Anda di halaman 1dari 29

PEMELIHARAAN & PENINGKATAN K3

3.PENGENDALIAN OPERASI
- S T IK E S M R H -

Referensi:
- Ridley, J., 2009. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (Edisi 3).
- Sumamur. (2013). Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
- Ramli S., Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
OHSAS 18001.

18 SYARAT PENERAPAN K3 UU NO.1/70


1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.

3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.


4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.

6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.


7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.


9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.

11. Menyediakan ventilasi yang cukup.


12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.

14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman & barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang

17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.


18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya bertambah
tinggi.
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

OHSAS 1 8 00 1 : 2 0 07

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

STRATEGI PENERAPAN K3 NASIONAL


1. meningkatkan komitmen pengusaha dan tenaga kerja di bidang K3

2. meningkatkan peran dan fungsi semua sektor dalam pelaksanaan K3


3. meningkatkan kemampuan, pemahaman, sikap dan perilaku budaya K3 dari pengusahan dan
tenaga kerja.
4. melaksanakan K3 melalui manajemen risiko dan manajemen perilaku yang berisiko.

5. mengembangkan sistem penilaian K3 (Audit SMK3) di dunia usaha.


6. mendampingi dan menguatkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam menerapkan dan
meningkatkan budaya K3.
7. meningkatkan penerapan sistem informasi K3 yang terintegrasi.
8. memberikan pemahaman mengenai K3 sejak usia dini hingga pendidikan tinggi.
9. merupakan peran organisasi profesi, perguruan tinggi, praktisi dan komponen masyarakat dalam
peningkatan pemahaman, kemampuan, sikap dan perilaku budaya K3.
10. meningkatkan integrasi K3 dalam semua bidang disiplin ilmu.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

STRATEGI PENERAPAN K3 DI TEMPAT


KERJA
Pihak manajemen perlu menetapkan bentuk perlindungan bagi
karyawan dalam menghadapi kejadian kecelakaan kerja.

Pihak manajemen menentukan apakah peraturan tentang


keselamatan kerja bersifat formal ataukah informal.
Pihak manajemen perlu proaktif dan reaktif dalam
pengembangan prosedur dan rencana tentang keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan.

Pihak manajemen dapat menggunakan tingkat derajat


keselamatan dan kesehatan kerja sebagai faktor promosi
perusahaan ke khalayak luas.
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

PENGENDALIAN OPERASI K3 DI TEMPAT


KERJA
Setelah seluruh bahaya K3 di tempat kerja telah diidentifikasi dan dipahami, Perusahaan
menerapkan pengendalian operasi yang diperlukan untuk mengelola resiko-resiko terkait
bahaya-bahaya K3 di tempat kerja serta untuk memenuhi peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya terkait dengan penerapan K3 di tempat kerja.
Keseluruhan pengendalian operasi bertujuan untuk mengelola resiko-resiko K3 untuk
memenuhi Kebijakan K3 Perusahaan.
Prioritas pengendalian operasi ditujukan pada pilihan pengendalian yang memiliki tingkat
kehandalan tinggi selaras dengan hierarki pengendalian resiko/bahaya K3 di tempat kerja.
Pengendalian operasi akan diterapkan dan dievaluasi secara bersamaan untuk mengetahui
tingkat keefektivan dari pengendalian operasi serta terintegrasi (tergabung) dengan
keseluruhan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

CAKUPAN PENGENDALIAN OPERASI K3


PERUSAHAAN
1. Umum :
Perawatan dan perbaikan fasilitas/mesin/alat reguler.
Kebersihan dan perawatan tempat kerja.
Pengaturan lalu lintas manusia/barang, dsb.
Pemasokan dan Perawatan Fasilitas Kerja/Fasilitas Umum.
Perawatan suhu lingkungan kerja.
Perawatan sistem ventilasi dan sistem instalasi listrik.
Perawatan sarana tanggap darurat.
Kebijakan terkait dinas luar, intimidasi, pelecehan, penggunaan obat-obatan dan alkohol.
Program-program kesehatan dan pengobatan umum.
Program pelatihan dan pengembangan pengetahuan.
Pengendalian akses di tempat kerja.
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

2. Pekerjaan Bahaya Tinggi :


Penggunaan prosedur, instruksi kerja dan cara kerja aman.
Penggunaan peralatan/mesin yang tepat.
Sertifikasi pelatihan tenaga kerja keahlian khusus.
Penggunaan izin kerja.
Prosedur pengendalian akses keluar masuk tenaga kerja di tempat kerja bahaya tinggi.
Pengendalian untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
3. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :
Pembatasan area-area penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di tempat kerja.
Pengamanan pemasokan dan pengendalian akses keluar masuk penyimpanan bahan
berbahaya dan beracun (B3).
Barikade sumber radiasi.
Isolasi pencemaran biologis.
Pengetahuan penggunaan dan ketersediaan perlengkapan darurat.
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

4. Pembelian Barang, Peralatan dan Jasa :


Menyusun persyaratan pembelian barang, peralatan dan jasa.
Komunikasi persyaratan pembelian barang kepada pemasok.
Persyaratan transportasi/pengiriman bahan berbahaya dan beracun (B3).
Seleksi dan penilaian pemasok.
Pemeriksaan penerimaan barang/peralatan/jasa.
5. Kontraktor :
Kriteria pemilihan kontraktor.
Komunikasi persyaratan kepada kontraktor.
Evaluasi dan penilaian kinerja K3 berkala.
6. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
Pengendalian akses masuk.
Pengetahuan dan kemampuan mengenai izin penggunaan peralatan/perlengkapan/mesin/material
di tempat kerja.
Penyediaan pelatihan/induksi yang diperlukan.
Pengendalian administratif rambu dan tanda bahaya di tempat kerja.
Cara pemantauan perilaku dan pengawasan aktifitas di tempat kerja.
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

10

PENETAPAN KRITERIA OPERASI K3


PERUSAHAAN
1. Pekerjaan Bahaya Tinggi :
Penggunaan peralatan/perlengkapan yang telah ditentukan beserta prosedur/instuksi kerja
penggunaannya.
Persyaratan kompetensi keahlian.
Petunjuk individu mengenai penilaian resiko terhadap kejadian yang muncul tiba-tiba dalam
pekerjaan.
2. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :
Daftar bahan berbahaya dan beracun (B3) yang disetujui.
Penentuan Nilai Ambang Batas (NAB).
Penentuan Nilai Ambang Kuantitas (NAK).
Penentuan lokasi dan kondisi penyimpanan.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

11

3. Area Kerja Bahaya Tinggi :


Penentuan APD (Alat Pelindung Diri).
Penentuan persyaratan masuk.
Penentuan persyaratan kondisi kesehatan/kebugaran.

4. Kontraktor :
Persyaratan kriteria kinerja K3.
Persyaratan pelatihan maupun kompetensi keahlian terhadap personel di bawah kendali
kontraktor.
Persyaratan pemeriksaan peralatan/perlengkapan/bahan/material kontraktor.
5. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :
Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja.
Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri).
Induksi K3.
Persyaratan tanggap darurat.
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

12

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

13

PERALATAN KESELAMATAN KERJA


APD di perusahaan merupakan kelengkapan yang
wajib digunakan saat bekerja.
APD dipakai sesuai dengan tingkat bahaya dan risiko
pekerjaaan, demi menjaga keselamatan pekerja dan
orang di sekelilingnya.
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah
melalui Departemen Tenaga Kerja RI. Semua jenis APD
harus digunakan sebagaimana mestinya berdasarkan
pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar.
Alat-alat keselamatan kerja (APD) yang sering dipakai
di perusahaan adalah seperti dibawah ini.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

14

1. SAFETY HELMET (HELM PENGAMAN)


Fungsi helm pengaman yang paling utama adalah untuk
melindungi kepala dari jatuhan dan benturan benda secara
langsung.

Perlengkapan keselamatan ini merupakan perlengkapan yang


cukup vital bagi para pekerja.
Safety Helmet sangat menolong pekerja karena sifatnya yang
melindungi kepala dari bahaya terbentur benda keras seperti
pipa besi ataupun batu yang jatuh selama para pekerja berada
diarea kerja.
Safety Helmet memiliki berbagai desain yang memiliki bentuk
berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing. Selain itu,
warna helmet yang digunakan menunjukkan jenis pekerjaannya.
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

15

2. SAFETY VEST (ROMPI REFLEKTOR)


Rompi ini diengkapi dengan iluminator, yaitu sebuah bahan yang
dapat berpendar jika terkena cahaya.
Bahan berpendar ini akan memudahkan dalam mengenali posisi
pekerja ketika berada di kegelapan.
Umumnya operasional berlangsung selama 24 jam dimana
kecenderungan kecelakaan kerja terjadi dimalam hari.
Hal ini biasanya disebabkan penerangan di area kerja tidak
begitu baik, sehingga seringkali pekerja yang berada didalam
area kerja tidak terlihat.
Rompi reflektor ini menjadi penting untuk mencegah hal yang
tidak diinginkan seperti tertabrak/terlindas oleh kendaraan alat
berat.
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

16

3. SAFETY SHOES (SEPATU PENGAMAN)


Safety Shoes bentuknya seperti sepatu biasa, tetapi terbuat dari
bahan kulit yang dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan
kuat.

Safety Shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang


menimpa kaki seperti tertimpa benda tajam atau benda berat,
benda panas, cairan kimia, dsb.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

17

4. SAFETY GOGGLES/GLASSES (KACAMATA

PENGAMAN)

Kacamata pengaman ini berbeda dari kacamata pada


umumnya.
Perbedaanya terletak pada lensa/kaca yang menutupi mata
secara menyeluruh, termasuk bagian samping yang tidak
terlindungi oleh kacamata biasa.
Dengan menggunakan safety Goggles/Glasses ini, pekerja
terhindar dari terpaan debu diarea kerja ataupun cipratan dari
minyak saat proses pekerjaan.
Untuk orang berkacamata minus atau plus, disediakan lensa
khusus sesuai dengan kebutuhan yang bersangkutan.
Yang pasti, lensa ini tidak boleh terbuat dari kaca, karena jika
terjadi benturan dan lensa pecah, serpihan kaca malah akan
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM
membahayakan penggunanya.

18

5. SAFETY MASKER/MASKER RESPIRATOR

(PENYARING UDARA)

Safety Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup


saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal
berdebu, beracun, dsb).

Di berbagai area kerja banyak bertaburan debu, yang dapat


mengakibatkan gangguan kesehatan pada pernafasan dalam
jangka waktu yang panjang.
Ada berbagai jenis masker yang tersedia, mulai dari masker
debu hingga masker khusus dalam menghadapi bahan kimia
yang mudah menguap.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

19

6. SAFETY GLOVES (SARUNG TANGAN

PENGAMAN)

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di


tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.
Penggunaan Safety Gloves menjadi hal yang wajib digunakan
didunia pertambangan.
Hal ini dikarenakan para pekerja banyak berinteraksi
(menyentuh) benda2 yang panas, tajam, ataupun yang beresiko
terluka tergores saat melakukan pekerjaannya.

Penggunaan safety gloves pun beragam sesuai dengan jenis


pekerjaannya.
Ada safety gloves khusus pekerjaan seperti mekanik/montir, ada
yang khusus untuk pekerjaan yang berhubungan dengan bahan
kimia, ataupun pekerjaan seperti pengelasan.
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

20

7. EAR PLUGS (PENGAMAN TELINGA)


Ear Plugs berfungsi sebagai alat pelindung yang dilekatkan di
telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
Penggunaan earplug ini mencegah pekerja mengalami gangguan
pendengaran seperti penurunan pendengaran akibat terpapar
kebisingan sewaktu bekerja di area kerja yang memiliki tingkat
kebisingan yang tinggi atau bekerja dengan peralatan yang
mengeluarkan kebisingan tinggi.

Umumnya alat pendengaran kita hanya mampu menahan besaran


kebisingan sampai dengan 80-85 dB.
Ear plugs pun memiliki berbagai ragam bentuk dan jenis sesuai
dengan peruntukkannya dalam pekerjaan
CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

21

8. LAMPU KEPALA
Alat keselamatan ini biasanya khusus
penambangan bawah tanah (underground).

digunakan

pada

Malam dan siang hari di terowongan tak ada bedanya, samasama gelap.
Itulah sebabnya, lampu kepala wajib dikenakan.
Lampu ini bisa bertenaga aki (elemen basah) atau baterai
(elemen kering) yang digantung di pinggang.
Dibandingkan dengan baterai, aki memiliki beberapa
kelemahan, selain ukuran dan bobot aki yang lebih berat, cairan
asam sulfat yang bocor dapat merusak pakaian.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

22

9. SELF RESCUER
Dalam kondisi darurat akibat kebakaran atau ditemukannya gas
beracun, alat inilah yang dapat mennjadi penyelamat bagi para
pekerja.

Alat ini dirancang dapat memasok oksigen secara mandiri


kepada pekerja.
Tidak lama memang, tapi ini diharapkan memberikan cukup
waktu bagi pekerja untuk mencari jalan keluar atau mencapai
tempat pengungsian yang lebih permanen.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

23

10. SAFETY BOOT (SEPATU BOOT)


Pada kondisi area kerja yang umumnya licin dan berlumpur,
sepatu boot menjadi kebutuhan pokok.
Sepatu pendek hanya akan menyebabkan kaki terbenam dalam
lumpur.
Sepatu boot juga harus dilengkapi dengan sol berlapis logam
untuk melindungi jari kaki.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

24

11. SAFETY HARNESS (TALI PENGAMAN)


Alat ini berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian.
Alat ini wajib digunakan apabila bekerja pada ketinggian lebih
dari 1,8 meter.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

25

12. SAFETY BELT (SABUK PENGAMAN)


Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat
transportasi ataupun peralatan lainnya yang serupa (mobil, alat
berat, pesawat, helikopter, dsb).

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

26

13. RAINCOAT (JAS HUJAN)


Berfungsi untuk melindungi pekerja dari percikan air saat
bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci
alat).

Terpapar air secara langsung dan terus menerus dapat


mengakibatkan timbulnya penyakit seperti infulensa dan demam,
yang pada akhirnya akan mengganggu optimalisasi pekerjaan
dari pekerja tersebut.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

27

14. FACE SHIELD (PELINDUNG WAJAH)


Alat ini berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda
asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda dan las).
Di area kerja, alat ini biasanya banyak digunakan oleh para
mekanik dan welder.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

28

15. LIFEVEST (PELAMPUNG)


Alat ini wajib digunakan saat kita beraktivitas di wilayah
perairan/di atas air.
Biasanya untuk menjangkau suatu lokasi kerja harus melewati
perairan dengan menggunakan alat transportasi.
Alat ini harus selalu dikenakan untuk mengantisipasi hal-hal yang
tidak diinginkan selama perjalanan (alat transportasinya
karam/terbalik).
Lifevest harus selalu rutin di periksa untuk mengecek daya
ambang atau daya apungnya.

CHRISTOFEL.SIMANJUNTAK14@YAHOO.COM

29

Anda mungkin juga menyukai