PENGAWAS OPERASIONAL
1. POP (Lower Management) adalah seseorang yang tugas dan tanggung jawabnya membawahi langsung para karyawan tingkat pelaksana, atau lebih dikenal dengan sebutan FRONTLINE SUPERVISOR. 2. POM (Middle Management) adalah seseorang yang tugas dan tanggung jawabnya membawahi level Lower Management atau Frontline Supervisor. 3. POU (Top Management) adalah seseorang yang tugas dan tanggung jawabnya membawahi level Middle Management.
3 Kep.Dir.GSDM 0228.K/40/DJG/2002
PENGAWASAN OPERASIONAL
1. KTT dalam melakukan tugas dan fungsinya dibidang K3
pada pekerjaan di tambang, permesinan dan perlistrikan serta peralatannya dibantu oleh petugas yang bertanggung jawab atas unit organisasi perusahaan yang bersangkutan. 2. Dalam hal pengusaha belum mengangkat petugaspetugas tersebut KTT dapat menunjuk atau mengangkat petugas dimaksud. 3. Petugas-petugas yang ditunjuk atau diangkat oleh KTT dimaksud dalam melaksanakan tugasnya disebut sebagai PENGAWAS OPERASIONAL atau PENGAWAS TEKNIS dan BERTANGGUNGJAWAB kepada KTT.
11 Kep.MPE 555.K 1995
PENGERTIAN
RESPONSIBILITY
(TANGGUNG JAWAB) Keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(Kamus besar bahasa Indonesia)
ACCOUNTABILITY
(KEADAAN UNTUK DIPERTANGGUNG JAWABKAN) Keadaan dapat dimintai pertanggungan jawab
(Kamus inggris Indonesia, John M.Echol dan Hasan Shadily)
ACCOUNTABILITY
Someone who is accountable is completely responsible for what they do and must be able to give a statisfactory reason for it.
seseorang dapat mengkur tanggung jawab atas apa yang mereka lakukan dan harus mampu untuk memberikan penjelasan atas tanggung jawab tersebut.
orang yang accountable adalah orang yang responsible terhadap apa yang mereka kerjakan dan kinerjanya dapat dihitung dengan cara merinci pekerjaan yang tadinya bersifat kualitas/tidak dapat dihitung menjadi dapat dihitung secara kuantitas (TERUKUR). Sehingga kinerja dari suatu kegiatan dapat dinilai dengan angka-angka.
RESPONSIBILITY PENGAWAS
Keadaan/kewajiban dimana seorang pengawas menjalankan kewajiban-kewajiban yang ditugaskan kepadanya dan bertanggung jawab terhadap atasannya. BIASANYA BELUM TERINCI.
ACCOUNTABILITY PENGAWAS
Keadaan/kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengawas dan kewajiban tersebut telah dirinci/didetilkan yang tadinya tidak dapat dihitung (intangible) menjadi dapat dihitung (tangible) sehingga kinerja pengawas tersebut dapat dihitung atau dinilai/diaudit pada waktu tertentu.
PENGAWAS
Penghubung antara Pihak Manajemen dengan Pekerja/ bawahan. First Line Supervisor yang bertanggung jawab atas ditaatinya peraturan perundang-undangan K3 di wilayah tanggung jawabnya. Kebijakan Perusahaan : Bekerja seefektif dan seefisien mungkin untuk menghasilkan produksi yang tinggi namun tetap aman.
TANGGUNG JAWAB
Semua
melaksanakan
tertentu
Pengawas
adalah ujung tombak dalam usaha meniadakan TTA dan menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi para pekerjanya.
PEMERIKSAAN HARIAN
TUJUANNYA :
Memastikan bahwa semua peralatan dan cara kerja aman. Memastikan tugas yang diberikan telah dipahami. Melakukan tindakan perbaikan terhadap TTA dan KTA.
STANDAR PELAKSANAAN
1. Pada awal gilir kerja Pengawas melaksanakan inspeksi umum di area kerja, meliputi : Jalan masuk, peralatan, area kerja, pemahaman SOP, tindakan terhadap TTA dan KTA Pengawas mengisi lembar checklist pemeriksaan safety harian Check list diperiksa dan ditanda tangani atasan Departemen membuat file pemeriksaan
2.
3.
4.
