Setelah mendapatkan Daftar Risiko KritIs hasil proses HIRAC INDOSHE, maka selanjutnya kita wajib menetapkan sistem kendali untuk setiap
risiko kritis. Sistem kendali risiko kritis kita bagi menjadi 2 macam, yaitu cara bawah dan cara atas.
Sistem kendali risiko kritis cara bawah adalah sistem kendali yang fokus memaksimalkan peran pengawas lini depan dengan urutan:
menfasilitasi setiap pengawas lini depan untuk menetapkan risiko kritis seksi atau sub seksinya, membuat ruang lingkupnya, melakukan
inventori tugas (pekerjaan) yang terpapar risiko kritis pengawas, membuat JSA untuk setiap tugas yang terpapar risiko kritis, membuat checklist
inspeksi risiko kritis.
Sistem kendali risiko kritis cara atas adalah perusahaan menetapkan Fatality Prevention Standard (FPS) untuk setiap risiko kritis yang telah
ditetapkan menjadi Daftar Risiko Kritis Perusahaan. Selanjutnya setiap standar FPS dijadikan program pengendalian, yang kemudian
disampaikan kepada seluruh karyawan melalui media, diantaranya adalah: induksi, pelatihan pengendalian risiko kritis, work permit,
memasukkan tanggung jawab pengendalian ke job description pejabat yang bertanggung jawab, rambu-rambu, publikasi, life saving program,
dsb.
risiko kritis seksi atau sub seksinya, membuat ruang lingkupnya, melakukan inventori tugas (pekerjaan) yang terpapar risiko kritis pengawas,
membuat JSA untuk setiap tugas yang terpapar risiko kritis, membuat checklist inspeksi risiko kritis.
19Feb.
6146
Pembagian Peran dan Tanggung Jawab K3 di suatu Organisasi
Posted by: Muhammad Badri Categories: Khas Dari IndoSHE
Karena sampai sekarang baru lagging indicator Frequency Rate dan Severity Rate yang secara seragam dipakai untuk mengukur kinerja K3, maka cara
mengklasifikasikan cedera adalah merupakan suatu program yang harus dimiliki oleh perusahaan dan dijalankan dengan benar dan sangat hati-hati agar statistik yang
dihasilkan adalah data yang aktual mencerminkan keadaan sesungguhnya di lapangan, sehingga waktu membandingkan FR dan SR antar perusahaan betul-betul
perbandingan apple to apple, jangan sampai satu perusahaan ketat menerapkan program pengklasifikasian cedera ini dan sebagian yang lain tidak.
Kalau ini yang terjadi, maka kita sebenarnya selama ini kita tidak melakukan perbandingan yang fair. Mengelola program pengklasifikasian cedera adalah TUGAS
UTAMA departemen K3 yang tidak bisa digantikan oleh departemen lain. Program Inspeksi, Program JSA, Program Investigasi dst, bisa dilakukan oleh personil non
safety, tetapi tidak demikian halnya dengan PROGRAM PENGKLASIFIKAN CEDERA.
Di bawah ini adalah alur menetapkan kecelakaan tambang versi internasional dan versi Kepmen 555.
Alur Klasifikasi Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja – Internasional (OSHA 29 CFR Parts 1904 Recordability Flowchart)
Alur Klasifikasi Kecelakaan – Kepmen 555/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum
16Feb.
4155
Contoh Perilaku Leadership
Posted by: Muhammad Badri Categories: Khas Dari IndoSHE
Sumber: M.L.Q.*= Multifactor Leadership Questionnaire, 1995 oleh Bernard M. Bass dan Beace J. Avolio, Mind Garden, Inc.,
1690 Woodside Rd., Suite 202, Redwood City, CA 94061 USA www.mindgarden.com
16Feb.
1382
Tips Membuat JSA
Posted by: Muhammad Badri Categories: Khas Dari IndoSHE
16Feb.
