Anda di halaman 1dari 7

No.

Dok : SOP - 005 - MPP


STANDAR OPERASIONAL Revisi :
Tgl Efektif : 01 Juli 2022
PROSEDUR Halaman : 1 Dari 7
PT. MITRA PADJADJARAN PRIMA
Distribusi : Departemen terkait

MOBILISASI UNIT

LEMBAR PENGESAHAN :

NAMA JABATAN TANDA TANGAN TANGGAL

Rendhie Suswanto Kepala Teknik Tambang (KTT)

Yanto Chief Administratif Officer (CAO)

Dokumen ini merupakan milik PT. Mitra Padjadjaran Prima yang dikendalikan. Informasi yang ada di dalam
dokumen ini, seluruhnya atau sebagian, tidak boleh disebarluaskan tanpa ijin terlebih dahulu dari PT. Mitra
Padjadjaran Prima.
No. Dok : SOP - 005 - MPP
STANDAR OPERASIONAL Revisi :
Tgl Efektif : 01 Juli 2022
PROSEDUR Halaman : 2 Dari 7
PT. MITRA PADJADJARAN PRIMA
Distribusi : Departemen terkait

MOBILISASI UNIT

DAFTAR ISI
No Keterangan Halaman
I Riwayat Perubahan Dokumen 2 dari 7
II Tujuan 3 dari 7
III Ruang Lingkup 3 dari 7
IV Definisi 3 dari 7
V Dokumen Pendukung 4 dari 7
VI Tanggung Jawab 5 dari 7
VII Prosedur Kerja 5 dari 7
VIII Lampiran 7 dari 7

I. Riwayat Perubahan Dokumen

DASAR
REV NO. TANGGAL URAIAN PERUBAHAN
PERUBAHAN
No. Dok : SOP - 005 - MPP
STANDAR OPERASIONAL Revisi :
Tgl Efektif : 01 Juli 2022
PROSEDUR Halaman : 3 Dari 7
PT. MITRA PADJADJARAN PRIMA
Distribusi : Departemen terkait

MOBILISASI UNIT

II. Tujuan
1. Menjamin keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup di tambang, terutama dalam
pelaksanaan mobilisasi unit.
2. Sebagai pedoman bagi seluruh karyawan dalam pelaksanaan mobilisasi unit.

III. Ruang Lingkup


Prosedur ini meliputi seluruh karyawan dan unit yang berada di bawah tanggung jawab dan
pengawasan PT. Mitra Padjadjaran Prima.

IV. Definisi
1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan / unit dan orang di ruang lalu lintas jalan.
2. P2H adalah kependekan dari Pemeriksaan dan Pemeliharaan Harian, atau lebih populer disebut
Pre Start Check. yaitu pemeriksaan terhadap kondisi alat sebelum kita mengoperasikannya.
3. Workshop adalah tempat kerja atau disebut juga bengkel
4. Trailer adalah kendaraan pengangkut barang berat (besar), biasanya panjang dan beroda banyak
5. Pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan/ unit atau orang yang secara langsung
mengawasi calon pengemudi yang sedang belajar atau yang sedang di tes mengemudikan
kendaraan/unit
6. Kendaraan adalah alat transportasi yang memiliki fungsi utama sebagai pengangkut orang atau
alat support produksi berdasarkan ruang lingkup prosedur ini atau alat support lainnya yang
diizinkan oleh KTT PT. Mitra Padjadjaran Prima, namun tidak terbatas pada kendaraan kecil roda
empat (Light vehicle), bus dan kendaraan pengangkut penumpang lainnya yang dipergunakan
sebagai sarana transportasi.
7. Unit di dalam prosedur ini adalah alat - alat yang dapat digunakan sebagai alat transportasi Akan
tetapi tidak memiliki fungsi utama sebagai alat pengangkut orang termasuk didalamnya, namun
tidak terbatas pada (Coal Dump Truck, Water Truck, Fuel Truck, Service Truck, Lub Truck,
Excavator, Dozer, Wheel Dozer, Wheel Loader, MotorGrader, Compactor, Low Buoy, dan Crane
Truck).
8. Kendaraan PT. MPP adalah kendaraan yang menjadi asset PT. Mitra Padjadjaran Prima atau
kendaraan yang di sewa oleh PT. Mitra Padjadjaran Prima dan berada di bawah pengawasan PT.
Mitra Padjadjaran Prima.
No. Dok : SOP - 005 - MPP
STANDAR OPERASIONAL Revisi :
Tgl Efektif : 01 Juli 2022
PROSEDUR Halaman : 4 Dari 7
PT. MITRA PADJADJARAN PRIMA
Distribusi : Departemen terkait

