Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/318118585

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO K3 PADA TINDAKAN


PERAWATAN & PERBAIKAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC (HAZARD
IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT RISK CONTROL) PADA PT. X

Conference Paper · December 2015

CITATION READS

1 24,312

3 authors, including:

Supriyadi Supriyadi Ahmad Nalhadi


Universitas Serang Raya Universitas Serang Raya
11 PUBLICATIONS   11 CITATIONS    4 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Supriyadi Supriyadi on 04 July 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO K3 PADA TINDAKAN


PERAWATAN & PERBAIKAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC (HAZARD
IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT RISK CONTROL) PADA PT. X
Supriyadi1, Ahmad Nalhadi2, Abu Rizaal 3
1)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya
21)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya
31)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya
Jl. Raya Serang – Cilegon Km. 05 (Taman Drangong), Serang – Banten
E-mail: supriyadimti@gmail.com 1), irqi02@gmail.com 2), aburizaal-mncc@msn.com 3)

ABSTRAKS
Setiap lingkungan atau tempat kerja mengandung potensi bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu upaya
pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh
tindakan orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaan-keadaan lingkungan atau
proses dan sistem yang tidak aman (unsafe condition). Pengidentifikasian bahaya dan risiko kerja merupakan
tahap awal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian adalah mencegah terjadinya
bahaya risiko K3 terhadap tindakan perawatan, dan mengetahui sumber bahaya keselamatan dan kesehatan
kerja dalam tindakan perawatan dan perbaikan dalam sistem yang diterapkan. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif yang mendeskripsikan terkait identifikasi dan penilaian risiko K3. Pengambilan
data mengenai identifikasi dan penilaian risiko dianalisa dengan HIRARC (Hazard Identification Risk
Assessment and Risk Control), kemudian akan dievaluasi dan ditentukan upaya perbaikan dan pengendalian
risiko bahaya di tempat kerja sehingga tempat kerja menjadi aman. Hasil penelitian ini adalah hasil risk
assessment teridentifikasi 70 resiko dari 52 bahaya dari 5 proses tindakan perawatan dan perbaikan yang di
klasifikasikan risiko rendah 16 %, sedang 54 %, tinggi 27% dan extrim 3%. Pengendalian risiko untuk terkena
sengatan listrik pada saat menghidupkan panel operasional, tindakan pengendalian/penurunan risiko dapat
dilakukan dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan sarung tangan kulit, iritasi karena percikan dan
terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan pernafasan karena menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan
pengendalian/pengurangan risiko dengan menggunakan APD (googles, masker) MSDS material, serta larangan
makan dan minum di tempat kerja, kebakaran, tindakan pengendalian resiko dapat dilakukan yaitu penyedian
alat pemadam kebakaran dan Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan pengendalian yang dilakukan dengan
menggunakan APD yaitu safety belt dan body harness pada saat bekerja di tempat ketinggian serta melakukan
rekayasa engineering atau modifikasi pemasangan hand rail

Kata Kunci: Risiko, Keselamatan Kerja, Identifikasi Bahaya dan HIRARC.

1. PENDAHULUAN adalah salah satu tugas utama departemen


1.1 Latar Belakang Masalah maintenance untuk menjaga tingkat kesiapan alat
Setiap lingkungan kerja mengandung potensi dan fasilitas serta infastuktur agar dapat beroperasi
bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu upaya secara lancar sesuai yang dikehendaki oleh karena
pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi itu tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi menjadi peran utama
karena adanya risiko keselamatan dan kesehatan
kerja (K3). Secara garis besar penyebab kecelakaan
kerja disebebkan oleh faktor-faktor, yaitu tindakan
orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja
(unsafe action) dan keadaan-keadaan lingkungan
atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe
condition).
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan
identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta
pengendalian untuk mencegah dan mengurangi
potensi terjadinya kecelakaan kerja agar perusahaan
mencapai tujuan program K3 yaitu zero accident
sesuai apa yang diinginkan oleh perusahaan dan
Gambar 1. Tinjauan Incident dan Accident
pihak-pihak terkait.
Kelancaran kegiatan operasional dan kesiapan
alat, fasilitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya

281
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015

Tindakan proses perbaikan dan perawatan dapat peusahaan (Ramli, 2010). Implementasi K3 dimulai
berpotensi terjadi kecelakan kerja karena (unsafe dengan perencanaan yan baik dimulai dengan
action) atau pun (unsafe condition), dengan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
melakukan identifikasi bahaya dan risiko serta risiko HIRARC (Hazard Identification, Risk
pengendalianya dengan metode JSA (Job Safety Assessment, and Risk Control). Penilaian risiko
Analysis) dapat mengurangi terjadinya kecelakaan menurut standard AS/NZS 4360, kemungkinan atau
kerja. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA Likelihood diberi rentang antara suatu risiko yang
(Job Safety Analysis) adalah Identifikasi bahaya jarang terjadi sampai dengan risiko yang terjadi
yang berhubungan dengan setiap langkah dari setiap saat.
pekerjaan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan HIRARC menurut OHSAS 18001 adalah
kerja serta menentukan bagaimana untuk mengontrol merupakan elemen pokok dalam sistem manajemen
bahayanya tetapi dalam hal ini kekurangan metode keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan
JSA (Job Safety Analysis) adalah tidak dapat langsung dengan upaya pencegahan dan
menganalisa risiko dan menilai bahaya risiko atau pengendalian bahaya di samping itu HIRARC
risk assessment yang ada dalam tindakan perbaikan (Hazard Identification Risk Assessment and Risk
dan perawatan infastuktur di PT X Control) juga merupakan bagian dari “Risk
Metode HIRARC (Hazard Identification Risk Management” yang harus dilakukan di seluruh
Assessment and Risk Control) adalah serangkaian aktivitas organisasi untuk menetukan kegiatan
proses identifikasi bahaya yang terjadi dalam organisasi yang mengandung potensi bahaya dan
aktivitas rutin maupun non rutin di perusahaan yang menimbulkan dampak serius terhadap keselamatan
diharapkan dapat dilakukan usaha untuk pencegahan dan kesehatan kerja (Ramli, 2010). Identifikasi
dan pengurangan terjadinya kecelakaan kerja yang bahaya adalah landasan dari program pencegahan
terjadi di perusahaan, dan menghindari serta kecelelakaan atau pengendalian risiko. Tanpa
minimalisir risiko dengan cara yang tepat dengan mengenal bahaya maka tidak dapat ditentukan
menghindari dan mengurangi risiko terjadinya sehingga upaya pencegahan dan pengendalian risiko
kecelakaan kerja serta pengendaliannya dalam tidak dapat dijalankan
melakukan proses kegiatan perbaikan dan perawatan Berikut ini merupakan langkah-langka
sehingga prosesnya menjadi aman. Identifikasi manajemen resiko dengan menggunakan HIRARC
bahaya serta penilaian risiko dan pengendaliannya (Suma’mur, 1986):
merupakan bagian dari sistem manajemen risiko 1. Hazard Identification
yang merupakan dasar dari SMK3 sistem Proses pemeriksaan tiap – tiap area kerja
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dengan tujuan untuk mengidentifikasi semua
terdiri dari identifikasi bahaya (hazard bahaya yang melekat pada suatu pekerjaan.
identification), penilaian risiko (risk assessment) dan 2. Risk Assesment
pengendalian risiko (risk control) Suatu proses penilaian risiko terhadap adanya
Tujuan dari penelitian adalah untuk mangetahui bahaya di tempat kerja.
tingkat bahaya dan risiko K3 pada tindakan 3. Risk Control
perbaikan dan perawatan dengan metode HIRARC Suatu proses yang digunakan untuk
(Hazard Identification Risk Assessment and Risk mengidentifikasi dan mengendalikan semua
Control) dan melakukan pencegahan dan kemungkinan bahaya ditempat kerja serta
pengendalian kecelakaan kerja dapat memberikan melakukan peninjauan ulang secara terus
alternatif perbaikan manajemen K3. menerus untuk memastikan bahwa pekerjaan
mereka telah aman
1.2 Tinjauan Pustaka Penilaian potensi bahaya yang diidentifikasi
Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan bahaya risiko melalui analisa dan evaluasi bahaya
kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya risiko yang dimaksudkan untuk menentukan
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik besarnya risiko dengan mempertimbangkan
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada kemungkinan terjadi dan besar akibat yang
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya ditimbulkan. Dari hasil analisa dapat diditentukan
dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan peringkat nilai risiko sehingga dapat di lakukan
makmur. Salah satu tujuan K3 adalah untuk penilaian risiko yang memiliki dampak penting
mencapai Zero Accident. (Ramli. 2010.) terhadap perusahaan dan risiko tidak penting.
Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya Hasil analisa risiko dievaluasi dan dibandingkaan
mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya dengan kriteria yang telah ditetapkan atau baku dan
kecelakaan yang tidak diinginkan secara norma yang berlaku untuk menetukan apakah risiko
komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu tersebut penting atau tidak penting, jika penting
kesisteman yang baik. Manajemen risiko K3 harus dikelola atau ditangani dengan baik. Kendali
berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di (kontrol) terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah
tempat kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi tindakan-tindakan yang diambil untuk