1077
Leading Indicator
Posted by: Muhammad Badri Categories: Khas Dari IndoSHE
Perjalanan karier K3 saya di tambang yang menginjak tahun ke 37, baik di tambang mineral maupun batubara,
telah mencambuk saya untuk mulai menuangkannya ke dalam tulisan. Judul-judul yang akan saya tulis sementara ini seperti di
bawah ini yang akan saya tulis secara bertahap. Tulisan-tulisan ini ada yang dimuat rutin setiap bulan di majalah KATIGA juga
ada yang kami upload ke dalam website INDOSHE yang bisa diunduh secara gratis.
Artikel-artikel ini ditulis secara ringan, panjangnya hanya 1-2 halaman A4 per artikel, dan dengan ulasan dan gaya
mengkritisi berbagai praktek K3 terutama yang berjalandi perusahaan yang sebetulnya menjadi tanggung jawab oleh Personil
K3. Beberapa yang sudah saya tulis, akan masuk di bawah artikel. Saya mengkategorikan ini sebagai BACAAN WAJIB bagi
Personil K3.
Judul Artikel Inspiratif K3
Jadi orang safety karena tidak ada posisi lain?
SMKP, berkah bagi insan Safety Tambang. Anda tidak sendirian. Induksi sekenanya
Tips Menerapkan SMKP Good guys belum safe guys Hati-hati dengan kerutinan
Kerja di perusahaan besar kok idenya kecil-
kecil Keimanan safety hukumnya wajib Saktinya KTT
Insan Safety tidak bisa buat proposal bak Kalau KTT tulalit, siapa yang ditarik
macan telinganya? Jadi orang safety ditakuti kok bangga
Insan Safety harus tahan banting Insan safety harus adil Insan safety harus seperti KPK
Insan safety yang tidak kreatif ibarat ban Bersyukur berkarier di safety
kempes Insan safety dan kedisiplinan Tambang
Insan Safety dan peran designer Insan Safety dan peran- Pengembang Insan Safety dan peran Evaluator
Karyawan tidak bisa mengikuti standar yang Jangan nuntut kalau belum pernah
Insan Safety dan Peran Organisator belum ditulis ngajari
Fungsi strategis Management Safety
Baca sekali seumur hidup Kekuatan strategis taskforce Steering
JSA vs SOP Gimana sih APD di JSA? JSA – Awas hati-hati
Pastikan yang salah kaprah di JSA HIRAC dan tukang donat HIRAC dan nangkap begal
HIRAC – Tidak memberi nilai siko sebelum
HIRADC yang tidak sampai garis finish kontrol Top 10 Risk
Peran dan Tanggung Jawab K3 –
Safety Manager tidak ingat top risk Program itu ada titik jenuh Struktural
Peran dan Tanggung Jawab K3 – Peran dan Tanggung Jawab K3 – Antar
Fungsional departemen Sistem K3 kok gak terasa
Apresiasi dan Kedewasaan K3 Apresiasi dan Perilaku K3 Fokus pada mencari kebaikan
Emergency command center Ritual K3 Pengawas Minta judul safety meeting
Hafal PDCA tapi menetapkan elemen SAP Apa isi Induksi Tamu? – Ya bayangkan jadi
pilih yang paling ringan tamu, kamu butuh apa Wawancara anda keroyokan?
Cermin tidak pernah bohong Ingin pekerja mengikuti SOP lagi dan lagi? Kasihan pekerja hidup di dua dunia.
Strategi safety anda masih Blame, Shame Tinggalkan semua pekerjaan,
dan Train? Lawan dengan sistem jangan dengan otot prioritaskan investigasi
16Feb.