MOBILISASI UNIT

9. Kendaraan Kontraktor / Subkontraktor adalah kendaraan yang menjadi asset


kontraktor./subkontraktor dan atau kendaraan yang di sewa oleh kontraktor/ subkontraktor, dan
berada dibawah pengawasan kontraktor/ sub kontraktor.
10. Surat lzin Mengemudi Perusahaan (SIMPER) adalah Suatu surat tanda bukti yang sah yang
dikeluarkan oleh PT. Mitra Padjadjaran Prima dalam hal di izinkannya seseorang dalam
mengoperasikan kendaraan/unit yang berlaku sesuai dengan surat izin mengemudi (SIM) yang
dikeluarkan oleh kepolisian dan atau sesuai dengan jenis kendaraan /unit yang dioperasikan.
11. Lokasi Kerja adalah seluruh daerah operasional PT. Mitra Padjadjaran Prima sesuai ruang lingkup
prosedur ini.
12. Jalan Tambang atau Jalan Produksi adalah jalan yang terdapat di area pertambangan termasuk
didalamnya dan tidak terbatas pada jalan hauling batubara dan jalan di dalam pit yang digunakan
dan dilalui oleh alat - alat pemindah tanah mekanis dalam kegiatan mengambil, mengangkut dan
menimbun bahan galian tambang.
13. Jalan Proyek adalah jalan yang disediakan untuk kegiatan transportasi barang maupun orang
didalam area tambang sebagai sarana untuk mendukung kegiatan operasi diarea tambang.
14. Area Tambang adalah area yang meliputi kegiatan teknis penambangan seperti lokasi
penambangan, dan area Hauling Road.
15. Lampu Hazard adalah lampu sein kanan dan kiri yang dihidupkan berarti tanda bahaya pada saat
kondisi bahaya.

V. Dokumen Pendukung
1. Undang- Undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang - Undang No- 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
3. PP No. 41 tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan.
4. PP No. 44 tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi.
5. PP No. 96 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan.
6. Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.
7. Kepmen No. 1827/K/30/MEM Tahun 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik.
No. Dok : SOP - 005 - MPP
STANDAR OPERASIONAL Revisi :
Tgl Efektif : 01 Juli 2022
PROSEDUR Halaman : 5 Dari 7
PT. MITRA PADJADJARAN PRIMA
Distribusi : Departemen terkait

MOBILISASI UNIT

VI. Tanggung Jawab


1. Kepala Teknik Tambang PT. Mitra Padjadjaran Prima
Memastikan prosedur ini terlaksana dan terpelihara sesuai dengan ruang lingkup.
2. Operations Superintendent PT. Mitra Padjadjaran Prima
Memantau dan mengontrol implementasi dari prosedur ini sesuai dengan ruang lingkup.
3. HSE Officer PT. Mitra Padjadjaran Prima
Melaksanakan inspeksi dan patrol terhadap ketaatan prosedur ini
4. Setiap Personil PT. Mitra Padjadjaran Prima
Setiap personil yang mengoperasikan kendaraan/unit ini wajib menaati prosedur ini.

VII. Prosedur
1. Umum
a. Sebelum melakukan mobilisasi, lakukan P2H terhadap semua unit yang terlibat.
b. Saat melakukan P2H.
Perhatikan kepala, gunakan helm, sarung tangan dan kacamata pelindung. Saat memeriksa
bagian atas unit, naik/turun unit, berdirilah pada pijakan kaki yang stabil dan selalu
berpegangan. Saat membuka/menutup tutup mesin, perhatikan posisi jari dan tangan, buka
tutup perlahan, setelah selesai, kunci semua penutup.
c. Perhatikan semua lampu rotary dan lampu besar berfungsi dengan baik.
d. Yakinkan bahwa jalur yang dilalui untuk mobilisasi bebas dari hambatan (jembatan, kabel listrik,
dll)

2. Jika selama mobilisasi, unit yang dimobilisasi berjalan sendiri:


a. Diskusikan dengan pihak workshop, untuk menentukan seberapa jauh unit dapat berjalan dan
harus berhenti.
b. Untuk alat berban baja (track), mobilisasi harus memperhatikan jalan yang dilewati. Jika ingin
melaluinya, jalan aspal atau beton harus diberi alas yang berupa karet ban / kayu sehingga
track tidak merusak jalan.