TARGET
KUANTITAS
Pengawas lini depan melakukan setiap hari gilir kerja Atasan memeriksa dan menandatangani
KUALITAS
Pemeriksaan safety harian harus mencakup area kerja Tindakan perbaikan selama ditemukan Hasil pemeriksaan ditandatangani atasan
FUNGSI PENGAWAS
Sebagai penghubung/mediator antara manajemen dengan karyawan dilapangan
Mampu menggerakkan para menuju tujuan perusahaan Memotifasi agar selalu bekerja dengan aman karyawan dan
produktif
PERANAN PENGAWAS
1. Poduction oriented. Menggerakkan bawahan untuk kerja produktif 2. Employe oriented. Mengetahui kebutuhan bawahan dan atasan Mengetahui apa yang sedang dilakukan Mengetahui kondisi tempat kerja dan alat yang dipakai Memberikan bimbingan, pelatihan, nasehat loyal, sensitivenes, komunikasi, kerjasama 3. Safety oriented. Mempunyai basic safety phylosophy, safety and
WEWENANG PENGAWAS
Mengatur anak buah Mengatur pekerjaan Mengawasi pelaksanaan
PERANAN SUPERVISOR
UNDER STANDING OTHERS LOCKING AFTER ADVISOR/INSTRUCTOR DELEGATION
SUPERIOR
PEERS
UNDERSTANDING OTHERS
MENGETAHUI KEBUTUHAN BAWAHAN DAN ATASAN SALING MEMPERCAYAI
TIDAK APRIORI
LOCKING AFTER
MENGETAHUI TENTANG BAWAHANNYA
Dimana berada Sedang melakukan apa Bagaimana kondisi tempat kerja Peralatan apa yang dipakai Terlatih/trampil utk pekerjaan yang ditugaskan Punya otoritas/wewenang untuk alat/ kendaraan atau pekerjaan yang ditugaskan
ADVISOR/INSTRUCTOR
MEMBERIKAN
Bimbingan Nasehat Pengarahan Pelatihan
Koreksi
SUPERIOR
LOYAL KOMUNIKASI ASSERTIVINESS
PEERS
KERJASAMA
TERBUKA
SALING MENDUKUNG KOMUNIKATIF
10 KUNCI SUPERVISI K3
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Penentuan tata pelaksanaan kerja (standar operasi) Perbaikan metode kerja Penempatan pekerja yang tepat Pembinaan dan pengawasan dalam menjalankan tugas Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja Pemeliharaan syarat lingkungan kerja Pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja Penyelesaian pada waktu ditemukan kelainan dan waktu terjadinya kecelakaan 9. Peningkatan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja 10. Kreativitas untuk mecegah kecelakaan kerja
4. Mampu memilih topik dan waktu yang tepat untuk safety talk dan mampu menguasai cara mempresentasi topik agar menarik dan mudah dimengerti oleh peserta pertemuan, mendokumentasikan, menindaklanjuti serta memonitor hasil/rekomendasi dari safety meeting. 5. Memahami prinsip, jenis-jenis, dan tahapan inspeksi sehingga dapat merencanakan, melaksanakan dan memonitor hasil inspeksi. 6. Memahami tentang tujuan investigasi kecelakaan, faktorfaktor kecelakaan, membuat format pelaporan kecelakaan, pengamanan lokasi kecelakaan, teknik memilih dan mengumpulkan data atau bukti, teknik wawancara terhadap saksi, teknik analisa, membuat rekomendasi, membuat laporan investigasi kecelakaan.
6 Kep.Dir.GSDM 0228.K/40/DJG/2002
7. Mengetahui tujuan, metode pembuatan JSA, mengidentifikasi tugas yang kritis, mengurai tugas menjdi langkah-langkah, mengidentifikasi potensi bahaya dan kerugian, membuat tindakan pencegahan yang efektif terhadap potensi bahaya dan kerugian tersebut dan menerapkan pada pelaksanaan tugasnya. 8. Memahami teknik pengamatan total dengan menggunakan indera mata, hidung, telinga, dan peraba, mengetahui urutan prioritas dari objek yang harus diamati dan memahami tindakan agar perbuatan yang tidak aman tidak terulang kembali. 9. Memahami rancangan keadaan darurat dan memahami tindakan pada saat terjadi keadaan darurat.
6 Kep.Dir.GSDM 0228.K/40/DJG/2002