4729
Pelatihan POP lansung uji kompetensi dari LSP
Posted by: Muhammad Badri Categories: Khas Dari IndoSHE
Pembekalan dan Uji Kompetensi K3 dan Lingkungan bagi
Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan – In House
Pengawas operasional dan pengawas teknis pertambangan dituntut untuk memenuhi persyaratan kompetensi K3L Tambang minimum, yang diatur di dalam SK
Dirjen 228K/2003, yang selanjutnya disebut kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP), Pengawas Operasional Madya (POM) dan Pengawas Operasional
Utama (POU). Yaitu suatu sertifikasi kompetensi K3L dari Kementerian ESDM yang menjadi prasyarat seseorang untuk bekerja sebagai pengawas di bidang
pertambangan umum di Indonesia.
PT Indo SHE sebagai perusahaan jasa pertambangan berijin, memfasilitasi Pelatihan Pembekalan Pra POP dan menfasilitasi UjiKompetensi K3L
bagi Pengawas Pertambangan olehLembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang diselenggarakan langsung setelah selesai pelatihan.
Jadwal
Hari ke- Waktu Materi Pelatihan (8 Topik)
1 08:00-12:00 Peraturan dan Perundangan K3
13:00-17:00 Identifikasi, Penilaian dan Pengendalian Bahaya
2 08:00-12:00 Akuntabilitas K3
13:00-17:00 Safety Meeting Terencana
3 08:00-12:00 Job Safety Analysis (JSA)
13:00-17:00 Inspeksi Terencana
4 08:00-12:00 Investigasi Insiden
13:00-17:00 Lindung Lingkungan Pertambangan
5 08:00-12:00 Rangkuman Materi
13:00-17:00 Ujian Kompetensi POP (Tes Tulis)
6 08:00-selesai Ujian Kompetensi POP (Tes Wawancara)
Pengakuan Klien
Rasa syukur Alhamdulillah perusahaan masih memberikan kami pelatihan K3L dari INDOSHE meskipun kondisi pertambangan masih lesu.
Ilmu yang kami dapatkan sangat luar biasa, dari gelas yang awalnya kosong kini terisi penuh hingga meluap.
Materi yang disampaikan oleh Bapak Dwi Pudjiarso sangat berkualitas dengan metode penyampaian yang sederhana dan mudah di pahami.
Semoga INDOSHE dapat selalu memberikan ilmu yang positif bagi para pekerja tambang profesional lainnya.
Ivan Maulana
Master Loading
16Feb.
3283
Peran dan Tanggung Jawab Departemen K3
Posted by: Muhammad Badri Categories: Khas Dari IndoSHE
http://www.indoshe.com/peran-tanggung-jawab-profesi-k3/
1) MENGAWAL STATISTIK KECELAKAAN – MENETAPKAN STATISTIK KECELAKAAN PERUSAHAAN
Adalah Departemen K3 yang bertanggung jawab melakukan penetapan klasifikasi cedera dengan hati-hati mengikuti setiap aturan dan acuan
yang berlaku, sehingga tidak yang salah klasifikasi cedera. Hasil analisa statistik dipakai sebesar-besarnya untuk membuat prediksi-prediksi ke
depan serta sebagai dasar merancang program baru atau menghentikan program lama.
2) DESIGNER – PERAN ARSITEK PROGRAM K3
Adalah Departemen K3 yang bertanggung jawab membuat, mereviu, mengupdate, menghentikan, mengganti program pencegahan kecelakaan
perusahaan. Departemen K3 yang melakukan tugas merancang peran dan tanggung jawab K3 di suatu perusahaan, baik peran dan tanggung
jawab K3 struktural, fungsional, maupun departemen terkait.
What?
Standar apa yang harusnya ada tapi belum ada? Who?
Program apa yang sudah ada tetapi perlu Siapa saja yang terpapar risiko tinggi?
disempurnakan atau diupdate? Siapa terpapar risiko kritis apa?
Program apa yang sudah ada tetapi belum Siapa perlu pelatihan K3 apa?
berjalan penuh? Siapa diberi peran K3 apa?
Program apa yang sudah jenuh dan harus diupdate? Siapa duduk di komite apa?
Komite apa yang harusnya ada tapi belum ada? Siapa yang membuat draft standar?
What’s new? Perundangan atau teknologi? Siapa yang memberi approval standard?
