimbulkan cidera , sakit atau kematian.(OHSAS 18001 2007)

Kecelakaan..??
adalah sesuatu kejadian, antara lain:
Tidak direncanakan
Tidak diinginkan
Tidak diduga
Dimana saja
Menimpa siapa saja

E. Jenis-Jenis Bahaya dan contohnya

Bahaya FISIKA
Bahaya yang bersumber dari hukum-hukum/gejala-gejala Fisika.
Contohnya:gravitasi,radiasi, gelombang suara,suhu,dll.

Bahaya KIMIA
Bahaya yang bersumber dari sifat-sifat bahan kimia dan interaksinya.
Contohnya:Bensin,solar,Pestisida,feum,dll

Bahaya BIOLOGI
Bahaya yang bersumber dari makhluk hidup. Contohnya:
Hewan,tumbuhan.

Bahaya MEKANIKA
Bahaya yang bersumber dari pergerakan mekanis di suatu peralatan.
Contohnya: Roda gigi yang berputar.

Bahaya PSIKOSOSIAL
Bahaya yang bersumber dari Psychologi seseorang.
Bahaya LINGKUNGAN
Bahaya yang bersumber dari kondisi llingkungan atau alam. Contohnya:
kemiringan tanah, Gelap, Basah,kering.

F. Hierarchy of Control
Eliminasi(100%)
Menghilangkan sumber bahaya
Subtitusi/Engineering Design (75%)
Mengganti (proses, bahan, aktifitas, dll) dengan yang lebih rendah
resikonya
Rekasa Teknik / Engineering(75%)
Memberikan unsur teknologi / teknical untuk mengendalikan bahaya
Isolasi (50%)
Menjauhkan / mengisolir sumber bahayanya
Administrasi (30%)
Melakukan pengaturan administrasi (pola shift kerja, SOP, JSA,
Aturan)untuk menurunkan resiko dari suatu bahaya
Training (20%)
Memberikan pelatihan, sosialisaisi
PPE ( 10%)
Penggunaan Alat Pelindung Diri

G. Langkah dalam Melakukan Manajemen Resiko

Identifikasi Bahaya
Temukan potensi bahaya yang berada disekitar tempat kerja .

Hitung Resiko Dari Bahaya Teridentifikasi


Nilai kecendrungan dan konsekuensi dari bahaya yang teridentifikasi
dan berikan risk ratingnya.

Tentukan Tindakan Pengendaliannya


Gunakan Hierarchy of Control dalam memilih tindakan perbaikan.

Awasi Implementasi Tindakan Pengedaliannya


Pantau keefektifan tindakan pengendalian, revisi dan evaluasi jika tindakan
pengendalian yidak cukup efektif mengendalikan / menurunkan resiko.
7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LINGKUNGAN KERJA PERTAMBANGAN
Penerangan
Ventilasi
Kebisingan
Getaran
Debu
Sialau/glare
Gas
Obstacle/hambatan
Suhu

8. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Alat pelindung diri harus sesuai dengan potensi bahaya yang dapat terjadi dan
kualitas standar yang ditetapkan. Terdiri dari:

A. Helmet
Melindungi dari kejatuhan benda, benturan benda keras, diterpa panas dan
hujan.

B. Safety Glasses/ Kaca mata/Kedok Las


Melindungi dari sinar las, silau, partikel beterbangan, serbuk terpental,
radiasi, cipratan cairan berbahaya

C. Earplug/Pelindung telinga/Earmuff
Melindungi dari suara yang menyakitkan terlalu lama, dengan batas
kebisingan diatas 85 db.

D. Masker Mulut / hidung /oksigen Melindungi dari pekerjaan yang


menggunakan bahan/serbuk kimia, udara terkontaminasi, debu, asap,
kadar oksigen kurang.

E. Cover all
Pakaian yang melindungi tubuh pekerja.
F. Sarung Tangan / karet / kulit / kain / plastic Melindungi tangan dari bahan
kimia yang korosif, benda tajam/kasar, menjaga kebersihan bahan,
tersengat listrik.

G. Safety Shoes/Pelindung kaki Melindungi kaki dari benda tajam, tersandung


benda keras, tekanan dan pukulan, lantai yang basah, lincir dan berlumpur,
disesuaikan dengan jenis bahayanya

9. INSPEKSI K3
Inspeksi dilaksanakan setiap tiga bulan pada semua Bidang dengan
melakukan observasi terhadap kondisi lingkungan kerja, peralatan dan
aktivitas pekerja sekaligus memeriksa adanya ketidaksesuaian dengan
standar yang berlaku pada checklist inspeksi.