282
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015

meminimalisir atau mengeliminasi risiko kecelakaan


kerja melalui eliminasi, subtitusi engineering control
warning system administrative control dan alat Tabel 3. Skala “Risk Matrik” Pada Standard
pelindung diri AS/NZS 4360
Berikut ini matrik yang digunakan untuk
penilaian dalam jurnal penyusunan HIRARC Konsekuensi
Kemungkinan
(Irawan, Panjaitan dan Bendatu 2015) 1 2 3 4 5
5 H H E E E
Tabel 1 Skala “Probability” Pada Standard 4 M H E E E
AS/NZS 4360 3 L M H E E
2 L L M H E
Tingkat Kriteria Penjelasan 1 L L M H H
Insignifican Tidak ada kerugian,
1 (tidak material sangat kecil Hasil dari risk assessment akan dijadikan dasar
bermakna) untuk melakukan risk control. Kendali (kontrol)
Cidera ringan terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah tindakan
memerlukan perawatan yang diambil untuk meminimalisir atau
p2k3 langsung dapat mengeliminasi risiko kecelakaan kerja melalui
2 Minor (kecil)
ditangani di lokasi eliminasi, subtitusi engginering control warning
kejadian, kerugian system administrative control dan alat pelindung diri
material sedang
Hilang hari kerja, 1.3 Metode Penelitian
Moderate memerlukan perawatan Metode penelitian yang digunakan adalah
3 penelitian deskriptif. Menurut Nurbuko (2005),
(sedang) medis, kerugian material
cukup besar. metode deskriptif yaitu memberikan gambaran
Cidera mengakibatkan secara jelas suatu masalah dan keadaan berdasarkan
cacat atau hilang fungsi data-data yang sebenarnya, sehingga hanya
4 Major (besar) merupakan pengungkapan suatu fakta dan data yang
tubuh secara total
kerugian material besar diperoleh serta digunakan sebagai bahan penulisan.
Catastrophic Menyebabkan bencana Analisis pengumpulan data yang dilakukan dalam
5 penelitian ini adalah pengamatan lapangan dan
(bencana) material sangat besar
analisis dokumen dengan metode HIRARC (Hazard
Identification Risk Assessment and Risk Control)
Tabel 2. Skala “Severity” Pada Standard AS/NZS dengan tahapan mengidentifikasi bahaya dan menilai
4360 risiko serta pengendalianya kemudian dilakukan
analisis risk rating untuk mengetahui tingkat risiko
Tingkat Kriteria Penjelasan yang ada.
Insignifican Tidak ada kerugian
1 (tidak material sangat kecil 2. PEMBAHASAN
bermakna) Pengolahan data akan dilakukan dengan metode
Cidera ringan HIRARC yang terdiri dari hazard identification, risk
memerlukan perawatan assessment, dan risk control. Potensi penurunan risk
Minor p2k3 langsung dapat rating akan dibuat setelah pembuatan risk control.
2 Potensi penurunan dibuat sebagai acuan atau target
(kecil) ditangani di lokasi
kejadian kerugian material dari hasil risk control.
sedang
Hilang hari kerja, 2.1 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
Proses identifikasi bahaya adalah proses lanjutan
Moderate memerlukan perawatan
3 dari identifikasi kegiatan, pada proses identifikasi
(sedang) medis, kerugian material
cukup besar. bahaya akan dilakukan penjabaran resiko dari setiap
kegiatan yang sudah diidentifikasi.
Cidera mengakibatkan
Adapun bagian-bagian yang terdapat pada bagian
Major cacat atau hilang fungsi
4 ini kegiatan atau aktivitas yang dilakukan yaitu:
(besar) tubuh secara total
pekerjaan panas yang di dalamnya terdapat
kerugian material besar
pengelasan, pengerindaan, pemotongan, serta
Catastrophic Menyebabkan bencana
5 pengeboran. Pekerjaan dingin bekerja di ketinggian,
(bencana) material sangat besar
pengecatan perbaikan intalasi pipa, perbaikan
mesin/pompa sera perbaikan listrik, civil dan
mechanic. Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan

283
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015

dalam kegiatan perawatan. Tindakan perawatan pendek


infrastuktur paling banyak adanya kecelakaan dan - Manusia Cedera anggota badan
- Lingkungan -
perbuatan yang mengarah pada tindakan yang - Asset Kebakaran/ledakan
mengandung bahaya kerja selalu diikuti dengan
potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya
perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang
salah atau tidak semestinya, pemakaian alat
pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain
yang terjadi dilingkungan kerja. Konsultasi dengan 2.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment)
karyawan yang berpengalaman adalah salah satu hal Penilaian potensi bahaya yang diidentifikasi
yang paling mudah dan efektif dalam proses bahaya risiko melalui analisa dan evaluasi bahaya
pengidentifikasian bahaya di tempat kerja, karyawan risiko yang dimaksudkan untuk menentukan
tersebut lebih tahu apa saja yang dapat dilakukan besarnya risiko dengan mempertimbangkan
dengan cara yang salah dan mereka tahu alasan kemungkinan terjadi dan besar akibat yang
kenapa, berdasarkan pengalaman kerja mereka ditimbulkan. Penelitian resiko (risk assessment)
sebelumnya. mencakup dua tahap proses yaitu menganalisa resiko
Adapun bagian-bagian yang terdapat pada bagian (risk analysis) dan mengevaluasi risiko (risk
ini kegiatan atau aktivitas yang dilakukan yaitu: evaluation). Kedua tahap ini sangat penting karena
pekerjaan panas yang di dalamnya terdapat akan menentukan langkah dan strategi pengendalian
pengelasan, pengerindaan, pemotongan, serta risiko.
pengeboran. Pekerjaan dingin bekerja di ketinggian, Parameter yang digunakan untuk melakukan
pengecatan perbaikan intalasi pipa, perbaikan penilaian resiko adalah likelihood dan severity.
mesin/pompa sera perbaikan listrik, civil dan Likelihood adalah probabilitas terjadinya kecelakaan
mechanic. Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan kerja. Parameter pengukuran likelihood yang
dalam kegiatan perawatan. Tindakan perawatan digunakan dalam penelitian ini adalah seberapa
infrastuktur paling banyak adanya kecelakaan dan sering terjadinya kegiatan yang dapat memicu
perbuatan yang mengarah pada tindakan yang kecelakaan kerja. Risk rating menggambarkan
mengandung bahaya kerja selalu diikuti dengan seberapa besar dampak dari potensi bahaya yang
potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya diidentifikasi yang kemudian akan dilihat dengan
perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang bantuan tabel risk matrix. Contoh dari risk
salah atau tidak semestinya, pemakaian alat assessment pada Tabel 5.
pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain
yang terjadi dilingkungan kerja. Contoh hasil dari Tabel 5. Penilaian Resiko Pengelasan
hazard identification dapat dilihat pada Tabel 4. Signfikan
No Proses Potensi Bahaya Risiko S P Nilai
Resiko
1 Pengelasan Percikan api las
Tabel 4. Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
Terhadap Manusia . Cedera anggota badan 2 2 4 Sedang
No Proses Potensi Bahaya Risiko
Terhadap Lingkungan
1 Pengelasan A. Terkena asap las Terhadap Asset Kebakaran/Kerusakan asset 4 3 12 Ekstrim
- Manusia Ganguan pernafasan
- Lingkungan -
- Asset - Hasil Penilaian berdasarkan risk assessment
terdapat 70 risiko bahaya dalam tindakan perawatan
B. Percikan api las infrastuktur. Penilaian risiko ditujukan untuk
- Manusia Cedera anggota badan menyusun prioritas penanganan bahaya yang sudah
- Lingkungan
- Asset Kebakaran/kerusakan diidentifikasi. Tindakan kontrol dimulai dari bahaya
asset yang mempunyai risiko tinggi kemudian yang lebih
rendah tingkat bahayanya. Nilai risiko yang ada
C. Radiasi sinar las
- Manusia
dalam tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur
Ganguan penglihatan
- Lingkungan - untuk sebagian besar jenis kegiatan risiko bahanya
- Asset - sedang 54%, terdapat juga risiko tinggi 27%, rendah
16% dan extrim 3% Prioritas risiko yang perlu
D. Tersengat arus
listrik
dilakukan adalah meniminalisir risiko yang ada,
- Manusia Cedera anggota dengan cara rekayasa engineering/modifikasi,
badan/kematian training, instruksi kerja dan pemakaian alat
- Lingkungan - pelindung diri yang sesuai.
- Asset - Persentase hasil risk assessment dapat dilihat
E. Hubugan arus Gambar 2 melihat tingkat risiko pada kegiatan