When?
How? Kapan meeting?
Bagaimana membuat SOP? Kapan inspeksi?
Bagaimana melakukan inspeksi? Kapan IBPR dilakukan?
Bagaimana melaksanakan meeting? Kapan standar tertentu dibutuhkan?
Bagaimana komite bekerja? Kapan diaudit?
Bagaimana investigasi insiden? Kapan dilakukan emergency drill?
Bagaimana merespon kecelakaan? Kapan dilakukan refresher training?
Bagaimana evakuasi gedung? Kapan memperpanjang KIM?
Bagaimana melakukan IBPR? Kapan memperpanjang permit?
3) DEVELOPER – PERAN MENGEMBANGKAN KOMPETENSI K3 SDM
Adalah Departemen K3 yang bertanggung jawab merancang program pengembangan kompetensi K3 seluruh SDM di perusahaan termasuk mitra
kontraktornya. Semua posisi struktural dari top management, middle management, pengawas lini depan, dan pekerja mereka perlu
dikembangkan agar bisa menjalankan peran K3 struktural yang digariskan di job descriptionnya masing-masing. Semua pekerja yang terpapar
suatu risiko kritis wajib mendapatkan pelatihan pengendalian risiko kritis tersebut termasuk refreshernya. Semua orang yang memegang posisi
fungsional harus diberi pelatihan yang sesuai agar bisa menjalankan perannya dengan baik. Departemen lain yang berperan melakukan sebagian
pekerjaan keselamatan perlu mendapat pelatihan, minimal sosialisasi.
Departemen K3 yang berkewajiban membuat TNA (Training Need Analysis) dari semua pelatihan K3 di perusahaan untuk memastikan semua
pelatihan minimal berbasis risiko, berbasis legal, berbasis jabatan, berbasis program perusahaan.
Kalau arsitek pengembangan pelatihan K3 di perusahaan ini adalah departemen K3, penyelenggaraan pelatihannya bisa dilakukan oleh
departemen K3 sendiri ataupun dilakukan oleh departemen lain seperti HR.
Kembangkan: Melalui:
Posisi Struktural Pelatihan
Posisi Fungsional Pendampingan
– KTT/WKTT/PJO Coaching
– Steering Committee Mentoring
– Taskforce Counseling
– Fire warden Memberi
– Safety representative info/update
– Volunteer Fire Rescue Publikasi
– Spill Control Tindakan disiplin
Departemen Terkait
Rekanan
Anak Buah
Karyawan baru/transfer
Pengawas (POP, POM, POU)
Karyawan terpapar risiko
kritis
Petugas ER
4) EVALUATOR – MELAKUKAN EVALUASI TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM K3
1. Monitor
2. Inspeksi
3. Observasi
4. Audit
5. Review
5) KOORDINATOR – MENGKOORDINIR IMPLEMENTASI PROGRAM K3
Sepanjang tahun sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember, aktivitas pelaksanaan program K3 di suatu perusahaan itu banyak sekali
macamnya, keterlibatan manajemen, pengawas dan pekerja lintas departemen juga sangat tinggi. Bahkan ada yang harus melibatkan kantor
pusat perusahaan, masyarakat sekitar, aparat pemerintah, serta pihak external. Ini semua perlu dikoordinir dengan terencana dan persiapan yang
baik agar berjalan harmonis dan mencapai hasil maksimal.
Contoh kegiatan K3:
Steering Committee Meeting
Investigation Reporting Meeting
Senior Staff Safety Meeting
Bulanan : Coordination Meeting dengan Corporate
WKTT meeting dengan KTT
CMT Drill
Kuartalan : Organisasi Proteksi Radiasi
Semesteran : Program Bulan K3
Internal Audit
Corporate Audit
System Audit
Internal Fire Rescue Competition
Tahunan : IFRC
16Feb.
984
Matrix Safety Leadership
Posted by: Muhammad Badri Categories: Khas Dari IndoSHE