3. Jika mobilisasi menggunakan bantuan trailer:


a. Parkir trailer di tempat yang datar dan aman. Mesin idle kurang lebih 5 menit lalu matikan.
Aktifkan rem parkir dan cabut kunci kontak.
No. Dok : SOP - 005 - MPP
STANDAR OPERASIONAL Revisi :
Tgl Efektif : 01 Juli 2022
PROSEDUR Halaman : 6 Dari 7
PT. MITRA PADJADJARAN PRIMA
Distribusi : Departemen terkait

MOBILISASI UNIT

b. Trailer harus dalam posisi tidak bergerak dan ganjal pada roda bagian depan dan belakang.
c. Harus ada satu orang yang bertugas untuk memberi aba-aba kepada operator unit sehingga
unit berada di atas trailer dengan aman.
d. Pasang rambu – rambu darurat di sekitar tempat pemuatan.
e. Kapasitas trailer harus memadai dengan unit yang akan diangkut. Jangan sekali-kali membawa
melebihi batas maksimum / kapasitas trailer.
f. Ramp tidak boleh terlalu miring, tinggi ramp tidak boleh melewati tinggi ban trailer. Usahakan
naik/turun trailer dilakukan pada permukaan tanah padat yang relatif tinggi sehingga ramp tidak
terlalu curam
g. Naik/turun unit dari trailer harus sepelan mungkin dan lurus.
Ikuti petunjuk pengoperasian, perhatikan landing jack, out rigger atau attachment, di mana:
− Untuk menaikkan excavator, unit dijalankan mundur, setelah track menggantung lebih dari
1/3 panjang ramp, tekan bucket ke tanah sampai unit sejajar lantai trailer, lalu naikkan unit
dengan bantuan dorongan bucket.
− Untuk menaikkan compactor, lakukan di tempat yang datar (setinggi lantai trailer) atau
gundukan tanah. Jika tidak ada, naikkan roda karet dulu, perhatikan kestabilan dan
kecepatan saat naik / turun trailer.
h. Hanya operator yang berpengalaman dan memiliki SIMPER yang boleh menaikkan /
menurunkan unit dari trailer.
i. Saat ramp diturunkan / dinaikkan, perhatikan keadaan sekitar dari orang dan benda-benda lain
yang bisa terkena gerakan ramp.
j. Tidak diperbolehkan ada orang lain di trailer pada saat trailer sedang berjalan (orang harus
berada di dalam kabin prime mover).
k. Selama berada di dalam kabin, harus menggunakan sabuk pengaman. Ikuti aba-aba pemandu,
atur kecepatan naik / turun unit.
l. Semua unit harus diamankan sewaktu di atas trailer dengan ganjal dan rantai pengikat.
m. Setelah unit sempurna berada di atas trailer, turunkan semua attachment, matikan mesin dan
aktifkan rem parkir.
n. Saat mengikat / melepas pengikat, gunakan sarung tangan.
o. Gunakan batang besi untuk menarik / melepas pengunci rantai, hindari melepaskan dengan
tangan telanjang. Jangan sampai tangan berada di antara pipa / pengungkit dengan yang akan
diungkit atau antara ganjal dengan lantai atau antara ganjal dengan ban /track.
No. Dok : SOP - 005 - MPP
STANDAR OPERASIONAL Revisi :
Tgl Efektif : 01 Juli 2022
PROSEDUR Halaman : 7 Dari 7
PT. MITRA PADJADJARAN PRIMA
Distribusi : Departemen terkait

MOBILISASI UNIT

4. Melakukan mobilisasi
a. Kendaraan pengawal harus berada di bagian depan trailer dengan jarak aman 100 – 200 meter.
b. Lampu – lampu kendaraan pengawal termasuk lampu hazard dan rotari harus dalam keadaan
menyala.
c. Kendaraan pengawal harus meyakinkan pemakai jalan dari arah depan bahwa ada pengawalan
kendaraan dan berusaha menepikan dan memberhentikan jika dianggap perlu.
d. Kendaraan pengawal juga harus memperhatikan kendaraan yang dikawal dan mengontrol jarak
aman pada daerah-daerah tertentu seperti tikungan tertutup, jalan menurun, persimpangan, dll.
e. Baik kendaraan pengawal maupun trailer harus tetap mematuhi rambu – rambu lalu lintas yang
ada.
f. Kendaraan pengawal dan trailer harus memiliki sarana komunikasi radio dan menjaga
komunikasi di antara keduanya.
g. Tidak diperkenankan orang yang tidak berkepentingan berada di atas trailer.
h. Ikuti peraturan batas kecepatan yang ada. Atur kecepatan saat memasuki belokan, jalan miring,
menanjak / menurun. Kurangi kecepatan serendah mungkin saat memasuki dan berada di
tikungan dengan radius sebesar apapun. Semakin kecil radius tikungan semakin rendah
kecepatan yang diijinkan.
i. Hindari trailer berhenti di tanjakan / turunan dengan kemiringan tajam. Jika trailer terpaksa
berhenti di tengah jalan, mobil pengawal harus mengamankan lalu lintas, memastikan dan
membantu trailer untuk keperluan ini.
j. Gunakan selalu transmisi terendah sehingga torsi maksimum unit penarik selalu terpelihara.
Jika memasuki jembatan / under pass yang mengharuskan unit diturunkan dari trailer, pimpinan
pengawalan harus mengatur hal ini.

VIII. Lampiran
-

Anda mungkin juga menyukai