284
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015

proses tindakan perbaikan dan perawatan nasional Indonesia nomor 04-0225-2000 mengenai
infarstuktur penting maka perlu dilakukan risk persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000)
control atau pengendalian untuk meminimalisir dan membuat intruksi kerja pemasangan atau
tingkat risiko yang ada. instalasi di tempat kerja.
Untuk iritasi karena percikan dan terserap ke
dalam mata dan kulit, gangguan pernafasan karena
menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan
pengendalian/pengurangan risiko dengan
menggunakan APD (googles, masker) MSDS
material, serta larangan makan dan minum di tempat
kerja. Hal ini sesuai dengan UU No. Tahun 1970
pasal 13 tentang keselamatan kerja, yaitu kewajiban
bila memasuki tempat kerja dan Kepmenaker.
333/MEN/1989 tentang diagnosis dan pelaporan
penyakit akibat kerja dan Kepmenaker.
187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia
Gambar 2. Persentase Risiko berbahaya serta PP No. 18 tahun 1999 revisi PP
101/2014 di pengendalian sampah B3 padat/non
organik, dan IK Waste Management di tempat kerja
2.3 Pengendalian Risiko (Risk Control) serta di lakukan sosialisai dan pelatihan pengunaan
Risk control bertujuan untuk meminimalkan APD yang benar dan penanganan bahan kimia .
tingkat risiko dari potensi bahaya yang ada. Contoh Untuk kebakaran, tindakan pengendalian resiko
dari risk control dapat dilihat pada Tabel 6 dapat dilakukan yaitu penyedian alat pemadam
kebakaran. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1
Tabel 6. Risk Control tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Permenaker
No. 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan
Potensi Signfikan Rencana Legal & Other
dab pemeliharaan APAR, dan Kep. 186/MEN/1999
Proses
Bahaya
Risiko
Resiko Pengendalian
Pengendalian
Requiremet
tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat
kerja. PerMenaker Per 02/Men/1983 tentang
Pengelasan Percikan api
las
Penetapan sistem permit to work meliputi:
Terhadap . Cedera Sedang 4 Alat Pelindung PerMankerTrans
Penentuan sistem proteksi dari proses pengelasan
Manusia anggota Diri (sarung No: dan. Kesiapan peralatan penanganan kondisi darurat
badan tangan las, Masker 08/MEN/VII/201 serta melalukan sosialisasi dan pelatihan tanggap
Las dan helmet 0 darurat
Terhadap Lingkungan Untuk kebisingan, tindakan pengendalian yang
Terhadap Kebakaran/ Ekstrim 6,7 Penetapan sistem PerMenaker dilakukan dengan menggunakan APD berupa eur
Asset Kerusakan permit to work Per02/Men/1983 plug dan noise monitoring. Hal ini telah sesuai
asset meliputi : dengan UU No. 1 tahun 1970 pasal 13 tentang
Penentuan sistem keselamatan kerja, yaitu kewajiban bila memasuki
proteksi dari tempat kerja dan Kep. 51/MEN/1999 tentang nilai
proses pengelasan ambang batas (NAB) faktor fisika di tempat kerja.
dan Kesiapan
Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan
peralatan
pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan
penanganan
kondisi darurat
APD yaitu safety belt dan body harness pada saat
bekerja di tempat ketinggian serta melakukan
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau rekayasa engineering atau modifikasi pemasangan
menurunkan tingkat risiko agar menjadi rendah hand rail. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1
yaitu: tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
Untuk terkena sengatan listrik pada saat
menghidupkan panel operasional, tindakan 3. KESIMPULAN
pengendalian/penurunan risiko dapat dilakukan Hasil identifikasi terdapat 52 bahaya risiko dari 5
dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan proses kegiatan dan risk assessment terdapat 70
sarung tangan kulit. Hal ini sesuai dengan UU No. 1 risiko bahaya dalam tindakan perawatan. Kontrol
Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja, dimulai dari bahaya yang mempunyai risiko tinggi
yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan Per. kemudian yang lebih rendah tingkat bahayanya
03/MEN/1998 tentang cara pelaporan dan sehingga prosesnya menjadi aman. Nilai risiko
pemeriksaan kecelakaan serta pemasangan instalasi tindakan perawatan dan perbaikan infastuktur untuk
listrik telah sesuai dengan Kepmenaker. risiko bahaya rendah 16% sedang 54%, terdapat
75/MEN/2002 tentang pemberlakuan (SNI) standard risiko tinggi 27%, dan extrim 3%.