Inspeksi juga dilaksanakan berdasarkan saran dari pekerja yang bertugas


di lokasi inspeksi.

Jika ditemukan ketidaksesuaian di area kerja maka harus dicatat temuan


tersebut di Formulir Laporan Inspeksi dan dokumentasikan gambar/ photo.

Tim Inspeksi selanjutnya melaporkan hasil kegiatan pada rapat P2K3.


Sekretariat Perusahaan mencatat temuan di Formulir Permintaan Tindakan
Koreksi dan Pencegahan dan bertanggung jawab untuk memantau
kegiatan perbaikan yang telah disarankan oleh rapat P2K3.

Hasil inspeksi diarsipkan oleh sekteretaris K3

10. PROSEDUR PENGOPERASIAN KENDARAAN


RINGAN DI DAERAH PERTAMBANGAN

Berdasarkan SNI 13-6673-2002 tentang persyaratan pengoperasian


kendaraan ringan di Daerah Tambang,.
persyaratannya antara lain:
Tiang bendera
Semua kendaraan ringan (LV) yang memasuki area tambang harus
dilengkapi dengan tiang bendera berbahan lentur dengan ketinggian 3,5
meter dari Tanah atau disesuaikan dengan kapasitas alat angkut
terbesar yang dioperasikan pada ujungnya dipasang bendera berwarna
orange dengan ukuran 25cm x 30cm dengan dilengkapi bahan
berpendar (reflective).

Ketentuan lampu
Lampu rotary ( flash atau strobe) berwarna kuning dipasang pada
bagian atas kabin, dan harus selalu dihidupkan pada saat berada di area
tambang. Lampu depan harus selalu dinyalakan pada saat berada di
area tambang. Lampu rem dan lampu lainnya harus terpasang pada
bagian belakang atas kabin.
Penggerak roda
Sarana yang memasuki area tambang harus dilengkapi dengan
sistempenggerak 4 roda (4 x 4 / four wheel drive).

Kaca Kabin
Kendaraan yang beroperasi di tambang harus memiliki kaca yang tidak
berwarna.

Tanda bunyi
Setiap akan menggerakkan kendaraan harus memberikan isyarat bunyi
dengan membunyikan klakson untuk maju dan mundur.
Jumlah Penumpang
Jumlah penumpang yang diijinkan adalah sesuai dengan jumlah
tempat duduk dan dilengkapi dengan sabuk pengaman. kendaraan
ringan yang dilengkapi dengan bak terbuka atau dengan tenda kanvas
tidak diperbolehkan membawa penumpang di belakang.

Alat pemadam Api


Setiap kendaraan yang beroperasi di area tambang harus
dilengkapi dengan alat pemadam api ringan (APAR) dan kotak P3K

11. EVAKUASI / PENYELAMATAN

Berdasarkan SNI 03-7166-2006 tentang manajemen tanggap siaga untuk


keadaan darurat di kegiatan usaha pertambangan.

A. Sarana dan Prosedur


sarana dan prosedur untuk penyelamatan di lokasi tambang yang harus
dipenuhi dan dimasukan dalam manual rencana penanggulangan tanggap
darurat, antara lain:
Rescue and medical duties
Prosedur penggunan buku kegiatan (Look book)
Adanya Struktur organisasi tim tanggap darurat
Prosedur penyelamatan diri dalam keadaan darurat
Penentuan tempat berkumpul
Perhitungan seluruh karyawan pasca keadaan darurat

B. Pelatihan
Pelatihan keadaan darurat harus diberikan kepada:
1. Regu penyelamat (min. 2 kali setahun)
Materi pelatihan(teori dan praktik) mencakup:
Penggunaan alat-alat penyelamatan
Pertolongan pertama gawat darurat
Simulasi keadaan darurat
Teknik-teknik evakuasi

2. Karyawan (min. 1 tahun sekali)


Pertolongan pertama gawat darurat
Simulasi keadaan darurat
3. Pihak yang terkait dengan operasi perusahaan (min. 1 tahun sekali)
Simulasi keadaan darurat
Pertolongan pertama gawat darurat

C. Persyaratan
1. Regu Penyelamat
Usia dari 21 sampai 45 tahun
Tidak berjenggot
Tidak berkacamat
Sehat jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
Tidak buta warna

2. Anggota regu penyelamat minimal memiliki kompetensi dibidang:


Pemadaman kebakaran
Pertolongan pertama gawat darurat
Penyelamatan

D. Peralatan penyelamatan dan komunikasi


Perusahaan hams menyediakan peralatan penyelamatan yang
dibutuhkan sesuai dengan kemungkinan keadaan darurat yang
dapat terjadi.
Perusahaan harus menyediakan sistem komunikasi yang dapat
menjangkau seluruh area kegiatan.
Minimal setiap pengawas operasional pratama harus dilengkapi alat
komunikasi yang mudah dipindahkan (mobile).
Setiap tempat kerja yang tersedia pesawat telepon hams dilengkapi
daftar nomor telepon darurat dan prosedur pelaporan keadaan
darurat yang mudah terlihat.
Ruang unit telepon darurat harus ada dan selalu dijaga seorang
operator.

E. Penyediaan bantuan medis dan obat-obatan


Di area pertambangan haws disediakan ruang pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Setiap giliran kerja kelompok kerja, harus ada sekurang-
kurangnya tersedia 2 orang pekerja tambang yang terlatih dan
rnampu melakukan P3K.
Ruang pertolongan pertama pada kecelakaan minimal dipimpin
oleh seorang juru rawat.
F. Tugas Dan tanggung jawab
Peran, tugas, dan tanggung jawab personil di bawah ini harus diuraikan
dalam manual
rencana penanggulangan tim tanggap darurat.
Kepala Teknik Tambang
Pimpinan Departemen
Departemen K3
Departemen Humas
Keamanan
Rumah Sakit
Petugas Komunikasi
Karyawan

12. FASILITAS UMUM


Denah lokasi tempat fasilitas umum tersedia dan dipasang agar mudah
dilihat dan dibaca oleh semua pekerja dan yang berkepentingan
Ada tempat istirahat dan tempat makan serta jumlah toilet yang memadai
bagi pekerja
Ada tersedia bak air bersih dengan ukuran cukup untuk cuci tangan demi
menjaga kebersihan.
Tersedia air minum untuk pekerja, tempat ganti pakaian dan penyimpanan
pakaian yang aman
Tersedia tempat untuk beribadah dan dilengkapi sarana yang dibutuhkan.
Tempat kerja memiliki ventilasi/lubang angina sirkulasi udara untuk menekan
bahaya debu, uap, asap, bau dan lainnya yang sejenis.
Tersedia dan terpasang rambu peringatan seperti JAGALAH KEBERSIHAN
Ada tempat tersendiri untuk pekerja yang merokok, terpisah dengan tempat
umum lainnya.

13. JENIS PEKERJAAN YANG PERLU IJIN KERJA (WORK PERMIT)


Bekerja di ruang terbatas
Bekerja yang berhubungan dengan listrik
Penggalian yang lebih dari 2 meter
Menggunakan bahan yang mudah meledak
Bekerja di luar jam kerja normal
Dll
14. KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN

Bahan, material yang berserakan harus dirapihkan baik sebelum, selama


kerja dan setelah jam kerja

Alat kerja, yang digunakan tidak boleh merintangi dan membahayakan


akses kerja dan disimpan setelah selesai jam kerja

Tempat sampah sesuai jenis sampah dan volume yang terjadi, selalu
dibersihkan dan dikumpulkan serta siap diangkut keluar proyek

Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk, harus ada jadual dan


pembersihan yang rutin

Jumlah bahan/material yang tersedia di lapangan untuk digunakan hari ini


tidak berlebihan, agar tidak mengganggu dan membahayakan akses kerja
(selebihnya dikembalikan ke gudang umum).

15. CONFINED SPACE

a. Pengertian ruang terbatas (confined space) adalah :


Ruang kerja yang tidak direncanakan atau tidak diperkirakan atau tidak
diharapkan sebelumnya
Terbatas area saat masuk ataupun saat keluar bagi pekerja.
Dipengaruhi oleh suhu udara, kurang ventilasi dan oksigen
Ada kemungkinan terkontaminasi zat/gas bebahaya
Contohnya : lubang/sumur/terowongan,
pipa, silo, tangga putar, saluran pembuangan, tangki, ruang pendingin, dll.

b. Memasang blower/fan untuk udara segar masuk dan adanya ventilasi atau
aliran udara keluar
c. Tidak boleh bekerja sendirian, dalam arti harus ada pekerja lain yang
mengawasi, menjaga, mendapatkan kode, tanda tertentu bahwa pekerja
tetap sadar dalam bekerja
d. Penerangan yang cukup, alat komunikasi, tali, tangga, alat pelindung diri
sesuai dengan potensi bahaya yang diperkirakan
e. Diadakan pelatihan terlebih dulu sebelum dinyatakan mampu dan diijinkan
bekerja pada area terbatas tersebut.
16. Material berbahaya
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, bahan kimia, sesuatu yang
dengan sendiri atau bercampur, akibatnya berbahaya terhadap manusia,
instalasi, lingkungan kerja.

Golongan : beracun, sangat reaktif


dan mudah meledak. Penangananya sebagai berikut :

Pelajari prosedur pengiriman, penerimaan,penyimpanan, penggunaan dan


pemusnahan (jika ada) untuk bahan/material berbahaya
Pelihara tempat Penyimpanan yang aman serta suhu yang sesuai
Tanda peringatan bagi pekerja dan terhadap bahan berbahaya dan beracun,
terpasang dan mudah dibaca
Pelatihan penanganan keadaan darurat jika terjadi kecelakaan atau kejadian
penting yang menyangkut bahan berbahaya beracun
Alat pelindung diri yang sesuai dengan potensi bahaya dan racun.
17.PENGANGKATAN BEBAN
SECARA MANUAL
a. Kemampuan maksimum pekerja
dalam mengangkat beban
dipundak secara manual seberat
50kg, sedangkan ditangan hanya
15kg

b. Berat beban lebih dan bentuknya


berbahaya,
ukurannya,stabilitasnya,sifatnya
dalam mengangkat dan
memindahkannya harus menggunakan alat angkut yang sesuai

c. Jalur atau lintasan yang dilalui pekerja dipastikan bebas dari rintangan
dan hal lain yangmembahayakan, serta pekerja menggunakan sepatu
dan sarung tangan yang sesuai

d. Menjaga dan memelihara posisi tubuh dalam memindahkan barang


seperti langkah berikut :

Kaki pada posisi kuda-kuda (jarak 30-40cm) dengan satu kaki


didepan kaki lainnya
Tekuk lutut separuh, seolah-olah duduk dan siap mengangkat
Jaga punggung tetap lurus, tetapi miring kedepan secukupnya
untuk lengan dapat mengangkat beban kearah vertical
Pegang barang kuat-kuat, periksa dan goyangkan sedikit
Tarik nafas dalam-dalam, angkat dan luruskan kaki dan tubuh
serta gerakan lengan yang nyaman
Jangan melakukan gerak melintir pada waktu mengangkat beban
Pertahankan barang dekat dengan tubuh pada saat membawa
dan memindahkan
Menurunkan/meletakan barang sesuai dengan gerakan semula
(pembalikan gerak)
18. RESIKO DAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab pengawas operasional dititik beratkan terhadap
orang/pekerja (bawahan atau orang yang ditugaskan kepadanya) sedang
pengawas teknis bertanggungjawab terhadap alat, listrik dan permesinan.
Sesuai dengan Pasal 12 dan 13 Kep. MPE No. 555k tahun 1995:

a. Pengawas Operasional wajib:

Bertanggungjawab kepada KTT untuk keselamatan semua pekerja


tambang yang menjadi bawahannya

Melaksanakan inspeksi
Bertanggungjawabatas keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan dari
semua orang yang ditugaskan kepadanya

Membuat dan menandatangani laporan-laporan pemeriksaan, inspeksi dan


pengujian.

b. Pengawas teknik wajib

Bertanggung jawab kepada KTT untuk keselamatan dan


pekerjaanserta pemeliharaan yang benar dan semua peralatan yang
menjadi tugasnya

Mengawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan dalam


ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya

Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan dan


pengujiam dan perkejaan permesinan.

Membuat dan menandatangani laporan dan penyelidikan,


pemeriksaan, dan pengujian

Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua permesinan dan


peralatan sebelum digunakan setelah dipasang, dipasang kembali atau
diperbaiki.
19. PENGOPERASIAN ALAT ANGKAT ANGKUT

Kelaikan pakai telah dinyatakan oleh mekanik serta dicoba dan dijalankan
hanya oleh operator mempunyai kompetensi (SIM-P) yang masih berlaku

Setiap persiapan pengoperasian Crane harus dilakukan uji coba seluruh


gerakan, indicator pada panel, jika baik maka boleh beroperasi

Saat pengoperasian, kondisi tanah cukup kuat dan rata menanggung beban
crane, melepas kait dengan sling harus dipastikan

Jika menggunakan mobil-crane : pastikan kaki penahan (outrigger) digunakan


saat mengangkat beban Tersedia pagar pembatas/area aman untuk radius
swing bagi siapapun yang berada disekitar crane

Ada petugas pemandu operasi crane yang kompeten menggunakan isyarat


tangan (kebisingan sangat mengganggu)
Saat selesai operasi, tidak boleh menggantung beban, memasang tanda
peringatan untuk tidak beristirahat di dalam dan disekitar crane.

20. PENGOPERASIAN ALAT BERAT MEKANIS

Peralatan berat mekanis umumnya seperti :excavator, motor grader,


bulldozer, wheel loader, vibro roller, pneumatic tire roller, dump truck dll. Hal
yang perlu dipahami dan disikapi adalah :

Kelaikan Peralatan Berat Mekanis, ada inspeksi dan dinyatakan oleh


Mekanik/petugas yang kompeten serta alat dijalankan operator mempunyai
kompetensi (SIO) yang masih berlaku
Setiap persiapan pengoperasian alat harus dilakukan uji coba tanpa beban
lebih dulu, yang menyangkut keselamatan: rem, gigi, kemudi, kaca spion,
gerakan lengan, alarm dan tanda mundur,lampu sein jika semuanya baik
maka boleh beroperasi
Barikade/rambu/tanda pembatas antara area kerja dan area luar yang aman
bagi pekerja disekitarnya

Tidak boleh mengisi bahan bakar saat mesin hidup dan tidak boleh ada pekerja
yang duduk/ berdiri diatas platform/kabin/disebelah operator
Jika bekerja malam hari harus ada penerangan yang cukup, demikian pula jika
siang hari namun gelap

Operator harus dapat melihat jelas area tempat kerja, jika tidak maka harus
ada pemandu operasi alat, termasuk jika bekerja diarea yang sempit dan padat
lalu-lintasnya

21. PROSEDUR JAM KERJA DAN JAM KERJA LEMBUR

1. Perusahaan wajib menetapkan hari dan waktu kerja berdasarkan


kebutuhan perusahaan, dengan tanpa mengindahkan peraturan undang-
undang No.13 tahun 2003 dan peraturan menteri tenaga kerja no. KEP /
102 / MEN / 2004
2. Ketentuan waktu kerja di kantor pusat dan dicabang :
Kantor berlaku ketentuan kerja dari jam :
Senin s/d kamis : 07.00-18.00
Istirahat : 12.00-13.00
jumat : 07.00-18.00
istirahat : 11.30-13.30
sabtu : 07.00-12.00

Lapangan, berlaku ketentuan dari jam:


Senin s/d kamis : 07.00-18.00(shift siang)
Istirahat : 12.00-13.00
Jumaat : 07.00-11.30
Istirahat :11.30-13.30
Sabtu : 07.00-12.00

Senin s/d kamis: 19.00-06.00 (shift malam)

Istirahat 24.00-01.00
Jumat : 19.00-06.00
Istirahat : 24.00-01.00
Sabtu : 19.00-06.00
Istirahat : 24.00-01.00

3. Bagi karyawan dengan kategori staff, ketentuan kerja diatas tetap berlaku
sepanjang tidak ditemukan lain di dalam kesepakatan kerja
4. Waktu istirahat tidak dihitung sebagai jam kerja
5. Kerja lembur adalah pekerjaan dilakukan oleh karyawan atas dasar perintah
atasan yang melebihi jam kerja biasa yang dilakukan pada hari minggu atau
hari libur nasional.
6. Kerja lembur bukan merupakan keharusan dan sepenuhnya merupakan
wewenang perusahaan untuk memerintahkan karyawan untuk kerja lembur.
LEMBAR PEMAHAMAN DAN KESEDIAAN
Nama :
Pekerjaan :
Nomor ID :
Jika terjadi kecelakaan hubungi segera :
Nama :
Nomor Tel :
Setelah membaca dan merenungkan buku ini, saya dapat memahaminya dan berusaha untuk
mempelajarinya lebih dalam untuk meningkatkan kemampuan pribadi maupun kelompok kerja
saya.
Saya bersedia dengan senang hati untuk menjalan-kannya demi tanggungjawab dan kepedulian
terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja, demi keluarga.
Tandatangan,
------------------------------------------------------------------------
Saya Telah Menerima Buku Saku,
Pada Tanggal
Nama Tandatangan
.. .

Anda mungkin juga menyukai