285
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015

Pengendalian resiko yang diusulkan antara lain


adalah untuk terkena sengatan listrik pada saat
menghidupkan panel operasional, tindakan
pengendalian/penurunan risiko dapat dilakukan
dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan
sarung tangan kulit, iritasi karena percikan dan
terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan
pernafasan karena menghirup gas/uap dapat
dilakukan tindakan pengendalian/pengurangan risiko
dengan menggunakan APD (googles, masker)
MSDS material, serta larangan makan dan minum di
tempat kerja, kebakaran, tindakan pengendalian
resiko dapat dilakukan yaitu penyedian alat
pemadam kebakaran dan Untuk jatuh dari
ketinggian, tindakan pengendalian yang dilakukan
dengan menggunakan APD yaitu safety belt dan
body harness pada saat bekerja di tempat ketinggian
serta melakukan rekayasa engineering atau
modifikasi pemasangan hand rail

PUSTAKA
Irawan, S, Panjaitan, T, WS, & Bendatu, L, M,
2015. Penyusunan Hazard Identification Risk
Assessment and Risk Control (HIRARC) di PT.
X, Jurnal Titra, Vol. 3 (1): 15-18.
Mangkunegara, A. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Narbuko, A. 2005 Metodologi Penelitian. Jakarta :
Bumi Aksara.
Peraturan Menteri No. PER-05/MEN/1996 tentang
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja Jakarta: Departemen Tenaga Kerja.
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta:
PT. Dian Rakyat
Standard Australia License. 1999. AS/NZS
4360:1999 Risk managementin Security Risk
Analysis, Brisbane: ISMCPI
Suma’mur, PK. 1986. Keselamatan Kerja dan
Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.
Wijaya, A, Panjaitan, WS & Palit, H,C, Evaluasi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan
Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand
Indonesia, Jurnal Titra, Vol 3(1); 29-34.

286

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai